Anda di halaman 1dari 3

Soal Asesmen

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi refluk isi lambung ke dalam
esophagus, menyebabkan gejala dan kerusakan jaringan esophagus berupa esophagitis, striktur
esophagus dan barrett’s esophagus. GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke
kerongkongan yang dapat mengiritasi lapisan esophagus. GERD ini bersifat kronis dan biasanya
terjadi lebih dari 2 kali setiap minggunya serta terjadi secara tiba-tiba. Setiap orang pernah
mengalami kenaikan asam lambung. Saat asam lambung meningkat, jaringan di sepanjang
dinding kerongkongan akan teriritasi oleh asam lambung. Inilah yang menyebabkan sensasi panas
atau nyeri di dada atau biasa disebut juga dengan istilah heartburn. Hal ini disampaikan oleh
dr.Yuliani Herawati dari RSA UGM, saat mengisi program RE Medika, Kamis (23/3/2021) dengan
pemandu acara Rima Ariska.
GERD disebabkan karena kelemahan atau kegagalan relaksasi dari Lower Esophageal
Sphincter (LES) atau otot yang berbentuk cincin yang bertugas mengatur proses buka-tutup
pintu/klep saluran kerongkongan yang menghubungkan esophagus bawah dengan lambung, klep
ini normalnya akan menutup saluran kerongkongan setelah makanan turun ke lambung, bila otot
ini lemah klep ini akan tetap terbuka sehingga asam lambung akan naik kembali ke kerongkongan.
Kelemahan sfingter ini bisa terjadi dengan sendirinya pada wanita hamil atau obesitas. Selain itu,
mengkonsumsi makanan dan minuman seperti kopi, alkohol, cokelat, makanan yang digoreng,
dan saus tomat bisa memicu meningkatnya asam lambung. Bahkan makan porsi banyak 3 jam
menjelang tidur dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti aspirin juga bisa menyebabkan
meningkatnya asam lambung. Pada acara ini dr. Yuliani juga menyebutkan faktor resiko yang bisa
terkena GERD, diantaranya wanita hamil, Obesitas, orang dengan sindrom hernia perut, orang
lanjut usia, orang dengan Diabetes mellitus, dan orang yang merokok dengan mengonsumsi
alkohol dan kopi.
dr. Yuliani juga menjelaskan bahwa gejala GERD kadang mirip dengan penyakti jantung,
namun ada perbedaan antara nyeri GERD dan jantung. Rasa nyeri GERD biasanya disertai terasa
panas di dada dan nyeri di uluhati disertai rasa asam pada mulut, sementara penyakit jantung nyeri
dada seperti ditekan atau ditusuk dada sebelah kiri kemudian menjalar ke tangan kiri, leher atau
rahang. Ketika seseorang mengalami GERD, asam lambung dapat masuk ke tenggorokan
membuat mulut mengeluarkan air liur lebih banyak. Air liur biasanya juga terasa lebih asam dari
biasanya. Gejala GERD juga bisa ditandai dengan suara serak. Refluks asam lambung dapat masuk
ke pita suara, menyebabkan peradangan kronis disebut refluk laryngitis, sebagaimana diketahui
dapat menyebabkan suara serak kronis dan mempengaruhi bicara. Refluks asam lambung juga
sering menyebabkan kesulitan menelan atau disfagia. GERD kronis dapat menyebabkan
penyempitan kerongkongan, membuat seseorang sulit menelan makanan padat bahkan menelan
cairan, ini dikarenakan terciptanya sensai bahwa ada sesuatu yang menghalangi tenggorokan.
GERD juga ditandai dengan bau mulut yang disebabkan oleh pergerakan isi lambung ke
kerongkongan, ini juga disebabkan oleh cara mengunyah makanan yang tidak sempurna, yang
membuat makanan membusuk dilambung dan menyebabkan bau busuk. Tidak hanya itu saja,
gejala lain yang paling sering muncul adalah sering bersendawa, mual, muntah, gangguan tidur,
