Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI HASIL PENELITIAN/BEST PRACTICE

MENINGKATKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK KELAS X MIPA MUHAMMAD AL-


FATIH MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI HIGHER ORDER
THIKING SKILLS (HOTS) MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA
MATERI BENTUK MOLEKUL DI SMA AL-AZHAR SYIFA BUDI SOLO
TAHUN AJARAN 2019/2020

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model
pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi
Kurikulum 2013 adalah model discovery learning.Discovery learning didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43).
Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Melalui model Discovery
Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
Model Discovery Learning ini sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran kimia.
Kimia memuat ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika, dan energitika zat. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya
kimia juga diperoleh dan didasarkan berdasarkan teori (deduktif). Oleh sebab itu, mata
pelajaran kimia melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan
dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia
sebagai proses (kerja ilmiah). Sehingga pembelajaran kimia dan penilaian hasil
belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan
produk (Mulyasa, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan refleksi terhadap hasil
penelitian yang sudah dilakukan yaitu untuk mengetahui apakah setelah melaksanakan
pembelajaran dengan model discovery learning yang berorientasi HOTS dalam
materi bentuk molekul, dapat meningkatkan kompetensi HOTS peserta didik?

2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan refleksi hasil Best Practice ini adalah:
a. Untuk mengetahui penerapan KBM yang berorientasi HOTS yaitu model discovery
learning pada materi bentuk molekul.
b. Untuk mengetahui manfaat penerapan Discovery learning terhadap kemampuan
kompetensi peserta didik pada materi bentuk molekul.

3. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan refleksi hasil best pratice ini adalah:
a. Bagi Peneliti
1) Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga akan menambah
kualitas kegiatan belajar mengajar.
2) Meningkatkan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang peserta didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
3) Mendorong untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS.
4) Menjadi kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi penulis.
b. Manfaat bagi sekolah
1) Menambah dinamika sekolah sebagai wahana penelitian untuk meningkatkan
kualitas sumber daya sekolah, dalam mengembang tugas mendidik para penerus
bangsa.
2) Untuk perpustakaan sekolah memberi sumbangan sumber bacaan yang bisa
dimanfaatkan oleh pembaca baik siswa maupun
3) Menjadi arsip dokumen tertulis tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan
oleh pendidik SMA Al-Azhar Syifa Budi Solo

B. Hasil Kegiatan
1. Hambatan dan Solusi
Selama proses pembelajaran pada kelas X MIPA Muhammad Al-Fatih SMA Al-
Azhar Syifa Budi Solo dengan jumlah peserta didik 24 menggunakan model pembelajaran
discovery learning berlangsung aktif dan ceria. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon
pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun teman yang
disebabkan karena model discovery learning megharuskan peserta didik aktif selama proses
pembelajaran.

a. Hambatan yang Dihadapi


1) Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 21 di
dalam proses pembelajaran di kelas belum maksimal karena kurangnya referensi
siswa terhadap teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dipelajari.
2) Siswa yang dapat berfikir logis dan sistematis terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi dapat aktif dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan logika
kurang menjadi pasif di kelas.
3) Siswa berkemampuan konigtif yang bagus maka mudah untuk menjawab soal,
sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan konigtif kurang bagus maka sulit
untuk untuk menjawab soal.
4) Kurangnya peserta didik berlatih soal HOTS jadi masih ada kebingungan diantara
peserta didik

2. Cara Mengatasi Masalah


Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran dengan discovery learning dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas
tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya HOTS ajkan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Selain itu, kesadaran bahwa belajar.Sebagai guru sebelum menyusun soal membuat kisi-kisi
soal dari total jumlah, kisi-kisi dibagi menjadi dua kategori LOTS dan HOTS kemudain
mendistribusikannya dengan kebutuhan soal yang akan dibuat misal 20 soal, maka soal-soal
yang berkategori mudah dan sulit berdasarkan taksonomi Bloom dengan menggunakan
persentase merata dari C1 s.d C6, soal-soal LOTS dievaluasi dengan soal-soal PG, soal-soal
HOTS dievaluasi dengan soal uraian dan soal PG dengan menyajikan wacana sesuai
indikator.

3. Indikator Keberhasilan
a. Model Discovery learning menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini
membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan mencari materi sehingga pembelajaran
akan lebih bermakna dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Model
ini memberi kesempatan kepada siswa untuk Model pembelajaran Discovery Learning
menemukan informasi yang berupa konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam suatu
proses mental, yang dilakukan melalui kegiatan praktek menggunakan molimod
sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya
itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
b. Dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran discovery,
peserta didik dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
mentalnya sendiri.
c. Indikator keberhasilan yaitu aktifnya peserta didik selama proses belajar mengajar dan
mampu menyelesaikan LKPD yang disediakan.

4. Hasil Deskripsi Data Pada Penelitian Best Practice


a. Literasi sains terdapat empat aspek yang melandasi penilaian PISA. Keempat aspek
tersebut yaitu aspek konteks, pengetahuan, kompetensi dan sikap. Melalui model
Discovery Learning dapat membantu terlaksananya gerakan literasi nasional karena
peserta didik diberikan kesempatan untuk menemukan informasi yang berupa konsep-
konsep dan prinsip-prinsip dalam suatu proses mental dalam materi bentuk molekul.
b. Untuk PPK , peserta didik semakin terbiasa menerapkan sikap yang ada pada unsur-unsur
PPK seperti Nasionalis, Religius, Mandiri, Gotong Royong/lingkungan, dan Integritas.
Peserta didik dapat membentuk pribadi yang lebih baik dan siap untuk bersaing di era
yang sangat global melalui pembelajaran setiap harinya yang dikuatkan oleh PPK
c. Pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
melakukan transfer knowledge. Peserta didik dapat menunjukkan bentuk molekul melalui
pengamatan video dan aplikasi pembelajaran PHET yang ditayangkan guru, mampu
membaca alat ukur dengan benar pada saat proses penyelidikan berlangsung,
menganalisis hasil percobaan dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
secara bergilir.
d. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk
bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran
sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung
pasif dan tidak antusias.
e. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery learning yang
diterapkan dengan menyajikan video mampu mendorong peserta didik merumuskan
pemecahan masalah. Dengan menerapkan discovery learning, peserta didik diberi
kesempatan terbuka untuk merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mencari data
dari berbagai sumber, menganalisis data, mempresentasikannya dan memverikasi hasil
diskusi bersama guru.
f. Best practice pembelajaran berorientasi HOTS dengan menerapkan discovery learning
ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman peserta didik tentang bentuk molekul oleh
peserta didik melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan peserta didik
untuk berpikir kritis, sistematis dan dapat menganalisa suatu masalah dari berbagai aspek.
C. Simpulan, Perbaikan dan Rekomendasi
1. Simpulan
Berdasarkan penelitian Best Practice ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Penerapan model pembelajaran yang berorientasi pada Higher Order Thinking Skill
(HOTS) seperti model Disecovery Learning sangat perlu diterapkan pada proses KBM
baik pada mapel eksak atau non eksak.
b. Pembelajaran kima dengan model Discovery Learning di SMA Al-Azhar Syifa Budi
Solo layak dijadikan best practice pada pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat
meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis,
literasi digital sains dan pemecahan masalah serta disisipkan dengan penguatan
pendidikan karakter. Materi yang bersifatpengunaan konsep bisa dilakukan dengan
penekanan literasi digital, sains dan baca tulis.
c. Dampak penggunaan model Discovery learning dapat meningkatkan prestasi belajar
kimia peserta didik dan hasil belajar pada materi bentuk molekul. Dengan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran
dengan model Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS,
tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
2. Perbaikan untuk penelitian kedepan:
a. KBM berorientasi HOTS harus intensif diterapkan di setiap mata pelajaran karena
memiliki dampak yang positif terhadap kompetensi HOTS peserta didik
b. Perlunya menyiapkan perangkat yang baik dalam implementasi pembelajaran
berorientasi HOTS
3. Rekomendasi untuk penelitian kedepan
a. Seluruh lembaga pendidikan harus memulai menerapkan model pembelajaranyang
mendukung kebutuhan peserta didik akan HOTS di era industri 4.0.
b. Seluruh guru dapat mempelajari dan menerapkan model Discovery learning agar
pembelajaran menjadimenarik untuk peserta didik.
c. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama
(tidak mudah lupa).
d. Pihak sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk
mendiseminasikan best practice ini akan menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
e. Pembelajaran dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan penyelarasan PPK, 4C,
dan HOTS melalui model Discovery learning, agar dapat meningkatkan prestasi peserta
didik dan ketepatan hasil analisis.

Surakarta, 24 Juni 2020


Mengetahui,
Kepala SMA Al-Azhar Syifa Budi Solo Penulis

H. Masykur Fitriawan, S.Pd.I.,M.Pd. Hadi Kurnianto, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai