Anda di halaman 1dari 7

Resume

Konsep Keperawatan Keluarga


Definisi Keluarga
Keluarga (bahasa Sansekerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah
lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga
sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu,
terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
1. Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan.
2. Marilynn M. Friedman, 1998
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan,
ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
3. Berges
kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan/ keturunan/ darah/ adopsi yang
tinggal bersama di dalam satu rumah saling berinteraksi, berkomunikasi dalam peran
sosial, mempunyai kebiasaan/ kebudayaan dan keunikan tersendiri.
4. Departemen Kesehatan, 1988
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan
keadaan saling ketergantungan.
5. Menurut UU no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera, keluarga adalah : unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-
istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
6. Sesuai dg PP no. 21 (1994) bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang
sah.
Karakteristik Keluarga
1. Unit terkecil dari masyarakat dan sistem sosial
2. Terdiri dari 2 orang atau lebih
3. Ada ikatan perkawinan atau pertalian darah
4. Hidup dalam satu rumah tangga
5. Berinteraksi satu sama lainnya
6. Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-masing
7. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Tipe Keluarga
1. Tradisional
a. Keluarga inti (nuclear family): suami, istri dan anak (kandung atau adopsi)
b. Keluarga majemuk (extended family): keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah
c. Dyad family. : suami-istri tanpa anak
d. Single parent family. : satu ortu (ayah/ ibu) dan anak
e. Single adult : orang dewasa tinggal sendiri
f. Keluarga usila : suami-istri usia lanjut, anak sudah pisah rumah.
2. Non tradisional
a. Commune family : beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas sama,
pengalaman membesarkan anak bersama.
b. The unmarriedteenege mother : keluarga yang terdiri dari orang-tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
c. Gay and lesbian family: homoseksual dan lesbian yang hidup layaknya suami-istri.
Struktur Keluarga
Adalah pola dari kedudukan dan peran tiap anggota keluarga dalam sebuah keluarga.
Menggambarkan pelaksanaan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya.
4 Elemen Struktur Keluarga
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga
dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan
informal
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi
ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga
lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.
Macam-Macam Struktur Keluarga
1. Berdarkan garis keturunan:
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi di mana hubungan itu tersusun atas jalur garis ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi di mana hubungan itu tersusun atas jalur garis ibu.
2. Berdasarkan tempat bermukim:
a. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
b. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
c. Neolokal
3. Berdasarkan kekuasaan:
a. Patriakal
b. Matriakal
c. Equalitarian
Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisir : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota keluarga memerlukan kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dan menjalankan fungsi tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
Peran Keluarga
1. Peran ayah : pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
anggota dari kelompok sosial, serta anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu : pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung,
anggota masyarakat dari lingkungannya, dapat juga berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
3. Peran anak : melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
mental, sosial dan spiritual.
Fungsi Keluarga (Friedman)
1. Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga.
Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota kelurga
mengembangkan gambaran diri yang fositif , peran dijalankan dengan baik ,dan penuh
rasa sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi
sosial ,dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga
merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota kelurga dan belajar
disiplin , norma budaya , dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehigga individu
mampu berperan didalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan ,pakaian , perumahan, dan
lain-lain.
5. Fungsi perawatan
Keluarga menyediakan makanan , pakaian, perlidungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.
Pengembangan Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
5. Fungsi pemenuhan kesehatan
6. Fungsi mendapatkan status sosial
7. Fungsi pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
8. Fungsi religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
9. Fungsi rekreasi
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi
yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga
sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dsb.
Keluarga sebagai Sistem
1. Keluarga mempunyai subsistem (anggota, fungsi, peran, norma, budaya, dan lain-lain)
yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga.
2. Ada saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem.
3. Merupakan unit terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi supra sistemnya.
Tugas perkembangan keluarga sesuai tahap perkembangan
Tahap Perkembangan
1. Keluarga baru menikah
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga dengan anak baru lahir
a. Mempersiapkan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan
seksual dan kegiatan
c. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
misal : tempat tinggal, privacy dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua)
juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam ataupun luar keluarga
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbang anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan
lebih luas
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan, dan kesehatan
anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja
adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi
b. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua
d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbang keluarga
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
a. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
d. Penataan kembali peran ortu dan kegiatan rumah
7. Keluarga usia pertengahan
a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan
b. Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anakanaknya dan
sebaya
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
a. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan
pasangannya
b. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik
dan penghasilan keluarga
c. Mempertahankan keakraban pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
d. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
e. Melakukan life review masa lalu
Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit.
4. Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada bagi keluarga.
Keperawatan Kesehatan Keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai
tujuan melalui pegobatan sebagai sarana atau penyalur. (Bailon dan Maglaya, 1978)
Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga
1. Tujuan umum :
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
e. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
Peran dan Fungsi Keperawatan Keluarga
1. Peran perawat keluarga
Dalam upaya memandirikan keluarga untuk merawat anggota keluarga, sehingga keluarga
mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan sebagaimana yang dikemukakan oleh
friedman, yaitu diharapkan keluarga mampu mengidentifikasi 5 fungsi dasar yaitu : fungsi
efektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan
kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit
pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :
a. Edukator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar : keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.Kemampuan
pendidik ini perlu didukung kemampuan tentang pemahaman bagaimana keluarga
dapat melakukan proses belajar mengajar. Secara umum tujuan proses pembelajaran
adalah untuk mendorong prilaku sehat atau mengubah prilaku yang tidak sehat.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :
1) Pendidikan untuk peningkatan kesehatan dan penanganan penyakit
2) Membatu keluarga untuk mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah
yang sedang dialami atau dibutuhkan
Disamping hal-hal diatas perawat kesehatan keluarga juga melakukan
bimbingan antisipasi kepada keluarga sehingga dapat terwujud keluarga yang
sejahtera, bertanggung jawab memberikan pendidikan tentang keperawatan
keluarga dan tim kesehatan lain bila diperlukan.
b. Koordinator
Menurut ANA praktek keperawatan komunitas merupakan praktek keperawatan yang
umum, menyeluruh dan berlanjut. Keperawatan berkelanjutan dapat dilaksanakan, jika
direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik. Koordinasi merupakan salah satu
peran utama perawat yang bekerja dengan keluarga. Klien yang pulang dari rumah
sakit memerlukan perawatan lanjut di rumah, maka perlu koordinasi lanjutan asuhan
keperawatan di rumah. Program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin pada
keluarga perlu pula dikoordinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
penanggulangan. Koordinasi diperlukan pada perawat berkelanjutan agar pelayanan
yang komperensif dapat tercapai.
c. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung
Kontak pertama perawat pada keluarga dapat melalui anggota keluarganya yang sakit.
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung atau
mengawasi keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit di
rumah sakit, perawat memberikan perawatan langsung atau demonstrasi yang
disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga mampu melakukan di rumah,
perawat dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran
langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat kesehatan masyarakat.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi
atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan atau penasehat
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah kesehatan.
Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka
dan dapat dipercaya dengan demikian keluarga mau meminta nasehat kepada perawat
tentang masalah pribadi. Pada situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yag
optimal.
g. Advokasi
Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat, kadang
kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan, sebagai advokat klien perawat
berkewajiban melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial ekonomi
lemah sehingga keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhannya, perawat juga dapat
membantu keluarga mencari bantuan yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan
keluarga.
h. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga didalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat
menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai kendala yang ada. Kendala yang
sering dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan,
masalah ekonomi, dan masalah sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran
Fasilitator dengan baik maka peran perawat komunitas harus mengetahui sistem
pelayanan kesehatan misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
i. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi masalah
kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.
j. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
2. Fungsi Keperawatan Keluarga
Bagi profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan kesehatan merupakan
pertimbangan vital dalam keluarga. Untuk menempatkannya dalam perspektif, fungsi ini
adalah salah satu fungsi keluarga dan memerlukan penyediaan kebutuhan-kebutuhan
fisik : makan, pakaian tempat tinggal dan perawatan kesehatan. Dari perspektif
masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar dimana prilaku sehat dan perawatan
kesehatan diatur, dilaksanakan dan diamankan. Keluarga memberikan perawatan
kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga
yang sakit.
Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para profesional perawatan kesehatan.
Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan memelihara kesehatan.
Keluarga melakukan praktek asuhan kesehatan baik untuk mencegah terjadi gangguan
atau merawat anggota yang sakit. Keluarga pula yang menentukan kapan anggota
keluarga yang terganggu perlu meminta pertolongan tenaga profesional. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mepengaruhi tingkat kesehatan keluarga
dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit mempengaruhi prilaku
keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Misalnya sering ditemukan
keluarga yang menganggap diare sabagai tanda perkembangan, imunisasi menyebabkan
peyakit (anak menjadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan.
Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga.
Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif
seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam menghadapi
masalah kesehatan.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan preventif.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga emaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah
pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
11. Implikasi dari pelayanan kesehatan dipusatkan kepada keluarga
Hambatan Pada Keperawatan Kesehatan Keluarga
1. Hambatan dari keluarga
a. Pendidikan keluarga yang rendah
b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)
c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat
d. Sosial budaya yang menunjang
2. Hambatan dari perawat
a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: PHN Kit,
transportasi
b. Kondisi alam (geografi yang sulit)
c. Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)
d. Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
Konsep Keperawatan Keluarga
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan
Praktik, proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu
penkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan
Praktik, pengumpulan data dalam proses keperawatandilakukan dengan cara :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi visualmelalui
indera yang berlangsung terus-menerus, dimana data yang dikumpulkan harus obyektif
dan harus dicatat apa adanya (bukan penafsiran sendiri), diantaranya yang berkaitan
dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
2. Wawancara 
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data, dan dapat
dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu tekhnik khusus, dan otoritas yang kita
gunakan sesedikit mungkin, misalnya pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi,
kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi 
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan seperti data dari
puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik 
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta
pemeriksaan tanda-tanda vital.

Anda mungkin juga menyukai