kerusakan gigi, nyeri tenggorokan, tersedak di malam hari dan rasa asam atau pahit di mulut.
Pada kesempatan ini, dr.Yuliani juga memberikan informasi seputar pengobatan penyakit
GERD. “Obat-obatan yang biasa diberikan pada penderita GERD, bisa diberikan dengan antasida
seperti ranitidine untuk mengurangi rasa nyerinya. Atau pilihan terbaik yaitu dengan proton pump
inhibitors (PPIs) seperti lansoprazole, omeprazole. Nah kalau sudah ketemu dokter, biasanya akan
diberikan obat-obatan itu, kemungkinan GERDnya sudah bersifat kronis. Terus kalau sampai ke
PPI tidak membaik, bahkan sampai mengancam nyawa, alternative terakhir dengan pembedahan”,
ujar dr. Yuliani. Dia juga menekankan bahwa pasien tetap harus merubah lifestyle yang lebih sehat.
Untuk menghindari penyakit ini, dr.Yuliani juga menyarankan untuk diet sehat bagi pasien
dengan obesitas. Selain itu juga harus menghindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat
memicu GERD, seperti : makanan pedas dan berminyak, soda, susu, alcohol, dan makanan yang
mengandung kafein seperti cokelat dan kopi. Untuk mencegah GERD, dr.Yuliani juga
menyarankan agar makan dengan porsi kecil tetapi sering dan teratur, tidak berbaring atau tidur
setidaknya dalam waktu 3 jam setelah makan, olahraga teratur, hindari rokok dan alcohol, juga
harus menghindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, sehingga tidak menekan perut agar
tidak terjadi GERD. “Kalau yang sudah terlanjur merokok, mulai sekarang hindari merokok ya”,
ujar dr.Yuliani.
Penanganan penyakit asam lambung yang tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
berupa peradangan pada saluran kerongkongan atau esophagus. Peradangan tersebut dapat
menyebabkan munculnya luka hingga jaringan parut di kerongkongan sehingga penderita menjadi
sulit menelan. Kondisi ini juga memicu terjadinya esophagitis, striktur esophagus dan Barrett’s
Esophagus yaitu penyakit yang berisiko menimbulkan kanker esophagus. Di akhir acara,
dr.Yuliani juga memberikan closing steatmentnnya. “Untuk Insan Edukasi di Rumah, ini kan
menjelang bulan Ramadhan ya, kita harus kuatkan imun kita. Sehat jiwa, sehat jasmani, sehat
mental juga, apalagi di masa pandemi seperti ini, berpuasa tetap menjadi kewajiban umat muslim,
jadi tetep jaga kesehatan ya dan tetap patuhi protokol kesehatan”, tutup dr.Yuliani Herawati. (Rima
Ariska/RE/BPMRPK/Kemdikbud)

1. Berdasarkan artikel diatas, tentukan pernyataan berikut benar atau salah dengan memberi tanda
centang (√)!
PPERNYATAAN BENAR SALAH
GERD adalah kondisi refluk isi lambung ke dalam esophagus yang
menyebabkan gejala dan kerusakan jaringan esophagus
Makan porsi banyak 3 jam menjelang tidur dan mengkonsumsi obat-
obatan tertentu seperti aspirin juga bisa menyebabkan meningkatnya
asam lambung
Gejala GERD selalu mirip dengan penyakti jantung dan tidak ada
perbedaan antara nyeri GERD dan jantung
Penanganan penyakit asam lambung yang tidak tuntas dapat
menimbulkan komplikasi berupa peradangan pada saluran
kerongkongan atau esophagus

2. Klik Ya atau Tidak, kemudian berikan penjelasanmu!


“Andi memiliki berat badan yang berlebihan atau mengalami obesitas. Dengan keadaanya
tersebut Andi diprediksikan akan lebih mudah terkena GERD dibandingkan dengan orang –
orang yang mempunyai berat badan normal.” Apakah benar Andi lebih beresiko terkena GERD
dibandingkan dengan orang – orang yang berat badannya normal?
Ya

Tidak

Penjelasan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai