Anda di halaman 1dari 41

ANAMNESA GANGGUAN

SISTEM PERKEMIHAN DAN ENDOKRIN


ANAMNESA GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN

A. PEMERIKSAAN PADA GINJAL


Inspeksi
1. Menilai kebiasaan kandung kemih, output / jumlah urine 24 jam,
warna, kekeruhan dan ada / tidaknya sedimen.
2. Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya disuria dan
hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih.
3. Pemeriksaan penggunaan kondom kateter, folleys kateter,
kateter silikon atau urostomy atau supra pubis kateter.
4. Mempertimbangkan kembali sejarah pengobatan dan penilaian
diagnostik yang berhubungan dengan sistem kemih. Palpasi
Ginjal
GINJAL
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari
tubuh manusia.
Di samping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme
terpenting homeostasis.
Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun,
memperlakukan suasana keseimbangan air. mempertahankan
keseimbangan asam-basa cairan tubuh, dan mempertahankan
keseimbang­an garam-garam dan zat-zat lain dalam darah.
Proses pembentukan urine diawali dengan masuknya darah melalui
vas aferen ke dalam glomerolus clan keluar melalui vas eferent.
Bagian yang mer,yerupai bentuk batang yang terdiri dari tubulus
kontortus proksimal, ansa Henle, tubulus kontortus distal. tubulus
koligentes.
Pada Bagian-Bagian batang ini terjadi proses: filtrasi, reabsopsi, dan
sekresi.
PALPASI GINJAL

1. Atur Posisi pasien dengan tidur terlentang


2. Untuk pemeriksaan ginjal abdomen prosedur
tambahannya dengan melakukan palpasi Ginjal Kanan:
Posisi di sebelah kanan pasien.
3. Tangan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel
pada costa ke-12, ujung cari menyentuh sudut
costovertebral (angkat untuk mendorong ginjal ke
depan).
4. Tangan kanan diletakkan dengan lembut pada kuadran
kanan atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik
nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kanan
dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap
ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri
tekan).
PALPASI GINJAL

5. Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas,


lepaskan tangan kanan, dan rasakan bagaimana ginjal
kembali waktu ekspirasi.
6. Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri: Pindah di
sebelah kiri penderita, Tangan kanan untuk menyangga
dan mengangkat dari belakan.
7. Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri
atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas
dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-
dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di
antar kedua tangan (normalnya jarang teraba).
PERKUSI GINJAL
Untuk pemeriksaan Perkusi ginjal prosedur
tambahannya dengan memperlsilahkan klien untuk
duduk menghadap ke salah satu sisi, dan pemeriksa
berdiri di belakang penderita.
1. Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra
kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan
memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan
(ginjal kanan).
2. Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra
kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan
memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan
(ginjal kiri).
3. Penderita diminta untuk memberiksan respons
terhadap pemeriksaan bila ada rasa sakit
B.PEMERIKSAAN URETER
Ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan di luar,
harus digunakan diagnostik lain seperti BNO,IVP,
USG, CT Renal. cyloscopy tetapi keluhan pasien
dapat dijadikan petunjuk adannya masalah pada
ureternya, seperti pasien mengeluh sakit di
daerah abdomen yang menjalar kebawah, hal ini
yang disebut dengan kolik dan biasanya
behubungan dengan adanya distensi ureter dan
spasme ureter dan adanya obsrtuksi karena batu
PEMERIKSAAN KANDUNG KEMIH
Inspeksi TEMUAN
1. Perhatikan bagian abdomen Normalnya kandungan kemih
bagian bawah, kandungan kemih terletak dibwah simpisis pubis.
adalah organ berongga yang tetapi setelah membesar organ ini
mampu memebesar untuk dapat dilihat distensi pada area
mengumpulkan dan mengeluarkan supra pubis
urin yang dibuat ginjal Didaerah
supra pubis apakah adanya distensiI
2. Perkusi Bila kandungan kemih penuh maka
Pasien dalam posisi terlentang, akan terdengar bunyi
perkusi dilakukan mengetukan pada dullness/redup
daerah kandung kemih daerah Pada kondisi normal urin dapat
supra pubis dikeluarkan secara lengkap dan
3. Palpasi kandungan kemih tidak teraba. Bila
Lakukan palpasi kandungan kemih ada obstruksi dibawah ada produksi
pada daerah supra pubis urin normal maka urin tidak dapat
dikeluarkan pada kandung kemih
sehingga akan terkumpul pada
kandung kemih. Hal ini
mengakibatkan distensi kandungan
kemih yang bisa dipalapasi
didaerah supra pubis
D. PEMERIKSAAN URETHRA DAN MEATUS URETHRA
Urethra tidak bisa diperiksa dari luar perlu pemeriksan
penunjang sperti BNO, CYSTOCOPY, yang bisa di
identifikasi adalah urin yang keluar
 Karakteristik urin
1. jumlah perhari
Oliguri : 100-400cc/hari
Anuri : urin output sampai 100cc/hari
total anuri : urin output 0cc/hari
polyuria: : urin output lebih dari 1500cc/hari
2.dysuria sakit pada saat mengeluarkan urin
3. warna (merah,kuning)
4. baunya
5.pola buang air kecil yang mengalami perubahan
6.kemampuan mengontrol buang air kecil
· Urgency : tiba-tiba sangat mendesak ingin bak
· Hesistensy : kesulitan pada saat memulai dan
mengakiri bak ·
Dribling : urin keluar secara menetes ·
Incontinensia urin : urin keluar dengan sendirinya tidak bias
dikontrol ·
Retensi urin
7. Nocturia bak pada malam hari
E. PEMERIKSAAN MEATUS URETRHA
Peralatan yang digunakan ; sarung tangan Inspeksi pada
meatus urethra apakah ada kelainan sekitar labia. Untuk
warna apakah ada kelainan pada orifisiumuretrha pada
laki-laki dan juga lihat cairan yang keluar.
F. PEMERIKSAAN PROSTAT MELALUI ANUS
Pemeriksaan prostat untuk mengidentifikasi pembesaran
kelenjar prostat bagi
pasien laki-laki yang mempunyai keluhan yang mengarah pada
hypertrhepy prostat. Prostat merupakan kelenjar yang
berkapsul yang beratnya kira-kira 20 gram yang melingkari
urethra pria dibawah leher kandung kemih akibat
pembesaran kelenjar prostat. Berdampak penyumbatan
partial atau sepenuhnya pada saluran kemih bagian bawah.
Peralatan yang digunakan:
Selimut
Sarung tangan steril
Pelumas
TEHNIK TEMUAN
Bantu pasien mengatur posisi Normal kelenjar prostat dapat
dorsal rekumben atur teraba dan tutuplah bagian
Normal kelenjar prostat dapat diameter 4cm dan tidak nyeri
teraba dengan tekan
paha berotasi keluar, lutut fleksi
dan tutuplah bagian
diameter 4cm dan tidak nyeri
tekan
tubuh yang tidak diperiksa
2. Nampakan bagian pantat dan
anjurkan pasien untuk
memusatkan perhatian
3. Kenakan sarung tangan dan
beri pelumas pada jari telunjuk
kemudian perlahan-lahan
masukan jari telunjuk ke dalam
anus dan rectum
4. Lakukan palpasi pada dinding
anterior untuk mengetahui
kelenjar prostat
VESIKA URINARIA
Aliran urine dari ginjal akan bermuara ke
dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Kandung kemih merupakan kantong yang
dapat menggelembung seperti balon
karet, terletak di belakang simfisis
pubis, di dalam rongga panggul.
Bila terisi penuh, kandung kemih dapat
terlihat sebagian ke luar dari rongga
panggul.
 URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal
pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air
kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. 
Pada laki-laki, uretra berjalan berkelok-kelok,
menembus prostat, kemudian melewati tulang pubis,
selanjutnya menuju ke penis. Muara uretra ke arah
dunia luar disebut meatus. Pada perempuan, uretra
terletak di belakang simfisis pubis, berjalan miring,
sedikit ke atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm.
Muara uretra pada perempuan terletak di sebelah atas
vagina, antara klitoris dan vagina.
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN

Pengkajian pada klien dengan


gangguan system perkemihan
dengan melakukan
anamnesa keperawatan dan
pemeriksaan  fisik serta
pemeriksaan diagnostic.
ANAMESA
Anamnesa pada klien dengan gangguan system
perkemihan mencakup tanda dan gejala yang
cenderung kearah penyakit pada saluran kemih. Yang
meliputi:
1)      Rasa nyeri
Rasa nyeri akibat ginjal biasanya disebabkan oleh
obstruksi dan distensi mendadak pada kapsula
ginjal. Nyeri ginjal dapat dirasakan sebagai rasa
sakit yang tumpul pada sudut kostovertebral
( daerah yang berbentuk oleh selubung iga dan
kolumna vertebralis ) dan rasa sakit ini dapat
menjalar sampai ke umbilicus.
Kelainan ureter akan menimbulkan rasa nyeri didaerah
punggung dan menjalar ke abdomen, paha bagian
atas, testis atau labium. Nyeri dibagian pinggang
yang menjalar ke abdomen bawah ataau
epigastrium, dan sering disertai mual, muntah, serta
ilius paralitik dapat menunjukkan adanya kolik renal.
Nyeri kandung kemih dapat disebabkan oleh
distensi yang berlebihan atau infeksi kandung
kemih. Sering dijumpai perasaan ingin
berkemih, tenesmus ( nyeri ketika mengejan ),
dan disuria terminal ( nyeri pada akhir berkemih
).
 Nyeri meatus uretra akan terjadi pada iritasi
kandung kemih atau uretra yang disebabkan
oleh infeksi ( uretritis ), trauma atau adanya
baenda asing dalam saluran perkemihan bagian
anterior ( depan ).
PERUBAHAN PADA ELIMINASI  ( PENGELUARAN )
URIN
Eliminasi urin atau mikturisi biasanya tanpa nyeri
dengan frekuensi 5-6 kali sehari dan kadang
kadang sekali pada malam hari. Rata-rata
individu membentuk dan mengeluarkan urin
sebanyak 200-1500 ml dalam waktu 24 jam.
Masalah umum yang menyertai eliminasi urin
adalah keluhan sering berkemih,
inkontinensia ( tidak mampu menahan
kemih ), poliuria ( sering
berkemih ), oliguria ( sedikit berkemih ),
dan hematuria ( air kemih mengandung darah ).
GEJALA GASTROINTESTINAL ( SALURAN
PENCERNAAN )
Hubungan anatomis ginjal kanan dengan
kolon, duodenum, kaput pancreas, hati
dan kandung empedu dapat menyebabkan
gangguan gastrointestinal.
Kedekatan ginjal kiri dengan kolon,
lambung, dan pancreas limpa juga
menimbulkn gejala intestinal. Gejala ini
mencakup mual, muntah, diare, gangguan
rasa nyaman abdomen dan ilius paralitik
RIWAYAT KEPERAWATAN
Pengkajian riwayat keperawatan harus
mencakup informasi yang berhubungan
dengan fungsi ginjal dan saluran
perkemihan:
a.       Keluhan utama klien atau alas an utama
mengapa dating kerumah sakit atau
dokter/perawat.
b.      Adanya rasa nyeri: lokasi, karakter,
durasi dan factor yang memicunya.
c.       Riwayat infeksi saluran perkemihan:
 (1)   Terapi dan perawatan dirumah sakit yang pernah
dialami.
 (2)   Adanya gejala panas atau menggigil
 (3)   Riwayat penggunaan kateter atau sistoskopi
sebelumnya.
D. Gejala kelainan buang air kemih
(1)   Disuria: nyeri pada saat akan berkemih, kapan keluhan ini
terjadi.
(2)   Hesistansi: nyeri selama dan sesudah berkemih
(3)   Inkontinensia

e.  Riwayat salah satu keadaan berikut ini:


(1)   Hematuri: perubahan warna atau volume urin.
(2)   Nokturi ( sering berkemih di malam hari , kapan dimulainya.
(3)   Riwayat penyakit pada masa anak-anak sepertiimpetigo atau
sindrom nefrotik.
(4)   Riwayat batu ginjal
5)   Riwayat penyakit diabetetes mellitus , hipertensi, trauma
abdomen, cedera medulla spinalis, atau kelainan neurologi lain.
 PEMERIKSAAN FISIK
Gangguan fungsi ginjal mempengaruhi semua
system tubuh, sehingga diperlukn pengkajian
yang menyeluruh. Disamping itu, pengkajian
tersebut secara spesifik harus berfokus pada
saluran perkemihan.
Tehnik pemeriksaan fisik pada klien dengan
gangguan system perkemihan:
1)      Inspeksi
Inspeksi pada daerah muka dan ekstermitas.
Untuk menemukan gejala edema yang
menunjukkan retensi caiaran.
Inspeksi daerah inguinal untuk menemukan
pembesaran nodus limfatikus, hernia inguinal
atau femoral.
2)      PALPASI
Palpasi dapat langsung membantu menentukan ukuran
dan mobilitas ginjal.
Tehnik palpasi pada ginjal adalah sebagai berikut:
a)      Atur posisi klien terlentang atau supinasi,
pemeriksaan meletakkan salah satu tangannya
dibelakang pinggang klien dengan jari-jari tangan
yang tidak mengenai iga bagian bawah.
b)      Tangan yang lain ( telapak tangan menghadap ke
bawah ) ditempatkan disebelah anterior ( depan )
ginjal dengan jari-jari tangan tepat diatas umbilicus.
c)      Klien diminta untuk menarik nafas dalam dan
tangan pemeriksa yang berada disebelah anterior
ditekan kedepan.
d)     Rasakan bahwa tangan menyentuh kutub ginjal
yang licin dan bulat diantara  kedua belah tangan;
ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan yang
kiri.
NYERI

Nyeri yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat pada


organ urogenitalia dirasakan sebagai nyeri lokal (nyeri
yang dirasakan di sekitar organ tersebut) atau berupa
referred pain (nyari yang dirasakan jauh dari tempat
organ yang sakit).
Inflamasi akut pada organ padat traktus urogenitalia
seringkali dirasakan sangat nyeri, hal ini disebabkan
karena regangan kapsul yang melingkupi organ tersebut.
Maka dari itu, pielonefritis, prostatitis, maupun
epididimitis akut dirasakan sangat nyeri, berbeda
dengan organ berongga sperti buli-buli atau uretra,
dirasakan sebagai kurang nyaman/discomfort.
1.    Nyeri Ginjal
Nyeri ginjal terjadi akibat regangan kapsul ginjal. Regangan kapsul
ini dapat terjadi pada pielonefritis akut yang menumbulkan
edema, pada obstruksi saluran kemih yang menjadi penyebab
hidronefritis, atau pada tumor ginjal.
2.    Nyeri Kolik
Nyeri kolik terjadi pada spasmus otot polos ureter karena gerakan
peristaltik  yang terhambat oleh batu, bekuan darah atau corpus
alienum lain. Nyeri ini sangat sakit, namun hilang timbul 
bergantung dari gerakan perilstaltik ureter. Nyeri tersebut dapat
dirasakan pertama tama di daerah sudut kosto-vertebra,
kemudian menjalar ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal
hingga ke daerah kemalian. Sering nyeri ini diikuti keluhan pada
sistem pencernaan, seperti mual dan muntah.
3.    Nyeri Vesika
Nyeri vesika dirasakan pada daerah suprasimfisis. Nyeri terjadi akibat
overdistensi vesika urinaria yang mengalami retensi urin atau
terdapatnya inflamasi pada buli buli. Nyeri muncul apabila buli-buli
terisi penuh dan nyeri akan berkurang pada saat selesai miksi.
Stranguria adalah keadaan dimana pasien merasakan nyeri sangat
hebat seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi dan kadang disertai
hematuria.
4.    Nyeri Prostat
Nyeri prostat disebabkan karena inflamasi yang mengakibatkan edema
kelenjar postat dan distensi kapsul prostat. Lokasi nyeri sulit
ditentukan, namun umunya diaraskan pada abdomen bawah,
inguinal, perineal, lumbosakral atau nyeri rektum. Nyeri prostat ini
sering diikuti keluhan miksi seperti frekuensi, disuria dan bahkan
retensi urine.
5.    Nyeri testis/epididimis
Nyeri dirasakan pada kantong skrotum dapat berupa
nyeri primer (yakni berasal dari kelainan organ di
kantong skrotum) atau refered pain (berasal dari
organ di luar skrotum).. Inflamasi akut pada testis atau
epididimis menyebabkan pergangan pada kapsulnya
dan sangat nyeri. Nyeri testis sering dirasakan pada
daerah abdomen, sehingga sering dianggap
disebabkan kelainan organ abdominal.
6.    Nyeri penis
Nyeri yang dirasakan pada penis yang sedang flaccid
(tidak ereksi) biasanya merupakan refered pain dari
inflamasi pada mukosa buli buli atau ueretra, terutama
pada meatus uretra eksternum. Nyeri pada ujung penis
dapat disebabkan parafimosis atau keradangan pada
prepusium atau glans penis. Sedangkan nyeri yang
terasa pada saat ereksi mungkin disebabkan oleh
penyakit Peyronie atau priapismus (ereksi terus
menerus tanpa diikuti ereksi glans).
C.   KELUHAN MIKSI

Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat miksi


meliputi keluhan iritasi, obstruksi, inkontinensia dan
enuresis. Keluhan iritasi meliputi urgensi,
polakisuria, nokturia dan disuria; sedangkan keluhan
obstruksi meluiputi hesitansi, harus mengejan saat
miksi, pancaran urine melemah, intermitensi dan
menetes serta masih terasa ada sisa urine sehabis
miksi.
Keluhan iritasi dan obstruksi dikenal sebagai lower
urinary tract syndrome.
1.      GEJALA IRITASI
Urgensi adalah rasa sangat ingin kencing hingga terasa sakit,
akibat hiperiritabilitas dan hiperaktivitas buli-buli sehingga
inflamasi, terdapat benda asing di dalam buli-buli, adanya
obstruksi intravesika atau karena kelainan buli-buli nerogen.
Frekuensi, atau polaksuria, adalah frekuensi berkemih yang lebih
dari normal (keluhan ini paling sering ditemukan pada pasien
urologi). Hal ini dapat disebabkan karena produksi urine yang
berlebihan atau karena kapasitas buli buli yang menurun.
Nokturia adalah polaksuria yang terjadi pada malam hari. Pada
malam hari, produksi urin meningkat pada pasien-pasien gagal
jantung kongestif dan edema perifer karena berada pada posisi
supinasi. Pada pasien usia tua juga dapat ditemukan produksi
urine pada malam hari meningkat karena kegagalan ginjal
melakukan konsenstrasi  urine.
GEJALA OBSTRUKSI
Normalnya, relaksasi sfingter uretra eksterna akan diikuti pengeluaran
urin. Apabila terdapat obstruksi intravesika, awal keluarnya urine
menjadi lebih lama dan sering pasien harus mengejan untuk memulai
miksi. Setelah  urine keluar, seringkali pancarannya lemah dan tidak
jauh, bahkan urine jatuh dekat kaki pasien.
Di pertengahan miksi seringkali miksi berhenti dan kemudian memancar
lagi (disebut dengan intermiten), dan miksi diakhiri dengan perasaan
masih terasa ada sisa urine di dalam buli buli dengan masih keluar
tetesan urine (terminal dribbling).
Apabila buli-buli tidak mampu lagi mengosongkan isinya, akan terasa
nyeri pada daerah suprapubik dan diikuti dengan keinginan miksi yang
sakit (urgensi).
Lama kelamaan, buli-buli isinya makin penuh hingga keluar urin yang
menetes tanpa disadari yang dikenal sebagai inkontinensia paradoksa.
Obstruksi uretra karena striktura uretra anterior biasanya ditandai
dengan pancaran kecil, deras, bercabang dan kadang berputar putar.
3.      Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine adalah ketidak mampuan seseorang untuk menahan
urine yang keluar dari buli buli, baik disadari ataupun tidak disadari.
Terdapat beberapa macam inkontinensia urine, yaitu inkontinensia
true atau continuous (urine selalu keluar), inkontinensia stress
(Tekanan abdomen meningkat), inkontinensia urge (ada keinginan
untuk kencing) dan inkontinensia paradoksa (Buli-buli penuh).
4.      Hematuria
Hematuria adalah didapatkannya darah atau sel darah merah di dalam
urine. Hal ini perlu dibedakan dengan bloody urethral discharge, yaitu
adanya perdarahan per uretram yang keluar tanpa proses miksi. Porsi
hematuria perlu diperhatikan apakah terjadi pada awal miksi
(hematuria inisial), seluruh proses miksi (hematuria total) atau akhir
miksi (hematuria terminal). Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai
kelainan pada saluran kemih, mulai dari infeksi hingga keganasan.
5.      Pneumaturia
Pneumaturia adalah berkemih yang tercampur dengan udara, dapat terjadi
karena adanya fistula antara buli-buli dengan usus, atau terdapat proses
fermentasi glukosa menjadi gas karbondioksida di dalam urine, seperti pada
pasien diabetes mellitus.
6.      Hematospermia
Hematospermia atau hemospermia adalah adanya darah di dalam ejakulat, biasa
ditemukan pada pasien usia 30-40 tahun. Kurang lebih 85-90% mengeluhkan
hematospermia berulang. Hematospermia paling sering disebabkan oleh
kelainan pada prostat dan vesikula seminalis. Paling banyak hematospermia
tidak diketahui penyebabnya dan dapat sembuh sendiri. Hematospermia
sekunder dapat disebabkan oleh paska biopsi prostat, adanya infeksi vesikula
seminalis atau prostat, atau oleh karsinoma prostat.
7.      Cloudy Urine
Cloudy urine adalah urine bewarna keruh dan berbau busuk akibat adanya
infeksi saluran kemih.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik pada pasien meliputi


pemeriksaan tentang keadaan umum pasien
dan pemeriksaan urologi.
Kalainan-kelainan pada sistem urogenitalia dapat
memberikan manifestasi sistemik, atau tidak
jarang pasien-pasien dengan kelainan di bidang
urogenitalia kebetulan menderita penyakit lain.
Hipertensi, edema tungkai, dan ginekomastia
merupakan tanda dari kelainan sistem
urogenitalia.
1.      Pemeriksaan Ginjal
Adanya pembesaran pada daerah pinggang atau
abdomean sebelah atas harus diperhatikan saat
melakukan inspeksi pada daerah ini. Pembesaran ini
dapat disebabkan oleh hidronefrosis atau tumor
pada daerah retroperitonial. Palpasi dilakukan
secara bimanual (dengan dua tangan). Tangan kiri
diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk
mengangkat ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan
meraba ginjal dari depan. Perkusi, yaitu dengan
pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan
memberikan ketokan pada sudut kostovertebra.
2.      Pemeriksaan Buli-buli
Pemeriksaan buli buli harus memperhatikan adanya benjolan
atau jaringan parut bekas irisan/operasi di suprasiimfisis.
Masa di daerah tersebut dapat merupakan tumor ganas buli
buli atau adanya buli buli yang terisi penuh oleh adanya
retensi urine. Dengan palpasi dan perkusi dapat ditentukan
batas atas buli buli.
3.      Pemeriksaan genetalia eksterna
Pada inspeksi genetalia eksterna diperhatikan ada kelainan
penis seperti mikropenis, makropensi, hipospadia, kordae,
epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna, fimosis,
fistel uretro kutan, dan tumor penis. Striktura uretra
anterior yang berat dapat menyebabkan fibrosis korpus
spongiosum yang teraba pada palpasi di sebelah ventral
penis, berupa jaringan keras yang dikenal sebagai
spongiofibrosis.
4.      Pemeriksaan skrotum dan isinya
Perhatikan adanya pembesaran pada skrotum,
perasaan nyeri saat diraba, atau adanya hipoplasia
pada kulit skrotum (penurunan jumlah sel yang nyata
dalam jaringan yang mengakibatkan penurunan
jaringan atau organ, akibatnya organ tersebut
menjadi kerdil) yang sering dijumpai pada
kriptorkismus. Untuk membedakan antara massa
padat dengan massa kistus pada isi skrotum dapat
dilakukan pemeriksaan transiluminasi pada isi
skrotum.
5.      Colok dubur (Rectal Toucher)
Pemeriksaan colok dubur adalah memasukkan jari
telunjuk (yang sudah diberikan pelicin) ke dalam
lubang dubur. Pada pemeriksaan ini, dinilai (1) tonus
sfingter ani dan refleks bulbo-kavernous (BCR), (2)
adanya massa di lumen rektum, dan (3) menilai
keadaan prostat. Penilaian refleks bulbo-kavernosus
dinilai dengan merasakan adanya reflek jepitan ani
pada jari akibat rangsangan sakit yang diberikan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai