Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

HASIL PRAKTEK KLINIK

Lokasi :

RSIA SITI KHADIJAH

Disusun Oleh

Nesya Putri Saud

NIS / NISN : 20210990 / 0066034913

BIDANG KEAHLIAN

KEPERAWATAN

SMK MENENGAH KEJURUAN


SMK NEGERI 1 BULANGO SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada allah swt atas berkat dan rahmatnya
sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik guna memenuhi syarat tugas praktik
kerja industri yang dilaksanakan di RSIA Sitti Khadijah.
Terdapat hambatan dan kesulitan dalam pembuatan laporan ini, namun berkat
kerja sama dari semua pihak, akhirnya laporan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain:
1. Bapak Drs.H. Moh. Rivai Engahu, MMPd. selaku kepala smk Negeri 1
Bulango Selatan
2. Ibu Rusni Rahman S.pd, selaku ketua jurusan keperawatan SMK
Negeri 1 Bulango Selatan
3. Ibu Rahmawati Agustin E. Panu A.md Keb selaku guru pembimbing
praktek
4. H.Dr. Elson Djakaria S.Pog selaku direktur RSIA Sitti Khajdijah
5. Bapak Radinal S. Farm selaku pembimbing dudi
6. Para karyawan serta staf RSIA Sitti Khadijah yang telah sabar dalam
memberi pengarahan dan mengajarkan ilmu yang sangat bermanfaat
7. Kedua orang tua tercinta atas do’a dan dukungannya
8. Teman – teman yang telah membantu dan bekerja sama selama praktik
kerja industri (PRAKERIN)

Semoga dengan disusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


Menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna diharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Gorontalo,01 April 2023


Penyusun
NESYA PUTRY SAUD

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana
konten atau isi lambung mengalir kembali ke esofagus, kemudian menyebabkan
gejala yang mengganggu seperti mulas dan regurgitasi asam.
Prevalensi GERD di negara barat sebesar 10-20%, lebih banyak ditemukan pada laki-
laki kulit putih dan usia yang relatif usia tua, prevalensi GERD di Asia sekitar 2-5%,
secara umum lebih rendah dibandingkan dengan negara barat, termasuk Indonesia,
namun data terakhir menunjukan bahwa prevalensinya semakin meningkat
Angka kejadian gerd di Indonesia cukup tinggi dengan kasus 30.154 (4,9%). Tujuan
penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita penyakit GERD yang
berobat di Puskesmas Kawatuna kelurahan Kawatuna, Kota Palu. berdasarkan umur,
jenis kelamin dan pendidikan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam
tentang proses pelaksanaan Asuhan Keperawatan kasus
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang harus dikuasai oleh siswa yaitu tediri dari
1. Apa itu GERD
2. Penyebab GERD
3. Proses terjadinya GERD
4. Tanda gejala GERD
5. Therapy yang akan diberikan pada penderita GERD

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan teori kasus penyakit


1) Definisi penyakit
GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi refluk isi lambung
ke dalam esophagus, menyebabkan gejala dan kerusakan jaringan esophagus
berupa esophagitis, striktur esophagus dan barrett’s esophagus. GERD terjadi
ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan yang dapat mengiritasi
lapisan esophagus. GERD ini bersifat kronis dan biasanya terjadi lebih dari 2 kali
setiap minggunya serta terjadi secara tiba-tiba. Setiap orang pernah mengalami
kenaikan asam lambung. Saat asam lambung meningkat, jaringan di sepanjang
dinding kerongkongan akan teriritasi oleh asam lambung. Inilah yang
menyebabkan sensasi panas atau nyeri di dada atau biasa disebut juga dengan
istilah heartburn. Hal ini disampaikan oleh dr.Yuliani Herawati dari RSA UGM,
saat mengisi program RE Medika, Kamis (23/3/2021) dengan pemandu acara
Rima Ariska. GERD disebabkan karena kelemahan atau kegagalan relaksasi dari
Lower Esophageal Sphincter (LES) atau otot yang berbentuk cincin yang bertugas
mengatur proses buka-tutup pintu/klep saluran kerongkongan yang
menghubungkan esophagus bawah dengan lambung, klep ini normalnya akan
menutup saluran kerongkongan setelah makanan turun ke lambung, bila otot ini
lemah klep ini akan tetap terbuka sehingga asam lambung akan naik kembali ke
kerongkongan. Kelemahan sfingter ini bisa terjadi dengan sendirinya pada wanita
hamil atau obesitas. Selain itu, mengkonsumsi makanan dan minuman seperti
kopi, alkohol, cokelat, makanan yang digoreng, dan saus tomat bisa memicu
meningkatnya asam lambung. Bahkan makan porsi banyak 3 jam menjelang tidur
dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti aspirin juga bisa menyebabkan
meningkatnya asam lambung. Pada acara ini dr. Yuliani juga menyebutkan faktor
resiko yang bisa terkena GERD, diantaranya wanita hamil, Obesitas, orang
dengan sindrom hernia perut, orang lanjut usia, orang dengan Diabetes mellitus,
dan orang yang merokok dengan mengonsumsi alkohol dan kopi. dr. Yuliani juga
menjelaskan bahwa gejala GERD kadang mirip dengan penyakti jantung, namun
ada perbedaa
2) Etiologi /penyebab
Penyebab penyakit GERD Gastroesophageal reflux disease atau yang lebih umum
disingkat dengan GERD merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan naiknya
asam lambung ke kerongkongan (esofagus). Dalam kondisi normal, sfingter
(katup) pada kerongkongan bagian bawah, berfungsi sebagai jalan masuknya
makanan dari mulut menuju ke sistem pencernaan. Sfingter esofagus
(kerongkongan) dilengkapi oleh otot-otot yang akan terbuka secara otomatis
ketika Anda menelan makanan, dan kembali menutup setelahnya. Namun pada
kasus GERD, otot sfringter esofagus ini lemah hingga tidak bisa menutup dengan
sempurna. Maka itu, asam lambung bisa naik ke kerongkongan dan menjadi
penyebab utama dari penyakit GERD. Ketika asam lambung naik ke
kerongkongan, umumnya akan timbul gejala seperti nyeri dan sensasi panas di
dada yang disebut heartburn. Kenaikan asam lambung yang terbilang sering bisa
membuat menimbulkan iritasi lapisan kerongkongan. Alhasil, lapisan
kerongkongan pun meradang atau terluka. Meski kebanyakan orang yang
mengalami GERD mengalami peradangan pada lapisan kerongkongan, tapi
ternyata tidak selalu. Melansir International Foundation for Gastrointestinal
Disorders, GERD bisa muncul tanpa merusak saluran kerongkongan. Sekali pun
mengalami iritasi atau luka, biasanya tingkat keparahan GERD dan
peradangannya bergantung pada beberapa hal. Mulai dari frekuensi atau seberapa
sering terjadinya kenaikan asam lambung, lama waktu asam lambung berada di
kerongkongan, hingga jumlah asam tersebut. Singkatnya, penyebab GERD yakni
ketika otot sfringter di bagian bawah kerongkongan melemah dan terbuka, ketika
seharusnya tertutup.
Faktor pemicu GERD
Sebenarnya penyebab GERD bukan hanya masalah pada otot sfingter
kerongkongan saja. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Diseases, menyebutkan beberapa hal yang bisa turut menjadi penyebab GERD di
bawah ini.
1. Minum obat-obatan
Jenis obat-obatan tertentu seperti aspirin, Motrin atau Advil (Ibuprofen), dan
Aleve (Naproxen), bisa menimbulkan efek samping tersendiri. Misalnya,
menimbulkan gangguan pada gastrointestinal atau saluran pencernaan,
termasuk masalah pada tukak lambung dan iritasi kerongkongan. Tidak
menutup kemungkinan, jenis obat-obatan NSAID lain juga dapat semakin
melemahkan otot sfringter kerongkongan. Berbagai obat lain yang dipercaya
bisa melemahkan otot pada katup kerongkongan sehingga menjadi penyebab
GERD, meliputi: Obat untuk penyakit asma, Obat calcium channel blockers
untuk mengobati tekanan darah tinggi, Obat antihistamin untuk mengatasi
gejala alergi, Obat penenang, serta Obat antidepresan. Jika Anda sudah
mengalami GERD, jenis obat-obatan tersebut berisiko meningkatkan
keparahan gejalanya. Sementara bagi Anda yang tidak memiliki GERD,
konsumsi obat-obatan tersebut dalam jangka panjang berisiko
mengembangkan gejalanya.
2. Merokok
Orang yang memiliki GERD biasanya disarankan untuk tidak merokok, karena
dipercaya sebagai salah satu penyebab penyakit ini. Pasalnya, ketika Anda
merokok, kemampuan otot pada sfringter kerongkongan bagian bawah akan
melemah. Akibatnya, sfringter kerongkongan yang harusnya tertutup, justru
terbuka sehingga memudahkan aliran asam lambung yang baik. Inilah yang
kemudian menyebabkan rasa nyeri pada dada alias heartburn. Selain itu,
merokok juga bisa mengurangi jumlah produksi air liur, memperlambat waktu
pengosongan perut, serta meningkatkan produksi asam lambung. Kesemua hal
tersebut nantinya akan semakin memicu kenaikan asam lambung sebagai
penyebab GERD.
3. Hiatal hernia
Hiatal hernia yaitu kondisi yang terjadi ketika perut bagian atas menonjol
hingga bersinggungan dengan diafragma. Diafragma yaitu otot yang
memisahkan antara perut dengan dada, yang mana kerongkongan sebenarnya
masuk ke area dada. Salah satu tugas diafragma yakni mencegah agar asam
lambung tidak bisa naik kembali ke kerongkongan. Bila hiatal hernia terjadi,
bagian diafragma tidak menutup sempurna sebagai pemisah antara dada dan
perut. Kondisi ini tentu berpengaruh pada kemampuan otot sfringter
kerongkongan untuk membuka dan menutup. Akibatnya, asam lambung pun
jadi lebih mudah naik ke kerongkongan karena sfringter terbuka, sehingga
menjadi penyebab GERD.
4. Genetik
Berdasarkan beberapa studi, genetik memiliki kemungkinan besar menjadi
penyebab GERD. Nampaknya, variasi DNA yang disebut GNB3 C825T
merupakan gen berisiko membawa penyakit GERD dan masalah kesehatan
lainnya yang berhubungan dengan organ kerongkongan. Namun, periset
menyebutkan butuh penelitian lebih lanjut mengenai gen ini. Selain itu, gen ini
disebut bukan jadi penyebab GERD tunggal. GERD sangat mungkin terjadi
bila juga dikombinasikan dengan faktor risiko lain.
5. Kehamilan
Kehamilan menjadi salah satu faktor yang bisa menjadi penyebab risiko
GERD semakin meningkat. Alasannya, karena adanya peningkatan hormon
estrogen dan progesteron dapat berpengaruh pada otot-otot sfringter esofagus.
Di samping itu, ukuran perut yang semakin membesar akan memberikan
tekanan kuat hingga berpengaruh pada naiknya asam lambung sehingga bisa
jadi penyebab GERD.
6. Asupan makanan harian
Jika gejala GERD terasa sering muncul, coba perhatikan dengan seksama.
Sebab bisa jadi, beberapa jenis makanan dan minuman tertentu bertindak
sebagai penyebab kemunculan gejala GERD. Sebenarnya, pantangan
makanan dan minuman untuk orang dengan GERD tidak jauh berbeda dengan
orang dengan masalah asam lambung. Pantangan makanan ini tentunya harus
dihindari karena bisa memicu munculnya gejala. Berikut berbagai daftar
makanan dan minuman yang jadi penyebab seseorang berisiko GERD, antara
lain: Makanan berminyak, seperti kentang goreng atau makanan cepat saji
Makanan manis, seperti cokelat, permen, atau kue bergula Makanan asin,
contohnya makanan kemasan Makanan pedas, baik cabai maupun lada
Minuman yang asam, seperti air jeruk nipis Minuman berkafein, seperti kopi,
teh, minuman bersoda, dan cokelat panas atau dingin Minuman beralkohol
7. Faktor lain
Di luar dari penyebab serta faktor risiko GERD yang disebutkan di atas, masih
ada beberapa hal lain yang bisa menimbulkan GERD. Penting untuk
memerhatikan beberapa hal berikut ini bila tidak ingin gejala GERD mudah
kambuh. Obesitas Efek kondisi obesitas sama seperti kehamilan, yakni lemak
yang berlebihan memberikan tekanan lebih besar pada perut. Akibatnya, asam
lambung akan diproduksi lebih banyak dan meningkatkan peluang untuk naik
ke kerongkongan. Kebiasaan makan yang buruk GERD erat dengan pola
makan. Selain pilihan makanan tidak tepat, penyebab GERD terus-menerus
kumat yakni kebiasaan makan yang buruk, contohnya makan dalam porsi
besar sekaligus, makan terburu-buru, atau langsung tidur setelah makan.
Masalah medis tertentu Penyebab meningkatkan risiko GERD bisa jadi karena
adanya masalah pada jaringan ikat. Kondisi ini bisa mengeraskan kulit dan
jaringan kulit. Seiring waktu, penyakit ini bisa merusak struktur kulit,
pembuluh darah, organ dalam, dan sistem pencernaan. Jika Anda merasa
memiliki satu atau lebih dari faktor risiko tersebut, penanganan dan perubahan
gaya hidup sedini mungkin bisa membantu mencegah GERD. Selain penyakit
ini, ada juga penyakit lainnya yang bisa meningkatkan risiko terjadinya
GERD, seperti penyakit celiac, diabetes, dan PPOK (penyakit paru obstruktif
kronis).
3) Anatomi fisiologi
Anatomi dan Fungsi Lambung Manusia dalam Sistem Pencernaan
Lambung adalah salah satu organ yang penting dalam sistem pencernaan. Namun,
ada banyak hal yang perlu Anda ketahui mengenai anatomi dan fungsi lambung.
Fungsi utama lambung
Lambung adalah bagian terpenting dalam proses pencernaan. Organ pencernaan
yang berbentuk menyerupai huruf J ini memiliki sejumlah fungsi penting. Ada
pun sejumlah fungsi utama lambung dalam sistem pencernaan, yakni: tempat
penyimpanan makanan sementara, memecah asam dari makanan yang
dikonsumsi, dan mengirimkan makanan ke fase berikutnya menuju usus kecil.
Pada saat makanan sampai di lambung, makanan mengalami proses pencernaan,
baik secara mekanik maupun kimiawi. Pencernaan mekanik adalah proses yang
melibatkan lapisan otot lambung guna menghancurkan makanan menjadi lebih
kecil dan halus. Sementara itu, proses pencernaan kimiawi memanfaatkan asam
lambung, enzim pencernaan, serta hormon pencernaan lainnya. Proses ini
bertujuan untuk memecah zat gizi, terutama protein, menjadi molekul kecil yang
mudah diolah oleh usus halus.
Struktur lambung
Letak lambung manusia berada pada rongga sebelah kiri perut. Organ ini
terhubung dengan dua saluran pada tiap ujungnya. Ujung atas lambung terhubung
dengan esofagus (kerongkongan) alias saluran yang berfungsi sebagai jalur masuk
makanan dari mulut. Sementara itu, bagian bawah lambung terhubung dengan
usus halus, yaitu organ berbentuk selang panjang yang menghubungkan lambung
dengan usus besar. Bagian usus pertama berbatasan dengan lambung yaitu
duodenum (usus dua belas jari). Berikut ini struktur lambung yang telah dibagi
menjadi lima bagian.
Kardiak
Kardiak adalah bagian teratas lambung yang berbatasan langsung dengan
esofagus. Makanan yang sudah dihaluskan di dalam mulut dan disalurkan melalui
kerongkongan akan melewati area ini sebelum dicerna oleh bagian tengah
lambung. Di lain sisi, area pertemuan antara kerongkongan dengan lambung lebih
dikenal sebagai persimpangan gastroesofageal (GE). Pada ujung kardiak terdapat
sfingter kardiak, yaitu otot-otot berbentuk cincin yang mencegah asam lambung
naik ke kerongkongan.
Fundus
Lapisan pada dinding lambung
Setelah mengenal fungsi dan bagian dari lambung, jangan lupa untuk mengetahui
anatomi dari dinding lambung. Lambung tersusun dari beberapa lapisan otot
polos berbentuk pipih. Berbeda dengan otot anggota gerak yang bekerja sesuai
kendali, otot lambung perlu bergerak secara otomatis. Hal ini yang
memungkinkan otot lambung tidak berhenti bekerja meski Anda tidak sadar.
