Anda di halaman 1dari 7

Nama: allya suarnihati winata.

Nim: 211300007.

1. Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1)
pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) teknik
pembelajaran, (5) taktik pembelajaran, dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
pengertian istilah – istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
(1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Strategi pembelajaran.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi
Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang
harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal
sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan
pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1)
exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara
strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih
konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode
adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Metode pembelajaran
Jadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan
sebagainya.
Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian,
teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong
aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.
Taktik Pembelajaran.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan
metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of
humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai
menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi,
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model
interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model
modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
2. Terdapat 3 jenis pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang bisa diterapkan dalam proses
pembelajaran di sekolah, yakni, pendekatan whole language, pendekatan terpadu, dan pendekatan
komunikatif.
3. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik dan Contoh Kegiatannya
pendekatan saintifik
1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama pada model pembelajaran saintifik adalah proses mengamati. Para siswa dapat
memanfaatkan panca indra mereka untuk mengamati kejadian di sekitar yang sesuai dengan apa
yang akan dipelajari. Dalam praktiknya, siswa bisa mengamati lingkungan secara langsung
maupun dengan menggunakan multimedia pada berita dan video.
Keterlibatan siswa melalui langkah mengamati ini dapat memunculkan masalah baru yang
sebelumnya tidak memiliki solusi. Dengan adanya masalah tersebut, para pengajar atau guru pun
bisa membimbing siswa untuk menginvestigasi (mengamati) masalahnya.
Kemudian, supaya pembelajaran jadi lebih efisien, guru harus sudah mempersiapkan media dan
aktivitas yang membantu dalam memecahkan masalah yang akan diinvestigasi para siswa.
Melalui pengamatan, siswa pun dapat menemukan fakta bahwa terdapat hubungan antara objek
yang diamati dengan materi pembelajaran yang tengah dipelajari bersama guru. Penerapan
kegiatan pengamatan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
Alat yang bisa digunakan untuk membantu kegiatan praktik mengamati, misalnya seperti
mikroskop, teropong, alat timbang, dan sebagainya. Lalu, dalam kegiatan mengamati tanpa alat,
maka bisa melakukan observasi secara langsung. Contohnya, seperti mendengarkan penjelasan
guru, menonton tayangan video yang berkaitan, atau mendengarkan informasi dari radio dan
sumber berita lainnya.
Hasil belajar yang diperoleh pada tahap ini dapat berupa perhatian siswa saat melakukan
pengamatan terhadap suatu objek, membaca informasi dari suatu sumber tulisan, atau ketika
sedang mendengar penjelasan. Selain itu, hasil belajar lainnya juga bisa dilihat dari catatan yang
dibuat siswa waktu proses pengamatan berlangsung. Ketepatan waktu yang digunakan dalam
kegiatan mengamati juga dapat digunakan sebagai bentuk pencapaian hasil belajar mereka.
2. Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya tentunya adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk membuat dan
mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi yang dipelajari. Langkah ini kerap berkaitan
dengan diskusi dalam kelas tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan,
maupun klarifikasi informasi yang belum jelas.
Guru dalam hal ini harus memiliki kesiapan yang matang untuk menentukan cara atau memilih
media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan relevan dengan materi yang dipelajari,
sehingga peserta didik pun akan tertarik dan aktif dalam menanya.
Nah, pada langkah ini, hasil belajar yang dapat dicermati adalah bagaimana jenis dan kualitas
pertanyaan yang muncul dari para siswa. Jenis-jenis pertanyaannya dapat berbentuk pertanyaan
faktual, konseptual, prosedural, ataupun hipotetik.
Sebaiknya, seorang guru juga harus memiliki kemampuan dalam menganalisis jenis dan kualitas
pertanyaan. Sebab, dari situlah kita dapat melakukan penilaian terhadap pertanyaan yang diajukan
secara komprehensif oleh peserta didik.
3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)
Langkah mengumpulkan informasi merupakan lanjutan dari menanya di tahap sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini bisa dilakukan dengan menggali atau mengumpulkan
informasi dari beragam sumber dengan berbagai cara.
Siswa dapat melakukan pengumpulan data dan informasi dengan berbagai metode. Contohnya
dengan bereksperimen atau melakukan uji coba mandiri, mencermati kejadian di lingkungan
sekitar, bertanya dengan narasumber, membaca buku, mencari di internet, melihat ensiklopedia,
hingga statistik. Guru pun diharapkan dapat menjadi fasilitator untuk referensi belajar siswa
dalam mengumpulkan data.
Hasil belajar siswa pada tahap ini adalah jumlah dan kualitas sumber informasi yang telah dikaji
oleh peserta didik. Mulai dari kelengkapan informasi yang dikumpulkan, kebenaran informasi
yang diperoleh, serta media yang digunakan dalam penghimpunan data atau informasi.
4. Mengolah/Menganalisis Data (Associating)
Langkah mengolah atau menganalisis data ini juga disebut sebagai tahap penalaran siswa. Sebab,
peserta didik harus melakukan proses berpikir secara logis dan sistematis terhadap fakta yang
dapat diamati dari data dan informasi yang telah dihimpun, guna mendapatkan kesimpulan dalam
bentuk ilmu pengetahuan yang baru.
Siswa akan memanfaatkan data serta informasi yang telah dikumpulkan untuk memecahkan
masalah dengan menyusun pertanyaan. Kemudian, guru dapat membimbing siswa supaya bisa
menghubungkan data yang telah terhimpun serta menemukan pola dan membuat kesimpulan
akhir.
Aktivitas ini digunakan agar siswa dapat menganalisis hasil kerja yang telah mereka lakukan dan
bisa membandingkan hasil kerjanya dengan siswa lainnya. Kegiatan penalaran ini pun dilakukan
dengan menggali dan menghimpun data dari beragam sumber dan berbagai cara, di antaranya:
• Mengolah informasi yang telah dikumpulkan.
• Menganalisis data dengan membuat beberapa kategori atau pengelompokan.
• Menghubungkan data atau informasi ke dalam suatu pola, dan
• Membuat kesimpulan akhir.
Guru dapat mengarahkan siswa dalam melakukan diskusi terkait topik yang dibahas. Selanjutnya,
guru bisa melakukan penilaian pada tahap ini berupa proses mengembangkan interpretasi,
argumen, dan kesimpulan tentang informasi dari dua fakta atau konsep yang dibahas siswa.
Kemudian, guru pun harus mampu memberikan penilaian yang adil terhadap kemampuan siswa
dalam mengemukakan argumentasi dan pembuatan kesimpulan terkait jenis fakta, konsep, atau
pendapat mereka.
Selain itu, hasil belajar lainnya dapat berupa struktur baru, pengembangan interpretasi,
argumentasi, hingga penarikan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep dari dua
sumber atau lebih dari data dan informasi yang diolah peserta didik.
5. Mengomunikasikan (Communicating)
Langkah terakhir, guru harus memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk
mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah mereka lakukan. Peserta didik dapat
menyatakannya dalam bentuk laporan atau makalah yang di dalamnya berisi bagan, diagram, atau
grafik.
Pada tingkat yang lebih lanjut, para siswa dapat menyusun hasil pembelajarannya dalam bentuk
laporan tertulis dan menyajikannya secara sistematis. Mulai dari proses, hasil, sampai kesimpulan
secara lisan dengan presentasi di depan kelas.
Hasil belajar yang dapat dilihat dari langkah ini adalah kemampuan siswa dalam menyajikan hasil
analisis mereka dalam bentuk tulisan, grafik, media elektronik, maupun bentuk kreatif lainnya.
Dalam bentuk fisik yang dapat guru nilai secara langsung, misalnya bisa berupa laporan tertulis,
karya ilmiah, atau video yang diunggah di media sosial peserta didik.
Selanjutnya, guru dapat memberikan umpan balik dengan cara memberikan masukan,
meluruskan, dan menegaskan agar siswa bisa memahami kejadian yang dianalisisnya secara
mendalam dan luas. Guru juga bisa membimbing siswanya untuk memutuskan hal-hal penting
yang dapat disimpulkan sebelum presentasi kelas dimulai.
4. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Keterampilan Seni Musik
Kelas/ Semester : VI/ 1 (Ganjil)
Jenis kekhususan: tunanetra.
Materi Pokok : Ekspresi Dinamik dan Gerak Tubuh dalam Bernyanyi
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 30 menit)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah di sekolah, dan tempat bermain
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
KD 3.2 Mengenal lagu berirama pop
3.2.1 Menguraikan ekspresi dinamik dalam bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila”
3.2.2 Mendemonstrasikan gerak tubuh dalam bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila”
KD 4.2 Menyanyikan lagu berirama pop dengan gerak sesuai irama lagu
4.2.1 Menyanyikan lagu “Pelajar Pancasila” dengan intonasi yang benar
4.2.2 Menyanyikan lagu “Pelajar Pancasila” dengan ekspresi dinamik dan gerak tubuh
Nilai Karakter : kerjasama, tanggungjawab, teliti, dan rasa ingin tahu.2
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat menguraikan ekspresi dinamik
dalam bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila” dengan benar. 2. Peserta didik dapat
mendemonstrasikan gerak tubuh dalam bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila” dengan tepat, setelah
menghafal lirik lagu “Pelajar Pancasila”. 3. Setelah mendengarkan media pembelajaran dalam
bentuk audio, peserta didik dapat menyanyikan lagu “Pelajar Pancasila” dengan intonasi yang
benar. 4. Melalui metode tanya-jawab dan bimbingan guru, peserta didik mampu menyanyikan
lagu “Pelajar Pancasila” dengan ekspresi dinamik dan gerak tubuh secara percaya diri. Fokus
karakter : Peserta didik memiliki rasa ingin tahu, disiplin selama proses pembelajaran, percaya
diri dan pantang menyerah, serta sikap responsif (berpikir kritis). D. MATERI
PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran Reguler
1) Ekspresi dinamik dalam bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila” 2) Gerak tubuh dalam bernyanyi
lagu “Pelajar Pancasila” 2. Materi Pembelajaran Pengayaan
Bernyanyi dengan ekspresi dinamik menggunakan lagu yang berbeda dan iringan musik yang
berbed yakni satu lagu berbahasa inggris yang dipopulerkan oleh Michael Jackson berjudul
“Heal The World”. 3. Materi Pembelajaran Remedial
Guru memberikan bimbingan secara khusus bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila” dengan ekspresi dinamik dan gerak tubuh. E.
PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
F. MEDIA DAN BAHAN
a. Audio lagu “Pelajar Pancasila” ciptaan Eka Gustiwana dalam bentuk mp3.
b. Audio pembelajaran “Ekspresi Dinamik dalam Menyanyikan lagu” dalam bentuk mp3.
c. Tabel Ekspresi Dinamik Berkode Braille.
- iPad
- Handphone
- Laptop
- Speaker bluetooth
- Alat musik keyboard
G. SUMBER BELAJAR
1. Sumber untuk Guru
a. Video lagu “Pelajar Pancasila” ciptaan Eka Gustiwana. Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=Lz7Drdz-vLg https://www.youtube.com/watch?v=Lz7Drdz-
vLg
b. Lirik lagu “Pelajar Pancasila”. Sumber: https://www.idntimes.com/hype/entertainment/seo-
intern/lirik-lagu- https://www.idntimes.com/hype/entertainment/seo-intern/lirik-lagu-
https://www.idntimes.com/hype/entertainment/seo-intern/lirik-lagu- pelajar-pancasila
c. Video “Ekspresi dalam menyanyikan lagu” yang diakses melalui YouTube. Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=MamHRDz-Tdo
2. Sumber untuk Peserta Didik
a. Audio lagu “Pelajar Pancasila” ciptaan Eka Gustiwana. Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=Lz7Drdz-vLg https://www.youtube.com/watch?v=Lz7Drdz-
vLg
b. Audio berisi penjelasan materi ekspresi dinamik dalam bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila”. c.
Guru seni musik di sekolah (Bu Dian Isnadhatul Laili). H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1 (2 x 30 menit)
MATERI : Ekspresi dinamik dan gerak tubuh dalam bernyanyi lagu “Pelajar Pancasila” bagian 2
bait awal lagu hingga ref pertama (bait 1, 2, dan 3). Tahap
Pendahuluan
Orientasi
Guru memberikan salam, menanyakan kabar, berdoa, dan melakukan presensi.  Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan: “Pada pertemuan yang lalu, ibu meminta kalian untuk
mendengarkan lagu “Pelajar Pancasila” ciptaan Eka Gustiwana, sudahkah kalian mendengarkan?”
 Motivasi
Guru mengajak peserta didik ice breaking “Tebak Judul Lagu” (media lagu-lagu ice breaking
adalah “Kulihat Ibu Pertiwi” ciptaan Ismail Marzuki dan “Kamu Istimewa” Alfikar Shaloom
Ibrel. Guru memainkan keyboard. Guru meminta peserta didik menebak judul lagu, ekspresi yang
terdengar, dan jenis lagu (lagu wajib nasional dan lagu pop).  Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, garis besar kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan dilaksanakan. 
Pemberian Acuan
Guru memberikan pertanyaan pemantik:
Menurut kalian, lagu “Pelajar Pancasila” dinyanyikan dengan ekspresi bagaimana?
Senang, semangat, sedih atau apa? 10 menit
Inti
1. Start with Essential Question (Menentukan pertanyaan dasar)
2. Design a Plan for the Project (Mendesain proyek)
3. Create a Schedule (Menyusun penjadwalan)
4. Monitor the Students and the Progress of the Project (Memonitor kemajuan proyek)
5. Assess the Outcome (Menilai hasil)
Peserta didik diberi pertanyaan oleh guru. Pertanyaan: “Bagaimana cara untuk menyanyikan lagu
“Pelajar Pancasila” bait 1, 2, dan 3 dengan ekspresi dinamik dan gerak tubuh yang benar?”. 2.
Peserta didik berdiskusi dengan guru merancang project yakni menampilkan bernyanyi lagu
“Pelajar Pancasila” bait 1, 2, dan 3 dengan ekspresi dinamik dan gerak tubuh yang benar. 3.
Peserta didik mendengarkan audio pembelajaran ekspresi dinamik. 4. Peserta didik dibagi
masing-masing 1 bait untuk diidentifikasi dan dianalisis. 5. Peserta didik diminta oleh guru untuk
menyusun penjadwalan aktivitas dengan pengaturan durasi/ waktu pelaksanaannya. Jadwal:
Tahap latihan bernyanyi dengan tempo dan intonasi yang benar (8 menit)
Mencari makna lagu (7 menit)
Latihan bernyanyi dengan ekspresi dinamik (7 menit)
Menciptakan gerak tubuh dalam bernyanyi (8 menit)
Peserta didik dibimbing oleh guru dalam seluruh rangkaian proses pembelajaran. Guru
melakukan pemantauan dan evaluasi singkat ketercapaian aktivitas yang dilakukan peserta didik
dalam 1 pertemuan. Peserta didik diberikan penjelasan tetang LKAPD dan guru
menyampaikanmcara mengerjakannya. 7. Peserta didik mendemonstrasikan hasil belajar mereka
melalui kegiatan penampilan bernyanyi lagu “Pelaja Pancasila” dengan ekspresi dinamik dan
gerak tubuh yang benar sesuai pembagian bait yang telah ditentukan. 40 menit
Penutup
Evaluate the Experience (Evaluasi pengalaman)
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan.  Guru dan peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran: “Apakah ekspresi dinamik dan gerak tubuh bernyanyi lagu “Pelajar
Pancasila” bait 1, 2, dan 3 mudah dilakukan?”  Guru memberikan penguatan kepada peserta
didik agar lebih semangat menyelesaikan project tepat waktu.  Guru menyampaikan
pembelajaran berikutnya adalah ekspresi dinamik dan gerak tubuh bernyanyi lagu “Pelajar
Pancasila” bagian bait ke-4 sampai selesai.  Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran
dengan mengucapkan terimakasih kepada peserta didik, mengajak berdoa, dan memberikan salam
penutup. 10 menit

Anda mungkin juga menyukai