Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

Dosen Pembimbing :Detiana, S.Kep,Ners,M.Kes

Disusun Oleh: Kelompok 5 Tingkat II B

1.Dimas Abriantori Yogantara


2.Rinda
3.Rizka Violita
4.Sintya Nabila
5.Resty Medya Sari

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN LAHAT
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang Asuhan Keperawatan
Gastritis.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Asuhan Keperawatan Gastritis ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….………i

DAFTAR ISI………….………………………………………………………………………………..…ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………1

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………2

C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………………………..3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI GASTRITIS………………………………………………………………………………4

2.2 ETIOLOGI……………………………………………………………………………………………5

2.3 MANIFESTASI KLINIS……………………………………………..………………………………6

2.4 PENATALAKSANAAN…………………………..…………………………………………………7

2.5 DISCHARGE PLANNING………………………………………………………………………….8

2.6 PATOFISIOLOGI……………………………………………………………………………………9

2.7 PENGKAJIAN…………………………………….……………………………….………………..10

2.8 PEMERIKSAAN FISIK…………………………………………...…..………….…………………11

2.9 ANALISA DATA………………………………………...……………………………....…………12

3.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………………………………………13

3.2 INTERVENSI…………………………………….…………………………………………………14

3.3 IMPLEMENTASI……………………………………...……………………………………………15

3.3 EVALUASI ……………………………………...………………………………………………….16

BAB III PENUTUP

3.4 KESIMPULAN………………………………………………………………………….…………..17
DAFTAR PUSTAKA. . . . . .. . . . .. . . .. . .. . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . .. . . . .. . . . . ........ . . . . .. .. .iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan
remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor
misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas
perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk
makan.(Fahrur, 2009).

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut
kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di
epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi
lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula
disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam
lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai
muntah darah (Arifianto, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?

2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?

3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?

4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?

5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)

3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis

4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik

5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritist.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal dengan karakteristik
anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. (Suratun SKM, 2010)

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu
ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. ( Smelzer2002)

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau local.
(Soepaman, 1998).

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. (Arif Mansjoer, 1999).

Gastritis adalah radang mukosa lambung. (Sjamsuhidajat, R, 1998).

Gastritis merupakn peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difusi atau local.
(patofisologi : 378)

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid sembrono, makan terlalu
banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung
mikroorgnisme penyebab penyakit, disamping itu penyebab lain meliputi alcohol, aspirasi, refluks
empedu, terapi radiasi. ( KMB& vol 2 :1062)

2.2 Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:

· Gastritis Akut

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah
dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia, misal: lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid dan digitalis.

· Gastritis Kronik

Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa
pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
2.3 Pataofisiologi

· Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis obat, alkohol, bakteri, virus,jamur,
stres akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan makanan dan minuman garam empedu, iskemia, dan
trauma langsung.

1. Obat-obatan,seperti obat -inflamasi nonsteroid/OAINS (Indometasin, Ibuprotein dan Asam


Salisilat),sulfonamide,streoid,kokain,agen kemoterapi (Mitomisin,5 fluoro-2-deoxyuridine),salisilat,dan
digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung. (Gelfand,1999)

2. Minuman beralkohol:seperti whisky,vodka,dan gin.

3. Infeksi bakteri: seperti H.pylori(paling sering), H.heimanii , streptococci, staphylococci, proteus


spesicies, clostridium species, E.coli, Tuberculosis, dan secondary syphflis.

4. Infeksi virus oleh sitomegalovirus. (Giannakis,2008)

5. Infeksi jamur, seperti candidiasis, Histoplasmosis, dan phycomycosis

6. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal napas, gagal ginjal,
kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-lambung.

7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan.Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan
kafein dan alkohol merupakan agen-agen penyebab iritasi mukosa lambung.

8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu(komponen penting alkali untuk aktivasi
enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil kemukosa lambung sehingga menimbulakan respons
peradangan mukosa.

9. Iskemia,hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah kelambung.

10. Trauma langsung lambung,berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme
pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan respons peradangan pada mukosa
lambung

Secara patofisiologi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung, meliputi:

(1) kerusakan mukosa barrier, yang menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat;

(2) perfusi mukosa lambung yang terganggu; dan

(3) jumlah asam lambung yang tinggi


Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri, contohnya stres fisik akan menyebabkan perfusi
mukosa lambung terganggu sehingga timbul daerah-daerah infark-kecil. Hal tersebut yang
membedakannya dengan gastritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks,gastritis
karena bahan kima dan obat menyebabkan mucosal barier rusak sehingga difusi balik ion H+ meninggi.
Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh
cairan usus. (Lewis,1000)

Pada kondisi dimana pasien mengonsumsi alkohol bersamaan dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak
dibandingkan dengan efek masing-masing agen tersebut secara terpisah. Gastritis erosif hemoragik difus
biasanya terjadi pada peminum alkohol berat dan pengguna aspirin,kondisi tersebut dapat menyebabkan
perlunya dilakukan reseksi lambung. Penyakit yang serius ini akan dianggap sebagai ulkus akibat
stres,karena keduanya memiliki banyak persamaan. (Lewis,2000)

Gastritis erosif akut (disebut juga gastritis reaktif) dapat terjadi karena pajanan beberapa faktor atau agen
termasuk OAINS, kokain, refluks garam empedu, iskemia, radiasi yang mengakibatkan kondisi hemoragi,
erosi, dan ulkus. Akibat pengaruh gravitasi, agen ini akan berada pada bagian distal atau yang terdekat
dengan area akumulasi gen. Mekanisme utama dari injuri adalah penurunan sistesis prostaglandin yang
bertanggung jawab memproteksi mukosa dari pengaruh asam lambung. Pengaruh pada kondisi lama akan
menyebabkan terjadinya fibrosis dan striktur pada bagian distal. (Wehbi,2009)

Infeksi bakteri merupakan penyebab lain yang dapat meningkat peradangan pada mukosa lambung.
Helicobacter pylory merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan terjadinya gastritis akut.
Prevalensi terjadinya infeksi oleh H.pylori pada individu tergantung dari faktor usia, sosioekonomi, dan
ras. Pada beberapa studi di Amerika Serikat, didapatkan infeksi H.pylori pada anak-anak sebesar 20%,
pada usia 40 tahunan sebesar 50%, dan pada usia lanjut sebesar 60% (Harriss,2007). Hal ini
menggambarkan bahwa semakin meningkatnya usia, maka akan semakin meningkat pula rasio
mengalami infeksi H.pylori. Proses bagaimana bakteri ini melakukan transmisi pada manusia masih
belum diketahui secara pasti, tetapi pada beberapa studi dipercaya bahwa transimisi bakteri antara
individu satu ke individu lain dapat terjadi melalui rute oral-fekal, selain itu, dapat juga karena
mengkonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Kondisi ini sering terjadi pada pasien dengan
golongan ekonomi rendah, akibat buruknya sanitasi dan buruknya status higiene nutrisi. (Weck,2009)

Gastritis akut akibat infeksi H.pylori biasanya bersifat asimtomatik. Bakteri yang masuk akan
memproteksi dirinya dengan lapisan mukus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan
melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau daya tembus bakteri kelapisan mukosa menyebabkan
tejadinya kontak dengan sel-sel epitelial lambung dan terjadi adhesi(perlengketan) sehingga
menghasilkan respons peradangan melalui pengaktifan enzim untuk mengaktifkan IL-8. Hal tersebut
menyebabkan fungsi barier lambung terganggu dan terjadilah gastritis akut. (Santacroce,2008)

Gastritis pada tuberkulosa berubungan dengan adanya penurunan fungsi imun dan akibat umum dari
gangguan sistem pernapasan. Infeksi virus dari sitomegalovirus dan infeksi jamur terjadi pada beberapa
pasien dengan penurunan imunitas seperti kanker pasca transplantasi organ, dan AIDS. Kondisi-kondisi
tersebut meningkatkan resiko terjadinya gastritis kronis.
Kondisi tersebut akan menimbulkan terjadinya respons peradangan lokal, dimana mukosa memerah,
edematosa dan ditutupi oleh mukus yang melekat, erosi kecil, serta perdarahan (sering timbul). Derajat
peradangan sangat bervariasi dan menimbulkan berbagai masalah keperawatan pada pasien.

· Gastritis Kronis

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster,
memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster, yaitu destruksi
kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu
dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel
desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung
melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan
yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa
pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa.
Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan. (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999:
162)

2.4 Klasifikasi

Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Gastritis akut

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut
erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut
erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman,
1999, hal: 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal: 188).

Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Sedangkan Gastritis
tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang menimbulkan ulkus
pada dinding lambung.

2.5 Manifestasi Klinis

a. Gastritis akut
Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat timbul kembali bila perut
kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit perut dan mungkin disertai peningkatan suhu
tubuh, tachicardi, sianosis, persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejng-kejng dan lemah.

b. Gastritis kronis

Tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan penurunan berat badan, nyeri
dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi.

2.6 Komplikasi

· Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat
dan jarang terjadi perforasi. Gangguan cairan ketika terjadi muntah hebat.

· Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang
pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus. Ulkus peptikum juga keganasan lambung.

2.7 Prognosis

· Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.

· Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A.

· Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis yang berulang.

2.8 Pemeriksaan Penunjang

· Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknyatersebar.

· Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernahmelewati
mukosa muskularis.

· Biopsi mukosa lambung

· Analisa cairan lambung :untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada
kliendengan gastritis kronik.

· Pemeriksaan barium

· Radiologi abdomen

· Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah

· Feces bila melena

· EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untukperdarahan GI atas, dilakukan


untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.

· Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa penyebab / sisi lesi.
· Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat
dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.

· Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis (Doengoes,
1999, hal: 456)

2.9 Penatalaksanaan

Secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan
sering, serta Obat-obatan.

Secara spesifik dibedakan :

Gastritis Akut :

· Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet yang tidak
mengiritasi.

· Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.

· Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie yang terjadi pada saluran
gastrointestinal bagian atas.

· Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi.

· Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan
antasida umum

· Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang
di encerkan.

· Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.

Gastritis Kronis :

· Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.

· H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth
(pepto bismol)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

A. Definisi

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut,kronis,difus,atau lokal dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis syper ficial akut
dan gastritis atrofik kronis (price dan wilson,2006).

B. Etilogi

Gastritis di sebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung
menunjukkan respons inflamasi akut dan jika di abaikan akan menjadi kronik (sudoyo aru ,dkk 2009)

Klarifikasi gastritis (wilm de Jong et al 2005)

1. Gastritis akut

- Gastritis akut Tampa pendarahan

-Gastritis akut dengan pendarahan ( gastritis hemoragik atau gastritis erosiva)

Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,makan-makanan yang terlalu
terbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit,iritasi bahan semacam
alkohol,aspirin,NSAID,lisol,serta bahan korosif lain,refleks empedu atau cairan pankreas.

2. Gastritis kronik

Infalmadi lambung yang lama dapat di sebabkan oleh ulkus beningna atau maligna dari lambung,atau
oleh bakteri helicobacter pylori ( H pytory).

3.Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang di sebut juga gastritis infektiosa,di sebabkan oleh refluks dari duodenum.

C. Manifestasi klinis

1. Gastritis akut: Nyeri epigastrium,mual,muntah,dan pendarahan terselubung maupun nyata dengan


endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan udem,mungkin juga di temukan erosi dan
pendarahan aktif.

2.Gastritis kronik: kebanyakan gastritis asimptomarik,keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi gastritis
atrofik,seperti tukak lambung,depisiensi zat besi,anema pernisoosa,dan karsinoma lambung (wim de
Jong).

Pemeriksaa penunjang

1. Pemeriksaan darah,tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H.pylori dalam darah,hasil tes
yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya,tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.tes darah dapat juga dilakukan
untuk memeriksa anema,yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.

2.pemeriksaan pernapasan,tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. Pylori atau
tidak

3.pemeriksaan feces,tes ini memeriksa apakah terdapat H pylori dalam feses atau tidak hasil yang positif
dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi.

4.endoskopi saluran cerna bagian atas dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar -x

5. Ronsen saluran cerna bagian atas tes ini akan melihat adanya tanda tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainya.biasanya akan diminta menelan cairan berium terlebih dahulu sebelum di lakukan
ronsen.cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

D. Penatalaksanaan

1. Gastritis akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya,diet lambung dengan porsi kecil dan sering
obat - obatan di tunjukkan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa antagonis reseptor H2,inhibitor
pompa proton,antikolineng dan antasid juga ditunjukkan sebagai sifoprotektor berupa sukralpat dan
prostaglandin.

Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi,
pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab,serta
dengan pengobatan suportif.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai PH
lambung 4 meskipun hasilnya masih jadi perdebatan ,tetapi pada umumnya tetap dianjurkan.pencegahan
ini terutama bagi pasien yang mesokrita penyakit dengan keadaan klinis yang berat untuk pengguna
aspirin antiinflamasi nounsteraid pencegahan terbaik adalah dengan misaprostal,atau derival
prostaglandin.

Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan mengindari alkohol dan makanan
sampai gejala berkurang bila gejala menetap,diperlukan cairan intra Vena bila terdapat pendarahan,
penatalaksanaan berupa dengan pada saluran gastroibtestinal atas bila gastritis terjadi karena alkasikuat
gunakan jus karena adanya bahaya performansi.

2.Gastritis kronis

Faktor utama ditandai oleh kondisi progesif epitel kelenjar di sertai sel pariela dan chief cel- dinating
lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata, gastritis kronis ini di golongkan
menjadi dua kategori tipe

A. (Autrofik atau fundal) dan tipe B ( antral )


Gastritis kronis tipe A disebut juga gastritis altrofik atau fundal karena gastritis terjadi pada bagian
fundus lambung.gastritis kronis tipe merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya
autdanantibodi terhadap sel pariental dan chief eell dapat menurunkan sekresi asam dan menyebabkan
tingginya kadar gastrin.

Gastritis kronis tipe B di sebut juga sebagai gastritis antral karena umumnya mengenai daerah
atrium lambung dan lebih sering terjadi di bandingkan dengan gastritis kronis tipe A penyebab utama
gastritis kronis lainya adalah asupan alkohol yang berlebihan,merokok,dan refluks yang dapat
mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan kasrsinoma.

Pengobatan gastritis kronis bervariasi,tergantung pada penyakit yang dicurigai bila terdapat ulkus
duodenum ,dapat diberikaan antibiotik untuk membatasi helicobacter pylory. Namun demikian lesi tidak
selalu muncul dengan gastritis kronis alkohol dan obat yang di ketahui mengiritasi lambung harus di
hindarin.bila terjadi anemia defisiensi besi ( yang di sebabkan oleh pendarahan kronis), maka penyakit ini
harus di obatin pada enemia pernisoosa harus di beri pengobatan vitamin B12 dan terapi yang sesuai,
gastritis kronis diratasi dengan memedifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulaifarmakiterapi
helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotik ( seperti tetrasi klien atau amoxiciline) dan garam
bismuth ( pepto bismol) pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami melabsurbsi vitamin B12.

Masalah yang lazim muncul

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrisi yang tidak adekuat

2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena
muntah

3.nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi

E Discharge palanning

1.hindarin minuman alkohol karena pasien dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi inflamasi dan
pendarahan

2. Hindari merokok karena dapat menganggu lapisan dinding lambung sehingga lambung lebih mudah
mengalami gastritis dan tukak/ ulkus dan rokok dapat meningkatkan asam lambung dan memperlambat
penyembuhan tukak.

3. Atasi stress sebaik mungkin

4. Makan makanan yang kaya akan buah dan dayur, namun hindarin sayur dan buah yang sifat asam
( misalnya jeruk,lemon,nanas,tomato)

5. Jagan berbaring setelah makan untuk menghindarin refluks (aliran balik adam lambung)

6. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makanan melalui usus

7. Bila perut mudah mengalami kembung ( banyak gas ) untuk sementara waktu kurang konsumsi
makanan tinggi serat
8. Makan dalam porsi sedang ( tidak banyak ) tetapi sering,berupa makanan Lunak dan rendah lemak,
makanlah secara perlahan dan rileks.

F. PATOFISIOLOGI

Obat-obatan (NISAD, H. Phyori Kafein


aspirin,

Melekat pada epitel Menurunkan produksi


Mengganggu lambung bikarbonat
pembentukan sawat
mukosa lambung
Menghancurkan lapisan Menurunkan
mukosa lambung kemampuan protektif
terhadap asam

Menurunkan barrier Menyebabkan difusi


lambung terhadap asam kembali asam lambung
dan pepsin dan pepsin
Kekurangan volume
cairan

Inflamasi Erosi mukosa lambung


Perdarahan

Nyeri epigastrium
Menurunkan tonus dan Mukosa lambung
peristaltic kehilangan integritas
jaringan
Menurunkan sensori Refluk isi duodenum ke
untuk makan lambung

Anoreksia
Mual Dorongan ekspulsi isi
lambung ke perut

Nyeri akut
Ketidakseimbangan
Muntah
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kehilangan volume
cairan

ASKEP TEORITIS GASTRITIS

A. Pengkajian

Adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses sistematik dalam
pengumpulan data dan berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien.

-Anamnesa

1. Identitas pasien

Meliputi Nama,umur,jenis kelamin,Pendidikan,suku bangsa,pekerjaan,agama,status


perkawinan,alamat,No.register,Diagnosa medis.

2. Identitas penanggung jawab

Nama,Hubungan dengan pasien,pekerjaan,alamat.

3. Riwayat kesehatan

Meliputi keluhan utama,kondisi pasien saat pengkajian,riwayat pengobatan terakhir,riwayat


kesehatan yang lalu,pola kesehatan fungsional.

4. Pemeriksaan fisik

a. keadaan umum : meliputi tingkat kesdaran TB,BB,Warna kulit TTV

b. kepala

c. kulit

d. kuku

e. wajah/muka

f. mata

g. telinga

h. hidung dan sinus

i. mulut
j. leher

k. dada

l. abdomen

m. genetalia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S

DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS

DI RUANG LANSIA PUSKESMAS USILA LAHAT

PENGKAJIAN

IDENTITAS PASIEN

Nama : NY.S

Umur : 67 tahun

Pendidikan : SMP

Suku bangsa : Indonesia

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Alamat : Sri nanti

No.register : 1998

Diagnosa medis : Gastritis

PENANGGUNG JAWAB

Nama : -

Hubungan dengan pasien : -

Pekerjaan : -

Alamat : -
Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama/gejala : pasien mengeluh nyeri pada uluh hatinya,mual dan muntah,TD
140/90 mmHg
Kondisi atau keadaan pasien saat pengkajian : kondisi pasien tampak meringis

Riwayat pengobatan terakhir

Apakah sudah pernah berobat sebelumnya : ya

Bila iya berobat kemana : puskesmas

Penanganan yang diterima : obat obatan

Bila dirawat, dimana : belum pernah

Berapa lama : -

Bila berobat jalan,obat obat yang di terima antibiotic,analgesic

Riwayat kesehatan yang lalu

Penyakit yang di derita : demam


Penyebab penyakit : perubahan cuaca
Apakah sudah berobat : tidak
Bila sudah,kemana : -
Penanganan yang diterima : -
Bila berobat jalan : -
Bila dirawat : -
Pernah dioperasi : tidak pernah
Bila pernah,kapan : -
Tempat : -
Lokasi operasi : -
Alergi : tidak ada riwayat keluarga
Genogram keluarga 3 generasi

Keterangan :

= klien

= serumah

= meninggal

POLA KESEHATAN FUNGSIONAL

Pola nutrisi dan cairan


Makan
1. Sehat
Pola makan : 2 kali sehari
Makan pantangan : -
Makanan kesukaan : -
Diet khusus : -
2. Sakit
Pola makan : -
Diet : -
Keluhan : -

Cairan/minuman
1.sehat
Pola umum
Minuman kesukaan

2.sakit
Intake cairan
-Oral : -
-Parenta : -
-Total : -
Keluhan : -

Pola eliminasi
BAK : -
BAB : -

Pemeriksaan fisik

Umum
Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : composmetis
Tinggi badan : -
Brat badan : 49kg
Warna kulit : sawo matang
TTV : TD : 140/90

Persyarafan/ neurologi
GCS ( 3-15 ) : -
Orientasi : orang
Atensi : baik
Berbicara : normal
Sensasi : tatapan
Penciuman : baik
Pengecapan : baik
Ingesti-digesti : mengunyah,menelan,berjalan(MAMPU)
ANALISA DATA

NO Data focus ( S dan O ) masalah penyebab


1. Ds : pasien mengeluh pada uluh Nyeri akut Iritasi mukosa
hatinya lambung

Do : pasien terlihat meringis


menahan nyeri
TD : 140/90

2. Ds : pasien mengatan mual Perubahan nutrisi Mual,muntah


muntah kurang dari
kebutuhan tubuh
Do : BB pasien menurun dari 50
menjadi 49

Diagnosa keperawatan

1.Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi


2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah

NO Diagnosa keperawatan Tujuan/kriteria intervensi Rasional


hasil
1. Nyeri akut b.d mukosa Tujuan : nyeri Kaji nyeri untuk
lambung teriritasi berkurang mengetahui
Kh : skala nyeri tingkat nyeri
berkurang
2. Perubahan nutrisi Kebutuhan Identifikasi Untuk
kurang dari kebutuhan nutrisi terpenuhi factor memantau
tubuh b.d mual pencetus mual perubahan
muntah muntah atau
kolaborasi penurunan BB
dengan tim
medis
NO Hari/tgl Diagnosa implementasi evaluasi
keperawatan
1. 11 januari Nyeri akut b.d Kaji nyeri S : pasien
2021 mukosa lambung Mengkaji skala mengerti apa
teriritasi nyeri : melihat yang ;perawat
ekspresi pasien jelaskan
O : pasien sudah
Berikan informasi mengerti dengan
menjelaskan menjelaskan apa
penggunaan obat- yang sudah
obatan yang sudah perawat jelaskan
diresepkan oleh A : masalah
dokter belum teratasi
P : dilanjutkan
Pendidikan
kesehatan
2. 11 januari Perubahan nutrisi -identifikasi faktor S : psien mngerti
2021 kurang dari pencetus mual apa yang perawat
kebutuhan tubuh muntah : jelaskan
b.d mual muntah melakukan pomkes O : pasien sudah
kebutuhan nutrisi mengerti dengan
menjelaskan
-kolaborasi dengan kembali apa yang
tim medis sudah perawat
menjelaskan jelaskan
penggunaan obat- A : masalah
obatan yang sudah belum teratasi
di resepkan dokter P : dilanjutkan
pendidikan
kesehatan
Pasien rawat
jalan.
Pembimbing Ci lapangan Pembimbing Ci akademik

Syafrizal, S.Kep Detiana, S.Kep,Ners,M.Kes

NIP:197501252006041003 NIP.197804032009042001
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal,
tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang
dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan
meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian
atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti
sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang,
gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri
patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan
dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).
DAFTAR PUSTAKA

Mutakin Arif, Kumala Sari. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Salemba Medika. Jakarta. 2011

Anda mungkin juga menyukai