DISUSUN OLEH:
2021
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Pendahuluan
asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa GERD. Adapun maksud dari
penyusunan ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan . Disusunnya Laporan
pendahuluan asuhan keperawatan ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa
pihak dan sumber. Karena itu, Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi
setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dan pembimbing Lahan PKKT Di
UPTD PUSKESMAS MODAYAG yang telah membantu dan membimbing kami
dalam mengerjakan Laporan Pendahuluan ini. Kiranya amal baik serta budi luhur
secara ikhlas yang telah diberikan kepada kami dari beliau di atas yang dapat
maupun belum dapat kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari
Allah SWT. menyadari bahwa dalam menyusun Laporan pendahuluan ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu Kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya penyususnan Laporan Pendahuluan
ini. berharap semoga ini bisa bermanfaat khususnya bagi pembaca pada
umumnya.
Penyusun
Audrey Manimpurung
NIM : 01909010008
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………0
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………3
A. LATAR BELAKANG………………………………………………...3
B. TUJUAN………………………………………………………………3
A. PENGERTIAN………………………………………………………..4
B. ETIOLOGI……………………………………………………………4
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN TERKAIT…………………5
D. TANDA DAN GEJALA……………………………………………..8
E. PATOFISIOLOGI……………………………………………………8
F. PATHWAY…………………………………………………………..9
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………….10
H. KOMPLIKASI……………………………………………………….12
I. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN………..12
J. KONSEP KEPERAWATAN……………………………………….13
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL……………….14
L. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN…………………….15
M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN………………………………15
N. EVALUASI…………………………………………………………..16
A. KESIMPULAN…………………………………………………….23
B. SARAN…………………………………………………………….23
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit refluks gastro esofageal (GERD) adalah penyakit organ
esofagus yang banyak ditemukan dinegara barat. Berbagai survei
menunjukkan bahwa 20 – 40 % populasi dewasa menderita heart burn
(rasa panas membakar didaerah retrosternal), suatu keluhan klasik GERD.
Di Indonesia penyakit ini sepintas tidak banyak ditemukan, bahkan
mungkin tidak pernah dibuat diagnosisnya, oleh karena sering tidak
terpikirkan. Lagi pula hanya sebagian kecil pasien GERD datang berobat
pada dokter karena pada umumnya keluhannya ringan dan menghilang
setelah diobati sendiri dengan antasida. Dengan demikian hanya kasus
yang berat dan disertai kelainan endoskopi berupa esofagitis dan berbagai
macam komplikasinya yang datang berobat pada dokter.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan Klien tentang Diagnosa GERD dengan kejadian di
wilayah kerja UPTD PUSKESMAS MODAYAG.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Klien tentang Diagnosa
GERD di wilayah kerja UPTD PUSKESMAS MODAYAG.
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Refluks gastroesofagus merupakan kembalinya isi lambung ke
esophagus atau lebih proksimal. Isi lambung tersebut dapat berupa asam
lambung, udara maupun makanan (Resto, 2000). Refluks gastroesofagus
merupakan aliran balik isi lambung atau duodenum ke dalam esophagus.
Esofagus adalah saluran yang menghubungkan mulut ke lambung. Otot
berbentuk cincin di bagian bawah esophagus (spinkter esophagus bawah)
membuka dan menutup agar makanan masuk ke dalam lambung. Spinkter
ini membuka agar udara dapat keluar setelah makanan masuk. Ketika
spinkter membuka, isi lambung masuk ke dalam esophagus, dan dapat
keluar dari rongga mulut, menyebabkan regurgitasi (aliran balik), meludah
dan muntah.
B. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya GERD meliputi :
1. Bersihan asam dari lumen esofagus menurun. Disebabkan karena
kemampuan esofagus untuk membersihkan asam tersebut
menurun, sedangkan asam semakin meningkat.
2. Gangguan fungsi (relaksasi sementara LES (Lower Esophageal
Sphincter)) atau mekanikal (penurunan tekanan LES)
menyebabkan peningkatan refluks gastroesofagus.
3. Komponen makanan (misalnya : kafein, alcohol), obat-obatan
dapat menurunkan tekanan LES
4. Kegemukan, merupakan factor penting yang mengontribusi refluks
gastroesofagus yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intraabdomen.
5. Usia, meskipun refluks gastroesofagus dapat terjadi pada semua
usia, tetapi pada usia lanjut kondisi refluks gastroesofagus
meningkat seiring dengan penurunan tekanan LES.
3. Motilitas Esofagus
Fase Menelan :
1. Fase Oral
2. Fase Faringeal
3. Fase Esofageal
E. Patofisiologi
.
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
Dewasa ini endoskopi merupakan pemeriksaan pertama yang dipilih
oleh evaluasi pasien dengan dugaan PRGE (Penyakit Refluks Gastro
Esofagus). Namun harus diingat bahwa PRGE tidak selalu disertai
kerusakan mukosa yang dapat dilihat secara mikroskopik dan dalam
keadaan ini merupakan biopsi. Endoskopi menetapkan tempat asal
perdarahan, striktur, dan berguna pula untuk pengobatan (dilatasi
endoskopi).
2. Radiologi
Pemeriksaan ini kurang peka dan seringkali tidak menunjukkan
kelainan, terutama pada kasus esofagitis ringan. Di samping itu hanya
sekitar 25 % pasien PRGE menunjukkan refluks barium secara spontan
pada pemeriksaan fluoroskopi. Pada keadaan yang lebih berat, gambar
radiologi dapat berupa penebalan dinding dan lipatan mukosa, tukak,
atau penyempitan lumen.
3. Tes Provokatif
Tes Perfusi Asam (Bernstein) untuk mengevaluasi kepekaan
mukosa esofagus terhadap asam. Pemeriksaan ini dengan
menggunakan HCl 0,1 % yang dialirkan ke esofagus. Tes
Bernstein yang negatif tidak memiliki arti diagnostik dan tidak
bisa menyingkirkan nyeri asal esofagus. Kepekaan tes perkusi
asam untuk nyeri dada asal esofagus menurut kepustakaan
berkisar antara 80-90%.
Tes Edrofonium
Tes farmakologis ini menggunakan obat endrofonium yang
disuntikan intravena. Dengan dosis 80 µg/kg berat badan untuk
menentukan adanya komponen nyeri motorik yang dapat
dilihat dari rekaman gerak peristaltik esofagus secara
manometrik untuk memastikan nyeri dada asal esofagus.
4. Pengukuran pH dan tekanan esophagus
Pengukuran pH pada esofagus bagian bawah dapat memastikan ada
tidaknya RGE (Refluks Gastro Esofagus), pH dibawah 4 pada jarak 5
cm diatas SEB (Spinkter Esofagus Bawah) dianggap diagnostik untuk
RGE. Cara lain untuk memastikan hubungan nyeri dada dengan RGE
adalah menggunakan alat yang mencatat secara terus menerus selama
24 jam pH intra esofagus dan tekanan manometrik esofagus. Selama
rekaman pasien dapat memeberi tanda serangan dada yang dialaminya,
sehingga dapat dilihat hubungan antara serangan dan pH
esofagus/gangguan motorik esofagus. Dewasa ini tes tersebut dianggap
sebagai gold standar untuk memastikan adanya PRGE.
5. Tes PPI (proton pump inhibitor)
Golongan obat ini menyupresi produksi asam lambung dengan
menghambat molekul di kelenjar lambung yang bertanggung jawab
menyekresi asam lambung, biasa disebut pompa asam lambung (Lowe,
2004)
6. Tes Gastro-Esophageal Scintigraphy
Tes ini menggunakan bahan radio isotop untuk penilaian pengosongan
esofagus dan sifatnya non invasif (Djajapranata, 2001).
7. Pemeriksaaan Esofagogram
Pemeriksaan ini dapat menemukan kelainan berupa penebalan lipatan
mukosa esofagus, erosi, dan striktur (penyempitan).
H. Komplikasi
Komplikasi PRGE antara lain:
1. Esofagus Barret, yaitu perubahan epitel skuamosa menjadi kolumner
metaplastik. Barrett esophagus disebabkan oleh gastro-esofagus
penyakit refluks yang memungkinkan isi perut untuk merusak sel-sel
yang melapisi esophagus bagian bawah.
2. Perdarahan saluran cerna akibat iritasi mukosa (selaput lendir).
3. Striktur esophagus. Striktur esofagus merupakan penyempitan lumen
esofagus yang dapat menyebabkan keluhan disfagia. Berdasarkan
etiologinya, striktur esofagus dibedakan menjadi striktur esofagus
benigna dan maligna. Striktur esofagus benigna disebabkan oleh
GERD, zat korosif, web, radiasi, post anastomosis esofagus,
sedangkan striktur esofagus maligna disebabkan oleh keganasan baik
dari dalam maupun dari luar esophagus
4. Aspirasi yaitu masuknya cairan atau isi lambung ke dalam saluran
nafas yang menyebabkan sesak nafas.
5. Esofagitis yaitu radang esophagus. Hal ini disebabkan karena isi
lambung yang keluar adalah asam lambung. Dimana asam ini akan
merusak mukosa esophagus dan memberikan gejala klinis.
M. IMPLEMENTASI
N. EVALUASI
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Refluks gastroesofagus merupakan kembalinya isi lambung ke esophagus
atau lebih proksimal. Isi lambung tersebut dapat berupa asam lambung, udara
maupun makanan (Resto, 2000). Refluks gastroesofagus merupakan aliran balik
isi lambung atau duodenum ke dalam esophagus. Esofagus adalah saluran yang
menghubungkan mulut ke lambung
SARAN
https://id.scribd.com/document/466736233/LP-DAN-ASKEP_GERD_FREDRICK_I
https://id.scribd.com/dpcument/421959759/laporan-pendahuluan