Anda di halaman 1dari 43

Model dan Bentuk Praktik Keperawatan

(Tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan)

DOSEN PENGAMPU

Rehana, S.Pd,S.Kep,M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. Lidya Margareta Mahulae PO.71.20.1.19.052


2. Muthiara Rinjany Anantasyah Putri PO.71.20.1.19.064
3. Nadiyah Zannati Azzahra PO.71.20.1.19.066

Tingkat 1B

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya penulis akhirnya dapat
menyelesaikan makalah berjudul “ Model dan Bentuk Praktik Keperawatan ” dengan lancar. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atau saran atas penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan masukan untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengatuan yang lebih luas dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis sangat membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Palembang, 27 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Praktik Keperawatan ................................................................................................. 3

2.2 Ruang Lingkup Praktik Keperawatan ........................................................................................ 19

2.3 Jenis Praktik Keperawatan ........................................................................................................ 26

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................... 31

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 31

3.2 Saran ......................................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap
profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah
pengembangan Model Praktik Keperawatan yang memungkinkan perawat professional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.

Model Praktik Keperawatan sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan hal tersebut, perawat dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi Model dan
Praktik harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.

Banyak metode praktik keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun terakhir ini, yang
meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, praktik bersama, dan manajemen
kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai 2 upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Kategori
pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien, Usia, Diagnosa atau
masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan. Pelayanan yang profesional identik
dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan
kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok
keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga
keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta
meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam,
yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan model
perawatan berfokus pada pasien.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi penting untuk menyusun makalah tentang
konsep model praktik keperawatan profesional untuk mengetahui lebih dalam tugas perawat dalam
memberi asuhan keperawatan. Sehingga memberi kepuasan bagi pasien.

ii
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari model dan bentuk praktik keperawatan?

2. Apa saja ruang lingkup praktik keperawatan?


3. Apa saja jenis praktik keperawatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu model dan bentuk praktik keperawatan


2. Untuk mengetahui ruang lingkup praktik keperawatan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis praktik keperawatan

ii
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Praktik Keperawatan


Sebelum membahas praktik keperawatan, terlebih dahulu kita perlu memahami pengertian
perawat dan keperawatan. Definisi perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang
merawat orang sakit, luka, dan lanjut usia (dikutip oleh elis, Hartley, 1980). Florance nightingale dalam
bukunya “what it is, and what it is not”,menyatakan bahwa peran perawat adalah menjaga pasien
mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya.
Dalam surat keputusan menteri Negara perdagangan aparatur Negara nomor 94/MENPAN/1986,
tanggal 4 Nopember 1986, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan tenaga perawatan adalah, pegawai
negeri sipil yang berijazah perawatan yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada unit pelayanan kesehatan (rumah
sakit,puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya).
Selain definisi perawat, berbagai definisi tentang keperawatan telah banyak dikemukakan oleh
organisasi atau pakar teori keperawatan, sebagai contoh Virginia Henderson (1658) mendefinisikan
keperawatan sebagai berikut: fungsi unik dari perawa adalah membantu individu, sakit atau sehat, dalam
melakukan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau kesembuhan atau untuk meninggal dunia
dengan tenang yang dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan, harapan atau
pengetahuan. Perawat juga berfungsi membantu hal-hal ini dalam upaya mencapai kemandirian secepat
mungkin.
Perawat merupakan bagian integral(terpenting) dalam suatu instansi kesehatan karena perawat
merupakan kerangka dasar yang tidak dapat dipisahkan dalam proses memberikan pelayanan kesehatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian intregral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1983). Dalam
keperawatan professional, mencangkup pelayanan kesehatan di bidang bio-psiko-sosio-spiritual yang
merupakan bentuk perawatan holistic.
Standart praktik keperawatan menurut PPNI,Paaktik keperawatan adalah tindakan pemberian
asuhan keperawatan professional baik secara mandiri maupun kaloborasi yang disesuaikan dengan
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu keperawatan

ii
Hakikat Praktik Keperawatan senatiasa mengabdi kepada kemanusiaan atau berbentuk
pelayanan humanistik mendahulukan kepentingan kesehatan klien askep merupakan inti praktek
keperawatan hubungan profesional perawat-klien mengacu pada sistem interaksi secara positif atau
hubungan terapiutik
Karakteristik hubungan profesional :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien

2. Diarahkan pada pencapaian tujuan

3. Bertanggung jawab dlm menyelesaikan masalah klien

4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasan

5. Memberi penilaian berdasarkan norma yang disepakati

6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri

7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya

8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan

9. Berkomunikasi secara efektif

Pelayanan professional adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh seorang tenaga yang telah
selesai mengikuti pendidikan formal keperawatan, yang telah disahkan oleh pemerintah Republik
Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional dan sesuai
dengan kode etik keperawatan.

Maka dari penjabaran diatas dapat dikatakan praktik keperawatan professional memiliki makna :

1. Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional (Ners) melalui kerjasama
yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan yang lain dalam
memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya (CHS,1992).
2. Menurut American Nursing Association (ANA) : perlakuan terhadap kompensasi pelayanan
profesinal yang memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu biologi, fisika atau ilmu alam,
perilaku, psikologi, sosiologi dan teori keperawatan sebagai dasar untuk mengkaji, menegakkan

ii
diagnose, melakukan intervensi, dan evaluasi upaya peningkatan dan pemertahanan kesehatan;
penemuan dan pengelolaan masalah kesehatan, cidera, atau kecacatan; pemertahanan fungsi
optimal; atau meninggal dengan nyaman.
3. NCBSN (National Council of State Boards of Nursing) : Praktik keperawatan berarti membantu
individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal
sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status kesehatannya, menentukan diagnose,
merencanakan dan mengimplementasikan strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan

Praktik Keperawatan Profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


1. Otonomi dalam Pekerjaan
Perawat mempunyai kemandirian. Perawat mempunyai hak melakukann tugasnya tanpa campur
tangan dari luar.
2. Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat
Perawat harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dia kerjakan. Misal dalam hal
member suntikan harus sesuai waktu dan dosisnya. Perawat juga harus berhati-hati dan jujur serta
teliti dalam melakukan kegiatan keperawatan. Perawat juga harus siap bertanggung gugat yaitu siap
menerima semua konsekuennsi dari setiap keputusan yang diambil.
3. Pengambilan Keputusan yang Mandiri
Kebebasan perawat untuk bertindak melaksanakan tindakan keperawatan tanpa kendali dari
luar. Seorang perawat dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat, karena telah
memperoleh pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai perawat profesional.
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus melakukan kolaborasi dengan disiplin
ilmu lain. Misal ada orang kecelakaan dan patah tulang, perawat membutuhkan tenaga radiologi untuk
melakukan rongent.
5. Pemberian pembelaan (advocacy)
Pembelaan disebut juga dukungan (advocacy). Yaitu bertindak demi hak klien untuk
mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien,
dalam mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak lain yang lebih luas (system at
large).
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien.
Tujuan Praktik Keperawatan Professional diantaranya adalah untuk membantu individu agar
mandiri, selain itu mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan,
kemudian membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara optimal

ii
agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatan, serta membantu individu
memperoleh derajat kesehatan secara optimal.

Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan professional pada kondisi sehat dan sakit,
seta sepanjang daur kehidupan (mulai dari konsepsi sampai meninggal dunia), mencangkup hal- hal
berikut :

1. Asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yg diberikan pada anak berusia mulai dari
28hari sampai 18th.
2. Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan klien wanita pada masa subur dan
neonates (bayi baru lahir sampai 28hr sampai keadaan sehat).
3. Asuhan medical bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 th sampai 60 th dengan gangguan
fungsi tubuh baik karena trauma atau kelainan fungsi tubuh,
4. Asuhan keperawatan jiwa yaitu asuhan keperawatan pada semua usia yang mengalami berbagai
masalah kesehatan jiwa.
5. Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga sebagai unit terkecil
dalaam masyarakat sebagai akibat pola penuyesuaian keluarga yang tidak sehat sehingga tidak
terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuhan keperawatan komunitas yaitu asuhan keperawatan kepada klien masyarakat pada kelompok
di wilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada klien usia 60 tahun ke atas yang
mengalami proses penuaan dan permasalahannya.

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu
organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan dapat dibagi menjadi :

1. Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :


a. Body of knowladge yang melandasi praktik professional
b. Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan.
c. Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.

ii
2. Nilai komitmen mora, prilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral sebagai berikut :
a. Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional perawat harus selalu mengupayakan
tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien (johnstone,1994).
b. Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial budaya, ekonomi,
tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang
dimiliki.
c. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha menempati janji, memberikan
harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

3. Otonomi, kendali, dan tanggung gugat


a. Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan tindakan secara mandiri.
b. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau orang.
c. Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan.

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu proyek termasuk
didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan tujuh (7) nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan
termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau
kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif,
kejujuran, harga diri dan toleransi.
4. Freedom (Kebebasan)
Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human Dignity (Martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai
individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.

ii
6. Justice (Keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas,
integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7. Truth (Kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan
reflektifitas yang rasional.

Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem nilai-nilai yang
melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan seseorang menemukan
sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif,
apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
sebelumnya (Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam
aplikasi keperawatan.

Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh perawat.

1. Pilihan
a. Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu
b. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang diberikan bukan
hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan mempertimbangkan
sebagaimana kita ingin diperlakukan.
c. Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik
bagi semua masyarakat.

2. Penghargaan
a. Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang bila mengetahui
bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor
memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan.
b. Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia memperhatikan
martabat manusia sebagaimana mestinya.

3. Tindakan

ii
a. Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari
b. Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan pribadi dan
profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.

Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta
selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasien dan ternyata
tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang
dianutnya yaitu : penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin
kita tidak lagi merasa nyaman.

Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan
serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati
martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam masyarakat luas.

FALSAFAH KEPERAWATAN

Falsafah keperawatan merupakan cara pandang manusia dan keperawatan sebagai kerangka dasar
pelaksanaan perawatan baik kepada orang sehat maupun sakit. Falsafah ini memiliki empat komponen
dasar yaitu manusia, keperawatan,kesehatan dan lingkungan. Beberapa ahli memiliki pendekatan spesifik
sesuai dengan hasil kesimpulan masing-masing terhadap keperawatan, seperti
1. Jean Watson memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan merupakan sains yang
menggunakan pengetahuan, estetika, kemanusiaan dan seni sebagai dasar dalam pengembangan
ilmu keperawatan melalui human care. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk mampu memahami
perilaku dan respon manusia dalam menghadapi setiap masalah kesehatan baik yang bersifat aktual
maupun potensial.
2. Ida Jean Orlando Orlando mengemukakan konsep disiplin proses keperawatan yang meliputi
komunikasi perawat klien, identifikasi permasalahan yang ditemui pada klien, dan validasi maupun
perbaikan. Orlando lebih menekankan pada perilaku klien yang kemudian akan menimbulkan reaksi
perawatan yang dimunculkan dalam bentuk tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat tersebut akan mempengaruhi tingkat kesehatan klien baik saat itu juga
maupun yang jangka panjang dimana setelah mendapatkan tindakan keperawatan klien akan
berusaha memenuhi kebutuhan untuk mengatasi stres yang timbul akibat adanya ketimpangan
kebutuhan dan lingkungan.

ii
3. Callista Roy Roy membuat simpulan bahwa setiap manusia untuk dapat beradaptasi pasti memiliki
terhadap stimulus baik suatu potensi internal maupun eksternal yang berbeda pada berbagai
tingkatan usia. Dalam konsep Roy ini klien dalam hal perawat dituntut untuk kebutuhan fisiologis,
mampu konsep membuat analisa mengenai diri, peran sosial maupun keseimbangan antara
kemandirian dan ketergantungan sehingga dapat melihat kemungkinan – kemungkinan yang ada
pada klien dan melakukan pengkajian yang lebih spesifik mengenai akibat yang ditimbulkan dan
mekanisme adaptasi yang dilakukan klien.

4. Betty Neumann Neumann memandang manusia merupakan gabungan dari konsep holistik dan
pendekatan sistem terbuka dan fokus keperawatan adalah penurunan stress dengan memperkuat
garis pertahanan diri. Neumann melihat bahwa klien harus dilihat secara menyeluruh termasuk
dengan lingkungannya baik yang internal maupun eksternal. Pencegahan sebagai respon terhadap
tingkatan reaksi yang diberikan oleh klien terhadap stresor menjadi perhatian utama dalam teori
yang dikemukakan oleh Neumann.
5. Florence Nightingale Manipulasi dari lingkungan dan kesehatan eskternal klien membantu proses
perbaikan merupakan pokok pikiran Florence yang memandang interkasi klien dangan lingkungan
sebagai hal dalam proses keperawatan. Nightingale menempatkan atau perawat pergantian
Nightingale yang sebagai pokok agen penting dalam memodifikasi lingkungan klien di luar medikasi
tindakan medis lain. Dengan melakukan intervensi terhadap lingkungan sebagai hasil dari observasi
dan pengumpulan data perawat akan mampu membuat peningkatan ststus kesehatan klien.
6. Hildegard Peplau Menurut Peplau individu/klien adalah manusia yang memiliki kebutuhan Perasaan
dan perawata hadir sebagai fasilitator baik bagi klien maupun keluarga. kapasitas profesionalnya
perawat harus mampu membangun proses Dengan yang interpersonal dan terapeutik sebagai
gagasan utama teori sifatnya Peplau, mendampingi asumsi bahwa setiap individu memiliki
kebutuhan perasaan

Menurut WJS Poerwadarminta Falsafah Keperawatan adalah pengetahuan dan penyelidikan


dengan akal budi mengenai sebabsebab, azas-azas, hukum dan sebagainya daripada segala yang ada
dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu. Falsafah keperawatan
adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka
dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan
menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.
Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan
menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi

ii
sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan ras, jenis kelamin, usia,
warna kulit, etik, agama, aliran politik dan status sosial ekonomi. Keperawatan falsafah adalah
keperawatan yang mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan
tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy memiliki delapan falsafah,
empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya
sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”.
Sehingga ia berpendapat bahwa :
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah
yang dihadapi, mencari solusi.
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksireaksi.
3. Memiliki holism intrinsik
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan
dengan orang lain veritivity.

Berarti kebenaran yang bermaksud mengungkap keyakinan Roy bahwa ada hal benar absolut. Ia
mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan
manusia”.

Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut :

a. Tujuan eksistensi manusia.


b. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.
c. Aktifitas dan kratifitas untuk kebaikan-kebaikan umum.
d. Nilai dan arti kehidupan.

Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif, dalam
arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan

PARADIGMA KEPERAWATAN

Banyak ahli yang membahas paradigma seperti Adam Smith (1975) berpendapat bahwa
paradigma adalah cara bagaimana kita menyerap dunia. Paradigma menjelaskan dunia kepada kita dan

ii
menolong kita memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita. Dan Masterman (1970)
mendefinisikan paradigma adalah suatu pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang
ilmu pengetahuan. Sedangkan Poerwanto, (1997) mengartikan Paradigma adalah suatu perangkat
bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola
dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia
Paradigma keperawatan menurut Masterman (1970) adalah sebagai pandangan fundamental
tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Dan menurut Gaffar (1997) Paradigma
keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna,
mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan
masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang
sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai
profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi sehingga paradigma keperawatan
akan terus berkembang.

Berikut merupakan komponen paradigma keperawatan yaitu sebagai berikut :

1. Konsep manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat
individu,kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapat meliputi:
a) sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik
fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu
terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b) sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang
akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.

ii
c) sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh
kembang yang berbeda.
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk
pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
3. Konsep sehat sakit
Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang
diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit.
Konsep Sehat menurut Travis and Ryan, (1998) adalah :
a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
b. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk
sehat.
c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan
dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui
manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan
dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

A. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan
sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.
Maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan
merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam
konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan
adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap
kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan
atau harapan yang salah.Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat,
maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.

ii
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi
tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan tempat
perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat
yang positif.
Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain:
1) Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti
bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia
2) Sosial dan Kultural
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan
dalam perilaku kesehatan.

3) Pengalama Masa Lalu


Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga
berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4) Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan kearah yang optimal.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat
potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7) Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.

B. Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.

Tahapan proses sakit:

1) Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.

ii
2) Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya
dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.
3) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4) Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

5) Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa
lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh
yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

KOMPONEN DAN PERKEMBANGAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman pada
paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari sebuah ilmu dan
keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ada. Dalam perkembangannya, teori
keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dibawah ini adalah
pandangan dari berbagai ahli tentang paradigma keperawatan diantaranya:
1. Johson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem mayor yaitu
biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya
adalah membantu keseimbangan individu khususnya pada sistem perilaku ketika ia sakit,
sehingga akan dicapai status kesehatan yang berarti adanya respon adaptasi baik fisik, mental,
emosi maupun sosial terhadap stimulaso internal dan eksternal untuk mempertahankan
kseimbangan dan kenyamanan.
2. King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa, pengontrol,
bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3. Leinger memandang manusia sebagai keperdulian akan kemampuan dalam mempengaruhi
minat dan rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup

ii
4. Levine memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan
5. Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari
biopsikososial, kultur dan selalu berkembang
6. Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpersonal,
dan sosial dama memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku
7. Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus menerus terjadi pertukaran energi
dengan lingkungannya
8. Roy memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi
kehidupan yang baik
9. Waston memandang manusia membutuhkan proses keperdulian dalam mempertahankan
kesehatan atau meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal, dan
mental spiritual unuk kesembuhan diri

- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Standar Praktek Keperawatan

Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan (Doengoes,2000). Faktor-faktor yang
mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain :

1. Kecakapan intelaktual
2. Ilmu pengetahuan
3. Percaya diri perawat
4. Sarana
5. Komunikasi
6. Pengalaman kerja perawat
7. Motivasi pasien untuk sembuh
8. Kedisiplinan

- Tujuan Standar Praktek Keperawatan

Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan asuhan atau
pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk

ii
memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan. Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi
perawat, rumah sakit/institusi, klien, profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain sebagai berikut :

1. Perawat, standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk membimbing perawat
dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan teradap kien dan perlindungan dari
kelalaian dalam melakukan tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam
melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan benar.
2. Rumah sakit, dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan meningkatkan efisiensi
dan efektifitas pelayanan keperawatan dapat menurun dengan singkat waktu perwatan di rumah
sakit.Klien, dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang ditanggung klien dan keluarga
menjadi ringan.
3. Profesi, sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai ukuran untuk
mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai alat pengontrolnya.Tenaga kesehatan lain,
Untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati
dan bekerja sama secara baik.

- Penerapan Standar Praktek Keperawatan

Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat digunakan pendekatan secara umum dan
khusus. Pendekatan secara umum menurut Jernigan and Young,1983 h.10 adalah sebagai berikut :

Standar struktur : berorientasi pada hubungan organisasi keperawatan ( semua level keperawatan )
dengan sarana/institusi rumah sakit. Standar ini terdiri dari : filosofi, tujuan, tata kerja organisasi, fasilitas
dan kualifikasi perawat.

1. Standar proses : berorientasi pada perawat, khususnya ; metode, prinsip dan strategi yang
digunakan perawat dalam asuhan keperawatan. Standar proses berhubungan dengan semua
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
2. Standar hasil : berorientasi pada perubahan status kesehatan klien, berupa uraian kondisi klien
yang dinginkan dan dapat dicapai sebagai hasil tindakan keperawatan.
Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun standar praktek keperawatan sesuai dengan aspek yang
diinginkan antara lain :

- Aspek Asuhan keperawatan, dapat dipilih topik atau masalah keperawatan klien yang sering
ditemukan, misalnya standar asuhan keperawatan klien anteatal, intranatal dan postnatal.

ii
- Aspek pendidikan dapat dipilih paket penyuluhan/pendidikan kesehatan yang paling dibutuhkan,
misalnya penyuluhan tentang perawatan payudara.
Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat dimodifikasi keduanya dalam pelayanan
asuhan keperawatan. Contoh : pelaksanaan standar asuhan keperawatan pada klien postnatal, perawat
dapat mengunakan standar proses (metode, prinsip dan strategi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.

- Langkah-Langkah Penyusunan Standar Praktek Keperawatan

Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu lama karena ada beberapa
langkah yang harus ditempuh diantaranya menentukan komite (tim penyusun), menentukan filosofi dan
tujuan keperawatan, menghubungkan standar dengan teori keperawatan, menentukan topik dan format
standar (Irawaty,1996,h.9). Adapun langkah-langkah penyusunan standar menurut Dewi Irawaty,1996
adalah

1. Menetukan komite (tim khusus)


Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu dan tenaga yang
banyak, untuk itu perlu dibentuk tim penyusun. Tim penyusun terdiri dari orang-orang yang
memiliki kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang luas tentang pelayanan keperawatan.

2. Menentukan filosofi dan tujuan keperawatan.


Filosofi merupakan keyakinan dan nilai dasar yang dianut yang memberikan arti bagi
seseorang dan berasal dari proses belajar sepanjang hidup melalui hubungan interpersonal,
agama, pendidikan dan lingkungan. Didalam pembuatan standar, serangkaian tujuan
keperawatan perlu ditetapkan berdasarkan filosofi yang diyakini oleh profesi.
3. Menghubungkan standar dan teori keperawatan.
Ada beberapa teori yang dapat dipilih dan disepakati oleh kelompok pembuat standar
keperawatan misalnya; teori Orem. Inti dari teori Orem adalah adanya kepercayaan bahwa
manusia mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri (Self Care). Berdasarkan teori
tersebut maka dapat digunakan sebagai landasan dalam mengembangkan standar praktek
keperawatan.
4. Menentukan topik dan format standar
Topik-topik yang telah ditentukan disesuaikan pada aspek-aspek penyusunan standar
misalnya ; aspek asuhan keperawatan, pendidikan dan kelompok klien atau yang bersifat umum
yaitu menggunakan pendekatan meliputi standar struktur, standar proses dan standar hasil

ii
5. Format standar tergantung dari cara pendekatan yang dipilih sebelumnya dan topik standar yang
telah ditentukan.
Apabila standar praktek keperawatan yang digunakan adalah pendekatan standar
proses maka format standar yang dipakai adalah format standar ANA 1991 terdiri dari enam
tahap yang meliputi ; pengkajian , diagnosa, identifikasi hasil, perencanan, implementasi dan
evaluasi.

- Aspek Hukum Standar Praktek Keperawatan

Dengan diberlakukannya standar praktek keperawatan, maka institusi memberikan kesempatan


pada klien untuk mengontrol asuhan keperawatan yang diberikan perawat pada klien. Apabila klien tidak
mendapat pelayanan yang memuaskan atau klien dirugikan karena kelalaian perawat maka klien dan
keluarga mempunyai hak untuk bertanya dan menuntut. Dinegara maju dimana standar ini telah
diberlakukan maka kekuatatan hukumnya sangat kuat. Apabila perawat melakukan kelalaian karena
tindakan yang menyimpang dari standar maka perawat dianggap melanggar hukum dan harus dituntut
pertanggung jawabannya. Oleh karena itu setiap perawat harus betul-betul memahami standar praktek
keperawatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu pada klien.

Sebagai contoh, Jensen dan Bobak mengemukakan hukum of Torts yang memuat tentang
kegiatan yang dikehendaki dari perawat : mencegah penyakit mata pada bayi baru lahir,
mendokumentasikan penyakit akibat hubungan seksual.

Pada pasal 53 ayat 2 dan 4 Undang-undang kesehatan Nomer 23 tahun 1992, dinyatakan bahwa
“tenaga kesehatan termasuk perawat dalam melakukan tugasnya berkewajiban mematuhi standar profesi
dan menghormati hak klien”. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa standar profesi keperawatan mempunyai
dasar hukum dan barang siapa yang melanggar akan menerima sangsi atau hukuman.

Dimensi praktek profesional adalah adanya sistem etik. Etik adalah standar untuk menentukan benar atau
salah dan untuk pengambilan keputusan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh dan terhadap
manusia. (Wijayarini M.A,1996,h.13) .

2.2 Ruang Lingkup Praktik Keperawatan

A. DEFINISI

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagi intergral dari
pelayanan kesehatan,didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Ditunjukan kepada

ii
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencangkup seluruh proses
kehidupan manusia. Ruang lingkup ada suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya penelitian
agar lebih efektif dan efisien untuk memisahkan aspek tertentu sebuah objek

Asuhan keperawatan adalah proses atas rangkaian kegiatan pada keperawatan baik

langsung atau tidak langsung diberikan kepada system klien disarana dan tatanan kesehatan lainnya
dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan. Berdasarkan kode etik dan standar praktik
keperawatan. Perawat adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik

didalam maupun diluar negeri yang diakui pemerintah Republik Indonesia,teregister dan diberikan
kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

Contoh perawat vokasional adalah seseorang yang mempunyai kewenangan untuk melakukan
praktek dengan batasan tertentu dibawah supervuisasi langsung maupun tidak langsung oleh perawat
professional dengan sebutan licensed vocational nurse (LVN).

Perawat professional adalah tenaga professional yang mandiri,bekerja secara otonom dan
berkaloborasi dengan yang lain dan telah menyelesaikan program pendidikan profesi keperawatan terdiri
dari ners general,ners spesialis dan ners konsultan. Jika telah lulus Ukom yang dilakukan oleh badan
regulatori yang bersifat otonom selanjutnya disebut registrasi nurse.

