Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN DAN MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN

MATA KULIAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Dosen pengampu : Dr. H. Maman Achdiyat. MM.

DISUSUN OLEH :
ANISA RAHAYU
NPM : 201713500469
R3F

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
TAHUN 2018
1. Pengertian Model
Pembelajaran
 Pengertian Motivasi 2. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model
Pembelajaran
 Pertimbangan terhadap tujuan yang
hendak dicapai
 Pertimbangan yang berhubungan
dengan bahan/materi pembelajaran
 Pertimbangan dari sudut peserta didik
atau siswa
 Pertimbangan lainnya yang bersifat
nonteknis

MATERI 5
Pengertian dan
Model-model 3. Pola-pola Pembelajaran
Pembelajaran A. Pola pembelajaran tradisional 1
B. Pola pembelajaran tradisional 2
C. Pola pembelajaran guru dan media
D. Pola pembelajaran bermedia

4. Ciri-ciri Model
Pembelajaran
 Ada 6 ciri-ciri model
pembelajaran

5. Model Pembelajaran Berdasarkan


Teori
A. Model interaksi sosial
B. Model pemrosesan informasi
C. Model personal
D. Model modifikasi tingkh laku
1. Pengertian Model Pembelajaran
Upaya mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka
diperlukan suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran menggunakan
beberapa metode. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjukkan pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif
atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri serta pembelajaran
induktif.
Sedangkan model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan
berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis
sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya.

2. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model


Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya,
yaitu:
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa.
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.

3. Pola-pola Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Didasari oleh
adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.
Barry Morris (1963:11) mengklarifikasikan empat pola pembelajaran yang
digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
1. Pola Pembelajaran Tradisional 1

PENETAPAN ISI
TUJUAN DAN METODE
GURU SISWA

2. Pola Pembelajaran Tradisional 2

PENETAPAN ISI GURU DENGAN


TUJUAN DAN METODE MEDIA
SISWA
3. Pola Pembelajaran Guru dan Media
GURU
PENETAPAN ISI
TUJUAN DAN METODE
SISWA
MEDIA

4. Pola Pembelajaran Bermedia

PENETAPAN ISI
TUJUAN DAN METODE
MEDIA SISWA

Pola-pola pembelajaran di atas memberikan gambaran bahwa seiring dengan pesatnya


perkembangan media pembelajaran, baik software maupuan hardware, akan membawa
perubahan bergesernya peranan guru sebagai penyampai pesan. Guru tidak lagi berperan
sebagai satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat
memperoleh informasi dari berbagai media dan sumber belajar. Sekarang atau masa yang
akan datang, peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi ia harus mulai berperan
sebagai directior of learning, yaitu sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan
belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar.

4. Ciri-ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki ciri-ciri, yaitu:
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; (4) sistem
pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, seperti: (1) dampak
pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil
belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.

5. Model Pembelajaran Berdasarkan Teori


1. Model Interaksi Sosial
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field theory). Model Interaksi
Sosial menitik beratkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat
(learning to life together). Pembelajaran akan lebih bermakna, bila materi diberikan
secara utuh, bukan bagian-bagian.
Aplikasi Teori Gestalt dalam pembelajaran, yaitu:
1) Pengalaman (insight/tilikan). Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya
memiliki kemampuan insight, yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-
unsur dalam suatu objek.
2) Pembelajaran yang bermakna. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki
makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya di masa yang
akan datang.
3) Perilaku yang bertujuan. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan
tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang
akan dicapai.
4) Prinsip ruang hidup (life space). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan /
medan di mana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan
dengan situasi lingkungan d imana siswa berada (kontekstual).

Model Interaksi Sosial ini mencakup strategi pembelajaran, yaitu:


1) Kerja kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam
proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan
discovery skills dalam bidang akademik.
2) Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri
dan rasa tangggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
3) Pemecahan masalah sosial, bertujuan mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
4) Bermain peranan, bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
5) Simulasi sosial, bertujuan membantu siswa mengalami berbagai kenyataan sosial
serta menguji reaksi mereka.

2. Model Pemrosesan Informasi


Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan / menerima stimuli dari
lingkungan mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan
menggunakan simbol verbal dan visual.
Pembelajaran merupakan keluran dari pemrosesan informasi yang berupa
kecakapan manusia, terdiri dari: (1) informasi verbal; (2) kecakapan intelektual; (3)
strategi kognitif; (4) sikap; dan (5) kecakapan motorik. Delapan fase proses
pembelajaran menurut Robert M. Gagne:
1) Motivasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk
mencapai tujuan tertentu.
2) Pemahaman, individu menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari
pembelajaran.
3) Pemerolehan, individu memberikan makna / mempersepsi segala informasi
sehiingga terjadi proses penyimpanan dalam memori siswa.
4) Penahanan, menahan informasi / hasil belajar agar dapat digunakan jangka
panjang.
5) Ingatan kembali, mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, bila ada
rangsangan.
6) Generaalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.
7) Perlakuan, perbujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran.
8) Umpan balik, individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukan.
Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik di kelas berkaitan
dengan pembelajaran pemrosesan informasi:
1) Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa
2) Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan
dibahas.
3) Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah direncanakan.
5) Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
7) Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8) Melaksanakan penilaian proses dan hasil.
9) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan
pengalamannya.
Model Proses Informasi meliputi beberapa strategi pembelajaran, yaitu:
a. Mengajar induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
membentuk teori.
b. Latihan memecahkan masalah (inquiry), yaitu untuk mencari dan menemukan
informasi yang memang diperlukan.
c. Inquiry keilmuan, bertujuan mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu,
dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain-domain disiplin
ilmu lainnya.
d. Pembentukan konsep, bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir induktif,
mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
e. Model pengembangan, bertujuan mengembangkan intelegensi umum, terutama
berpikir logis, aspek sosial dan moral.
f. Advanced organizer model, bertujuan mengembangkan kemampuan memproses
informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu
pengetahuann secara bermakna.
Implikasi teori Belajar Kognitif (Piaget) dalam pembelajaran, yaitu:
a. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu guru
hendaknya menggunakan bahawa yang sesuai dengan cara cerpikir anak.
b. Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
belajarnya sebaik mungkin.
c. Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d. Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisasi dan diskusi
sebanyak mungkin.

3. Model Personal
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi terhadap
pengembangan diri individu. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu
membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara
efektif, juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan.
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan, yaitu:
a. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
b. Tingkah laku yang ada, dapat dilaksanakan sekarang.
c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
d. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
e. Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar siswa adalah sangat penting.
f. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan
yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya pribadi yang
cakap.
Model pembelajaran personal meliputi strategi pembelajaran, yaitu:
a. Pembelajaran non-direktif, bertujuan membentuk kemampuan dan perkembangan
pribadi (kesadaran diri, pemahaman dna konsep diri).
b. Latihan kesadaran, bertujuan meningkatkan kemampuan interpersonal atau
kepedulian siswa.
c. Sintetik, bertujuan mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah
secara kreatif.
d. Sistem konseptual, bertujuan meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang
luwes.

4. Model Modifikasi Tingkah Laku


Model ini bertitik tolak dari teori belajar Behavioristik, bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan. Model ini lebih
menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat
diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus
dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku, yaitu:
1) Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI)
2) Penggunaan media
3) Pengajaran berprogram
4) Operant conditioning dan operant reinforcement.
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku, yaitu:
a. Meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak
b. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku
c. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan
memberikan reward
d. Sebagai reinforcement pendukung
e. Penerapan prinsip pembelajaran individual terhadap pembelajaran klasikal.

Anda mungkin juga menyukai