Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

“Mengidentifikasi Masalah Keperawatan Pada Pasien Dengan ISPA”

Dosen Pengampu

Ns. Asnah, S.Kep.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

EVIANA PERMANA PUTRI (P07220118080)

DIELLA MIRABEL AMANDA (P07220118062)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KELAS C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMESKES

KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN

2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya sehingga penyelesaian
tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Makalah tentang “ISPA” ini disusun dan dikemas dari berbagai sumber
sehingga memungkinkan untuk dijadikan referensi maupun acuan. Besar harapan
makalah ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan di bidang
keilmuan khususnya dalam bidang keparawatan dasar tentang memahami dan dapat
menerapkan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dengan berfikir kritis

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkn saran dan kritik yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penyusun ucapkan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca makalah ini.

Terima kasih.

Balikpapan, 15 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
B. TUJUAN PENULISAN ............................................................................................... 1
C. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................................... 2
BAB II...................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................. 3
A. PENGERTIAN ............................................................................................................ 3
B. ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN ................................................................... 3
C. ETIOLOGI ................................................................................................................... 6
D. PATOFISIOLOGI........................................................................................................ 6
E. PATOFLOWDIAGRAM ............................................................................................. 8
F. TANDA DAN GEJALA .............................................................................................. 9
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG ............................................................................... 10
H. PENATALAKSANAAN MEDIS.............................................................................. 10
I. KOMPLIKASI ........................................................................................................... 11
J. KONSEP DASAR KEPERAWATAN ...................................................................... 12
1. Pengkajian .................................................................................................................. 12
2. Diagnosa .................................................................................................................... 12
3. Intervensi.................................................................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................................. 16
KESIMPULAN .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

ISPA merupakan radang akut saluran pernapasn atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus tampa atau disertai radang parenkim paru.

ISPA disebabkn oleh virus dan bakteri. Virus utama penyebab ISPA adalah Rino
virus, Corona Virus, Adeno Virus, Antero Virus. Sedangkan bakteri utama penyebab
ISPA adalah streptococcus, pneumonia, Haemophylus, influenza, staphylococcus
aureus. Tanda dan gejala yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan ISPA
yaitu Demam, Meningismus, Anoreksia, Vomiting, Diare, Abdominal pain,
Sumbatan pada jalan napas, Batuk dan suara napas tambahan.

Untuk menghindari agar tidak terkena ISPA kita perlu menjaga dan merawat diri dan
kebersihan lingkungan. Jika sudah terkena ISPA tingkatkan istirahat minimal paling
kurang 8 jam perhari, berikan makanan bergisi, bila demam beri kompres dan banyak
minum air putih, bila hidung tersumbat karena pilek bersikan lubang hidung dengan
sapu tangan bersih, bila badan demam, gunakan pakaian yang cukup tipis dan tidak
terlalu ketat dan bila terserang pada anak atau bayi berikan makanan bergisi dan ASI
bila anak masih menete.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami dan melakukan asuhan keperawatan secara profesional kepada klien yang
terkena ISPA dengan pendekatan bio, psiko, sosial dan spiritual.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah:

1
a. Mengidentifikasi pengertian, etiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan
pada klien dengan gngguan ISPA.

b. Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan gangguan ISPA.

c. Mengidentifikasi diagnosa pada klien dengan gangguan ISPA.

d. Mengidentifikasi intervensi, implementasi, evaluasi pada klien dengan


gangguan ISPA.

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga (3) bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai Latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi mengenai pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,


pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan.

BAB III PENUTUP

Berisi kesimpulan

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

1. ISPA adalah penyakit saluran pernafasan dengan perhatian khusus pada radang
paru (pneumonia), dan bukan penyakit tenggorokkan dan telinga.(Widoyono 2011)

2. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan,


hidung dan paru paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai
struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakkan penyakit ini mengenai bagian
saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Mutaqin,2008)

3. ISPA adalah radang akut saluran pernapasn atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus tampa atau disertai radang parenkim paru.

B. ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN

System pernafasan terdiri dari hidung , faring , laring ,trakea , bronkus , sampai
dengan alveoli dan paru-paru.

3
Fisiologi Pernafasan
Pernafasan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida
yang terjadi pada paru-paru. Sistem pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, dan paru-paru.
1. Hidung merupakan saluran pernafasan yang pertama , mempunyai dua
lubang/cavum nasi. Didalam terdapat bulu yang berguna untuk menyaring udara ,
debu dan kotoran yang masuk dalam lubang hidung . hidung dapat menghangatkan
udara pernafasan oleh mukosa (Drs. H. Syaifuddin. B . Ac , th 1997 , hal 87 )
2. Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan ,
faring terdapat dibawah dasar tengkorak , dibelakang rongga hidung dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher . faring dibagi atas tiga bagian yaitu sebelah atas
yang sejajar dengan koana yaitu nasofaring , bagian tengah dengan istimus fausium
disebut orofaring , dan dibagian bawah sekali dinamakan laringofaring .(Drs
.H.syafuddin. B.Ac 1997 hal 88).
3. Trakea merupakan cincin tulang rawan yang tidak lengkap (16-20cincin), panjang 9-
11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos dan
lapisan mukosa . trakea dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri (Drs .H . Syaifuddin .B. Ac th 1997, hal 88-89)
4. Bronkus merupakan lanjutan dari trakea yang membentuk bronkus utama kanan dan
kiri , bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri cabang
bronkus yang lebih kecil disebut bronkiolus yang pada ujung – ujung nya terdapat
gelembung paru atau gelembung alveoli (H.Syaifuddin B Ac th1997, hal 89-90).
5. Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
– gelembung .paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan tiga lobus dan
paru-paru kiri dua lobus . Paru-paru terletak pada rongga dada yang diantaranya
menghadap ke tengah rongga dada / kavum mediastinum. Paru-paru mendapatkan
darah dari arteri bronkialis yang kaya akan darah dibandingkan dengan darah arteri
pulmonalis yang berasal dari atrium kiri.besar daya muat udara oleh paru-paru ialah
4500 ml sampai 5000 ml udara. Hanya sebagian kecil udara ini, kira-kira 1/10 nya
atau 500 ml adalah udara pasang surut . sedangkan kapasitas paru-paru adalah
volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru yang dalam keadaan

4
normal kedua paru-paru dapat menampung sebanyak kuranglebih 5 liter. (Drs. H.
Syaifuddin . B.Ac .th 1997 hal 90 , EVELYN,C, PIERCE , 1995 hal 221 ).
Pernafasan ( respirasi ) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen ke dalam tubuh ( inspirasi) serta mengeluarkan udara yang
mengandung karbondioksida sisa oksidasi keluar tubuh ( ekspirasi ) yang terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru .proses
pernafasan tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Ventilasi pulmoner.
Ventilasi merupakan proses inspirasi dan ekspirasi yang merupakan proses aktif dan
pasif yang mana otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong dinding
dada sedikit ke arah luar, akibatnya diafragma turun dan otot diafragma
berkontraksi. Pada ekspirasi diafragma dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi
dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara terdorong
keluar. (NI LUH GEDE.Y.A.SKp.1995.hal 124. Drs.H.Syaifuddin.B.Ac.1997.hal
91)
2. Difusi Gas.
Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel lain dari area yang
bertekanan tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas melalui membran
pernafasan yang dipengaruhi oleh factor ketebalan membran, luas permukaan
membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan
tekanan gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini pernfasan yang berperan penting
yaitu alveoli dan darah. (Ni Luh Gede.Y.A. SKP. Th 1995 hal 124, Drs. H.
Syaifuddin. B.Ac.1997 hal 93 .Hood .Alsegaff th 1995 . hal 36-37)
3. Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru dengan bantuan darah ( aliran darah ). Masuknya O2 kedalam sel darah yang
bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin
sebanyak 97% dan sisa 3 % yang ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel
.(Ni Luh Gede Y. A. Skp th1995 hal 125 Hood Alsegaff th 1995 hal 40).

5
Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus
membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir
sampai pada mulut dan hidung.
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, konsentrasi dalam darah
mempengaruhi dan merangsang pusat pernafasan terdapat dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dalam pernafasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 lebih banyak.
C. ETIOLOGI

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptokokus. Stafilokokus,
Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus Penyebab ISPA
antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus,
Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.

1. Virus Utama : – ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus.

2. ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus

3. Bakteri Utam : Streptococus,pneumonia,haemophilusinfluenza,Staphylococcus


aureus.

4. Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah :
Mycoplasma pneumonia.

D. PATOFISIOLOGI

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tub
uh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia
yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke
arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring.Jika refleks
tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran
pernafasan (Kending dan Chernick, 1983). Iritasi virus pada kedua lapisan
tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering (Jeliffe,1974). Kerusakan stuktur
lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas
kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi
pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan cairan yang
berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk (Kending and Chernick, 1983).