Dilansir dari University of Rochester Medical Center, ada empat lapisan jaringan
yang menyusun lambung serta fungsi setiap bagiannya.
Berikut ini penjelasan mengenai lapisan dinding lambung.
Mukosa (selaput lendir) Mukosa atau selaput lendir merupakan lapisan terdalam
lambung yang bekerja langsung dengan makanan yang tengah dicerna. Jika
lambung kosong, lapisan mukosa akan mengerut, sehingga bentuknya berubah
menyerupai gerigi, alias rugae. Sebaliknya, rugae akan menjadi lebih pipih ketika
lambung penuh dengan makanan. Selama mencerna, lapisan mukosa ini
menghasilkan dua zat pencernaan, yaitu asam klorida dan pepsin untuk memecah
protein menjadi bagian kecil yang disebut pepton.
Submukosa Submukosa adalah lapisan lambung yang terdiri dari jaringan ikat.
Jaringan penyusun lapisan submukosa lambung mengandung sel-sel saraf,
pembuluh getah bening, dan pembuluh darah dengan fungsi menyalurkan nutrisi
menuju lambung.
Muscularis externa Muscularis externa adalah lapisan lambung yang menutupi
lapisan submukosa. Bagian ini tersusun atas tiga lapisan otot sekaligus, yaitu
lapisan otot melingkar, memanjang, serta menyerong yang membantu proses
pencernaan di dalam lambung.
Otot lapisan muscularis externa memanjang dan memendek sehingga
menghasilkan gerakan bergelombang yang disebut peristaltik. Gerakan ini
menyebabkan makanan tergiling dan teraduk hingga menjadi bubur halus yang
dikenal sebagai kim.
Serosa Serosa (visceral peritoneum) merupakan lapisan paling luar dari lambung
Anda. Fungsi lapisan ini adalah mengurangi gaya gesekan antara lambung dengan
berbagai organ lain di sekitar sistem pencernaan.
Kelenjar pada lambung
Bila diamati dengan mikroskop, lapisan lambung tampak dipenuhi dengan lubang-
lubang kecil yang disebut gastric pits. Lubang ini adalah tempat keluarnya asam
lambung, enzim, dan hormon yang diproduksi sel kelenjar lambung. Ada pun
beberapa sel kelenjar utama yang terdapat pada dinding lambung dan fungsi yang
dimilikinya, meliputi: sel mukosa yang menghasilkan lendir akali sebagai
pelindung sel lambung dari tekanan dan asam lambung berlebih, sel parietal yang
memproduksi asam klorida (asam lambung), sel chief yang menghasilkan enzim
pepsin untuk memecah protein, dan sel G yang memproduksi hormon gastrin
sebagai perangsang aktivitas lambung dan produksi asam lambung. Berbagai sel
di atas tersebar dalam lambung dengan jumlah yang beragam. Sel-sel parietal
misalnya, banyak ditemukan pada bagian badan lambung. Akan tetapi, sel ini
hampir tidak ditemukan pada bagian pilorus lambung.
Ukuran lambung Pada dasarnya, lambung bersifat elastis sehingga bisa mengecil
dan membesar. BIla Anda makan dalam porsi besar, perut akan cepat terasa
penuh. Namun, perut akan kembali ke ukuran normal setelah pencernaan
berlangsung. Artinya, kapasitas lambung dapat berubah bila Anda terbiasa makan
dalam porsi tertentu. Besar-kecilnya kapasitas lambung disesuaikan oleh
komposisi dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Dengan mengenali fungsi dan
anatomi lambung, hal ini akan membantu Anda menjaga pencernaan tetap sehat
agar tubuh tetap sehat menjalani aktivitas harian.
4) Patofisiologis /patomekanisme penyakit
GERD disebabkan akibat melemahnya sfingter esofagus atau otot-otot pembatas
antara kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan refluks (aliran balik)
atau naiknya isi dan asam lambung ke saluran esofagus (kerongkongan).
PENYEBAB GERD GERD disebabkan akibat melemahnya sfingter esofagus atau
otot-otot pembatas antara kerongkongan dan lambung sehingga menyebabkan
refluks (aliran balik) atau naiknya isi dan asam lambung ke saluran esofagus
(kerongkongan). Paparan asam lambung yang berulang-ulang naik ke esofagus
akan mengakibatkan iritasi pada lapisan esofagus atau kerongkongan.
Sfingter esofagus merupakan semacam otot yang berfungsi untuk mencegah isi
lambung mengalir ke esofagus. Dalam keadaan normal, otot tersebut berkontraksi
sehingga makanan dan isi lambung tidak mengalir ke esofagus. Sebaliknya, otot
tersebut akan berelaksasi saat makanan akan masuk ke dalam lambung. Refluks
asam dapat terjadi ketika sfingter melemah sehingga tidak dapat menutup dengan
benar. Inilah yang menyebabkan cairan dan isi lambung Anda bisa naik kembali
ke kerongkongan.
Selain itu, GERD juga dapat dipicu oleh beberapa makanan dan minuman tertentu
seperti:
1. Makanan dan minuman dengan rasa yang kuat Salah satu pemicu GERD
adalah terkait dengan jenis makanan yang asam, pedas, dan berminyak.
Terlalu sering mengonsumsi makanan ini akan meningkatkan produksi asam
lambung dan melumpuhkan otot sfingter esofagus bawah serta memperlambat
pengosongan lambung. Tidak hanya itu, Anda juga sebaiknya menghindari
alkohol dan minuman yang mengandung kafein yang dapat memicu terjadinya
GERD.
2. Kebiasaan makan yang kurang baik Beberapa kebiasaan makan yang kurang
baik yang memperberat gejala ini antara lain makan terburu-buru, sering
makan dalam porsi banyak sekaligus, dan langsung tidur setelah makan.
Kondisi tersebut akan meningkatkan tekanan pada rongga perut.
5) Manifestasi klinis
Biasanya dapat didiagnosis sendiri Gejalanya meliputi nyeri panas di dada yang
biasanya terjadi setelah makan dan memburuk ketika berbaring. Orang mungkin
mengalami: Jenis nyeri: panas di dada Gastrointestinal: bersendawa, mual atau
regurgitasi Juga umum: batuk kering, rasa pahit atau rasa tidak nyaman pada perut
bagian atas
KegemukanSuatu gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan yang
meningkatkan risiko masalah kesehatan. Obesitas sering kali terjadi karena kalori
yang masuk lebih banyak daripada yang dibakar melalui olahraga dan kegiatan
normal sehari-hari.
Esofagitis. Radang yang merusak saluran dari tenggorokan ke lambung
(esofagus). Penyebab termasuk asam lambung naik ke saluran pencernaan, infeksi,
beberapa obat, dan alergi.
Obesitas anak... Kondisi ketika anak kecil mengalami obesitas dilihat dari usia dan
tinggi badannya. Anak obesitas dapat menyebabkan diabetes, tekanan darah
tinggi, dan kolesterol tinggi.
Esofagus barrett..Kerusakan pada bagian bawah saluran yang menghubungkan
mulut dan lambung (esofagus). Esofagus Barrett biasanya akibat dari paparan
berulang terhadap asam lambung. Kondisi ini paling sering didiagnosis pada
penderita penyakit refluks gastroesofageal (GERD) jangka panjang.
Maag..Kelompok kondisi apa pun yang melibatkan peradangan lapisan dalam
perut. Penyebabnya antara lain infeksi, cedera, konsumsi rutin pil pereda nyeri
yang disebut sebagai NSAID, dan terlalu banyak alkohol.
Batu empedu..Endapan yang mengeras di dalam cairan di kandung empedu, yaitu
organ kecil di bawah hati. Batu empedu adalah timbunan cairan pencernaan yang
mengeras.
Asma.Kondisi ketika saluran udara meradang, sempit dan membengkak, dan
menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas. Asma bisa ringan
atau bisa juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam beberapa kasus, kondisi
ini dapat menyebabkan serangan yang mengancam jiwa.
Bulimia nervosa.Suatu gangguan makan yang serius ditandai dengan makan
berlebihan, diikuti dengan metode untuk menghindari kenaikan berat badan.
Bulimia adalah gangguan makan yang berpotensi mengancam nyawa.
Gejala Bahaya (Alarm Symptoms) Saat anamnesis perlu ditanyakan terkait gejala
bahaya yang menyertai gejala GERD karena adanya gejala bahaya
mengindikasikan keganasan yang mendasari. Gejala bahaya yang perlu
ditanyakan antara lain: Kesulitan menelan (disfagia) Nyeri saat menelan
(odinofagia) Kanker gastrointestinal pada kerabat tingkat pertama Gejala
perdarahan saluran pencernaan (melena, hematemesis, hematochezia, dan
perdarahan samar pada feses) Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas atau
anoreksia Defisiensi anemia Rasa cepat kenyang Muntah persisten
6) Pemeriksaan
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan laboratorium beserta interpretasinya
7) Theraphy /penatalaksanaan atau tindakan
- Pengobatan : melalui peroral, suntikan : IC,IM,IV beserta dosis
- Farmakologi obat
8) Prognosis
9) Pencegahan penyakit

BAB III LAPORAN KASUS

A. Hasil kegiatan yang diperoleh


B. Uraian prosedur keterampilan dasar keperawatan
C. Kasus
a. Tanggal :
b. Di : RSIA SITI KHADIJAH
c. Biodata
 Identitas
Nama pasien : Nn. Marshanda Djudin
Nama ibu : Hartati B. Arbie Nama Ayah : Roy Djudin
Umur : 16 Tahun No HP : 0878-6341-0808
Agama : Islam
Alamat : Desa Bongo, Kec.Batuda’a pante
 Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Nyeri uluh hati dari 1 hari yang lalu
Riwayat keluhan/ penyakit/ operasi yang telah dialami
sebelumnya : Kram badan dan Nyeri uluh hati
 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : composmentis
Kepala : normal
Mata : normal
Hidung : normal
Gigi dan mulut : normal
Tenggorokan : normal
Telingan : normal
Leher : normal
Thorax : normal
Jantung : normal
Paru – paru : normal
Abdomen : normal
Genetali dan anus : normal
Ekstremitas : normal
Kulit : normal
 Pemeriksaan laboratorium
 Diagnosa dokter : GERD ( gastroesofagus )
 Terapi : injeksi : ranitidin

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/pencernaan/gerd/beragam-penyebab-gerd/

https://www.alodokter.com/kenali-gejala-gerd-dan-cara-mengatasinya

https://hellosehat.com/pencernaan/fungsi-lambung/

https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gerd/diagnosis

LAMPIRAN
ASUHAN KEPERAWATAN

 PENGELOMPOKAN DATA
Subjektif : Orangtua pasien mengatakan anaknya sakit uluh hati sejak 1 hari yang lalu
Objektif: Pasien tampak lemah

 MASALAH KEPERAWATAN UTAMA

NYERI AKUT

 INSTRUKSI KERJA ( PERENCANAAN TINDAKAN )


(1) Observasi TTV
(2) Mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam
(3) Kolaborasi pasien terapi obat dengan dokter
(4) Melayani suntikan
*Ranitidin 1 ampul IV/12 jam
*Ondansentron 1 ampul IV/K/P
*Sucralfat syr 3x1 cth

INTRUKSI

(1) Observasi TTV : TD : 110/80


: N : 80 x/m
: R : 20 x/m
: SB : 36,2 derajat celcius
(2) IVTD RL 20 TPM

 CATATAN EVALUASI
Subjektif : Setelah melakukan tindakan dan pemberian terapi obat
Orangtua pasien mengatakan pasien sudah tidak sakit uluh hati lagi
Orangtua pasien mengatakan pasien sudah tidak pusing , Dan
Orangtua pasien mengatakan pasien sudah tidak punya keluhan lagi

Objektif : Setelah pemeriksaan akhir yang di dapatkan bahwa Nn. M.D sudah tidak
ada keluhan lagi
TTV AKHIR
TD : 100/70
N : 80 x/m
R : 20 x/m
SB : 36,2 derajat celcius

Analisa

Anda mungkin juga menyukai