SAINS KEPERAWATAN
1. RIHALIZA BP.
2. RIKA ROZA BP.
3. TRI ASIH OKTARIANI BP. 1721312011
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta kemudahan yang berlimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Sains Keperawatan: “Falsafah, Paradigma, dan Sains Keperawatan pada Model
Konseptual dan Teori Keperawatan Watson”. Salawat Kepada Rahmatan lil’alamin,
Rasulullah SAW yang telah membawa kita menuju alam yang penuh pengetahuan.
Semoga Rahmat selalu tercurah buat beliau, keluarga dan seluruh pengikutnya.
Terima Kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Ns. Vetty Priscilla
sebagai koordinator dan pembimbing dalam makalah ini. Terimaksih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan masalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu
kami membutuhkan kritikan dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah
kami kedepannya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas
semua perhatian pembaca, kami ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
2
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
3
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Tujuan .............................................................................................. 4
1. Tujuan Umum........................................................................... 5
2. Tujuan Khusus........................................................................... 5
C. Manfaat ........................................................................................... 5
F. Analisis Jurnal.................................................................................. 17
4
BAB 11I PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
menjelaskan bagaimana fenomena dalam keperawatan (dikutip Taylor C, dkk/1989), yang
berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu yang lain dan bertujuan
untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan model
konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu
dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia, salah satunya Model Konseptual dan
Teori Keperawatan Watson.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
c. Mahasiswa mengetahui dan memahami Sains Keperawatan pada Teori Watson
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Filosofi merupakan nilai-nilai keyakinan dasar yang dimiliki oleh manusia dalam
memandang baik atau buruknya suatu kejadian sehingga filosofi menjadi pedoman dalam
mengambil keputusan. Filosofi dalam keperawatan mengungkapkan arti dan fenomena
keperawatan melalui penalaran logis dan presentasi ide. Filosofi memberikan pandangan
umum yang luas dari keperawatan yang berfungsi untuk menjelaskan nilai-nilai
keperawatan untuk menjawab pertanyaan disiplin yang luas (Alligood, 2010).
7
Watson mengembangkan faktor karatif menjadi sesuatu yang mendekati konsep “caritas”,
dari bahasa Latin yang berarti “mengasihi, menghargai, memberikan perhatian khusus,
jika bukan perhatian yang bersifat menyayangi”. Proses caritas meliputi dimensi spiritual
dan pengejawantahan yang terbuka dari konsep cinta dan caring. Adapun 10 karatif
menurut teori Watson, adalah:
Nilai humanistik dan altruistik dipelajari pada usia dini tetapi dapat sangat dipengaruhi oleh
usia dini tetapi dapat dipengaruhi oleh perawat pendidik. Faktor ini dapat diartikan
sebagai kepuasan yang didapat dengan memberi dan memperluas dimensi diri (sense of
self).
2. Membangkitkan Keyakinan-Harapan
Faktor ini jika dipadukan dengan nilai humanistik dan altruistik, dapat membantu
mewujudkan keperawatan yang holistik dan kesehatan positif pada populasi pasien.
Faktor ini juga menggambarkan peran perawat dalam mengembangkan hubungan
perawat-pasien yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan pasien dengan
membantunya menerapkan erilaku sehat.
Menyedari perasan diri, baik bagi perawat maupun pasien, dapat mengarahkan seseorang
menuju aktualisasi dirinya. Perawat mengakui kepekaan dan perasaannya dapat
menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka terhadap orang lain.
Melalui hubungan saling percaya, perawat dan pasien dapat mengungkapkan perasaan
positif maupun negatifnya, hubungan ini membutuhkan sikap yang empati (kemampuan
untuk merasakan dan memahami sudut pandang dan perasaan orang lain, serta untuk
8
mengungkapkan pemahaman tersebut), selaras, kehangatan yang tidak bersifat posesif
(nada suara yang sedang, sikap tubuh terbuka, ekspresi wajah sesuai), dan komunikasi
efektif (kognitif, afektif, dan perilaku).
Berbagai perasaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang beresiko bagi perawat atau
pun pasien. Perawat harus siap menghadapi perasaan yang positif maupun negatif dan
harus menyadari bahwa pemahaman intelektual dan emosional dari setiap situasi dapat
berbeda-beda.
Faktor ini merupakan konsep yang dapat membedakn caring dan curing.melalui proses
pengajaran-pembelajaran interpersonal, pasien dapat terinformasikan, sehingga dapat
bertanggung jawab untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya. Perawat
memfasilitasi proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang dirancang untuk
memapukan pasien merawat dirinya, menentukan kebutuhan dirinya, dan memberikan
kesempatan bagi dirinya untuk tumbuh.
Perawat harus menyadari adanya pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap
sehat dan sakit individu. Konsep yang relevan dengan lingkungan internal termasuk di
9
antaranya kesejahteraan jiwa dan spiritual serta keyakinan sosial budaya seorang
individu, variabel epidemiologis, variabel eksternal meliputi kenyamanan, privacy,
keamanan, kebersihan, dan lingkungan yang indah.
Fenomenologi menggambarkan data dari situasi yang membantu untuk memahami suatu
fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial adalah ilmu manusia yang menggunakan
analisis fenomenologi. Watson menganggap faktor ini sulit dipahami. Faktor ini
diikutsertakan untuk memberikan pengalaman yang dapat memicu pemikiran agar
dapat memahami diri sendiri dan orang lain.
Menurut Watson, perawat memiliki tanggung jawab untuk melakukan lebih dari
10 faktor karatif tersebut dan membantu pasien dalam area promosi kesehatan melalui
tindakan preventif. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengajarkan pasien perubahan diri
untuk meningkatkan kesehatan, memberikan dukungan sesuai situasi, mengajarkan cara
menyelesaikan masalah, dan mengetahui kemampuan adaptasi dan koping terhadap
kehilangan kehilangan.
10
B. TEORI WATSON DALAM PERKEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN
Teori Watson telah divalidasi di tatanan pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan
komunitas dengan berbagai populasi, termasuk penerapan yang terkini dengan fokus pada
esensi perawatan pasien, pasien dengan ventilator, dan simulasi perawatan. Watson dan
Foster (2003), menerapkan teori ke dalam praktik yang sangat baik yaitu pada Attending
Nursing Caring Model (ANCM). Ini proyek awal di rumah sakit anak Denver yang
dikembangkan berdasarkan model dokter “hadir”. Akan tetapi tidak seperti model
penyembuhan/medis. ANCM berfokus pada model keperawatan. “Model ini dibangun
sebagai Ilmu Keperawatan-Caring, model praktik kolaboratif yang dipandu dari teori dan
berbasis bukti untuk diterapkan pada penanganan nyeri diunit pascabedah dengan 37
tempat tidur”. Perawat dalam proyek tersebut belajar mengenai teori caring Watson, faktor
karatif, kesadaran caring, niat, dan praktik caring-healing. Misi dari ANCM adalah agar
keberadaan caring-healing dapat dilihat diseluruh rumah sakit, misalnya di Miami Baptis
Hospital, Denver Veteran Administration Hospital AND Children Hospital (Denver), Inova
Health System (Virginia), Elmust Hospital (New York), Scripps Memorial Hospital
(Florida), dan rumah sakit lainnya.
11
C. PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT TEORI WATSON
1. Keperawatan
Menurut Watson (1988), kata perawat adalah kata benda dan kata kerja.
Menurut Watson keperawatan terdiri dari “pengetahuan, pemikiran, nilai, filosofi,
komitmen, dan tindakan, dengan disertai gairah”. Perawat tertarik memahami
kesehatan, penyakit, dan pengalaman manusia; meningkatkan dan memperbaiki
kesehatan; dan mencegah penyakit. Teori watson mengajak perawat untuk melakukan
lebih dari sekedar prosedur, tugas, dan teknik yang digunakan di lahan praktik,
menyebutnya sebagai “pemangkasan” keperawatan, kontras dengan inti keperawatan,
yang memaknai aspek tersebut dalam hubungan perawat-pasien yang memberikan
hasil teraupetik yang dimasukkan ke dalam proses curing transpersonal. hubungan
timbal balik secara timbal balik pada saat peduli dipandu oleh faktor carative dan
proses caritas
12
penyakit. Kemudian Watson berfokus pada proses perawatan manusia dan aspek
transpersonal dari caring-healing dalam hubungan caring transpersonal. Paradigma
caring-healing adalah bahwa manusia tidak dapat diperlakukan sebagai objek dan
bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dari dirinya, orang lain, dan alam semesta.
Manusia terus berkembang di alam semesta, harus terbuka terhadap kemungkinan dan
menyingkirkan anggapan-anggapan terhadap diri sendiri dan orang lain, untuk kembali
belajar, dan “melihat” menggunakan seluruh indera yang dimiliki.
2. Manusia
Watson menggunakan istilah manusia, orang, kehidupan, dan diri sendiri sebagai “suatu
kesatuan dari pikiran-tubuh-jiwa-alam”, “Seseorang terikat pada pemikiran bahwa jiwa
seseorang memiliki tubuh yang tidak terikat pada ruang dan waktu secara objektif”.
3. Kesehatan
Watson (1988) menyatakan bahwa “penyakit tidaklah harus berupa penyakit; (melainkan)
kekacauan subjektif dan ketidakharmonisan di dalam jiwa atau diri seseorang pada
tingkat tertentu yaitu ketidakharmonisan dalam area pengaruh seseorang, misalnya
dalam pikiran, tubuh, dan jiwa seseorang, baik yang terjadi secara sadar maupun tidak
sadar. “sementara suatu kondisi tidak sehat (illness) dapat menjadu penyakit (disease),
tidak sehat/illness dan sehat adalah suatu fenomena yang tidak harus dianggap sebagai
suatu rentang. Proses penyakit dapat pula berasal dari faktor genetik, kerentanan
konstitusional, dan terwujud pada saat terjadi suatu kondisi ketidakharmonisan.
Penyakit akan menciptakan lebih banyak ketidakharmonisan.
4. Lingkungan
13
Menekankan pada hubungan antara lingkungan dan seseorang “ketika perawat
memasuki kamar pasien, terciptalah lapang magnet pengharapan”.
A. Teori Keperawatan
14
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan keperawatan yang dilakukan.
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik
dasar teori keperawatan :
15
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan
1. Meta theory
Merupakan tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori. Teori ini
berhubungan dengan pada pencarian jawaban dari sebuah pertanyaan ilmiah
(Higgins & Moore,2004).
Teori ini berhubungan dengan filsafat ilmu atau disebut juga falsafah
keperawatan yang memfokuskan pada pengujian dari sebuah ilmu, prosesnya dan
produk.teori ini menghasilkan dasar dan ilmu pengetahuan.
Karena masih sangat abstrak, teori-teori pada golongan ini belum dapat
diaplikasikan dan berfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan filosofis dan metodologi yang berhungan dengan perkembangan teori
keperawatan.
c. Analisa tentang tujuan dan macam teori yang dibutuhkan dalam keperawatan
16
2. Grand Nursing Theory
b. Para ahli mengatakan merupakan rumusan teoritis pada tingkat abstraksi yang
sangat umum
17
Salah Satu Contoh dari Grand Nursing Theory adalah Orem’s Self Care
Deficit,Roger’s Science of Human Beings, Roy’s Adaptation model as theories.
18
d. Peran utama middle range teory adalah mendefinisikan atau menghaluskan
substansi ilmu dan praktek keperawatan
e. Fokus lebih sempit dibanding grand theory dan sedikit lebih luas dibanding
practice theory
19
4. Sosial : Home care,
20