Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Nopriyanto
2. Micro Suprrianto
3. Utary Oktaviani
4. Afif Atika Ulayya
5. Rozihan Amri
6. Frenti Dewi
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“perawat sebagai suatu profesi” sebagai tugas mata kuliah konsep dasar
keperawatan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan serta bantuan yang
telah diberikan hingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kai mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.Akhirnya kami
berharap makalah ini dapar bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab dan berwenang
memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangannya, terutama terkait dengan
lingkup praktik dan perawat.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui
kerjasma bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya.
Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan profesional
meliputi sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat)
dalam rentang sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan. Untuk penerapan
praktik keperawatan tersebut perlu ketetapan (legislasi) yang mengatur hak
dan kewajiban perawat yang terkait, dengan pekerjaan profesi. Legislasi
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat, dan
perawat. Dalam rangka perlindungan hukum tersebut, perawat perlu
diregistrasi, disertifikasi dan memperoleh ijin praktik (lisensi).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah peran perawat professional?
2. Apakah standar praktik keperawatan professional?
3. Apakah interpersonalisasi education dan interpersonalisasi collaboration
C. Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar kita mengetahui apa peranan perawat
professional dan apa standar praktik keperawatan professional serta
interpersonalisasi education dan interpersonalisasi collaboration.
1
D. Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar kami dapat memahami dan
mengaplikasikan langsung dalam praktik di lapangan mengenai keperawatan
sebagai profesi, peran dan standar praktik perawat professional serta
interpersonalisasi education dan interpersonalisasi collaboration.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengertian Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi
aspek biologi,psikologi,sosial dan spiritual yang bersifat komprehensif
ditujukan kepada individu,keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit
mencangkup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal.
Hakikat profesi
Suatu pekerjaaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
berkualitas tinggi dalam melayani atau mengabdi pada kepentingan umum
untuk mencapai kesejahteraan manusia. Keterampilan teknis yang didukung
oleh pengetahuan dan sikap kepribadian tertentu yang dilandasi oleh norma
norma yang mengatur perilaku anggota profesi.
4
c. Mempunyai kode etik profesi.
d. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.
e. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang
profesi.
Menurut Prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri – ciri
sebagai berikut.
a. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan.
b. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga
diharapkan mempu untuk:
1) bersikap profesional,
2) mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional,
3) memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
4) menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
c. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikur sesuai dengan kaidah suatu
profesi dalam bidang kesehatan, yaitu:
1) Sistem pelayanan/asuhan keperawatan,
2) Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut,
3) Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi), dan
4) Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana
dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dean
teknologi.
Dengan melihat sebagai definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah
disebutkan di atas maka dapat dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat
ini telah:
1. Memiliki badan ilmu dan telah diakui secara undang – undang oleh
pemerinyah Indonesia melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesahatan.
2. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni
AKPER/DIII Keperawatan, DIV Keperawatan, Fakultas Ilmu
Keperawatan (S1), dan Program Pasca Sarjana Keperawatan (S2).
5
3. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik
keperawatan, standar pendidikan keperawatan, dan standar asuhan
keperawatan.
4. Memiliki legislasi keperawatan (sedang diproses menjadi undang –
undang).
5. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indinesia
(PPNI).
6. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
7. Melaksanakan riset keperawatan.
Kebijaksaan Pemerintah (Depkes) tentang Profesionalitas Keperawatan. Dalam
rangka mencapai Indonesia sehat 2010, misi Depkes adalah:
1. Pergerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungan.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau.
4. Mendorong kemadirian masyarakat untuk sehat.
Untuk mencapai misi dan visi tersebut, telah dikembangkan pilar strategi
pembangunan kesehatan yang meliputi:
1. Paradigma sehat / pembangunan berwawasan kesehatan
2. Profesionalisme.
3. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)
4. Desentralisasi.
5. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal kemampuan teknis dan moral.
