Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH STRATEGI PENDEKATAN SAINTIFIK

MATA KULIAH MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN INOVATIF

Dosen Pengampu :

Dr. Kasmudin Mustapa, S.Pd., M.Pd

Detris Poba S.Pd., M.Pd

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

 Mawar A25119094
 Mayasari A25119005
 Khafizatul Khairiyah A25119029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa
ta’ala., karena atas karena atas karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Penulis berterimakasih kepada Dosen Pengampu
mata kuliah yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan makalah. Tujuan
adanya makalah ini karena makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah
Model dan Metode Pembelajaran inovatif, selain itu penyusunan makalah diharapkan
dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa mengenai Pendekatan Pembelajaran
Strategi Saintifik.

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam isi makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah
ini. Terimakasih.

Palu, 10 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

I. BAB. 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

II. BAB. II. KAJIAN MAKALAH


2. 1 Langkah-Langkah Strategi Pendekatan Saintifik
2. 2 Prinsip Penerapan Strategi Pendekatan Saintifik
2. 3 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pendekatan Saintifik
2. 4 Contoh Penerapan Strategi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Materi
Kimia

III. BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang calon pendidik tentunya kita perlu melaksanakan proses
pembelajaran dan membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
mencapai tujuan pembelajaran tersebut tentunya diperlukan suatu jalan yang harus
ditempuh oleh guru dan siswa maka hal inilah yang disebut pendekatan pembelajaran.
Dalam pendekatan pembelajaran dapat dijumpai metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu sehingga membantu pendidik dalam mencapai tujuannya.

Menurut Coxford (Jarmas & Raed, 2017) menuliskan bahwa kemampuan konsksi
matematis merupakan kemampuan menghubungkan pengetahuan konseptual dan
procedural, menggunakan matematika pada topic lain, menggunakan matematika
dalam aktivitas kehidupan, mengetahui koneksi antar topic dalam matematika.
Menurut NCTM (2000) dan the Report of the Expert Panel on Student Success in
Ontario (2004) dengan membangun koneksi antar pengetahuan akan menguatkan
pemahaman siswa, mengurangi siswa untuk menghafalkan rumus serta mengurangi
kekhawatiran siswa untuk melupakan materi yang telah diberikan.

Pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis keilmuan (scientific


approach) meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar mencoba dan
mengomunikasikan. Pada kurikulum KTSP penilaian lebih dominan pada aspek
pengetahuan, sedangkan kurikulum 2013 penilaian menggunakan penilaian otentik,
yakni mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.

Secara umum pendekatan pembelajaran terbagi menjadi 2 yaitu pendekatan


pembelajaran berpusat pada siswa (student centered approach) dan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru (student centered approach). Pendekatan
pembelajaran lainnya antara lain pendekatan kontekstual, pendekatan
konstruktivistik, pendekatan saintifik, STEM, dan literasi sains.

Pada makalah ini akan berfokus mengenai pendekatan santifik/ilmiah. Menurut


Barringer, et al. (2010) menjelaskan proses saintifik merupakan pembelajaran yang
menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan
masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Dari pengertian yang ada dapat
diartikan bahwa model pembelajaran saintifik merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan dengan prinsip metode ilmiah. Hal ini sejalan dengan Weinbaum, et
al. (2004) yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses membangun
makna dari informasi baru dengan menggunakan kerangka kerja konseptual. Proses
memahami informasi faktual dalam kerangka konseptual memungkinkan siswa untuk
mengambil, mengatur dan mempertahankan informasi baru tersebut. Ketika informasi
faktual diperlajari tanpa kerangka kerja konseptual yang jelas, maka berbagai
informasi yang telah dipelajari tersebut biasanya dilupakan dalam waktu singkat.

Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dikemukakan di atas, pembelajaran


saintifik merupakan pembelajaran yang meminjam konsepkonsep penelitian untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran. Setelah melalui proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik ini, diharapkan pada siswa akan terbentuk pola pikir yang
berbasis metode ilmiah karena siswa senantiasa dilibatkan untuk melakukan kegiatan-
kegiatan penelitian walaupun dalam konteks yang sederhana. Untuk mewujudkan
harapan tersebut maka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus dipandu
dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah.

Apabila melihat dari pemaparan tentang pendekatan saintifik di atas dapat


disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain:

1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir


tingkat tinggi.
2. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
3. Agar tercipta kondisi pembelajaran di mana peserta didik merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
6. Mengembangkan karakter peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah yang
timbul adalah:

1. Bagaimana langkah-langkah strategi pendekatan saintifik?


2. Apa prinsip penerapan strategi pendekatan saintifik?
3. Apa kelebihan dan kekurangan strategi pendekatan saintifik?
4. Bagaimana contoh penerapan strategi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran materi kimia?
BAB II

KAJIAN MAKALAH

2. 1 Langkah-Langkah Strategi Pendekatan Saintifik


Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada ranah sikap mengandung substansi agar
peserta didik “tahu mengapa.” Ranah pengetahuan mengandung agar peserta didik
“tahu apa”. Sedangkan pada ranah keterampilan, agar peserta didik “tahu
bagaimana”.
Dari itu semua maka, hasil akhir dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah meningkatnya atau seimbangnya antara kemampuan untuk menjadi manusia
yang baik (soft skill) dan manusia yang cakap atau berpengetahuan (hard skill).
Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik menurut
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) meliputi lima langkah, yaitu:
mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Selanjutnya dijelaskan sebagai berikut.
1. Mengamati
Yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat
(membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu
mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan
mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel
dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia
di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari
kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
Kegiatan ini dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya
penemuan data. Mengutip dari Patton, Andayani menyatakan “Tujuan
pengamatan adalah mendeskripsikan setting yang dipeljari, aktivitas-aktivitas
yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian dilihat dari prespektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
diamati tersebut”. Oleh karenanya, kegiatan belajar pada tahap ini seorang
pendidik harus memfasilitasi peserta didiknya untuk melakukan pengamatan
dengan atau tanpa alat. Adapun kegiatan mengamati ini adalah dengan
membaca, mendengar, menyimak, atau melihat (dengan atau tanpa alat).
Dengan begitu, peserta didik dilatih untuk bersungguh-sungguh, teliti, serta
mencari informasi untuk memecahkan permasalahan.
2. Menanya
Yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya
baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu.
Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau
kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan
pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada diri
sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi
kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya
dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Adapun kompetensi
yang dikembangkan adalah kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis akan perlunya hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Hasil belajar dari kegiatan menanya
adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data/informasi
Yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis
dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara
membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba
(eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar
dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
Sedangkan, kompetensi yang dikembangkan adalah sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan dalam berkomunikasi dan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, selain itu
juga mengembangkan kebiasaan belajar. Sehingga, pada tahap ini peserta
didik menjadi lebih banyak tahu dengan hal-hal yang baru dan berhubungan
dengan apa yang dibutuhkan.
4. Mengasosiasi
Yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian
aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan
mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting),
menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih
informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan
siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta
konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data
untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah
diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah
skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil
belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyim-
pulkan hasil kajian dari hipotesis.
5. Mengkomunikasikan
Pada langkah yang terakhir ini peserta didik menyampaikan hasil dari
pengamatan. Dengan kata lain, peserta didik menyampaikan kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, ataupun media lainnya. Oleh
karena itu, kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar. Hasil belajar dari kegiatan mengomunikasikan
adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan
pembuktian hipotesis.
2. 2 Prinsip Penerapan Strategi Pendekatan Saintifik
Prinsip berarti asas atau dasar, dengan kata lain kebenaran yang dijadikan pokok
dasar dalam berfikir atau bertindak. Adapun pokok dasar pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah:
(1) berpusat pada peserta didik,
(2) mengembangkan kreativitas peserta didik,
(3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,
(4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan
(5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai
strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif,
efisien, dan bermakna.
Pada penerbitan majalah selanjutnya pada tahun 2007 tentang Scientific
Teaching dinyatakan terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan
ilmiah; yaitu: belajar peserta didik aktif, dalam hal ini termasuk inqury-based learning
atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan
belajar berpusat pada peserta didik. Assesment berati pengukuran kemajuan belajar
peserta didik yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
Adapun sebuah pembelajaran yang berbasis pendekatan saintifik harus dipandu
dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik sendiri mempunyai
ciri pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang
kebenaran. Sehingga, pembelajaran bisa dikatakan ilmiah jika memenuhi kriteria
berikut ini:
1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif gurupeserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik
dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
substansi atau materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.11
Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan saintifik menekankan bahwa
pentingnya kerjasama antara pendidik dan peserta didik dalam menyelesaikan
permasalahan saat proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan
saintifik harus berbasis pada fakta atau fenomena dengan berfikir kritis dan rasional.

2. 3 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pendekatan Saintifik


Dengan karakteristik yang terdapat dalam langkah-langkah pembelajarannya,
pendekatan saintifik memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan
yang matang, pengumpulan data, analisis data untuk menghasilkan
kesimpulan.
2. menuntun siswa berpikir sistematis, kritis, kreatif, melakukan aktivitas
penelitian dan membangun konseptualisasi pengetahuan.
3. membina kepekaan siswa terhadap problematika yang terjadi di
lingkungannya.
4. membiasakan siswa menanggung resiko pembelajaran.
5. membina kemampuan siswa dalam berargumentasi dan komunikasi.
6. mengembangkan karakter siswa.
Namun demikian, di samping kelebihan-kelebihan di atas pendekatan saintifik
juga memiliki kekurangan atau kelemahan antara lain sebagai berikut:
1. dapat menghambat laju pembelajaran yang menyita waktu.
2. kegagalan dan kesalahan dalam melakukan eksperimen akan berakibat pada
kesalahan penyimpulan.
3. apabila terdapat siswa yang kurang berminat terhadap materi yang dipelajari,
dapat menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif.
No Langkah Kelebihan Kekurangan
1 Mengamati - Peserta didik dapat Pendidik memerlukan
menemukan fakta dengan persiapan yang matang agar
sendirinya apa yang disajikan untuk
- Menjadikan peserta didik diamati sampai pada
lebih teliti dan maksud yang diinginkan
sungguhsungguh dalam
mencari informasi
2 Menanya - Membentuk pemikiran - Tidak semua peserta didik
yang kritis mempunyai keberanian
- Mendorong peserta didik untuk bertanya.
untuk berani bertanya. - Pendidik harus siap
- Peserta didik mendapatkan dengan segala pertanyaan
info atau jawaban dari apa tak terduga
yang kurang dipahami.
3 Mengumpulkan - Mendorong peserta didik Memerlukan waktu yang
atau informasi untuk lebih aktif dalam agak lama untuk
atau eksplorasi mencari sumber lain (selain mendapatkan jawaban.
buku)
- Peserta didik mendapatkan
jawaban dari apa yang
dipertanyakan dengan
usahanya sendiri.
4 Mengasosiasi - Melatih peserta didik Informasi yang diperoleh
atau mengolah untuk lebih teliti dalam peserta didik terkadang
informasi megolah data yang kurang sesuai atau kurang
diperolehnya. tepat.
- Meningkatkan
kemampuan dalam
hubungan sebab akibat.
-Pengetahuan yang
dihasilkan lebih mendalam
dan luas.
5 Mengomunikasi- - Menumbuhkan keberanian - Tidak semua peserta didik
kan dalam mengemukakan siap mengemukakan
pendapat atau hasil kerja. pendapat di depan.
-Mengembangkan - Pendapat yang
kemampuan berbahasa. disampaikan terkadang tidak
-Mengembangkan jelas.
kemampuan berkomunikasi
dengan singkat, padat, dan
jelas.

Dalam menyikapi beberapa kekurangan yang mungkin ditemui dalam penerapan


pendekatan saintifik di atas, tentu saja guru harus selalu berupaya untuk
meminimalisirnya. Misalnya untuk menghindari kesalahan penyimpulan, guru perlu
memantau sekaligus memberikan bantuan (scaffolding) selama proses pembelajaran.
Sedangkan untuk antisipasi pembelajaran yang menyita waktu maupun untuk
menarik minat siswa, guru perlu melakukan persiapan matang termasuk dari segi
bahan ajar yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.

2. 4 Contoh Penerapan Strategi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Materi


Kimia Laju Reaksi
Dalam merancang bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang berorientasi
pada kemampuan metakognisi, hal-hal yang dapat dilakukan guru adalah
menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk memandu siswa
melakukan self-questioning, sebagaimana diilustrasikan sebagai berikut [30].
1. Memahami masalah atau tugas, misalnya „masalah ini tentang apa?‟.
2. Membentuk koneksi antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya,
misalnya „apakah kesamaan/ perbedaan antara masalah ini dengan masalah yang
diselesaikan sebelumnya?‟
3. Menggunakan strategi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah, misalnya
„strategi apa yang sesuai untuk menyelesaikan masalah ini? Mengapa cara ini
sesuai?‟
4. Merefleksi atau mengevaluasi proses dan hasil, misalnya „apa yang salah dengan
langkah penyelesaian yang saya tulis?‟

