A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model
pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi
Kurikulum 2013 adalah model discovery learning.Discovery learning didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43).
Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Melalui model Discovery
Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
Model Discovery Learning ini sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran kimia.
Kimia memuat ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika, dan energitika zat. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya
kimia juga diperoleh dan didasarkan berdasarkan teori (deduktif). Oleh sebab itu, mata
pelajaran kimia melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan
dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia
sebagai proses (kerja ilmiah). Sehingga pembelajaran kimia dan penilaian hasil
belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan
produk (Mulyasa, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan refleksi terhadap hasil
penelitian yang sudah dilakukan yaitu untuk mengetahui apakah setelah melaksanakan
pembelajaran dengan model discovery learning yang berorientasi HOTS dalam
materi bentuk molekul, dapat meningkatkan kompetensi HOTS peserta didik?
2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan refleksi hasil Best Practice ini adalah:
a. Untuk mengetahui penerapan KBM yang berorientasi HOTS yaitu model discovery
learning pada materi bentuk molekul.
b. Untuk mengetahui manfaat penerapan Discovery learning terhadap kemampuan
kompetensi peserta didik pada materi bentuk molekul.
3. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan refleksi hasil best pratice ini adalah:
a. Bagi Peneliti
1) Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga akan menambah
kualitas kegiatan belajar mengajar.
2) Meningkatkan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang peserta didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
3) Mendorong untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS.
4) Menjadi kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi penulis.
b. Manfaat bagi sekolah
1) Menambah dinamika sekolah sebagai wahana penelitian untuk meningkatkan
kualitas sumber daya sekolah, dalam mengembang tugas mendidik para penerus
bangsa.
2) Untuk perpustakaan sekolah memberi sumbangan sumber bacaan yang bisa
dimanfaatkan oleh pembaca baik siswa maupun
3) Menjadi arsip dokumen tertulis tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan
oleh pendidik SMA Al-Azhar Syifa Budi Solo
B. Hasil Kegiatan
1. Hambatan dan Solusi
Selama proses pembelajaran pada kelas X MIPA Muhammad Al-Fatih SMA Al-
Azhar Syifa Budi Solo dengan jumlah peserta didik 24 menggunakan model pembelajaran
discovery learning berlangsung aktif dan ceria. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon
pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun teman yang
disebabkan karena model discovery learning megharuskan peserta didik aktif selama proses
pembelajaran.
3. Indikator Keberhasilan
a. Model Discovery learning menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini
membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan mencari materi sehingga pembelajaran
akan lebih bermakna dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Model
ini memberi kesempatan kepada siswa untuk Model pembelajaran Discovery Learning
menemukan informasi yang berupa konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam suatu
proses mental, yang dilakukan melalui kegiatan praktek menggunakan molimod
sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya
itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
b. Dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran discovery,
peserta didik dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
mentalnya sendiri.
c. Indikator keberhasilan yaitu aktifnya peserta didik selama proses belajar mengajar dan
mampu menyelesaikan LKPD yang disediakan.