Definisi Keluarga Keluarga (bahasa Sansekerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. 1. Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 1989 Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. 2. Marilynn M. Friedman, 1998 Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. 3. Berges kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan/ keturunan/ darah/ adopsi yang tinggal bersama di dalam satu rumah saling berinteraksi, berkomunikasi dalam peran sosial, mempunyai kebiasaan/ kebudayaan dan keunikan tersendiri. 4. Departemen Kesehatan, 1988 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan. 5. Menurut UU no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah : unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami- istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. 6. Sesuai dg PP no. 21 (1994) bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah. Karakteristik Keluarga 1. Unit terkecil dari masyarakat dan sistem sosial 2. Terdiri dari 2 orang atau lebih 3. Ada ikatan perkawinan atau pertalian darah 4. Hidup dalam satu rumah tangga 5. Berinteraksi satu sama lainnya 6. Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-masing 7. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan. Tipe Keluarga 1. Tradisional a. Keluarga inti (nuclear family): suami, istri dan anak (kandung atau adopsi) b. Keluarga majemuk (extended family): keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah c. Dyad family. : suami-istri tanpa anak d. Single parent family. : satu ortu (ayah/ ibu) dan anak e. Single adult : orang dewasa tinggal sendiri f. Keluarga usila : suami-istri usia lanjut, anak sudah pisah rumah. 2. Non tradisional a. Commune family : beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas sama, pengalaman membesarkan anak bersama. b. The unmarriedteenege mother : keluarga yang terdiri dari orang-tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. c. Gay and lesbian family: homoseksual dan lesbian yang hidup layaknya suami-istri. Struktur Keluarga Adalah pola dari kedudukan dan peran tiap anggota keluarga dalam sebuah keluarga. Menggambarkan pelaksanaan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. 4 Elemen Struktur Keluarga 1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal 2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. 3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti. 4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Macam-Macam Struktur Keluarga 1. Berdarkan garis keturunan: a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu tersusun atas jalur garis ayah. b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu tersusun atas jalur garis ibu. 2. Berdasarkan tempat bermukim: a. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami b. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu c. Neolokal 3. Berdasarkan kekuasaan: a. Patriakal b. Matriakal c. Equalitarian Ciri-Ciri Struktur Keluarga 1. Terorganisir : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada keterbatasan : setiap anggota keluarga memerlukan kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dan menjalankan fungsi tugasnya masing-masing. 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. Peran Keluarga 1. Peran ayah : pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial, serta anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peran ibu : pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung, anggota masyarakat dari lingkungannya, dapat juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. 3. Peran anak : melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. Fungsi Keluarga (Friedman) 1. Fungsi afektif Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota kelurga mengembangkan gambaran diri yang fositif , peran dijalankan dengan baik ,dan penuh rasa sayang. 2. Fungsi sosialisasi Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi sosial ,dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota kelurga dan belajar disiplin , norma budaya , dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan didalam masyarakat. 3. Fungsi reproduksi Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4. Fungsi ekonomi Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan ,pakaian , perumahan, dan lain-lain. 5. Fungsi perawatan Keluarga menyediakan makanan , pakaian, perlidungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu. Pengembangan Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif 2. Fungsi sosialisasi a. Membina sosialisasi pada anak. b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3. Fungsi reproduksi 4. Fungsi ekonomi Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga. 5. Fungsi pemenuhan kesehatan 6. Fungsi mendapatkan status sosial 7. Fungsi pendidikan Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa 8. Fungsi religius Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini. 9. Fungsi rekreasi Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb. Keluarga sebagai Sistem 1. Keluarga mempunyai subsistem (anggota, fungsi, peran, norma, budaya, dan lain-lain) yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga. 2. Ada saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem. 3. Merupakan unit terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi supra sistemnya. Tugas perkembangan keluarga sesuai tahap perkembangan Tahap Perkembangan 1. Keluarga baru menikah a. Membina hubungan intim yang memuaskan b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak 2. Keluarga dengan anak baru lahir a. Mempersiapkan menjadi orang tua b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan c. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan 3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal : tempat tinggal, privacy dan rasa aman b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam ataupun luar keluarga e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga g. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbang anak 4. Keluarga dengan anak usia sekolah a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan, dan kesehatan anggota keluarga 5. Keluarga dengan anak remaja a. Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi b. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbang keluarga 6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa a. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat d. Penataan kembali peran ortu dan kegiatan rumah 7. Keluarga usia pertengahan a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan b. Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anakanaknya dan sebaya c. Meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia lanjut a. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya b. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga c. Mempertahankan keakraban pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga d. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat e. Melakukan life review masa lalu Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. 2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga. 3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit. 4. Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga. 5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada bagi keluarga. Keperawatan Kesehatan Keluarga Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui pegobatan sebagai sarana atau penyalur. (Bailon dan Maglaya, 1978) Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga 1. Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga. 2. Tujuan Khusus : a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga. b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga. c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga. e. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya. Peran dan Fungsi Keperawatan Keluarga 1. Peran perawat keluarga Dalam upaya memandirikan keluarga untuk merawat anggota keluarga, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan sebagaimana yang dikemukakan oleh friedman, yaitu diharapkan keluarga mampu mengidentifikasi 5 fungsi dasar yaitu : fungsi efektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah : a. Edukator Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.Kemampuan pendidik ini perlu didukung kemampuan tentang pemahaman bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar mengajar. Secara umum tujuan proses pembelajaran adalah untuk mendorong prilaku sehat atau mengubah prilaku yang tidak sehat. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah : 1) Pendidikan untuk peningkatan kesehatan dan penanganan penyakit 2) Membatu keluarga untuk mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah yang sedang dialami atau dibutuhkan Disamping hal-hal diatas perawat kesehatan keluarga juga melakukan bimbingan antisipasi kepada keluarga sehingga dapat terwujud keluarga yang sejahtera, bertanggung jawab memberikan pendidikan tentang keperawatan keluarga dan tim kesehatan lain bila diperlukan. b. Koordinator Menurut ANA praktek keperawatan komunitas merupakan praktek keperawatan yang umum, menyeluruh dan berlanjut. Keperawatan berkelanjutan dapat dilaksanakan, jika direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik. Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja dengan keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjut di rumah, maka perlu koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah. Program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin pada keluarga perlu pula dikoordinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penanggulangan. Koordinasi diperlukan pada perawat berkelanjutan agar pelayanan yang komperensif dapat tercapai. c. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung Kontak pertama perawat pada keluarga dapat melalui anggota keluarganya yang sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit di rumah sakit, perawat memberikan perawatan langsung atau demonstrasi yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga mampu melakukan di rumah, perawat dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat kesehatan masyarakat. d. Pengawas Kesehatan Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga. e. Konsultan atau penasehat Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah kesehatan. Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya dengan demikian keluarga mau meminta nasehat kepada perawat tentang masalah pribadi. Pada situasi ini perawat sangat dipercaya sebagai narasumber dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. f. Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yag optimal. g. Advokasi Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat, kadang kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan, sebagai advokat klien perawat berkewajiban melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial ekonomi lemah sehingga keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhannya, perawat juga dapat membantu keluarga mencari bantuan yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan keluarga. h. Fasilitator Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga didalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai kendala yang ada. Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan masalah sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran Fasilitator dengan baik maka peran perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem rujukan dan dana sehat. i. Penemu kasus Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah. j. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. 2. Fungsi Keperawatan Keluarga Bagi profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam keluarga. Untuk menempatkannya dalam perspektif, fungsi ini adalah salah satu fungsi keluarga dan memerlukan penyediaan kebutuhan-kebutuhan fisik : makan, pakaian tempat tinggal dan perawatan kesehatan. Dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar dimana prilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan dan diamankan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para profesional perawatan kesehatan. Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan memelihara kesehatan. Keluarga melakukan praktek asuhan kesehatan baik untuk mencegah terjadi gangguan atau merawat anggota yang sakit. Keluarga pula yang menentukan kapan anggota keluarga yang terganggu perlu meminta pertolongan tenaga profesional. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mepengaruhi tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit mempengaruhi prilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Misalnya sering ditemukan keluarga yang menganggap diare sabagai tanda perkembangan, imunisasi menyebabkan peyakit (anak menjadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga 1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan. 2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama. 3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. 4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. 5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan preventif. 6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga emaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga. 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan. 8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan proses keperawatan. 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah. 10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. 11. Implikasi dari pelayanan kesehatan dipusatkan kepada keluarga Hambatan Pada Keperawatan Kesehatan Keluarga 1. Hambatan dari keluarga a. Pendidikan keluarga yang rendah b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana) c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat d. Sosial budaya yang menunjang 2. Hambatan dari perawat a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: PHN Kit, transportasi b. Kondisi alam (geografi yang sulit) c. Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa) d. Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga Konsep Keperawatan Keluarga Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu penkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, pengumpulan data dalam proses keperawatandilakukan dengan cara : 1. Observasi Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi visualmelalui indera yang berlangsung terus-menerus, dimana data yang dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa adanya (bukan penafsiran sendiri), diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya. 2. Wawancara Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data, dan dapat dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu tekhnik khusus, dan otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin, misalnya pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya. 3. Studi dokumentasi Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan seperti data dari puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan- catatan kesehatan lainnya. 4. Pemeriksaan fisik Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan tanda-tanda vital.