Rencana Perangkat Pembelajaran


Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data
percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
Topik/Tema : Pengaruh luas permukaan dan katalis terhadap laju reaksi
Sub Topik/Tema : Menganalisis pegaruh luas permukaan dan katalis terhadap
laju reaksi
Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran peserta didik diharapkan
dapat:
1. Luas permukaan
- Merancang percobaan pengaruh luas bidang sentuh
terhadap laju reaksi
- Merumuskan hipotesis tentang luas permukaan
bidang sentuh terhadap laju reaksi
- Melakukan pengujian hipotesis terhadap luas
permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi
- Mengamati, mencatat dan mengolah data hasil
pengujian luas permukaan bidang sentuh terhadap
laju reaksi
- Menganalisis hasil pengujian luas permukaan
bidang sentuh terhadap laju reaksi .
- Menyimpulkan proses dan hasil pengujian luas
permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi
- Mengkomunikasikan data hasil luas permukaan
bidang sentuh terhadap laju reaksi
- Mengkomunikasikan proses dan hasil pengujian
luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi
2. Katalis
- Merancang percobaan pengaruh katalis terhadap
laju reaksi
- Merumuskan hipotesis tentang pengaruh katalis
terhadap laju reaksi
- Melakukan pengujian hipotesis pengaruh katalis
terhadap laju reaksi
- Mengamati, mencatat dan mengolah data hasil
pengujian penambahan katalis terhadap laju reaksi
- Menganalisis hasil pengujian penambahan katalis
terhadap laju reaksi .
- Menyimpulkan proses dan hasil pengujian
penambahan katalis terhadap laju reaksi
- Mengkomunikasikan data hasil penambahan
katalis terhadap laju reaksi
- Mengkomunikasikan proses dan hasil pengujian
pemberian katalis terhadap laju reaksi

Alokasi Waktu : 4 JP ( 2 x pertemuan)

Pertemuan 1
Tahapan Pembelajaran Kegiatan
Mengamati ( menggal Guru memberikan gambar animasi tentang luas
informasi secara teoritis ) permukaan , untuk menemukan konsep-konsep
esensial berdasarkan persepsi peserta didik.
Menanya - Guru memberikan kesempatan untuk peserta didik
mengajukan / menulis pertanyaan2 yang terkait
dengan informasi yang didapat dari hasil bacaan,
termasuk pertanyaan yang bersifat hipotetis.
- Contoh pertanyaan yang relevan berkaitan dengan
materi faktor – faktor laju reaksi :
Bagaimana luas permukaan dapat mempengaruhi laju
reaksi ?
Mengumpulkan - Guru membimbing peserta didik untuk menggali
informasi dan mengumpulkan informasi tentang faktor luas
permukaan dan katalis terhadap laju reaksi.
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
setiap kelompok terdiri 6 peserta didik untuk
merancang percobaan berdasarkan hipotesisi yang
telah dibuat
- Guru membimbing kelompok yang mengalami
kesulitan.
- Kelompok melakukan percobaan sesuai dengan
rancangan yang telah mereka buat dengan
bimbingan guru
Mengasosiasikan Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis hasil
percobaan dengan menggunakan tabel hasil kerja dan
permasalahan yang telah disiapkan guru. Dari tujuan
percobaan yang telah dilakukan .
Mengkomunikasikan Setelah menemukan kesimpulan peserta didik :
- Mengkomunikasikan data hasil pengujian
pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
- Peserta didik mempresentasikan hasil
percobaan pengaruh luas permukaan terhadap
laju reaksi di depan kelas.
- Peserta didik membuat laporan hasil percobaan
- Guru menilai hasil presentasi dan tanya jawab
sebagai hasil peserta didik.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar


memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara,dan peradaban dunia Pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”

3.2 Saran-Saran

Kepada Guru, diharapkan dapat menerapkan pendekatan saintifik pada


pelaksanaan kurikulum 2013 dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi yang akan diajarkan. Kepada Pihak Sekolah, diharapkan dapat
menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Kepada Orang Tua, diharapkan
dapat memahami dan mampu menyiapkan serta memberi dukungan terhadap
terlaksananya kurikulum 2013 bagi proses pembelajaran putra-putrinya di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad


21. Bandung: GI.

A. Machin. 2014. “Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan


Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan”, JPII (Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia) : 28- 29.

Andayani. 2015. Problema dan Aksioma: dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa


Indonesia .Yogyakarta: Deepublish 386.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad


21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sufairoh. 2016. JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3,


DESEMBER. Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13. Malang :
Klojen

Kemendikbud. 2013. Pendekatan, Jenis Dan Metode Penelitian Pendidikan .Jakarta:


T.P.

Kemdikbud. 2016. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:


Kemdikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Diklat Guru dalam Rangka


Implementasi Kurikulum 2013 Analisis Materi Ajar Jenjang SD/SMP/SMA,
Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Kemendikbud, 2-3.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Retrieved from
National Council of Teacher of Mathematics: http://www.nctm.org

Anda mungkin juga menyukai