D DENGAN GERD
(GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE)
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Oleh
G1A160032
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................1
A. Pengertian....................................................................................................................1
B. Etiologi........................................................................................................................1
C. Manifestasi Klinis........................................................................................................2
D. Patofisiologi................................................................................................................3
E. Komplikasi...................................................................................................................6
F. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................6
G. Penatalaksanaan...........................................................................................................8
H. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................11
I. Intervensi Keperawatan...............................................................................................11
BAB II............................................................................................................................17
TINJAUAN KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. D DENGAN
GERD ............................................................................................................................17
(GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE) DI RUANG IGD RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA TINGKAT II SARTIKA ASIH BANDUNG..................................17
A. PENGKAJIAN..........................................................................................................17
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................................26
C. INTERVENSI KEPERAWATAN.............................................................................27
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN......................................................................28
E. EVALUASI KEPERAWATAN................................................................................31
F. CATATAN PERKEMBANGAN...............................................................................31
BAB III...........................................................................................................................32
PENUTUP......................................................................................................................32
A. Kesimpulan................................................................................................................32
B. Saran..........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................33
ii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Gastroesophageal reflux disease adalah gerakan terbalik pada makanan
dan asam lambung menuju kerongkongan dan kadangkala menuju mulut.
Reflux terjadi ketika otot berbentuk cincin yang secara normal mencegah isi
perut mengalir kembali menuju kerongkongan (esophageal sphincter bagian
bawah) tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami
refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar,
nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi. Gastroesophageal Reflux Disease
(GERD) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari
mekanisme antireflux untuk melindungi mukosa esophagus terhadap refluks
asam lambung dengan kadar yang abnormal dan paparan yang berulang.
B. Etiologi
1. Menurunnya tonus LES (lower esophageal spinchter)
2. Bersihan asam dari lumen esophagus menurun
3. Ketahanan epitel esophagus menurun
4. Bahan refluksat mengenai dinding esophagus yaitu : PH<2, adanya
pepsin, garam empedu, HCl
5. Kelainan pada lambung (delayed gastric emptying)
6. Infeksi H. pylori dengan corpus predominan gastritis
7. Non acid refluks (refluks gas) menyebabkan hipersensitivitas visceral
8. Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat
refluks, tetapi hal ini adalah penyebab yang kurang sering terjadi.
1
9. Mengonsumsi makanan berasam, coklat, minuman berkafein dan
berkarbonat, alkohol, merokok tembakau, dan obat-obatan yang
bertentangan dengan fungsi esophageal sphincter bagian bawah
termasuk apa yang memiliki efek antikolinergik (seperti berbagai
antihistamin dan beberapa antihistamin), penghambat saluran kalsium,
progesteron, dan nitrat.
10. Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat
refluks, tetapi hal ini adalah penyebab yang kurang sering terjadi.
11. Kelainan anatomi, seperti penyempitan kerongkongan
C. Manifestasi Klinis
1. Rasa panas/ tebakar pada esofagus (pirosis)
2. Muntah
6. Nafas yang pendek dan berbunyi mengik karena ada penyempitan pada
saluran udara
7. Suara parau
2
9. Rasa bengkak pada tenggorokan (rasa globus)
11. Gejala lain : pertumbuhan yang buruk, kejang, nyeri telinga (pada anak)
13. Dengan iritasi lama pada bagian bawah kerongkongan dari refluks
berulang, lapisan sel pada kerongkongan bisa berubah (menghasilkan
sebuah kondisi yang disebut kerongkongan Barrett). Perubahan bisa
terjadi bahkan pada gejala-gejala yang tidak ada. Kelainan sel ini adalah
sebelum kanker dan berkembang menjadi kanker pada beberapa orang.
D. Patofisiologi
GERD terjadi karena beberapa factor seperti Hiatus hernia, pendeknya
LES, penggunaan obat-obatan, faktor hormonal yang menyebabkan penurunan
tonus LES dan terjadi relaksasi abnormal LES sehingga timbul GERD. Hiatus
hernia juga menyebabkan bagian dari lambung atas yang terhubung dengan
esophagus akan mendorong ke atas melalui diafragma sehingga terjadi
penurunan tekanan penghambat refluks dan timbul GERD. Selain itu, GERD
juga terjadi karena penurunan peristaltic esophagus dimana terjadi penurunan
kemampuan untuk mendorong asam refluks kembali ke lambung, kelemahan
kontraksi LES dimana terjadi penurunan kemampuan mencegah refluks,
penurunan pengosongan lambung dimana terjadi memperlambat distensi
lambung, dan infeksi H. Pilory dan korpus pedominas gastritis. GERD dapat
menimbulkan perangsangan nervus pada esophagus oleh cairan refluks
mengakibatkan nyeri akut. Selain itu GRED menyebabkan kerusakan sel
3
skuamosa epitel yang melapisi esophagus sehingga terjadi nyeri akut,
gangguan menelan, dan bersihan jalan nafas tidak efektif. Gangguan nervus
yang mengatur pernafasan juga disebabkan oleh GERD sehingga timbul pola
nafas tidak efektif. Disamping itu GERD menyebabkan refluks cairan masuk
ke laring dan tenggorokan, terjadi resiko aspirasi dan jika teraspirasi maka
timbul masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. GERD dapat menyebabkan
refluks asam lambung dari lambung ke esophagus sehingga timbul odinofagia,
merangsang pusat mual di hipotalamus, cairan terasa pada mulut, aliran balik
dalam jumlah banyak sehingga terjadi penurunan nafsu makan dan timbul
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high
pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal sphincter
(LES). Pada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada
saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan, atau aliran
retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari gaster
ke esophagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak ada atau
sangat rendah (< 3 mmHg). Refluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi
melalui 3 mekanisme:
4
Faktor ofensif dari bahan refluksat bergantung dari bahan yang
dikandungnya. Derajat kerusakan mukosa esophagus makin meningkat pada
pH < 2, atau adanya pepsin atau garam empedu. Namun dari kesemuanya itu
yang memiliki potensi daya rusak paling tinggi adalah asam.
5
Non-acid reflux turut berperan dalam patogenesis timbulnya gejala
GERD. Non-acid reflux adalah berupa bahan refluksat yang tidak bersifat
asam atau refluks gas. Dalam keadaan ini, timbulnya gejala GERD diduga
karena hipersensitivitas visceral.
E. Komplikasi
1. Erosif esofagus
2. Esofagus barrett’s
3. Striktur esofagus
6. Aspirasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi
6
ringan. Pada keadaan yang lebih berat, gambar radiology dapat berupa
penebalan dinding dan lipatan mukosa, ulkus, atau penyempitan lumen.
Walaupun pemeriksaan ini sangat tidak sensitive untuk diagnosis GERD,
namun pada keadaan tertentu pemeriksaan ini mempunyai nilai lebih dari
endoskopi, yaitu pada stenosis esophagus derajat ringan akibat esofagitis
peptic dengan gejala disfagia, dan pada hiatus hernia.
3. Monitoring pH 24 jam
7
G. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, penatalaksanaan GERD terdiri dari modifikasi gaya
hidup, terapi medikamentosa, terapi bedah serta akhir-akhir ini mulai
dilakukan terapi endoskopik. Target penatalaksanaan GERD adalah
menyembuhkan lesi esophagus, menghilangkan gejala/keluhan, mencegah
kekambuhan, memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah timbulnya
komplikasi.
2. Terapi medikamentosa
a. Antasid
8
Golongan obat ini cukup efektif dan aman dalam menghilangkan
gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi esofagitis. Selain
sebagai buffer terhadap HCl, obat ini dapat memperkuat tekanan
sfingter esophagus bagian bawah.
b. Antagonis reseptor H2
c. Obat-obatan prokinetik
Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD karena
penyakit ini lebih condong kearah gangguan motilitas. Namun, pada
prakteknya, pengobatan GERD sangat bergantung pada penekanan
sekresi asam.
d. Metoklopramid
e. Domperidon
9
mengurangi keluhan dan penyembuhan lesi esophageal belum banyak
dilaporkan, golongan obat ini diketahui dapat meningkatkan tonus
LES serta mempercepat pengosongan lambung.
f. Cisapride
Berbeda dengan antasid dan penekan sekresi asam, obat ini tidak
memiliki efek langsung terhadap asam lambung. Obat ini bekerja
dengan cara meningkatkan pertahanan mukosa esophagus, sebagai
buffer terhadap HCl di eesofagus serta dapat mengikat pepsin dan
garam empedu. Golongan obat ini cukup aman diberikan karena
bekerja secara topikal (sitoproteksi).
10
H. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan refluks
laring dan glotis terhadap cairan refluks.
I. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan & Kh Intervensi Rasional
11
cairan refluks. normal skala 4 3. Potong makanan 3. Menghindari
- Pasien mampu kecil kecil. terjadinya risiko
menelan, mengunyah aspirasi yang terlalu
tanpa terjadi aspirasi, tinggi.
dan mampu melakukan 4. Hindari makan 4. Dapat membatasi
oral hygiene skala 4 kalau residu masih ekspansi
banyak gastroesofagus
- Jalan nafas paten,
mudah bernafas, tidak
merasa tercekik dan
tidak ada suara nafas
abnormal skala 4
12
cairan dengan 4. Dorong masukan 4. Memungkinkan
pengeluaran oral bila mampu penghentian
tindakan dukungan
sodium. cairan infasif dan
kembali ke normal.
13
6. berat badan pengkajian
tiap hari. Buat kebutuhan nutrisi
jadwal teratur
setelah pulang.
Kolaborasi dengan
14
4. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kurangi faktor 1. Dengan
berhubungan keperawatan selama 3x24 presipitasi nyeri berkurangnya faktor
dengan
inflamasi jam, pasien tidak 2. Tingkatkan pencetus
lapisan mengalami nyeri, dengan istirahat nyeri maka pasien
esofagus
kriteria hasil: 3. Berikan informasi tidak terlalu
- Mampu mengontrol tentang nyeri merasakan
nyeri (tahu penyebab seperti penyebab intensitas nyeri.
nyeri, mampu nyeri, berapa lama 2. Menurunkan
menggunakan tehnik nyeri akan tegangan abdomen
nonfarmakologi untuk berkurang, dan dan meningkatkan
mengurangi nyeri, antisipasi rasa kontrol.
mencari bantuan) ketidaknyamanan 3. Pemberian
- Melaporkan bahwa prosedur. informasi yang
nyeri berkurang dengan 4. Ajarkan tentang berulang dapat
menggunakan teknik mengurangi rasa
manajemen nyeri nonfarmakologi kecemasan pasien
- Mampu mengenali seperti teknik terhadap rasa
nyeri (skala, intensitas, relaksasi nafas nyerinya.
frekuensi dan tanda dalam, distraksi 4. Meningkatkan
- Tanda vital dalam dan kompres relaksasi,
rentang normal memfokuskan
hangat/dingin.
kembali perhatian
5. Berikan analgesik
dan meningkatkan
untuk mengurangi kemampuan
nyeri koping.
5. Perlu penanganan
obat untuk
memudahkan
15
5. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan 1. Peninggian kepala
nafas keperawatan selama 1x24 pasien tempat tidur
tidak efektif jam klien dapat untuk mempermudah
berhu bungan menunjukkan kriteria hasil: memaksimalkan fungsi pernapasan
dengan refluks 1. jalan nafas yang paten ventilasi dengan
cairan ke (tidak tercekik, irama menggunakan
nafas dan pola nafas
laring dan dalam rentang normal) gravitasi.
tenggorokan skala 4 2. 2. Fisioterapi dada
3. 3. Keseimbangan akan
Atur intake untuk stabil apabila antara
cairan pemasukan
mengoptimalkan dan
keseimbangan.
pengeluaran
diatur
6. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu pasien 1. Menetralkan
Menelan keperawatan selama 1x24 dengan mengontrol hiperekstensi,
membantu
berhubungan jam maka gangguan kepala mencegah aspirasi
dengan menelan pada klien dapat dan meningkatkan
kemampuan untuk
penyempitan diatasi dengan kriteria
menelan.
/strikture pada hasil: Menggunakan
esophagus - Klien dapat menelan gravitasi
untuk
akibat makanan dengan 2. Letakkan 2. memudahkan
gastroesophe sempurna skala 4 pasien proses menelan.
gal reflux pada posisi
duduk/tegak
disease selama dan setelah
makan.
16
3. Berikan makan 3. Pasien dapat
perlahan pada berkonsentrasi pada
lingkungan yang mekanisme makan
tenang tanpa adnya
gangguan distraksi
dari luar
17
BAB II
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Nama Nama
: Tn. Didi Sutisna : Ny. Yuyun
Umur Umur
: 77 tahun 1 bulan : 49 tahun
J. kelamin J. Kelamin
: laki-laki : Perempuan
Suku Suku
: Sunda : Sunda
Agama Agama
: Islam : Islam
Pendidikan Pendidikan
: SMP : SMA
No. RM No. RM
Alamat : 00.232.517 :-
Alamat
: Kp. Sukamanah Rt.03/07 : Kp. Sukamanah Rt.03/07
Kel. Wates Kec. Bandung Kel. Wates Kec. Bandung
Kidul Kota Bandung Kidul Kota Bandung
18
RESUME KASUS
Tn. D datang pada hari Rabu 25 Desember 2019 pukul 05.40 WIB dengan
keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
ulu hati dirasakan panas hingga dada, klien juga mengatakan melilit dan mual.
BAB terakhir 1 hari yang lalu berwarna kecokelatan, flatus (+), BAK tidak ada
keluhan. Sesak sudah 2 hari, batuk sudah 1 bulan yang lalu disertai demam, BB
menurun, dan berkeringat pada saat malam hari. 7 hari yang lalu klien di rawat di
RS Sartika Asih dengan diagnosa TB Paru + BP + CPC.
C. PEMERIKSAAN FISIK
19
- Nadi Reguler 3 HR 102x/menit
- Capilary refill Iregular detik
- JVP <3 Meningkat …..
- Murmur detik cm
hangat
Dingin
Ya, lokasi
Tidak ada
- Bentuk dada Simetris
- Bunyi nafas Bronkial Bronkovesikular Vesikular
Suara nafas tambahan
- Whezing Tidak Ya, (kanan/kiri)
- Ronchi Tidak Ya, (kanan/kiri)
- Stridor Tidak Ya,
- Snoring
Tidak Ya,
Batuk
Tidak Ya, Produktif/ tidak,
Pemakaian otot Bantu nafas secret……
RR
Tidak Ya, ……………….
Respiratory
20
- Luka bakar tidak ada
- Lain – lain Tidak ada
Tidak
ada
- Riwayat dan Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada
pertumbuhan waktu dewasa
perkembangan fisik Kekeringan kulit atau rambut
Exopthalmus Goiter Hipoglikemia
Tidak toleran terhadap panas
Tidak toleran terhadap dingin
Polidipsi Poliphagi Poliuri
Endokrin
21
pergerakan sendi Ya Tidak
- Parese Ya Tidak
- Paralise Ya Tidak
- Hemiparese Ya Tidak
- Kontraktur …………………………
- Lain- lain …………………………
Peradangan
Perlukaan
Lokasi…………………….
22
Abdomen
- Kontur Abdomen Normal distensi
- Jejas Tidak ya,……cm, lokasi……..
- Bising usus
Tidak ada, 12 x/mt
- Meteorismus
Tidak ya
- Nyeri tekan
Tidak ya, lokasi………
- Pembesaran Hepar
Tidak ya, ……..cm bawah arcus costae
- Pembesaran Limpa
- Teraba Massa Tidak ya
Nutrisi
Pola makan
- Jenis Diet/ kalori Tidak ada
- Mendapat makanan tambahan Tidak Ya,……………………..
- Klien makan Makanan yang Tidak habis 1 porsi 1 piring 3x/hari
disajikan
- Kesulitan menelan Tidak ya cm
- TB/BB / kg
Gastrointestinal
23
Konsep Diri Tanggapan tentang tubuh
- Citra diri / body image Bagian tubuh yang disukai..……………………
Bagian tubuh yang tidak disukai………………
Persepsi terhadap kehilangan bagian tubuh yang
lainnya………………………………………….
24
Peran
- tanggapan klien terhadap perannya
senang tidak senang
lain – lain……………………………………..
kemampuan / kesanggupan klien melaksanakan
perannya sanggup tidak sanggup
kepuasan klien melaksanakan perannya
puas tidak puas
lain- lain…………………………………………
Ideal diri / harapan
-
harapan klien terhadap tubuhnya selalu
sehat posisi (dalam pekerjaan) status
(dalam keluarga) ayah dan suami tugas/
pekerjaan tidak bekerja
Harapan klien terhadap penyakit yang dideritanya
Klien selalu berharap semoga selalu sehat.
Harga diri
-
tanggapan klien terhadap harga dirinya : klien
sangat menghargai dirinya.
Sosial /interaksi
-
Klien sering dikunjungi oleh keluarga ya klien
sering dikunjungi oleh anak-anaknya Hubungan
klien dengan keluarga baik
Dukungan keluarga terhadap klien : semua
keluarga sangat mendukung klien
Spiritual
Psikososial
-
Klien melaksanakan sholat 5 waktu dan rutin
menghadiri pengajian.
25
D. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG ( LABORATORIUM, X-RAY,
DLL) :
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
1. Hematologi
Hemoglobin 11,9 g/dl 12-18
Leukosit 10.000 /mm3 4.000-10.000
Hematokrit 36% 37-48
Trombosit 204.000 /mm3 150.000-400.000
2. Kimia
Ureum 29 mg/dl 20-40
Kreatinin 2,3 mg/dl 0,3-1,5
SGOT 1164 U/L 5-40
SGPT 556 U/L <32
Gula darah sewaktu 104 mg/dl < 150
Elektrolit
- Natrium 132,36 mg/dl 138-145
- Kalium 4,33 3,5 – 5,1
- Klorida 95,04 96 – 110
E. TERAPI
1. Infus RL 500/ 24 jam 7 tpm
2. Infus D5 20 tpm
3. O2 4 lpm Nasal canul
4. Injeksi Pantoprazole 1x40 mg
5. Injeksi granisentron 1x1
6. Injeksi ketorolac 30 mg
7. OAT (STOP jam 07.10)
8. Concor
9. Injeksi furosemid 2x40 mg
10. Curcuma 3x1 (STOP jam 07.10)
26
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. D
Umur : 77 tahun 1 bulan
NO DATA ( DS/DO) MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Nyeri akut Inflamasi lapisan
- Klien mengeluh nyeri ulu hati esofagus
sejak 2 hari yang lalu
DO:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus
27
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kurangi faktor presipitasi nyeri 1. Dengan berkurangnya faktor
berhubungan selama 3x24 jam, pasien tidak 2. Tingkatkan istirahat pencetus nyeri maka pasien tidak
dengan mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: 3. Berikan informasi tentang nyeri terlalu merasakan intensitas nyeri.
inflamasi - Mampu mengontrol nyeri (tahu seperti penyebab nyeri, berapa 2. Menurunkan tegangan abdomen dan
lapisan esofagus
penyebab nyeri, mampu lama nyeri akan berkurang, dan meningkatkan rasa kontrol.
menggunakan tehnik antisipasi ketidaknyamanan 3. Pemberian informasi yang berulang
nonfarmakologi untuk mengurangi prosedur. dapat mengurangi rasa kecemasan
nyeri, mencari bantuan) 4. Ajarkan tentang teknik pasien terhadap rasa nyerinya.
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang nonfarmakologi seperti teknik 4. Meningkatkan relaksasi,
dengan menggunakan manajemen relaksasi nafas dalam, distraksi memfokuskan kembali perhatian
nyeri dan kompres hangat/dingin. dan meningkatkan kemampuan
- Mampu mengenali nyeri (skala, 5. Berikan analgesik untuk koping.
intensitas, frekuensi dan tanda mengurangi nyeri 5. Perlu penanganan obat untuk
- Tanda vital dalam rentang normal memudahkan istirahat adekuat dan
penyembuhan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL KODE (NDX) JAM IMPLEMENTASI PARAF
28
25 Desember 2019 1 Shift Malam
- Mengobservasi TTV
29
06.40 WIB - Memberikan tindakan sesuai advis
• Injeksi ketorolac 30 mg
• OAT
• Curcuma 3x1
Memasang EKG
06.50 WIB
-
30
- OAT stop
- Curcuma stop
08.00 WIB
31
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal Waktu Masalah Evaluasi
A : Nyeri akut
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Kode Jam Evaluasi
(NDX)
A : Nyeri akut
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami
refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa
terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi.
B. Saran
1. Petugas Kesehatan
2. Mahasiswa
33
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=9746
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gerdinfant/index.htm
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gerinchildren/index.htm
34