Anda di halaman 1dari 17

PERAN PERAWAT PROFESIONAL

DI SUSUN

OLEH

KELOMPOK I

KELAS 1_A

ADE RIFKA MUNANDA DEFA ANGGA MAULANA


AFRA HUMAIRA DIAN NUZULIA
ALVI ELHIBA HAFIZATUN
AMI SAFRIDA INTAN MAGFIRAH
ASKIA AZKA KHAIRA MUSYAKKILA
AURATUN NAFISH M. REZA AFDAL
BELA AGUSTIANA MARINA RAMADANI
CHIKA YOLANDA MAULIDA ULFA
CUT DINDA NABILA CUT LICEN

Dosen , Ns.Tuti Sahara, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya


penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN PERAWAT
PROFESIONAL” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut
beliau hingga akhir zaman. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Sigli, Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................. 2

BAB II : TINJAUAN TEORI .................................................................. 3


A. Pengertian ........................................................................... 3
B. Peran Perawat Profesional .................................................. 3
C. Fungsi Perawat .................................................................... 7
D. Faktor –faktor Perawat ........................................................ 8
E. Solusi Perawat ..................................................................... 8
F. Nilai Penting Keperawatan Profesional .............................. 12

BAB III : PENUTUP ..................................................................................... 13


A. Kesimpulan ......................................................................... 13
B. Saran ................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran perawat adalah suatu kegiatan yang menjadi suatu tanggung jawab
perawat yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan formalnya, diakui, serta
diberi kewenangan oleh pemerintah dalam melaksanakan proses atautugas serta
tanggung jawab keperawatan secara profesional berdasarkan kode etik
keperawatan (Mubarak & Chayatin, 2009)Peran perawat sebagai educator
menjalankan perannya dalam memberikan pengetahuan, informasi, dan pelatihan
ketrampilan kepada pasien, keluarga pasien maupun anggota masyarakat dalam
upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan (Susanto, 2012).
Pelaksanaan tindakan peran advokasi meliputi memberi informasi, menjadi
mediator dan melindungi pasien (Afidah & Sulisno, 2013).
Dampak dari peran perawat sebagai edukator yang tidak dilakukan adalah
pasien tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang operasinya, sehingga akan
meningkatkan kecemasan. Masalah kecemasan mengenai prosedur operasi dalam
perawatan perioperatif yang tidak diatasi dengan baik akan menyebabkan
perubahan pada tanda-tanda vital, seperti meningkatnya tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu, dan perubahan metabolisme tubuh seperti pengingkatan kadar
gula darah. Hal-hal demikian akan menjadi penyebab tertundanya operasi,
memanjangnya hari rawat, dan meningkatnya risiko komplikasi perioperative
(Bastable, 2012).
Perawat mempunyai kesempatan yang lebih banyak dalam proses perawatan
di rumah sakit, sehingga diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai
edukator dengan baik. Peran perawat sebagai edukator menjadi hal yang sangat
penting bagi pasien dan keluarganya (Muttaqin, 2009). Persiapan fisik dan mental
menjelang tindakan operasi dilaksanakan dengan professional oleh setiap tenaga
kesehatan yang terlibat dalam rencana operasi pasien. Perawat merupakan salah
satu tenaga kesehatan yang sering berinteraksi dengan pasien. Masalah psikologis,
kecemasan merupakan masalah keperawatan yang sering ditemukan bagi pasien

1
dalam menghadapi tindakan operasi pada umumnya lebih dominan. Hal ini dapat
menimbulkan perubahan tanda-tanda vital sehingga berdampak pada
ketidaksiapan pasien dalam menjalani tindakan operasi dan menunda rencana
operasi (Bulechek et al.,2013).
Keberhasilan keperawatan preoperative ditentukan oleh peran perawat
dalam perannya sebagai advokat dan edukator (Hutahean, 2010).

B. Tujuan
Tujuan Umum : Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita
dapat mengetahui dan memahami perawat sebagai peran dan fungsi perawat
profesional.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perawat sebagai profesi.
2. Mengetahui dan memahami pengertian perawat profesional.
3. Mengetahui dan memahami peran perawat profesional.
4. Mengetahui dan memahami fungsi perawat professional.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman pertama dalam melakukan penelitian dan
memperdalam ilmu keperawatan khususnya tentang peran perawat sebagai
Profesionalitas.
2. Bagi Instansi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini menjadi informasi tentang peran perawat
preoperative terutama dalam pemberian asuhan keperawatan professional.
3. Bagi Profesi Keperawata
Hasil penelitian ini menjadi bahan masukkan untuk meningkatkan
peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan professional.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini menambah literatur dalam bidang ilmu
keperawatan khususnya tentang peran perawat profesional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan perundang undangan yang berlaku. (
PERMENKES RI NO.1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktek perawat)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. ( Seminar Nasional
Keperawatan 1983 )
Perawat profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan
berwewenang memberikan pelayanan keparawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.
(Depkes RI,2002).

B. Peran Perawat Profesional


Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial
tertentu.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien
mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat
memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi
upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi
asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan
menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya
sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan

3
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir
kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan,
baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi
hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik
bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien
dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan
berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling
dan Ramos,1995).
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu
tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai
pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan
memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat
sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara
hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang
berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat
juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak
aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu
klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi

4
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas
privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti
rugi akibat kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas
anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika
mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya
model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur
karier yang ingin ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai
manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan
keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat
mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi
tenaga kesehatan lainnya.
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi
yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator
dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan
tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan
bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik.
Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai
tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

5
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar
sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien
dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas
komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,
menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi
kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber
yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
12. Pembaharu

6
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan.

C. Fungsi perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga
diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi
apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang
mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam

7
memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.

D. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat


1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun
1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di
negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan (standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi).

E. Solusi Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat


1. Pengembangan pendidikan keperawatan
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam
pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan,
pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi
Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga
perawatan professional dibidang keperawatan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi,
lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model
praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan
dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri
dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

8
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu
baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
sangat penting dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai
professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan
memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989)
pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen
moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 2004)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu
yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu),
selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen
moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi, Kendali dan Tanggung Gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan
secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri
yang berarti bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi
melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta

9
tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan
penentu diri sendiri. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan
untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab
anggota profesi. Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap
setiap tindakan yang dilakukannya terhadap klien.
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan
melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain :
1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria
dari berbagai aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang
visi dan misi organisasi, dedikasi serta keseterdiaan waktu yang dimiliki
untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui
kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas
utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh
penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-
masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga
keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki
berbagai posisi di pemerintahan atau sector swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di
luar negeri, bukan anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut
sertakan pengurus daerah yang berpotensi untuk dikembangkan.

Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat


untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan
seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan
kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
o Caring, menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur
karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat

10
dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain,
mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima
pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan
masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar –
mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik,
mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia,
dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
o Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau
berdiskusi dengan kliennya.
o Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat
untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
o Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan
kliennya.
o Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis
merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
o Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
o Believing in Others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki
hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
o Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan
keterampilannya.
o Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan
terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak
berhak mengetahuinya.
o Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya
o Felling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami
perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
o Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum
menerima orang lain.

11
F. Nilai Penting Keperawatan Profesional
1. Komitmen yang kuat terhadap pelayanan yang diberikan oleh keperawatan
untuk masyarakat Hal ini dianggap sebagai hal yang sangat penting. Karena
peran perawat berfokus pada kesehatan dan perawatan. Hal ini membuat
perawt harus bertanggung jawab untuk meningkatkan status kesehatan semua
manusia.
2. Percaya pada martabat dan nilai setiap orang
Keperawatan adalah suatu profesi yang berorientasi pada manusia tanpa
menghiraukan kebangsaan, ras, keyakinan, warna kulit, usia, jenis klamin
politik, kelas sosial, dan status kesehatan adalah hal yang sangat mendasar
dalam kesehatan.
3. Komiten terhadap pendidikan
Hal ini mencerminkan manfaa pendidikan sepanjang hidup. Dalam hal
keperawatan profesional, lulusan perlu melanjutkan pendidikan untuk
mempertahankan dan memperluas tingkat kompetensi mereka agar memenuhi
kreteria profesional, mengantisipasi peran perawat pada masa yang akan
datang, dan memperluas ilmu pengetahuan profesional
4. Otonomi
Hak menentukan diri sebagai profesi yang berarti para perawat haus memiliki
kebebasan untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan mereka guna
kemajuan manusia dan otoritas serta kemampuan untuk melihat bahwa
layanan keperawatan diberikan secara aman dan efektif.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang
sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat
dipandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge,
pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki
perhimpunan atau organisasi profesi, memberlakukan kode etik keperawatan,
otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Peran perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat
keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator,
pemberi kenyamanan, komunikator, kolaborator, educator dan konsultan
pembaharu.
Adapun fungsi perawat profesional adalah sebagai fungsi independen,
dependen dan interdependen. Untuk menunjang keperawatan professional maka di
perlukan Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dengan berbagai
cara, pendekatan serta kiat kiat yang lebih difokuskan pada kemampuan perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan
seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan
kenyaman dan kepuasan pada klien

B. Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya
kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu
menjadi perawat profesional dibidangnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainidin, H. 2011.Dasar-dasar Keperawatan Profesional.jakarta: Widya


Medika DPP PPNI. 2016. Standar Praktik keperawatan. Jakarta : DPP
PPNI

Gillies, (2009),(2009),Nursing management,Philadelphia,W.B. Shoduers


company

Ns. Asmadi, S.Kep. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta

Kuswanto, S.Kep. M.Kes. 2014. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan


Profesional. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Blais, Kathleen Koening, Jonice S. Hayes, dkk. 2017. Praktik Keperawatan


Profesional. Widya Medika. Jakarta

H. Zaidin Ali, SKM, MM. 2012. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya


Medika. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai