Anda di halaman 1dari 5

Penyebab penyakit GERD

Gastroesophageal reflux disease atau yang lebih umum disingkat dengan GERD merupakan
suatu kondisi yang ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus).

Dalam kondisi normal, sfingter (katup) pada kerongkongan bagian bawah, berfungsi sebagai
jalan masuknya makanan dari mulut menuju ke sistem pencernaan.

Sfingter esofagus (kerongkongan) dilengkapi oleh otot-otot yang akan terbuka secara
otomatis ketika Anda menelan makanan, dan kembali menutup setelahnya.

Namun pada kasus GERD, otot sfringter esofagus ini lemah hingga tidak bisa menutup
dengan sempurna. Maka itu, asam lambung bisa naik ke kerongkongan dan menjadi
penyebab utama dari penyakit GERD.

Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, umumnya akan timbul gejala seperti nyeri dan
sensasi panas di dada yang disebut heartburn. Kenaikan asam lambung yang terbilang sering
bisa membuat menimbulkan iritasi lapisan kerongkongan.

Alhasil, lapisan kerongkongan pun meradang atau terluka. Meski kebanyakan orang yang
mengalami GERD mengalami peradangan pada lapisan kerongkongan, tapi ternyata tidak
selalu.

Melansir International Foundation for Gastrointestinal Disorders, GERD bisa muncul tanpa
merusak saluran kerongkongan. Sekali pun mengalami iritasi atau luka, biasanya tingkat
keparahan GERD dan peradangannya bergantung pada beberapa hal.

Mulai dari frekuensi atau seberapa sering terjadinya kenaikan asam lambung, lama waktu
asam lambung berada di kerongkongan, hingga jumlah asam tersebut.

Singkatnya, penyebab GERD yakni ketika otot sfringter di bagian bawah kerongkongan
melemah dan terbuka, ketika seharusnya tertutup.

Faktor pemicu GERD


Sebenarnya penyebab GERD bukan hanya masalah pada otot sfingter kerongkongan saja.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, menyebutkan beberapa hal
yang bisa turut menjadi penyebab GERD di bawah ini.

1. Minum obat-obatan
Jenis obat-obatan tertentu seperti aspirin, Motrin atau Advil (Ibuprofen), dan Aleve
(Naproxen), bisa menimbulkan efek samping tersendiri. Misalnya, menimbulkan gangguan
pada gastrointestinal atau saluran pencernaan, termasuk masalah pada tukak lambung dan
iritasi kerongkongan.

Tidak menutup kemungkinan, jenis obat-obatan NSAID lain juga dapat semakin melemahkan
otot sfringter kerongkongan. Berbagai obat lain yang dipercaya bisa melemahkan otot pada
katup kerongkongan sehingga menjadi penyebab GERD, meliputi:

 Obat untuk penyakit asma,


 Obat calcium channel blockers untuk mengobati tekanan darah tinggi,
 Obat antihistamin untuk mengatasi gejala alergi,
 Obat penenang, serta
 Obat antidepresan.

Jika Anda sudah mengalami GERD, jenis obat-obatan tersebut berisiko meningkatkan
keparahan gejalanya. Sementara bagi Anda yang tidak memiliki GERD, konsumsi obat-
obatan tersebut dalam jangka panjang berisiko mengembangkan gejalanya.

Maka itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi
obat. Atau, konsultasikan juga ketika merasakan suatu gejala saat sedang rutin minum obat
tertentu.

2. Merokok
Orang yang memiliki GERD biasanya disarankan untuk tidak merokok, karena dipercaya
sebagai salah satu penyebab penyakit ini. Pasalnya, ketika Anda merokok, kemampuan otot
pada sfringter kerongkongan bagian bawah akan melemah.

Akibatnya, sfringter kerongkongan yang harusnya tertutup, justru terbuka sehingga


memudahkan aliran asam lambung yang baik. Inilah yang kemudian menyebabkan rasa nyeri
pada dada alias heartburn.

Selain itu, merokok juga bisa mengurangi jumlah produksi air liur, memperlambat waktu
pengosongan perut, serta meningkatkan produksi asam lambung. Kesemua hal tersebut
nantinya akan semakin memicu kenaikan asam lambung sebagai penyebab GERD.

3. Hiatal hernia
Hiatal hernia yaitu kondisi yang terjadi ketika perut bagian atas menonjol hingga
bersinggungan dengan diafragma. Diafragma yaitu otot yang memisahkan antara perut
dengan dada, yang mana kerongkongan sebenarnya masuk ke area dada.

Salah satu tugas diafragma yakni mencegah agar asam lambung tidak bisa naik kembali ke
kerongkongan. Bila hiatal hernia terjadi, bagian diafragma tidak menutup sempurna sebagai
pemisah antara dada dan perut.

Kondisi ini tentu berpengaruh pada kemampuan otot sfringter kerongkongan untuk membuka
dan menutup. Akibatnya, asam lambung pun jadi lebih mudah naik ke kerongkongan karena
sfringter terbuka, sehingga menjadi penyebab GERD.

4. Genetik
Berdasarkan beberapa studi, genetik memiliki kemungkinan besar menjadi penyebab GERD.

Nampaknya, variasi DNA yang disebut GNB3 C825T merupakan gen berisiko membawa
penyakit GERD dan masalah kesehatan lainnya yang berhubungan dengan organ
kerongkongan.

Namun, periset menyebutkan butuh penelitian lebih lanjut mengenai gen ini. Selain itu, gen
ini disebut bukan jadi penyebab GERD tunggal. GERD sangat mungkin terjadi bila juga
dikombinasikan dengan faktor risiko lain.

Anda mungkin juga menyukai