NPM : 6122220018
TOPIK 1
16 x Pertemuan/sesi
Wajib Hadir 75 %
Nilai Hadir 10 %
Nilai UTS 15 %
Nilai UAS 30 %
A. Pendekatan Pembelajaran
B. Strategi Pembelajaran
Merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, da kegiatan ini berhubungan
dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan diagram, format dan
sejenisnya.
Contoh dari strategi pembelajaran adalah strategi cooperative learning dan strategi
active learning.
C. Metode Pembelajaran
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
1. Metode ceramah adalah metode yang lebih banyak dilakukan oleh guru
sementara anak didiknya bersifat pasif;
2. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang menggunakan atau
memperlihatkan suatu proses, mekanisme, atau cara kerja suatu alat dengan
bahan pelajaran
3. Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau
menemukan solusi masalah yang ditemukan dalam mempelajari materi
pembelajaran.
4. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui
bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.
5. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada
anak didik baik perorangan ataupun perkelompok untuk melakukan suatu
percobaan di laboratorium atau lapangan guna membuktikan suatu teori atau
menemukan sendiri suatu pengetahuan baru bagi anak didik.
6. Metode pemberian tugas (resitasi) adalah metode yang menugaskan kepada
anak didik untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan,
mendalami dan memperkarya materi yang sudah dipelajari.
D. Teknik Pembelajaran
E. Taktik Pembelajaran
F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992).
Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada
desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga
tujuan pembelajaran tercapai. Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000)
mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.” Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan
Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru
untuk mengajar.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok
model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan
informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.
Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
TOPIK 3
Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang berupa stimulus
dan keluaran atau Output yang berupa respon. Dalam contoh di atas, stimulus
adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, misalnya daftar perkalian, alat
peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Menurut teori behavioristik,
apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan
karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan
apa yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur.
Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang
penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Faktor lain yang
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement).
Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat,
begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap
dikuatkan.
Tokoh-tokoh Behaviorisme
Para tokoh aliran behaviorisme antara lain Thorndike, Skinner, Pavlov, Edwin R
Gutrie, dan Clark Hull.
Menurut Skinner hubungan antara stimulus, dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah
laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya.
Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-
stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu
akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku Skinner juga mengmukakan bahwa dengan
menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah
laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan
perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
3. Teori Pavlov
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti yaitu Contiguity dapat
diartikan sebagai rangkaian peristiwa, hal-hal atau benda-benda yang terus saling
berkait antara satu dengan lainnya. Teori ini dikembangkan oleh Edwin Ray
Guthrie (1886-1956). Guthrie menegaskan bahwa kombinasi stimulus yang muncul
bersamaan dengan satu gerakan tertentu, sehingga belajar adalah konsekuensi dari
asosiasi antara stimulus dan respon tertentu.Guthrie juga menggunakan variabel
hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar
terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus
sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya
melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah
perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat
sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin
diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap.
Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting
dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu
mengubah tingkah laku seseorang. Saran utama dari teori ini adalah guru harus
dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Siswa harus dibimbing melakukan
apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan
tugas yang mungkin diabaikan oleh anak.
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk
menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi
Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku
bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh
sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan
biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam
seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun
hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan
muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga
masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis.
TOPIK 4
Jigsaw
Pada metode jigsaw, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai
salah satu bagian materi pelajaran dan kemudian mengajarkan bagian yang telah
dipelajari pada anggota lain dalam kelompok. Metode pembelajaran jigsaw akan
dijelaskan pada artikel Metode Pembelajaran Jigsaw.
Grup investigasi akan membagi siswa dalam kelompok berdasarkan tema atau topik
materi pelajaran yang diminati siswa. Siswa memilih topik-topik yang ingin
dipelajari, kemudian melakukan investigasi mendalam terhadap sub-sub topik yang
telah dipilih bersama dengan teman-teman satu kelompok, dan kemudian
mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas.
TOPIK 6
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
di dalamnya buku-buku , film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Pembelajaran
kreatif dan produktif adalah model yang dikembangkan dengan mengacu kepada
berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar. Pembelajarn ini berpijak kepada teori
konstruktivistik dimana belajar adalah usaha pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya, dengan demikian dalam pembelajaran ini para siswa diharapkan
dapat mengkonstruksi sendiri konsep atau materi yang mereka dapatkan.
Pendekatan pembelajaran kreatif produktif antara lain : belajar aktif, kreatif,
konstruktif serta kolaboratif dan kooperatif. Karakteristik penting dari setiap
pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu model yang
memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk
yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji.
a. Orientasi
b. Eksplorasi
Pada tahap ini, siswa melakukan eksplorasi terhadap konsep yang akan dikaji.
Eksplorasi dapat dilakukan dengan membaca, melakukan observasi, wawancara,
menonton satu pertunjukan, melakukan percobaan, browsing lewat internet dsb.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan secara individu maupun kelompok. Agar
eksplorasi menjadi terarah, sebaiknya guru memberikan panduan singkat yang
memuat tujuan, materi, waktu, cara kerja, serta hasil akhir yang diharapkan.
c. Interpretasi
d. Re-kreasi
e. Evaluasi
Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekuatan dan kelemahan, begitu pula
dengan model pembelajaran kreatif Produktif. Adapun kekuatan dan kelemahannya
adalah sebagai berikut :
1) Dalam setiap kegiatan, siswa terlibat secara aktif, baik intelektual maupun
emosional.
Dalam teori Kognitif, belajar bukan cuma sekadar interaksi antara stimulus
dan respon, tapi juga melibatkan berbagai faktor yang ada dalam diri individu.
Karena itu, teori Belajar Kognitif menekankan bahwa proses belajar meliputi
kegiatan mental yang aktif dalam rangka mencapai, mengingat, dan menggunakan
pengetahuan.
Dalam teori Belajar Kognitif, pengetahuan didapatkan dari hasil interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan, yang meliputi perolehan keterampilan dan
pengalaman baru. Menurut Piaget, kedua hal tersebut memungkinkan anak menjadi
semakin kritis dalam berpikir. Selain itu, ada beberapa keutamaan lain dari teori
Belajar Kognitif, antara lain:
Contoh kegiatan yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan dalam pembelajaran
kognitif antara lain: