PRAKTIK KEPRAWATAN
OLEH:
Nama:Meyla Irtifa’ah
NIM:P27820421030
KEMENTERIAN KESEHATAN
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini ,Makalah ini kami susun dengan
harapan agar dapat memenuhi tugas Etika Keprawatan dan menambah wawasan
tentangPraktik Keprawatan. Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk
memberikan wacana kepada pembaca tentangPraktik Keprawatan. Saya menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, hal ini disebabkan
oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta sumber yang penyusun miliki. Oleh karena
itu, penyusun harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Akhirnya
penyusun berharap mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan
serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun
perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan
dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual
dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat
dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan
pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat
professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia.
Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan
internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar,
yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau
asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau pandangan
terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam
membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta
berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang
berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun
informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan. Falsafah
keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah pada
institusi pelayanan kesehatan berperan 1 sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan
keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,
pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui
pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan,
penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan.
B.Rumusan Masalah
1. Apa saja Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik
keperawatan?
B.Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Adapun manfaat penyusunan itu diantaranya :
PEMBAHASAN
Sebagian besar dasar falsafah praktik keperawatan professional disusun merujuk kepada
konsep praktik keperawatan professional dan teori keperawatan. Falsafah praktik
keperawatan secara umum mengandung dasardasar pemikiran yang sama untuk mengemban
tugas keperawatan,tetapi di setiap Negara,pernyataan yang disusun juga disesuaikan dengan
nilai dan latar belakang budayanya. Dalam Lokakarya Nasional bulan Januari 1983 telah
disepakati adanya profesionalisasi keperawatan dengan menetapkan pengertian keperawatan,
falsafah keperawatan, serta peran dan fungsi perawat.
Praktik keperawatan adalah Tindakan mandiri perawat melalui kerja sama bersifat
kolaboratif dengan pasien/ klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
1. Otoritas (authority), yakni memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang akan
memengaruhi prose asuhan melalui peran professional.
2. Akuntabilitas (accountability), yaknu tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku dan tanggung jawab kepada klien,diri sendiri,
dan profesi, serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan.
6. Berkewajiban memberi bantuan pada klien agar mampu menolong dirinya secara mandiri
7. Berkewajiban untuk membina hubungan berdasarkan pada rasa percaya
8. Bekerja sesuai kaidah etik untuk menjaga kerahasiaan klien dan hanya menggunakan
informasi untuk kepentingan dan persetujuan klien
2. Pencegahan penyakit
Kewenangan perawat adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan kemampuan, tingkat pendidikan, dan posisi yang dimiliki. Lingkup kewenangan
perawat dalam ptaktik keperawatan profesional pada kondisi sehat dan sakit sepanjan daur
kehidupan (mulai dari konsepsi sampai meninggal dunia), mencakup hal-hal berikut:
1. Asuahan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yang diberikan pada anak berusia
mulai dari 28 hari sampai 18 tahun.
2. Asuhan Keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatanm klien wanita pada masa
subur dan neonatus (bayi baru lahir-28 hari) dalam keadaan sehat.
3. Asuhan keperawatan medikal-bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 tahun - 60
tahun dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma/kelainan fungsi tubuh.
4. Asuhan keperawatan jiwa, yaitu asuhan kepearawatan pada semua usia yang mengalami
berbagai masalah kesehatan jiwa.
5. Asuhan keperawatan keluarga, yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga sebagai unit
terkecil dalam masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat
sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuahan kepearawatan komunitas, yaitu asuhan keperawatan pada klien masyarakat pada
kelompok diwilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik, yaitu asuhan keperawatan pada usia 60 tahun keatas yang
mengalami masalah penuaan dan permasalahannya.
1. Alasan utama perlunya pengaturan praktik keperawatan yakni mengacu kepada azas untuk
melindungi masyarakat penggunan jasa pearawat. Azas ini dapat dilaksanakan apabila ada
seperangkat undang-undang/peraturan yang mengatur praktik keperawatan, sehingga praktik
yang dilaksanakan bermutu. Masyarakat akan terlindung terhadap tindakan kelalaian atau
tidak tepat dalam praktik kepearwatan tersebut.
3. Era sejagatan atau globalisasi sudah diambang pintu yang akan ditandai dengan adanya
pasar bebas, tempat disetiap negara dapat menawarkan produk dan jasanya ke Indonesia,
termasuk jasa keperawatan Perlindungan terhadap perawat sebagai pemberi pelayanan
keperawatan (care provider) :
2. Otonomi perawat Setiap profesi seyogyanya memiliki otonomi yang luas untuk mengatur
ketentuan praktek yang akan dilaksanakan termasuk keperawatan. Hal ini dimungkinkan
karena keperawatan memiliki ilmu dan kiat yang mendasari praktek profesionalnya.
Tujuan Perapan system regulasi atau penaturan praktek keperawatan Ssisten regulasi
merupakan sustu mekanisme pengaturan yang harus ditempuh oleh setiap tenaga
keperawatan yang ingin untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada klien.
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan yaitu nilai intelektual, nilai
komitmen moral, dan Otonomi kendali dan tanggugugat.
* Body of knowledge
* Pendidikan spesialisasi
Nilai komitmen moral, perilaku perawat harus dilandasi aspek moral yang meliputi :
1. Beneficience
2. Adil
3. Fidelity
Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara mandiri. Kendali
mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan tehadap sesuatu atau orang. Tanggung
gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada
klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Paradigma diartikan sebagai
suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan
atau fenomena kehidupan manusia.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma
keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia, keperwatan,
kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu, keperawatan akan
selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu
dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.
3. Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
4. http://rab3ean.blogspot.com/2011/05/issue-legal-dan-tantangan-dalamprofesi.html