6. Proses profesionalisasi keperawatan.
7. Proses profesionalisasi keperawatan bertujuan untuk memperoleh hasil
asuhan keperawatan yang bermutu, efektif, dan efisien sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaannya yang dilakukan secara sistematis,dinamis,dan
berkelanjutan.
6
Proses profesionalisasi keperawatan berfungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2. Memberikan ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
3. Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal
sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang
Azas-Azas Profesionalilsasi Keperawatan
1. Keterbukaan,kebersamaan,dan kemitraan.
2. Manfaat,semua kebutuhan /tindakan yang harus diambil harus bermanfaat
bagi kepentingan pasien, tenaga keperawatandan institusi.
3. Interdeperdensi,tersapat saling bertegantungan antara tenaga keperawatan
dalam merawat pasien.
4. Saling menguntungkan,masing-masing pihak yang terlibat dalam hal ini
perawat, klien dan institusi memperoleh kepuasan.
7
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
b. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas
privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti
rugi akibat kelalaian.
c. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
d. Koordinator
peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.
e. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
8
g. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
4. Fungsi perawat.
Organisasi keperawatan sedunia ICN (1973) berpendapat bahwa, ”The unique
function of the nurse is to assist individual, sick or well in the performance of
those activities contributing to health or its recovery (or to a peaceful death)
he would perform unaided of he had necessary strength will or knowledge”
yang artinya fungsi unik perawat yaitu melakukan pengkajian pada individu
sehat maupun sakit, dimana segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk
kesehatan dan pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan
kemandirian pasien secepat mungkin”.
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya:
a. Fungsi Independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan
kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau
instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang
di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
9
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai
penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.
10
Menjalin hubungan kerjasama yang baik dalam mengambil prakarsa dan
mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya-upaya lain untuk
kesejahteraan umum sebagai bagian tugas perwat terhdap masyarakat
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi
(occupation) meskipun keduanya sama – sama melakukan pekerjaan tertentu.
Profesi mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus
– menerus, dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara lehal
melalui perundang – undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta
pengawasan terhadap pelaksanaan pareturan – peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh
11
untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai nilai
pribadi mereka.
2. Ciri – ciri standar praktek keperawatan
Standar praktek keperawatan ini digunaka untuk menetahui proses dan
hasil pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fiokus
utamanya.
Praktek keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Otonom dalam pekerjaan
Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
Pengambilan keputusan yang mandiri
Kolaborasi dengan disiplin lain
Pemberian pembelaan
Memfasilitasi kepentingan pasien
3. Tipe standar keperawatan
dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah
standar asuhan (standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level
asuhan yang akan diterima oleh pasien dan standar praktek.standar of
practice atau harapan terhadap kineja perawat dalam memberikan standar
asuhan. Aktifitas pemantauan dan evaluasi memastikan bahwa level
perawatan pasien dan kinerja perawat telah dicapa dengan baik. Dua
macam kinerja ini dirancang untuk mendukungperawat dalam praktik
sehari-hari dengan menyediakan suatu struktur untuk praktek tersebut dan
untuk membantuperawat dalam mengidentifikasi kontribusi keperawatan
dalam perawat pasien.
Standar praktek
Standar praktek meliputi kebijakan (police),uraian tugas (job deskription)
, dan standar kinerja (peformance standar). Ia menuntut perawat dalam
melaksanankan perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang
perlu memperlihatkan oleh perawat untuk memastikan bahwa standar
asuhan akan dicapai dan menggambarkan definisi institusi tentang apa
yang dapat dilakukan oleh perawat. Kebijakan menetapkan sumber-
sumber atau kondisi yang harus tersedia untuk memfasilitasi asuhan.
12
Uraian tugas mencerminakan kompetensi, pendidikan dan pengalaman
yang diperlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai
perawat. Sedangkan standar kinerja ditunkan dari uraian tugas dan
menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat yang
didasarkan atas pengetahuan keterampilan, dan pencapaian aktifitas
kemajuan profesional.
Standar Asuhan
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik dan rencana
asuhan (care plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan
pasien yang aman dan memastikan hasil yang berasal dari pasien ini.
Standar asuhan genetik menguraikan harapan asuhan minimal yang
disediakan bagi semua pasien dimanapun pasien dirawat. Rencana asuhan
dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa medis
pasien dan diagnosa keperawatan pasien.
Pelaksanaan standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh
Depkes RI 1995, terdiri dari beberapa standar.
Menurut JCHO : Joint Commision on Accreditation of Health cara
organisasi terdapat 8 standar tentang asuhan keperawatan yang meliputi :
- Menghargai hak-hak pasien
- Penerimaan sewaktu pasien MRS
- Observasi keadaan pasien
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
- Asuhan pada tindakan non operatif dan administratif
- Pendidikan kepada pasien dan keluarga
- Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan
4. Tujuan Standar Praktik Keperawatan
Tujuan umumnya untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan
keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha
pelayanan atau untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan
berguna bagi :
13
Perawat : pedoman membimbing perawat dalam menentukan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien
Rumah sakit : meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit
Klien : perawatan yang tidak lama biaya yang ditangung keluarga
menjadi ringan
Profesi : alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran evaluasi
Tenaga kesehatan lain : mengetahui batas kewenangan dengan profesi
lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama dengan baik.
14
interaksi sebagai tujuan utama dalam IPE untuk berkolaborasi dengan
jenis pelayanan meliputi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.
Pengertian IPE :
1. Medudukkan secara bersama mahasiswa dari berbagai profesi
kesehatan dalam satu kelas yang sama.
2. Mendatangkan pengajar dari berbagai profesi kesehatan untuk
mengajar pada kelas yang sama.
3. Memaparkan mahasiswa dari berbagai profesi pada pasien yang
sama
Pengembangan IPE di institusi pendidikan kesehatan tidak terlepas dari
konsep berubah. Perubahan merupakan suatu proses di mana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang
bersifat dinamis. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal,
sosial maupun organisasi untuk dapat menerapkan ide atau konsep terbaru
dalam mencapai tujuan tertentu.
TUJUAN DAN MANFAAT IPE
Menurut (freeth & reeves, 2004) tujuan dari interpersonalisasi education
adalah untuk mempersiapkan mahasiswa profesi kesehatan dengan ilmu,
keterampilan, sikap dan perilaku profesional yang penting untuk praktek
kolaborasi interpersonalisasi.
Sedangkan menurut (Cooper, 2001) tujuan dari IPE yaitu :
1. Meningkatkan pemahaman interdispliner dan meningkatkan
kerjasama.
2. Membina kerjasama yang kompeten
3. Membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien
4. Meningkatkan kualitas perawatan pasien yang comprehensif.
15
3. Mahasiswa belajar menghargai profesi lainnya
4. Memahami lebih jelas peran profesi masing-masing
Mahasiswa belajar saling melengkapi sebagai tim dan dapat memanage
konflik dengan baik.
2. Interpersonalisasi collaboration
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat
klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan
dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan
supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau
mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu negara dimana
pelayanan diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan
mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan
dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-nilai dan
pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap
perawatan individu, keluarga dan masyarakat.
Komponen dalam kolaborasi
• Dasar-dasar kompetensi koaborasi :
• Komunikasi
• Respek dan kepercayaan
• Memberikan dan menerima feed back
• Pengambilan keputusan
• Manajemen konflik
16
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika
• Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama
• Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
• Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
• Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang
tergabung dalam tim.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan
tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap
kualitas asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas
namun harus dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar
dibutuhkan sumber-sumber pengembangan standar keperawatan.
Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas
asuhan kinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang
lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan
standar bagaimana proses pengembangan tersebut.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi dan
pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk
memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus
dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat
bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah
makalah ini sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa
supaya lebih giat dalam belajar.
18
DAFTAR PUSTAKA
19