6
Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah
batuk. Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder
bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme
mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan padasaluran pernafasan
terhadap infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri patogen yang
terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia,
haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang
rusak tersebut (Kending dan Chernick, 1983). Infeksi sekunder bakteri ini
menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran
nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif.
Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti kedinginan dan
malnutrisi. Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-
tempat yang lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan
juga bisa menyebar ke saluran nafas bawah (Tyrell, 1980). Dampak infeksi
sekunder bakteri pun bisa menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-
bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas, sesudah
terjadinya infeksi virus,dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan
pneumonia bakteri (Shann, 1985).

Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek


imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas
yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik
pada umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan
limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas system imun mukosa. Ciri khas
berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas atas
sedangkan IgG pada saluran nafas bawah.Diketahui pula bahwa sekretori IgA
(sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas
(Siregar, 1994). Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat
dibagi menjadi empat tahap, yaitu:

a. Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita


belum menunjukkan reaksi apa-apa.

b. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagibila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya memang
sudah rendah.

c. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit. Timbul gejala
demam dan batuk.

d. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna,
sembuh dengan ateletaksis, menjadi kronis dan dapat meninggal akibat
pneumonia.

7
E. PATOFLOWDIAGRAM

8
F. TANDA DAN GEJALA

Gejala dari ISPA Ringan

Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-
gejala sebagai berikut :

a) Batuk
b) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktumengeluarkan suara (misalnya
pada waktuberbicara atau menangis)
c) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C

Gejala dari ISPA Sedang

Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan
disertai satu ataulebih gejala-gejala sebagai berikut :

a) Pernafasan cepat (fast breating ) sesuai umur yaitu : untuk kelompok umur
kurang dari 2 bulanfrekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih dan kelompok
umur 2 bulan - <5 tahun : frekuensi nafas 50kali atau lebih untuk umur 2 –
<12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan – <5tahun.
b) Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer)
c) Tenggorokan berwarna merah
d) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
e) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

Gejala dari ISPA Berat

Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-gejala ISPA ringan
atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut

a) Bibir atau kulit membiru


b) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
c) Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah

9
d) Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas .
e) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
f) Tenggorokan berwarna merah

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san


kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial.
Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard
menunjukkan adanya aneurime ventricular. EKG dapat mengungkapkan
adanya takikardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemik( jika disebabkan oleh
AMI)
2) Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
3) Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan
dinding.
4) Kateterisasi jantung : Tekanan bnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau
insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan
kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan
kontrktilitas.
5) Foto thorak dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau
efusi fleura yang menegaskan diagnisa CHF.
6) Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga
hasil hemodilusi darah dari adanya kelebihan retensi air.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Obat –obat yang digunakan antara lain :
1) Antagonis kalsium, untuk memperbaiki relaksasi miokard dan menimbulkan
vasodilatasi koroner.
2) Beta bloker, untuk mengatasi takikardia dan memperbaiki pengisian
ventrikel.
3) Diuretika, untuk gagal jantung disertai udem paru akibat disfungsi
diastolik. Bila tanda udem paru sudah hilang, maka pemberian diuretika
harus hati-hati agar jangan sampai terjadi hipovolemia dimana pengisian
ventrikel berkurang sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun.
10
4) Pemberian antagonis kalsium dan beta bloker harus diperhatikan karena
keduanya dapat menurunkan kontraktilitas miokard sehingga memperberat
kegagalan jantung.
5) Dukungan diet : Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau
menghilangkan edema.
I. KOMPLIKASI
1) Penemonia.
Yaitu penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan
kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi
kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa
saja dipenuhi dengan air atau cairan lendir.
2) Bronchitis.
Yaitu infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru (bronkus)
yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi, disebut
juga sebagai gangguan pernafasan.
3) Sinusitis.
Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus
merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di
dalam tulang tengkorak. Sinus terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian
dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata.
4) Laryngitis.
Laringitis adalah suatu kondisi dimana pita suara membengkak sehingga
suara menjadi serak.
5) Kejang deman.
Kejang demam adalah kejang-kejang yang terjadi pada anak-anak akibat
kenaikan suhu tubuh secara drastis dan mendadak.

11
J. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian

A. Identitas Kliaen Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku,pekerjaan,


status perkawinan tanggal mrs, pengkajian, penanggung jawab, No. regester,
diagnosa masuk, alamat

B. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama Klien mengeluh demam, batuk , pilek, sakit tenggorokan

b. Riwayat penyakit sekarang Dua hari sebelumnya klien mengalami demam


mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan
menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.

c. Riwayat penyakit dahulu Kilen sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit


sekarang

d. Riwayat penyakit keluarga Menurut pengakuan klien,anggota keluarga ada juga


yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut

C. Tanda tanda fisik Demam,dyspneu,tachipneu,menggunakan otot pernafasan


tambahan,faring hiperemis,pembesaran tonsil,sakit menelan.

2. Diagnosa
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru.
2) Hipertermi berhubungan dengan invasi mikroorganisme.
3) Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (imununosupresi)

3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan
1 Bersihan jalan nafas Mendemonstrasikan a. Anjurkan pasien untuk
napas tidak efektif batuk efektif dan istirahat dan napas dalam
berhubungan dengan suara nafas yang b. Posisikan pasien untuk
penurunan ekspansi bersih,tidak ada memaksimalkan Ventilasi
paru. sianosis (lebam pada c. Keluarkan sekret dengan
kulit) dan dyspneu batuk atau suction

12
(sesak nafas) d. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan

2 Hipertermi berhubun Thermoregulasi a. Berikan anti piretik


gan dengan invasi Setelah dilakukan b. Selimuti pasien
mikroorganisme tindakan c. Berikan cairan intravena
keperawatan selama d. Kompres pasien pada lipat
beberapa menit paha dan aksila
pasien menunjukkan
: Suhu tubuh dalam
batas normal dengan
kreiteria hasil: Suhu
36 – 37°C Nadi dan
RR dalam rentang
normal,Tidak ada
perubahan warna
kulit dan tidak ada
pusing,

3 Risiko infeksi Tujuan : agar a. Pantau suhu dengan teliti


berhubungan dengan seseorang tidak b. Tempatkan klien dalam
ketidakadekuatan mengalamai gejala ruangan khusus
pertahanan tubuh gejala infeksi c. Anjurkan semua pengunjung dan
sekunder staff rumah sakit untuk
(imununosupresi) menggunakan teknik mencuci
tangan dengan baik
d. Evaluasi keadaan klien
terhadap tempat-tempat
munculnya infeksi seperti
tempat penusukan

13
jarum,ulserasi mukosa, dan
masalah gigi

14
15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
ISPA merupakan radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus tanpa atau disertai radang parenkim paru.
ISPA di sebabkan oleh Virus dan bakteri. Manifestasi klinis dari ISPA adalah:
Demam, Meningismus, Anoreksia, Vomiting, Diare, Abdominal pain, Sumbatan
pada jalan napas, Batuk dan Saluran napas tambahan. Pemeriksaan utama pada
pasien ISPA yaitu pengkajian pola napas.

Upaya pencegahan yaitu Menjaga perawatan diri agar tetap baik dan sehat,
Imunisasi, Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, Menjaga anak
berhubungan dengan penderita ISPA. Perawatan pada pasien ISPA di lakukan
dengan cara meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari, meningkatkan makanan
bergisi, Bila demam beri kompres dan banyak minum air putih, bila hidung
tersumbat karena pilek bersikan lubang hidung dengan sapu tangan bersih, bila badan
demam, gunakan pakaian yang cukup tipis dan tidak terlalu ketat, bila terserang pada
anak atau bayi berikan makanan bergisi dan ASI bila anak masih menete. Pengobatan
pasien ISPA di lakukan dengan cara mengatasi panas (demam) dan mengatasi batuk
serta memberikan antipiretik untuk mengurangi infeksi.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://askep-poltekesjyp.blogspot.com/2013/08/askep-anak-dengan-ispa.html.
(2013).

http://endryjuliyanto.blogspot.com/2012/02/infeksi-saluran-pernafasan-akut-
ispa.html. (2012, 02).

http://ners-binahusada.blogspot.com/2011/12/askep-ispa-infeksi-saluran-
pernafasan.html. (2011, 12).

http://repository.ump.ac.id/4000/3/EGA%20WIDYA%20SUDANTO%20BAB%20II.p
df. (2011).

http://rikardbaek.blogspot.com/2016/10/asuhan-keperawatan-ispa.html. (t.thn.).
Diambil kembali dari 2016.

http://sahabatkeperawatan.blogspot.com/2016/11/laporan-pendahuluan-ispa-
infeksi.html. (2016, 11).

https://1.bp.blogspot.com/-
hBrYfE5ZZKE/WDZVI3Y9kpI/AAAAAAAAABg/yu3ftwdl33ch6Jzn0Ox5Iv8ps
DwRNpLigCLcB/s1600/WOC%2BISPA%2BV%2BTRI.png. (t.thn.).

https://www.academia.edu/18089494/Asuhan_Keperawatan_ISPA. (t.thn.).

17

Anda mungkin juga menyukai