DISUSUN OLEH:
NIM : BT2001014
KELAS : 1A
WATAMPONE
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul falsafah dan paradigm keperawatan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
konsep dasar keperawatan Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang falsafah
dan paradigm keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu A. Artifa Sari, S.Kep., M.Kes dosen mata kuliah konsep
dasar keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapka terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelessaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Falsafah Keperawtan..........................................................................................................................2
B. Paradigma Keperawatan....................................................................................................................5
BAB III PENUTUP......................................................................................................................................9
A. Kesimpulan........................................................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan
serta pengendaliannya melalui undang0undang keperawatan (Nursing Act), dimanapun
perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan
dengan segmen manusia dalam kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan
actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga
praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan
hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan
dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal
mudah di Indonesia. Didi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan
kebutuhan eksternaldan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh-
sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Falsafah Keperawatan
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu
tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup.
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat mengembangkan rencana asuhan
keperawatan, bekerja sama dengan dokter, terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk
fokus pada perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat. Seorang perawat wajib untuk memegang dan menanamkan nilai-nilai
keperawatan dalam diri ketika bergaul dengan masyarakat atau pada saat memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien. Falsafah merupakan “jiwa” dari setiap perawat. Oleh karena itu
falsafah keperawatan harus menjdi pedoman bagi perawat dalam menjalankan pekerjaannya.
Falsafah ini memiliki empat komponen dasar, yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Beberapa ahli memiliki pendekatan spesifik sesuai dengan hasil kesimpulan
masing-masing terhadap keperawatan, brikut beberapa contohnya:
1. Jean Watson
Jean Watson memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan merupakan sains
yang menggunakan pengetahuan, estetika, kemanusiaan dan seni sebagai dasar dalam
pengembangan ilmu keperawatan melalui human care. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk
mampu memahami perilaku dan respon manusia dalam menghadapi setiap masalah kesehatan
baik yang bersofat aktual maupun potensial.
2
klien baik saat itu juga maupun jangka panjang dimana seteah mendapatkan tindakan
keperawatan klien akan berusaha memenuhi kebutuhan untuk mengatasi stress yang timbul
akibat adanya ketimpangan kebutuhan dan lingkungan.
3. Callista Roy
Roy membuat simpulan bahwa setiap manusia untuk dapat berpartisipasi pasti memiliki
terhadap stimulus baik suatu potensi internal maupun ekstenal yang berbeda pada berbagai
tingkatan usia. Dalam konsep Roy ini klien dalam hal keperawatan dituntut untuk kebutuhan
fisiologis, konsep diri, peran social maupun keseimbangan antara kemandirian dan
ketergantungan sehingga daapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada pada klien dan
melakukan pengkajian yang ebih spesifik mengenai akibat yang ditimbulkan dan mekanisme
adaptasi yang dilakukan klien.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) terbagi menjadi delapan elemen,
empat berdasarkan falsafah prinsip humanism dan empat berdasarkan prinsip falsafah
veritivity. Falsafah humanism/kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia
dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menhargai”. Sehingga ia
berpendapat bahwa seorang individu:
Saling berbagi dalam kemampuan unntuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari solusi.
Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memeenuhi hokum
aksi-reaksi
Memliki holismintrinsic.
Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahamikebutuhan untuk memiliki
hubungan dengan orang lain veritivity.
Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang
benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang
mempertegas tujuan umum manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity
adalah sebagai berikut. Individu dipandang dalam konteks.
3
4. Betty Neumann
Neumann memandang manusia merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan
system terbuka dan fokus keperawatan adalah penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri. Neumann melihat bahwa klien harus dilihat secara menyeluruh termasuk
dengan lingkungannya baik yang internal maupun eksternal. Pencegahan sebagai respon
terhadap tingkatan reaksi yang diberikan oleh klien terhadap stressor menjadi perhatian utama
dalam teori yang dikemukakan oleh Neumann.
5. Florence Nightingale
Manipulasi dari lingkungan dan kesehatan eksternal klien membantu proses perbaikan
merupakan pokoook pikiran Florence yang memandang interaksi kllien dengan lingkungan
sebagai hal yang pokok dalam proses keperawatan. Nightingale menempatkan perawat
sebagai agen penting dalam modifikasi lingkungan klien diluar medikasi tindakan medis lain.
Dengan melakukan intervensi terhadap lingkungan sebagai hasil dari observasi dan
pengumpulan data perawat dan akan mampu membuat peningkatan status kesehatan klien.
6. Hildegard Peplau
Menurut Peplau individu/klien adalah manusia yang memiliki kebutuhan perasaan dan
perawat hadir sebagai fasilisator baik bagi klien maupun keluarga. Dengan kapasitas
profesionalnya perawat harus mampu membangun proses yang sifatnya interpersonal dan
terapeutik sebagai gagasan utama teori Peplau, mendampingi asumsi bahwa setiap individu
memiliki kebutuhan perasaan.
B. Paradigma Keperawatan
4
Secara umum paradigma diartikan cara pandang, melihat, memikiirkan, mamaknai, menyikapi,
serta memilih tindakan atas masalah atau fenomena yang ada. Paradigma dapat pula diartikan
sebagai suatu diagram atau kerangka berpikir seseorang dalam menjelaskan suatu masalah atau
fenomena dari suatu peristiwa.
Paradigma keperawatan adalah cara pandang secara global yang dianut atau oleh mayoritas
kelompok keperawatan atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang
mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori
keperawatan sebagai keranngka kerja keperawatan.
Beberapa ahli di biadang keperawatan mempunyai pendapat sendiri tentang arti dari paradigma
keperawatan. Menurut Gaffar (1997), paradigm keperawatan adalah cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan, member makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan
berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan.
Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu manusia atau klien, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan.
1. Manusia atau klien sebagai penerima asuhan keperawatan yang bersifat individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Dalam suatu sistem tersebut dapat meliputi:
2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien. Hal ini meliputi
lingkunngan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual.
Rentang Sehat
Rentang ini diawali dari status keseshatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.
Dikatan sehat bukan hanya bebas dari pentakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,
emosi, sosial dan spiritual. Maka dapat diketahui karakteristik sehat adalah: pertama,
5
memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia; kedua,
memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; ketiga, memiliki
hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatanadalah pendapat,
keyakinan dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit.
Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit:
a. Tahap gejala
b. Tahap asumsi terhadap sakit
c. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
d. Tahap penyembuhan.
Berdasarkan rentang sehat sakit diatas, maka paradigma kesehatan dalam konsep sehat sakit
memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan, akan melihat terlebih
dahulu status kesehatan , sehingga akan diketahui tingkat asuhan keperawatan yang akan
diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status kesehatannya.
Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan preaktek keperawatan
dengan jelas.
6
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberikan asuhan
bersama-sama dengan klien.
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional ddalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu, keluarga atau
masyarakat dalam entang sehat sakit. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak
mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
7
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari uraian-uraian yang telah disampaikan pada makalah ini, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut.
9
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Selatan. Pusdik SDM Kesehatan
https://www.academia.edu/36560766/Falsafah_dan_Paradigma_Keperawatan_Perkembangan_Ilmu
https://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-keperawatan
https://www.slideshare.net/AgusDwiPranata/1-2-falsafah-dan-paradigma-keperawatan
https://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/01/falsafah-dan-paradigma-keperawatan.html#.X2hPs2j7TIU
11
SOAL
b. Betty Neumann
c. Florence Nightingale
d. Hildegard Peplau
e. Callista Roy
4. Keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan
asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat merupakan
pengertian dari …
a. Paradigma keperawatan
b. Falsafah keperawatan
c. Perawat
d. Perawatan
e. Falsafah
12
a. Gejala
b. Ketergantungan
c. Asumsi terhadap sakit
d. Penyembuhan
e. Sehat
13