• Hematokrit ( Ht )
Dewasa pria : 40% – 50 %
Dewasa wanita : 36 – 46 %
Ht adalah volume sel-sel darah merah dalam 100 ml darah, dihitung
dlm %, tujuan u/ mengukur konsentrasi sel-sel darah merah (Eritrosit)
dalam darah.
• Leukosit
Dewasa = 4.500 – 10.000
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh
Peningkatan jumlah leukosit disebut leukositosis
Penurunan jumlah leukosit disebut leukopenia
• Albumin
Dewasa = 3,5 – 5,0 g/dl
Albumin merupakan komponen protein yang membentuk
lebih dari ½ protein plasma. Albumin disintesa oleh hepar
Cinical Sign (C)
Klien dengan masalah nutrisi akan memperlihatkan tanda-tanda klinik
yang jelas. Tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada organ-
organ fisiknya, tetapi juga fungsi fisiologisnya.
Contoh :
• Penampilan umum : Sadar/ Lesu/ apatis/ Kaheksia
• Fungsi Gastrointestinal : Nafsu makan baik/ Eliminasi normal dan
teratur/ Anoreksia/ Konstipasi/ Diare/ Pembesaran hati
• Bibir lembab/ kering
• Turgor kulit baik/ pucat
• Edema
Dietary history (D)
Kebiasaan asupan makanan dan cairan: pilihan, alergi, masalah,
dan area yang berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien
untuk memperoleh makanan.
Pola makan
Intake cairan
Penggunaan vitamin
Masalah yang berhubungan dengan diet
Diet yg tdk adekuat
Ggn perubahan citra rasa, pembauan dll
Makanan yang intoleran
Makanan yang menimbulkan alergi
Ketidakmampuan fisik yg berhubungan dgn nutrisi
MANIFESTASI PERUBAHAN NUTRISI
Manifestasi perubahan nutrisi dapat terjadi sebagai nutrisi kurang dan nutrisi
lebih. Manifestasi perubahan nutrisi adalah di bawah ini :
1. Overweight
Seseorang dikatakan overweight jika indeks masa tubuh (IMT) 25 – 29,9
kg/m². Seseorang mengalami kenaikan berat badan jika ia memperoleh
kalori lebih dari kebutuhan tubuh.
2. Obesitas
Seseorang dikatakan obesitas jika IMT 30 kg/m ² atau lebih. Obesitas
abnormal adalah obesitas yang dapat memengaruhi fungsi normal, antara
lain mobilitas dan pernapasan.
3. Underweight
Seseorang dikatakan underweight jika ia berada sekurang-kurangnya 15%
sampai 20% di bawah berat badan standard. Ini terjadi jika intake kurang
untuk mencukupi nutrisi tubuh.
Pemeriksaan Fisik
pada Kondisi Saluran
Cerna, Bentuk
Abdomen & Kesulitan
Mengunyah dan
Menelan, Bising Usus
Inspeksi
Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan,
adanya ketidak simetrisan, adanya asites.
Auskultasi
Auskultasi dilakukan pada keempat kuadran abdomen.
Dengarkan peristaltik ususnya selama satu menit penuh.
• Bising usus normalnya 5 – 30 kali/ menit.
• Jika kurang dari itu atau tidak ada sama sekali kemungkinan ada
peristaltik ileus, konstipasi, peritonitis, atau obstruksi.
• Jika peristaltik usus terdengar lebih dari normal kemungkinan klien
sedang mengalami diare.
Perkusi
Lakukan perkusi pada kesembilan regio abdomen.
Jika perkusi terdengar timpani berarti perkusi dilakukan di atas organ yang
berisi udara. Jika terdengar pekak, berarti perkusi mengenai organ padat.
Palpasi
• Palpasi ringan
Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan
telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan tekan secara
merata sesuai kuadran.
• Palpasi dalam
Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa
dengan metode bimanual 1/2 tangan.
• Cara kerja palpasi pada HEPAR
Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas
pada bagian hipokondria kanan, kira – kira pada interkosta ke
11 – 12. Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4 – 5 cm,
rasakan adanya organ hepar. Kaji apakah ditemukan
hepatomegali.
Pra – Persiapan
• Informed consent, serta beri penjelasan tentang prosedire
tindakan, indikasi dan kemungkinan yang terjadi agar
menghilangkan rasa cemas
• Diet rendah sisa 1 – 2 hari sebelum pemeriksaan
• Anjurkan klien utuk diet cair bening malam sebelum
pemeriksaan
• Berikan pencahar yang sebaiknya dilakukan sehari sebelum
pemeriksaan pada sore hari atau menjelang malam
• Enema atau laksatif suposutoria mis : dulcolax dapat diberikan
pada malam sebelum pemeriksaan
Pasca – Pemeriksaan
• Menginformasikan tentang meningkatkan asupan
cairan
• Mengevaluasi buang air besar untuk mengeluarkan
barium
• Mencatat peningkatan BAB karena Barium,
osmolaritas tinggi, sehingga dapat menarik cairan ke
dalam usus sehingga meningkatkan isi intraluminal
dan menghasilkan luaran yang lebih besar
Tindakan Barium Enema
USG Abdomen
Diagnostik
• Untuk menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada
pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang meragukan atau
kurang jelas.
• Untuk menentukan diagnosis pada klien yang sering mengeluh nyeri
epigastrum, muntah-muntah, sulit atau nyeri telan. Sedangkan
radiologi menunjukkan hasil yang normal.
• Melaksanakan biopsi atau sitologi pada lesi-lesi di saluran
pencernaan yang diduga keganasan.
• Untuk menentukan sumber pendarahan secara cepat dan tepat.
• Memantau residif pada keganasan maupun menilai klien pasca-
bedah.
• Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
Persiapan Klien dengan Endoskopi
Persiapan Umum
• Psikologis
Memberikan penyuluhan atau bimbingan dan konseling keperawatan kepada
klien mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan yang dapat terjadi agar klien
dapat membantu kel ancaran pemer iksaan endoskopi antara lain dengan
mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut.
• Administrasi
Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan (informed consent )
Menjelaskan perihal pelaksanaan administrasi. Hal ini disesuaikan dengan
peraturan masing-masing rumah sakit.
Persiapan Khusus Klien dengan Endoskopi
Endoskopi atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau
esofagogastroduodenoskopi (EGD)
• Puasa, tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam sebelum
pemeriksaan atau tindakan endoskopi.
• Giigi palsu dan kacamata harus dilepas selama pemeriksaan/
tindakan endoskopi.
• Sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi, orofaring disemprot
dengan xylocain spray 10% secukupnya.
Persiapan Khusus Klien dengan Endoskopi
Endoskopi bawah saluran cerna bagian bawah (SCBB) atau
kolonoskopi
• Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah serat
(bubur kecap atau bubur maizena).
• Minum obat pencahar (sodium bifosfat, disodium bifosfat,
sodium klorida, potasium klorida, sodium bikarbonat) misalnya
fleet dan niflec.
Persiapan Khusus Klien dengan Endoskopi
Bronchoskopi
• Puasa 6 jam sebelum tindakan.
• Persetujuan tindakan
• Gigi palsu, kontak lensa dan perhiasan harus dilepas selama
pemeriksaan atau tindakan bronkoskopi.
• Periksa dan catat tanda - tanda vital.
• Kaji adanya riwayat alergi terhadap obat-obatan.
• Premedikasi
• Pasien dibaringkan diatas meja dengan posisi terlentang atau semi
fowler dengan kepala ditengadahkan atau didudukan dikursi.
• Tenggorokan disemprot dengan anestesi lokal. Bronkoskop
dimasukkan melalui mulut atau hidung
• Wadah spesimen diberi label dan segera dibawa ke laboratorium
Post Endoskopi
• Puasa 1 jam setelah tindakan
• Obat-obatan yang diberikan selama pemeriksaan endoskopi
membuat pasien merasa mengantuk untuk itu pasien tetap
berada di kamar pasien sampai efek obat-obatan menghilang.
• Hasil pemeriksaan endoskopi akan dijelaskan oleh dokter.
• Pasien baru diperbolehkan makan atau minum satu jam setelah
tindakan endoskopi
• Pasien tidak diijinkan mengemudi atau mengoperasikan mesin
12 jam pasca tindakan.
Endoskopi
THANK YOU
Any Question, please ??
SELAMAT BELAJAR !!!