TAHUN AKADEMIK
2017
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Angka kejadian dari neoplasma pada ginja tidak terlalu signifikan
yaitu sekitar 2% dari seluruh kematian yang disebabkan oleh kanker.
Berbagai mekanisme timbulnya kanker pada ginjal telah berkembang dan
penyebab pastinya belum diketahui secara pasti. Selain itu, berbagai
varian/tipe dari kanker pada ginjal pun semakin banyak. Ada beberapa
teori menyatakan bahwa ada golongan utama dari jenis kanker pada ginjal,
yaitu ( Prabowo & Pranata :2015: 75).
Kanker ginjal menyebabkan 20% dari semua penyakit kanker yang
menyerang orang dewasa di Amerika serikat. Penyait ini menyerang laki-
laki hampir dua kali lebih banyak dari pada wnaita dan umumnya
mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insiden karsinoma sel ginjal
(kanker ginjal) mengenai 3 per 10.000 orang, dan ditemukan sekitar
31.000 kasus baru ditemukan setiap tahun, serta 12.000 orang meninggal
karena kanker ginjal di AS. Tipe tumor ginjal yang paling sering
ditemukan adalah adenokarsinoma ginjal atau kanker sel ginjal atau
hypernephroma yang menyebabkan lebih dari semua tumor ginjal
(Suharyanto & Madjid, 2013 : 263).
Dari kedua pendapat menurut (Prabowo & Pranata) dan
(Suharyanto & Madjid) dapat diambil kesimpulan bahwa kanker ginjal
merupakan kejadian dari neoplasma namun tiak terlalu signifikan hanya
2% penyebab kematian disebabkan oleh kanker. Dan 20% penyakit kanker
ini menyerang orang dewasa lebih banyak laki-laki dari pada wanita.
Indsiden kanker ginjal ini mengenai 3 per 10.00 orang. Tipe tumornya
ditemukan adalah adenokarsinoma ginjal atau kanker sel ginjal atau
hypernephroma yang menyebabkan lebih dari semua tumor ginjal.
a) Karsinoma ginjal
Kanker tipe ini berasal dari sel epitel tubular ginjal. Kanker tipe ini
merupakan sebuah adenokarsinoma (hipernefroma) dengan angka
sebaran atau metastase 10% bilateral.
b) Tumor Wilms (Nefroblastoma)
Adalah kanker.ada ginjal dan banyak terjadi pada anak-anak (kanak-
kanak, balita atau bawah tiga tahun, dan balita atau bawah lima tahun).
Tumor ini merupakan tumor ganas yang berasal dari embrional ginjal.
c) Karsinoma sel transisional
Kanker ini berasal dari epitel yang membatasi sistem pelvicalyces.
d) Infiltrasi keganasan sekunder
Tipe ini sebenarnya bukan kanker yang berasal utama dari ginjal,
melainkan sekunder dari keganasan pada sistem lain yang metastase ke
ginjal. Kanker sekunder ini bisa berasal limfoma atau leukimia.
(Prabowo & Pranata :2015: 75).
2. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker ginjal belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa faktor resiko diketahui mampu memicu kejadian
kanker ginjal, yaitu:
a) Merokok
Perilaku merokok (aktif/pasif) meningkatkan resiko terkena kanker
ginjal (40%). Anak yang sering menjadi perokok pasif (status paparan)
meningkatkan resiko terkena Tumor Wilms (Prabowo & Pranata , 2015
: 77-78).
b) Obesitas pada wanita
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada pasien diatas 16
tahun dan non smokers, dengan jelas memperlihatkan bahwa baik pria
dan wanita yang lebih obes pada awal penelitian ( dengan pemeriksaan
IMT), memiliki resiko lebih tinggi menderita kanker. Dalam penelitian
ini, menunjukan peningkatan resiko lebih tinggi menderita kanker,
seperti kanker ginjal atau uterus pada wanita. Penelitian lain
menyatakanbahwa obesitas adalah penyebab ke dua kanker setelah
merokok.
c) Hormonal/faktor keturunan
Riwayat penyakit keturunan terkait DNA-RNA yakni gen berfungsi
membawa informasi genetic yang dimilki kedua orang tua yang
nantinya akan diwariskan pada anak kandungnya.
Faktor genetik menyebabkan tidak berfungsinya gen pengekang tumor
(VHL) sehingga menyebabkan peningkatan HIF yang merangsang
meningkatnya angiogenesis dan menghasilkan produksi vaskular-
endotel growth hormon. Peningkatan jumlah platelet dan hormone
eritroprotein meningkatkan pembentukan sel darah baru dalam tubuh.
Mengakibatkan produksi sitokin bertambah menghasilkan GM-CSF
(granulocyte-citokinin stimulating hormone). Merangsang pertumbuhan
sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
d) Hipertensi
Hipertensi meningkatkan produksi renin oleh aparatus
jugtakglomerulus yang memicu respon angiotensinal dosteron yang
meningkatkanreabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal yang
mengakibatkan penurunan laju filtrasi glumerulus dan apabila hal ini
terjadi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan gagal ginjal
sebelum akhirnya semakin parah hingga terjadi perubahan sifat sel
normal menjadi sel kanker.
Peningkatan kadar diethylstilbestrol (berdasarkan uji eksperimen
pada hamster) mempengaruhi timbulnya adenokarsinoma pada ginjal.
Biasanya serangan kanker ginjal dimulai setelah usia 40 tahun (keculai
tumor wilms) dan akan memuncak pada usia 50 sampai 60 tahun
Prabowo & Pranata :2015: 76).
3. Patofisiologi
Kanker ginjal meskipun memiliki angka yang tidak signifikan
dibanding kanker yang lain namun memiliki tingkat prognosa yang buruk
jika tidak tertangani dengan baik. Berbagai faktor pemicu terjadinya
kanker (merokok, obesitas, asupan tinggi lemak, dan lain sebagainya).
Akan menjadi faktor resiko bagi individu. Dengan adanya jaringan
abnormal yang pertumbuhannya bersifat malingan, maka akan
memperngaruhi keseimbangan fisiologis dalam tubuh dan pada akhirnya
mengacaukan seluruh sirkulasi sistemik. Gangguan yang dirasakan paling
berat adalah pada ginjal dan sirkulasi sistemik (jantung dan paru). Selain
itu. Ancaman metastase pun meningkat pada berbagai organ viseral
(Prabowo & Pranata , 2015 :77-78).
Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik,
namun ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal
seperti merokok, fakor keturunan, obesitas, hipertensi, dan dialisis pada
pasien >5 tahun pada pasien gagal ginjal kronis. Hipertensi meningkatkan
produksi renin oleh aparatus jugtakglomerulus yang memicu respon
angiotensinal dosteron yang meningkatkanreabsorbsi natrium serta air
dalam tubulus renal yang mengakibatkan penurunan laju filtrasi
glumerulus dan apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama akan
mengakibatkan gagal ginjal sebelum akhirnya semakin parah hingga
terjadi perubahan sifat sel normal menjadi sel kanker.
PATHWAY
Inflamasi sel
Ca Ginjal
Nyeri Akut
Ketidakseimbanga
n nutrisi: kurang Resiko Urine flow turun
dr kebutuhan ketidakseimbangan
volume cairan Retensi urine
tubuh
(Prabowo & Pranata, 2015 :78).
4. Manifestasi Klinis
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh klien dengan
kanker ginjal:
1. Hematuria
Dengan pemeriksaan mikroskopis untuk melihat komponen pada urine
(urinalis) sering didapatkan adanya gross hematuria pada klien kanker
ginjal. Tanda ini merupakan tanda pertama yang memberikan sinyal
pada dugaan adanya keganasan pada ginjal. Selain itu, gross hematuria
bisa terjadi secara intermitten. Hal ini menunjukkan bahwa kanker
telahmenyebar ke bagian pelvis ginjal (Prabowo & Pranata,2015:76).
2. Nyeri
Nyeri merupakan alarm (sinyal) alamiah bagi tubuh akan adanya
gangguan fisiologis. Pada klien dengan kanker ginjal sering terjadi
nyeri yang konstan pada abdomen. Terlebih jika jaringan kanker telah
mengalami robekan atau perdarahan. maka akan terjadi konflik yang
akut (Prabowo & Pranata,2015:76).
3. Adanya massa
Pada palpasi akan teraba massa dengan jaringan yang halus,
berkumpul, dan adanya nyeri tekan (karena ada kompresi pada
jaringan abnormal) (Prabowo & Pranata,2015:76).
4. Demam
Biasanya terjadi karena perdarahan, sehingga volume intravaskuler
menurun atau karena adanya jaringan tumor yang nekrosis.
(Prabowo & Pranata,2015:76).
5. Keringat dimalam hari
6. Anoreksia
7. Penurunan berat badan drastis
8. Edema pada lengan
9. Nausea
10. Vomiting
11. Hipertensi
Jika terjadi tekanan pada arteri renalis dengan iskemia pada jaringan
parenkim ginjal (Prabowo & Pranata, 2015: 77).
12. Hiperkalsemia Karena dorongan sekresi hormon parathyroid oleh
rangsangan tumor (Prabowo & Pranata, 2015: 77).
13. Retensi urine
Bisa dikarenakan adanya clotting darah
akibat akumulasi perdarahan pada urinary track (Prabowo & Pranata,
2015: 77).
5. Komplikasi
Ada beberapa kecendurungan komplikasi yang mungkin bisa terjadi yakni:
a. Melastase sel kanker
1) Melastasis kelenjar getah bening regional
Melastasis kelenjar getah bening ragional adalah penyebaran sel-
sel kanker melalui sistem getah bening ke satu simpul getah bening
yang berdekatan (Prabowo & Pranata,2015:77).
b. Melastase jauh (penyebaran ke orang lain).
1) Paru-paru
a) Penyebaran sel kanker pada paru-paru yang ditemukan lebih
dari satu simpul getah bening yang berdekatan/kanker lebih
menyebar ke tempat dalam tubuh lain (Prabowo &
Pranata,2015:77).
c. Kehilangan berat badan berlebih dari 5%
d. Hipertensi.
e. Paraneoplastic phneumonia, yaitu: pandangan abnormal, palor (muka
pucat ) pertumbuhan rambut yang berlebih (pada wanita), konstipasi,
dan tidak toleran terhadap cuaca dingin (Suharyanto & Madjid , 2013
: 265).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dalam proses
keperawatan. Kegiatan dalam proses pengkajian yakni pengumpulan
data ataupun pembagian macam-macam data sebagai berikut :
a. Identitas
Penyakit kanker ginjal biasanya banyak terjadi pada anak-anak,
balita/bawah tiga tahun, dan balita dibawah lima tahun (Prabowo &
Pranata, 2015 :80).
b. Alasan masuk rumah sakit
Alasan awal kenapa pasien masuk rumah sakit biasayna karena
pasien mengeluhkan nyeri saat berkemih. tahun (Prabowo &
Pranata, 2015 : 80).
c. Keluhan utama
Adanya keluhan berupa kencing bewarna merah, oedema sekitar
daerah mata/seluruh tubuh (anasarka), anoreksia, mual, muntah dan
diare (Prabowo & Pranata, 2015 : 80).
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya darah keluar sedikit-sedikit saat buang air kecil
(BAK) dan terasa enyeri serta sulit buang air besar (BAB).
Biasanya pada pasien dengan diagnosa kanker ginjal tidak
nampak gejala yang signifikan sebelum masuk ke stadium 4
kecuali pada pasien yang melakukan chek rutin sehingga pasien
tidak mengetahui karena dikira pegal-pegal atau nyeri sendi
(encok) yang tidak membahayakan, sampai akhirnya pasien
mengalami nyeri pinggang yang tidak bisa ditahanya dan
adanya darah dalam urin saat berkemih. (Prabowo & Pranata,
2015 : 80).
2) Riwayat penyakit dahulu
Biasanya pada pasien kanker ginjal biasanya disertai hipertensi,
obesitas, gagal ginjal kronik yang mengharuskan dialisa selama
lebih dari 5 tahun terahir bahkan pernah mempunyai riwayat
operasi atau pernah menderita penyakit kanker sebelumnya..
(Prabowo & Pranata, 2015 : 80).
3) Riwayat penyakit keluarga
Pada pasien dengan masalah kanker ginjal biasanya
mempunyai garis keturunan dengan hipertensi atau bahkan
dengan menderita penyakit kanker. . (Prabowo & Pranata, 2015
: 80).
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pasien dengan masalah kanker ginjal biasanya memiliki
keadaan fisik lemah.(Prabowo & Pranata, 2015 : 80).
2) Tanda-tanda vital
Biasanya pada pasien kanker ginjal ditemukan tekanan darah
meningkat, nadi naik ,pernapasan naik serta terjadi takipneu
dan dipsnea. (Prabowo & Pranata, 2015 : 80).
3) Pemeriksaan Body Sistem
Pemeriksaan Fisik ROS (Review Of System)
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh,
yaitu: keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan,sistem
kardiovaskuler,sistem persyarafan,sistem perkemihan,sistem
pencernaan,sistem
f. Penunjang
Pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk menegakkan diagnostik
kanker ginjal (kidney cancer) adalah:
1. Efrektomiradikal
Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal (serta tumornya), kelenar
adrenal, lemak perirenal dan nodus limfatikus. Terapi radiasi
hormonal, ataupun kemoterapi dapat dilakuakn bersama-sama
pembedahan, imunoterapy (Suharyanto & Madjid, 2013: 267).
2. Sistoskopi
Mengalami masalah penyumbatan dan peradangan, tanda dan gejala
masalah saluran kemih, tingginya kadar protein atau terdapat kristal
pada sempel urine, hematuria, kandung kemih terasa penuh, infeksi
saluran kemih.
3. Pemeriksaan nefrotomogram angiogram ginjal
Netrotomogram dapat dilaksanakan sebagai bagian lapisan ginjal serta
struktur difus dalam setiap lapisan dan untuk membedakan masa atau
lesi yang padat dari kista didalam ginjal atau traktus urinarius.
4. Ultrasonografi
USG dilakukan untuk melihat adanya penumpukan cairan pada ginjal ,
adanya pembengkakan pada ginjal (Prabowo & Pranata, 2015: 79)
g. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Kanker yang merupakan sebuah jaringan abnormalitas
idealnya harus dilakukan pengangkatan (ektomi) untuk
mengembalikan fungsi jaringan yangg sehat. Saat ini banyak
sekli pembedahan dengan prinsip mini insisi dilakukan. Pada
kanker ginjal beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan
teknik laparascopy nephrectomy maupun partial nephrectomy.
Khususnya untuk klien dengan resiko tinggi, maka
pembedahan bisa dilakuakn dengan cryoablation,
radiofrequency ablation, maupun artial embolization. Untuk
menghindari perluasan metastase kanker, biasanya tim medis
melakukan tindakan nefrektomi radikal (pengangkatan ginjal,
kelenjar adrenal, lemak dan kelenjar getah bening sekitar
(Prabowo & Pranata ,2015:79-80).
2. Terapi Radiasi
Tindakan radiasi tidak umum dilakukan untuk terapi karsinoma
sel ginjal, karena secara umum tidak berhasil. Tindakan radiasi
mungkin digunakan untuk tindakan paliatif dan gejala-gejala
metastase ke dalam tulang (Suharyanto & Madjid , 2013 :267).
3. Terapi Hormonal
Terapi hormonal terkadang juga dilakuakn untuk
meningkatkan aktivitasi fungsional tubuh (Prabowo & Pranata
,2015:79-80).
4. Systemic therapy
Kanker sel ginjal biasanya tidak berespon dengan prosedur
kemoterapi tradisional sitotoksik (gemzar,xeloda,adrucil).
Namun, ada beberapa temuan baru yang lebih efektif yaitu
sutent, nexavar, torisel dan afinitor (Prabowo & Pranata
,2015:79-80).
5. Terapi Interferon
Saat ini sedang dikembangkan dalam penelitian tentang terapi
interferon untuk mengatasi kanker ginjal yang sudah stadium
lanjut (Prabowo & Pranata ,2015:79-80).
6. Pengobatan (dengan terapi biologi)
Dilakukan pemberian alpha interferon atau interleukin-2 (IL-2),
yaitu suatu protein yang mengatur pertumbuhan sel. Interveron,
yaitu pengubah respon biologi, juga sedang diselidiki sebagai
suatu bentuk terapi untuk mengatasi kanker ginjal yang sudah
lanjut (Suharyanto & Madjid , 2013 :267).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan
Definisi: Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan /
intraseluler (Tim Pokja SDKI DPP PPNI ;2017 :62).
Penyebab:
1) Gangguan mekanisme regulasi
2) Kelebihan asupan cairan
3) Kelebihan asupan natrium
4) Gangguan alliran balik vena
5) Efek agen farmakologis (mis.kartikostreroid, cholrpropamide,
tolbutamite).
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif:
1) Ortopnea
2) Dipsnea
3) Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Objektif:
1) Edema anasarka dan / edema perifer
2) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3) Jungular venous pressure (JVP) dan/atau central venaous pressure
(CVP) meningkat
4) Reflek hepatojugular positif
Gejala dan tanda minor:
Subjektif:
1) Tidak tersedia
Objektif:
1) Distensi vena jugularis
2) Terdengar suara nafas tambahan
3) Hepatomegali
4) Kadar Hb/Ht turun
5) Oliguria
6) Intake lebih banyak dari output (balace cairan positif)
7) Kongesti paru
Gejala klinis terkait:
1) Penyakit ginjal: gagal ginjal akut atau kronis, syndrome nefrotik
2) Hipoalbuminemia
3) Gagal jantung kongestif
4) Kelainan hormone
5) Penyakit hati (mis. Sirosis, asites, kanker hati)
6) Penyakit vena perifer (mis. Varises vena, trombus vena, plebitis)
7) Immobilitas
(PPNI ;2017 :62)
Aktivitas keperawatan :
1) Indifikasi dan dokumentasi pola pengosongan kandung kemih.
2) Pantau penggunaan agens non-resep dengan anti kolinergik atau
agenis alfa.
3) Pantau efek obat resep, seperti penyekat saluran kalsium dan
antikolnergik.
4) Pantau asupan dan haluaran.
5) Pantau derajat distensi kandung kemih melalui palpasi dan
perkusi.
Aktivitas kolaboratif:
1) Rujuk ke perawat terapi enterostoma untuk instruksikan
kateterisasi intermiten mandiri menggunakan prosedur bersih
setiap 4-6 jam pada saat terjaga.
2) Perawatan retensi urin : rujuk pada spesialis kontinensia urine jika
diperlukan.
Aktivitas lain :
1) Lakukan program pelatihan pengosongan kandung kemih.
2) Bagi cairan dalam sehari untuk menjamin asupan yang adekuat
tanpa menyebabkan kandung kemih overdistensi.
3) Anjurkan pasien mengosumsi cairan per oral mL untuk siang hari,
mL untuk sore hari, dan mL untuk malam hari.
4) Stimulasi reflek kandung kemih dengan menempelkan es ke
abdomen, menekan bagian dalam paha atau mengalirkan air.
5) Berikan waktu cukup untuk pengosogan kandung kemih (10
menit ).
6) Lakukan kateterisasi untuk mengeluarkan urine, residu, jika
diperlukan.
7) Pasang kateter urine, jika diperlukan (Wilkinson, 2016 : 469).
Aktivitas keperawatan:
Pengkajian:
1) Kaji dan dokumentasikan efek jangka panjang penggunaan obat
Manajemen nyeri (NIC):
2) Pantau tingkat kepuasan pasien terhadap manajeman nyeri pada
interval tertentu
3) Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup
(mis.tidur, selera makan, aktivitas, kognisi, alam perasaan,
hubungan, kinerja, dan tanggung jawab peran)
Aktivitas kolaborasi :
1) Adakan pertemuan multidisipliner untuk merencanakan asuhan
keperawatan
2) Menejemen nyeri (NIC) : pertimbangkan rujukan untuk pasien,
keluarga dan orang terdekat pasien ke kelompok pendukung
atau sumber lain bila perlu.
Aktivitas lain: