Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN PROFESIONAL

PRAKTEK KEPERAWATAN

DosenPembimbing:
Aida Novitasari, S.Kep.Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :
Hikmatus Saniyah Arsabani (P27820118051)
Gracia Irnadianis Ivada (P27820118060)
Yordan Abdillah Firdaus (P27820118065)
Rika Salsabila (P27820118069)

TINGKAT 1I REGULER B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
Kata Pengantar

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“Praktek Keperawatan” ini.

Dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini
supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Surabaya, 3 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Praktik Keperawatan Profesional...................................................3


2.2 Falsafah Praktik Keperawatan Profesional.......................................................4
2.3 Hakikat Praktik Keperawatan Profesional........................................................4
2.4 Fokus Praktik Keperawatan Profesional...........................................................5
2.5 Nilai-nilai Profesional dalam Praktik Keperawatan Profesional......................8
2.6 Bentuk-bentuk Praktik Keperawatan Profesional.............................................9
2.7 Analisis Kasus..................................................................................................11
2.8 Dampak yang ditimbulkan................................................................................12
2.9 Tindak Lanjut Kasus.........................................................................................12
2.10.........................................................................................................................
Solusi yang tepat..............................................................................................13

BAB III PENUTUP................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan merupakan bentuk pelayanan professional kepada klien yang
diberikan secara manusiawi komprehensif dan individualistik, berkesinambungan sejak
klien membutuhkan pelayanan sampai saat klien mampu melakukan kegiatan sehari-
hari secara produktif untuk diri sendiri dan orang lain. Pelayanan keperawatan
profesional hanya dapat diberikan oleh tenaga keperawatan profesional yang telah
memiliki izin dan kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan yang dibutuhkan
oleh klien. Praktik keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat Ahli
Madia Keperawatan, Ners, Ners Spesialis dan Ners Konsultan melalui kerjasama
bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan di
Indonesia seringkali diasumsikan sama dengan praktik kedokteran, baik oleh
masyarakat atau perawat sendiri. Salah satu penyebab hal ini adalah kurangnya
pengetahuan tentang praktik keperawatan profesional, di lain pihak hukum masih
dianggap suatu hal yang menakutkan yang sering dikaitkan dengan sanksi atau
hukuman.
Untuk memperjelas tentang praktik keperawatan profesional, akan dibahas tentang
lingkup praktik keperawatan sehingga diharapkan dapat memperjelas pemahaman
tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan serta dapat melindungi
masyarakat dari malpraktik keperawatan. Sebagai suatu profesi, perawat bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan  sesuai dengan wewenang yang
dimiliki secara mandiri dan atau berkolaborasi. Hal tersebut dimungkinkan karena
perawat memiliki ilmu dan kiat keperawatan yang mendasari praktik profesionalnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari praktik keperawatan professional ?
2. Apa pengertian dari falsafah praktik keperawatan ?
3. Apa pengertian hakikat praktik keperawatan ?
4. Apa saja fokus praktik keperawatan professional ?
5. Apa saja nilai nilai professional dalam praktik keperawatan ?
6. Apa saja bentuk bentuk praktik keperawatan professional ?

4
7. Apa saja standar praktik keperawatan professional ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu praktik keperawatan
2. Untuk mengetahui falsafah praktik keperawatan
3. Untuk mengetahui hakikat praktik keperawatan
4. Untuk mengetahui fokus keperawatan
5. Untuk mengetahui nilai-nilai professional dalam praktik keperawatan professional
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk praktik keperawatan professional
7. Untuk mengetahui standar praktik keperawatan professional
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami pengertian
praktik keperawatan professional , falsafah  praktik keperawatan , hakekat praktik
keperawatan dan juga mengetahui fokus praktik keperawatan , bentuk bentuk praktik
keperawatan serta standar praktik keperawatan professional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Praktik Keperawatan Profesional


Kelompok Kerja Keperawatan-Konsorsium Ilmu Kesehatan (1992)
mendefinisikan Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat  profesional
melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya.
Perawat profesional pada pengertian di atas adalah Perawat Ahli Madya, Perawat
Ahli, Ners Spesialis dan Ners Konsultan yang pendidikan keperawatannya berasal dari
jenjang perguruan tinggi keperawatan. Praktik keperawatan sebagai tindakan
keperawatan profesional menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kokoh
dari berbagai ilmu dasar (biologi, fisika, biomedik, perilaku, sosial), dan ilmu
keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, diagnosis, menyusun
perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan evaluasi hasil-hasil tindakan
keperawatan, serta mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan
tindakan selanjutnya.
Malkemes, L.C.(1983) mengatakan bahwa praktik keperawatan profesional
(professional nursing practice) adalah suatu proses ketika Ners terlibat dengan klien,
dan melalui kegiatan ini masalah kesehatan klien diidentifikasi dan diatasi.
 Karakteristik praktik keperawatan professional
1. Otoritas (autority), yakni memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya
yang akan mempengaruhi proses asuhan melalui peran profesional.
2. Akuntabilitas (accountability), yakni tanggung gugat terhadap apa yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung
jawab kepada klien, diri sendiri, dan profesi, serta mengambil keputusan yang
berhubungan dengan asuhan.
3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision making), berarti
sesuai dengan kewenangannya dengan dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh
dan menggunakan pendekatan yang ilmiah dengan membuat keputusan
(judgnents) pada tiap tahap proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien.
4. Kolaborasi (collaboration ), artinya dapat bekerja sama, baik lintas program
maupun lintas sektor dengan mengadakan hubungan kerja dengan berbagai
6
disiplin dalam mengakses masalah klien, dan membantu klien
menyelesaikannya.
5. Pembelaan atau dukungan (advocacy), artinya bertindak demi hak klien untuk
mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan intrevensi untuk
kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya, serta berhadapan
dengan pihak-pihak lain yang lebih luas.
6. Fasilitasi (facilitation), artinya mampu memberdayakan klien dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya dengan memaksimalkan potensi dari
organisasi dan sistem klien-keluarga.
2.2 Falsafah Praktik Keperawatan
Sebagian besar dasar falsafah praktik keperawatan profesional disusun merujuk
kepada konsep praktik keperawatan profesional dan teori keperawatan. Falsafah praktik
keperawatan secara umum mengandung dasar-dasar pemikiran yang sama untuk
mengemban tugas keperawatan, tetapi disetiap negara, pernyataan yang disusun juga
disesuaikan dengan nilai dan latar belakang budayanya.
Dalam Lokakarya Nasional bulan Januari 1983 telah disepakati adanya
profesionalisasi keperawatan, dengan menetapkan pengertian keperawatan, falsafah
keperawatan, serta peran dan fungsi perawat.
 Pernyataan falsafah keperawatan di Indonesia
1. Perawat merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.
2. Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan kepada upaya pelayanan utama (PHC) sesuai
dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan.
Falsafah Keperawatan dari lokakarya 1983 dapat dipakai sebagai kerangka untuk
menyusun falsafah praktik keperawatan. Dalam mengembangkan falsafah keperawatan
kita tidak dapat hanya mengacu kepada satu teori keperawatan, namun falsafah harus
menjelaskan berbagai pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan
sehingga dapat dijadikan kerangka dasar yang kokoh bagi praktik keperawatan.
2.3 Hakikat Praktik Keperawatan
Pada hakikatnya, keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien di atas kepentingan sendiri,
bentuk pelayanan bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik,
dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik
7
sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan
yang merupakan inti praktik keperawatan ditujukan pada klien yaitu individu, keluarga,
dan masyarakat yang didasarkan pada hubungan professional perawat-klien.
Hubungan profesional perawat dengan klien yang pada hakikatnya mengacu pada
sistem interaksi antara perawat dengan klien secara positif atau mengadakan hubungan
terapeutik yang berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukan memberikan dampak
terapeutik yang memungkinkan klien untuk berkembang lebih baik.
 Karakteristik hubungan professional
1. Berorientasi pada kebutuhan klien.
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan.
3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien.
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasannya.
5. Memberikan penilaian berdasarkan norma yang disepakati antara perawat
dengan klien.
6. Berkewajiban memberi bantuan pada klien agar mampu menolong dirinya secara
mandiri.
7. Berkewajiban untuk membina hubungan berdasarkan pada rasa percaya.
8. Bekerja sesuai dengan kaidah etik untuk menjaga kerahasiaan klien dan hanya
menggunakan informasi untuk kepentingan dan persetujuan klien.
9. Berkewajiban menggunakan komunikasi efektif dalam memenuhi kebutuhan
klien.
Dengan terciptanya hubungan profesional perawat dengan klien, maka perawat
sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi keperawatan akan mendapat suatu
kepercayaan. Dengan adanya kepercayaan tersebut, perawat telah menunjukkan
kemampuan atau kompetensinya kepada klien berupa kemampuan intelektual,
keterampilan teknis dan sikap yang dilandasi etika profesi sehingga mampu membuat
keputusan secara profesional.
2.4 Fokus Praktik Keperawatan Profesional
Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia
dan sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan
masyarakat dengan target populasi total. Manusia tidak dipandang hanya dari aspek
fisik tetapi dipandang sebagai makhluk yang holistik yang terdiri atas bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual.

8
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi lima area yang terkait dengan kesehatan (Kozier &
Erb, 1990), yaitu:
1) Peningkatan kesehatan ( Health Promotion)
Kesehatan merupakan status kemampuan individu atau manusia yang
didefinisikan sebagai kemampuan dari salah satu kemampuan yang maksimal
maupun potensial. The American Hospital Association tahun 1980
mendeskripsikan kesehatan sebagai berikut, “Kesehan yang objektif tidak hanya
untuk menghindari penyakit atau untuk memperpanjang hidup, yang objektif adalah
untuk mempertinggi kualitas hidup seseorang”. Kesehatan adalah bagian esensial
dari masing-masing tujuan keperawatan.
Peningkatan kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan. Kesadaran diri
klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua sumber
yang dipertimbangkan sebagai perawat yang diberikan oleh perawat. Peningkatan
kesehatan membantu masyarakat dalam mengembangkan sumber untuk
memelihara atau meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Tujuan
kesehatan yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Fokus peningkatan kesehatan diarahkan untuk memelihara atau meningkatkan
kesehatan umum, individu, keluarga dan komunitas.
 Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan:
a. Pendidikan untuk public atau masyarakat dan individu.
b. Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung.
c. Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung.
 Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi:
a. Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan
pemantauan terhadap proses penyakit.
b. Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pameran
kesehatan dan program kesehatan mental.
c. Mendukung undang-undang yang ditunjukkan untuk pemeliharaan
kesehatan dan program perlindungan anak.
d. Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja.
2) Pencegah penyakit

9
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko
penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal.
 Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawatan ibu
hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar mengurangi atau
mencegah stress.
b. Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat,
misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
c. Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olahraga,
dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media masa atau media elektronik.
d. Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu
hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
e. Membantu tumbuh kembang bayi dan balita.
f. Memberikan imunisasi.
g. Melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol dan kanker.
h. Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan
penghentian rokok.
 Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal berikut:
a. Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya hidup sehat.
b. Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha meningkatkan
kesehatan, misalnya dengan cara perbaikan gizi, pengendalian stress, usaha
untuk membina hubungan yang baik dengan sesame.
c. Meningkatkan klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
d. Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan mengambil
keputusan yang efektif.
e. Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan keluarga.
3) Pemeliharaan Kesehatan ( Health Maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan yang
membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat melakukan aktivitas
untuk membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya.
 Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan:

10
a. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur untuk
usia diatas 35 tahun.
b. Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan dengan
perubahan struktur sosial masyarakat.
c. Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit
karena stress.
d. Pemeliharaan Kesehatan (Health Restoration). Pemulihan kesehatan berarti
perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki
masalah kesehatan atau penyakit.
 Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal berikut:
a. Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit,
misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
b. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan
mental.
c. Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
d. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pada pasien stroke, serangan jantung, arthritis.
e. Perawatan Pasien Menjelang Ajal.
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa nyaman
dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan di
rumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Lingkup praktik keperawatan pada dasarnya sangat berkaitan dengan
kompetensi lulusan pendidikan professional keperawatan yang diharapkan mampu
berperan atau mengemban fungsi perawat professional baik sebagai pemberi asuhan
keperawatan, pendidik, pengelola, maupun peneliti.
2.5 Nilai-nilai professional dalam praktik keperawatan
1) Nilai Intelektual
 Terdiri dari 3 kompenen yang sangat terkait, yaitu:
a. Body of knowledge yang melandasi praktik professional
b. Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan
c. Penggunaan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif
2) Nilai Komitmen Moral
 Perilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral yang meliputi hal-hal
berikut :
11
a. Beneficience yang berarti sebagai seorang profesional perawat harus selalu
mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien (Johnstone, 1994).
b. Adil yang berarti tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras,
sosial budaya, keadaan ekonomi, dan sebagainya tetapi memperlakukan
klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang
dimiliki
c. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha mmenepati
janji, memberikan harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3) Otonomi, Kendali, dan Tanggung Gugat
Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara
mandiri, kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu
atau orang dan tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
2.6 Bentuk Bentuk Praktek Keperawatan Profesional
Sejak disepakatinya keperawatan sebagai profesi (Januari 1983) , serta
ditumbuhkannya pedidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi ( Program DIII
Keperawatan pada tahun 1984 dan program pendidikan Sarjana Keperawatan pada
tahun 1985) , serta diberlakukannya UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan, proses
registrasi dan legislasi keperawatan sebagai bentuk pengakuan adanya kewenangan dala
melaksanakan praktik keperawatan belum terwujud. Hal ini mungkin disebabkan antara
lain belum adanya pengalaman dalam memberi pengakuan terhadap praktik
keperawatan , karena belum dipahami wujud dan batasan dari praktik keperawatan
sebagai praktik professional. Demikian juga jenis dan sifat praktik keperawatan
professional yang harus dikembangkan belum diapahami dengan benar karena belum
ada pengalaman sebelumnya.
Bertolak dari keadaan yang demikian, sedangkan praktik keperawatan
professional harus dikembangkan, proses registrasi dan legislasi keperawatan sudah
ada , serta dilandasi oleh peraturan perundang undangan yang kokoh, maka dinilai perlu
dilakukan pembangunan dan uji coba (Sebagai proyek rintisan) beberapa model praktik
keperawatan. Bentuk model praktik keperawatan yang dapat dan pantas di ujicobakan
dan dikembangkan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Praktik Keperawatan di Rumah Sakit dan Puskesmas

12
Lingkup  cakupan dan batasan wewenang serta tanggung jawab seorang
perawat professional (ners) dalam praktik keperawatan di rumah sakit  ataupun di
puskesmas dikaji. Kedudukan dan hubungannya dengan pelayanan rumah sakit atau
puskesmas secara keseluruhan dan sifat interdependensi dengan pelayanan rumah
sakit atau puskesmas dengan  pelayanan professional lainnya yang terdapat di
rumah sakit atau puskesmas. Perawat professional dengan sikap dan kemampuan
professional yang dapat diberi wewenang dan tanggung jawab melaksanakan
praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas , serta proses dan prosedur
pencatatan dan pemberian kewenangan , tanggung jawab melaksanakan praktik.
Melalui hasil kajian dari model keperawatan rumah sakit atau puskesmas
dapat disarankan kepada yang berwenang hal hal yang berhubungan dengan
pengertian praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas dan lingkup
cakupannya sebagai salah satu bentuk praktik keperawatan professional , seta
proses prosedur dan registrasi dan legislasi keperawatan.
2) Praktek Keperawatan di Rumah (Home Nursing Practice) dalam Konteks
Perpanjangan Pelayanan Rumah sakit atau Puskesmas
Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan seperti yang diuraikan untuk
praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas. Pada bentuk praktik keperawatan
rumah dalam kajian awalnya , ditekankan pada pelaksanaan pelayanan / asuhan
keperawatan sebagai kelanjutan pelayanan rumah sakit atau puskesmas. Dilakukan
oleh para perawat professional pelayanan rumah sakit atau puskesmas, atau melalui
pengikutsertaan perawat professional yang melakukan praktik keperawatan
berkelompok.
3) Praktik Keperawatan Berkelompok (Group Nursing Practice)
Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan seperti yang diuraikan untuk
praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas. Beberapa perawat professional
membuka praktik keperawatan selama 24 jam kepada masyarakat yang
memerlukan pelayanan / asuhan keperawatan , mengatasii berbagai bentuk
keperawatan yang dihadapi masyarakat. Bentuk praktik keperawatan ini
diperkirakan akan sangat diperlukan di masa depan , terutama jika pandangan
tentang lama rawat rumah sakit perlu dipersingkat mengingat biaya perawat rumah
sakit diperkirakan akan terus meningkat.
Praktik keperawatan berkelompok sebagai model yang akan diujicobakan
memerlukan dukungan peraturan yang berwenang sehingga baik perawatan yang

13
melaksanakan praktik keperawatan , maupun masyarakat yang menerima asuhan
keperawatan terlindungi.
4) Praktik Keperawatan Individu/Perorangan (Individual Nursing Practice)
Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan yang sama seperti yang diuraikan
untuk praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas . Perawat professional
senior dan berpengalaman secara perorangan / sendiri membuka praktik
keperawatan dalam jam praktik tertentu , memberi pelayanan / asuhan  keperawatan
khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi masyarakat yang memerlukannya
dalam mengatasi masalah keperawatan .
Bentuk praktik yang demikian ini sangat diperlukan oleh kelompok /
golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan ,
khususnya pelayanan keperawatan yang dikembangkan oleh pemerintah.
2.7 Analisis Kasus
Kasus ini dialami oleh Uzlifatun Jannah, warga Tambaksari, Surabaya,
mendapati dua kain kasa tertinggal di dalam area vitalnya usai operasi sesar di RS
Anwar Medika, Sidoarjo. Penanganan tim medis terhadap Uzlifatun dilakukan secara
normal—termasuk menjahit jalan lahir yang sempat robek—dan lancar.
Selepas diperbolehkan meninggalkan rumah sakit, Uzlifatun mulai
merasakakan nyeri pada organ vitalnya. Mulanya, ia mengira nyeri tersebut
merupakan efek usai melahirkan. Tapi, semakin hari, rasa nyeri itu makin menjadi-
jadi. Ditambah lagi, bau busuk keluar dari area vitalnya.
Uzlifatun kemudian pergi ke salah satu bidan di Buduran. Pemeriksaan bidan,
seperti diwartakan Detik, memperlihatkan jahitan pada jalan lahirnya kembali robek
dan di dalamnya terdapat dua kain kasa berbentuk bulat yang tertinggal. Faktor itulah
yang disinyalir jadi sebab Uzlifatun kesakitan.
Dari pemaparan diatas diketahui bahwa kesalahan medis dapat terjadi karena
beberapa faktor, yang pertama yaitu kelalaian tenaga medis, kelalaian tersebut dapat
disebabkan karena tidak focus, kurang teliti dan berhati-hati, tidak peduli terhadap
kepentingan orang lain tergesa-gesa, ceroboh, namun akibat yang timbul memang
bukan disengaja dan bukan menjadi tujuan.
Yang kedua prosedur baru, Prosedur medis baru turut serta dalam kejadian
kesalahan medis. Terutama apabila kurangnya update medis terbaru. Yang ketiga
factor pasien dengan kasus khusus atau kompleks, Pasien sering merahasiakan atau
tidak jujur kepada tenaga kesehatan apabila mengidap penyakit selain penyakit yang
menjadi alasan dia berobat saat itu. Bisa karena malu atau alasan lain
14
Yang keempat yaitu faktor dokumentasi dan komunikasi, Dokumentasi medis
juga ikut berperan dalam kejadian kesalahan medis. Tulisan yang tidak jelas atau
dokumentasi yang tidak lengkap dapat mengganggu tindakan medis selanjutnya.Tidak
dapat dielakkan faktor komunikasi juga sangat berperan dalam pelayanan medis. Perlu
adanya pemahaman bersama antara pasien dan tenaga medis tentang penyakit pasien.
2.8 Dampak Yang Ditimbulkan
Medical error atau kesalahan medis merupakan hasil yang tidak diinginkan
dari tindakan medis yang dapat dicegah baik itu yang membahayakan atau tidak untuk
pasien dan lingkungan medis lainnya. Kesalahan medis dapat berupa tidak lengkap
atau tidak akuratnya diagnosis, terapi atau tindakan medis lainnya.
Dari kasus yang sudah dibahas pasti terdapat dampak yang ditimbulkan baik
bagi pasien (klien), bagi perawat dan tenaga medis lainnya serta instansi yang terkait.
Dampak yang dirasakan pasien antara lain, terganggunya ketenangan hidup yaitu
merasakan sakit dibagian tertentu yang tidak bisa disinyalir darimana asal rasa sakit
itu dan juga tidak bisa diobati sendiri. Hal tersebut dapat atau bahkan sangat
membahayakan kesehatan pasien, salah satu kemungkinan yang akan terjadi adalah
kematian.
Dampak yang dirasakan oleh pihak tenaga medis khususnya perawat yaitu
hilangnya kepercayaan masyarakat kepada perawat, padahal tugas seorang perawat
seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman serta membantu dalam proses
penyembuhan pasien justru malah melakukan tindakan fatal yang dapat
membahayakan nyawa pasien. Masyarakat bisa mengungkap rasa ketidakpercayaan
mereka terhadap tenaga keperawatan melalui internet dan tidak sekedar dari mulut ke
mulut lagi, hal tersebut tentu saja sangat merugikan pihak tenaga medis maupun
isntansi yang terkait.
Selain itu dampak yang harus ditanggung instansi yang terkait yaitu harus
mengganti semua kerugian akibat kasus yang ditimbulkan, baik fisik maupun nonfisik.
Peluang untuk menuntut ganti rugi telah ada dasar ketentuannya. Berdasarkan pasal 46
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang menentukan bahwa rumah sakit
bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian tenaga kesehatan di rumah sakit.
2.9 Tindak Lanjut Kasus
Apabila akan melakukan tindakan lebih lanjut, haruslah meninjau dari
beberapa syarat berikut antara lain:

15
1. Penyimpangan kewajiban, yaitu tindakan yang diambil para tenaga medis
menyimpang dari apa yang seharusnya, dilakukan tanpa indikasi yang benar, tidak
sesuai standar profesi. Pembuktian penyimpangan dilakukan oleh saksi ahli
2. Kerugian yang diderita pasien, baik fisik misalnya dengan hilangnya atau tidak
berfungsinya seluruh atau sebagian organ tubuh. Maupun nonfisik yaitu yang
berkaitan dengan martabat seseorang
3. Hubungan sebab akibat langsung, bahwa kerugian yang dialami pasien merupakan
akibat langsung dari penyimpangan yang dilakukan para tenaga medis.
Namun di Indonesia sendiri, kelalaian tenaga kesehatan dan dokter dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien tidak dapat dipidana.
Sebab,dalam tiga paket undang-undang di bidang kesehatan tidak ada satu pasal pun
yang menyebutan bahwa karena kelalaian seorang tenaga kesehatan bisa dipidana.
Pasal ketiga UU yang dimaksud yaitu UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. Di bagian akhir dari ketiga undang-undang itu mengatur
berbagai jenis perbuatan dan sanksi pidana bagi siapa saja khususnya tenaga kesehatan
yang dengan sengaja melakukan tindak pidana di bidang kesehatan.
2.10 Solusi Yang Tepat
Solusi atau cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi terjadinya kasus serupa
adalah yang pertama, senantiasa menjalin kerjasama yang baik antar tenaga medis
yang ada di rumah sakit seperti hubungan dokter dengan perawat,bidan, dan lail lain.
Kedua, mengambil langkah hati-hati untuk menghindari resiko yang akan terjadi.
Yang terakhir yaitu memeriksa secara periodik peralatan yang tersedia di ruang
praktik khususnya setelah melakukan kegiatan operasi.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada saat ini kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan akan terus meningkat. Masyarakat akan menuntut tersedianya
pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan kualitas secara profesional dan dapat
dipertanggungjawabka sesuai dengan standar pelayanan keperawatan yang ditentukan.
Sebagai anggota keperawatan yang telah diakui sebagai profesi dan telah melaksanakan
praktik keperawatan secara tidak langsung melekat tanggung jawab dan tanggung gugat
atas segala keputusan dan tindakannya di dalam lingkup peran dang fungsinya sebagai
perawat. Tanggung gugat pada dasarnya erupakan suatu konsep yang esensial dari
praktik keperawatan profesional dan hukum.
Untuk melindungi masyarakat terhadap tindakan kelalaian ataupun penyimpangan
atau malpraktik dan untuk melindungi tenaga keperawatan sebagai tenaga pemberi jasa
pelayanan serta sesuai dengan kepentingannya, pengaturan praktik keperawatan perlu
dirumuskan dalam tatanan perundang-undangan yang tinggi kedudukannya.
Mekanisme regristasi, sertifikasi dan lisensi merupakan proses yang diperlukan
untuk memperlakukan suatu sistem legislasi. Sistem legislasi keperawatan erupakan
sistem perundang-undangan keperawatan yang mencerminkan diberlakukannya hukum
praktik keperawatan. Seluruh sistem yang mengatur tindakan keperawatan dari tenaga
keperawatan merupakan suatu sistem regulasi keperawatan.
3.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Aimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika

Gaffar,Laode J. 1997. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta :EGC

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.

Indah. Ilmu Keperawatan Dasar 1. 2013. (Online).


Tersedia : http://indahmumpunis1keperawatan.blogspot.com/2013/01/ikd-1ilmu-
keperawatan-dasar-1-konsep.html

Udayati, Made. Praktik Keperawatan Profesional. 2011 (Online)


Tersedia : http://udayatimade.blogspot.com/2011/01/praktik-keperawatan-
profesional.html

Herman. Nilai dalam Keperawatan. 2012 (Online)


Tersedia : http://nursingkeperawatan.blogspot.com/2009/11/nilai-dalam-
keperawatan.html

18

Anda mungkin juga menyukai