Ners adalah seseorang yang telah menyelesikan program penddikan S1 ditambah dengan
profesi (NERS), ners spesialis adalah seeseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan pasca
sarjana (S2) dan atau ditambah pendidika spesialis keperawatan,ners konsultan adalah seseorang yang
telah menyelesaikan program pendidikan pasca sarjana (S3) atau ditambah dengan pendidikan spesialis
keperawatan.

Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan baik secara langsung maupun tidak langsunug kepada perawat

Praktik keperawatan dalam setiap tindakan berperan sebagai perawat pelaksana keperawatan,perawat
pengelola keperawatan atau kesehatan,pendidik,dan peneliti. Dalam melaksanakan tugasnya berfungsi
secara mandiri dan kerjasama (kaloborasi). Praktik keperawatan diberikan melalui askep untuk
klien,individu,keluarga,masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks..
praktek keperawatan diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan program keperawatan yang
dinamis dan siklik meliputi tahapan proses keperawatan pada klien dengan berbagai kondisi baik sehat
maupun sakit.

ii
- AREA PRAKTIK KEPERAWATAN

Area praktik keperawatan kesehatan komunitas menurut Depkes RI (2006),pelayanan

keperawatan kesehatan komunitas dapat diterapkan langsung dan tidak langsung pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan seperti:

1. Unit pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap dan rawat jalan (rumah
sakit,puskesmas, dan sebagainya)

2. Rumah perawat home care memberikan pelayanan keperawatan kepada keluarga dirumah yang
menderita penyakit akut atau kronis

3. Sekolah area praktik keperawatan komunitas mencangkup seluruh warga dilingkungan institusi
pendidikan seperti ( siswa,guru dan kariawan baik TK,SD,SMP,SMA,maupun perguruan tinggi)

4. Tempat kerja atau industri perawat melakukan perawatan langsung terhadap kejadian kesakitan
maupun kecelakaan minimal yang terjadi ditempat kerja

5. Barak penampungan perawat memberikan perawatan langsung terhadap kasus akut,penyakit


kronis serta kecacatan fisik ganda dan mental

6. Kegiatan puskesmas keliling, yang keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada
individu,kelompok masyarakat diperdesaan,dan kelompok terlantar yang keperawatann diberikan
meliputi pengobatan sederhana,screening kesehatan, dan perawatan kasus penyakit

7. Panti atau kelompok lain,seperti : panti asuhan,panti werda,panti sosial lainnya,rumah tahanan
serta lembaga pemasyarakatan

8. Pelayanan kelompok resiko tinggi,seperti : wanita,anak-anak,lansia yang mendapatkan


perawatan khusus

9. Pusat pelayanan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan obat

10. Tempat penampungan kelompok lansia,gelandangan,pengemis,keluarga dengan HIV/AIDS


(ODHA) dan wanita tuna susiala WTS

C. STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT


- Standar Pelayanan Di Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.Standar adalah keadaan ideal atau

ii
tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal
(Clinical Practice Guideline, 1990 dalam Azwar, 1996).

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980 dalam Azwar, 1996). Standar
adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai
jasa dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan
Rowland, 1983 dalam Azwar, 1996). Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan
bahwa standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan
kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan
evidence base.

Standar pelayanan rumah sakit daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen

rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap
maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit. Standar pelayanan
dokter/dokter gigi yang harus diatur adalah standar pelayanan yang diberikan secara langsung oleh dokter
kepada pasien, terlepas dari strata unit pelayanan tempat dia bekerja. Masalah keterbatasan sarana dan
teknologi hanya menjadi pertimbangan ketika kelak

terjadi penyimpangan (Mohamad, 2005).

Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi yang berlaku dan kode
etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut dalam memberikan pelayanan mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar profesi kedokteran gigi yang
ditetapkan. Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang
berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
menghormati hak pasien.

Hak pasien adalah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia
kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion) (Nasution, 2005). Setiap RSGM dalam
memberikan pelayanan mempunyai kewajiban-kewajiban, salah satunya adalah melaksanakan pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan RSGM dan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan. Pelayanan
kesehatan adalah suatu sistem lembaga,orang, tekonologi dan sumber daya yang dirancang untuk
meningkatkan status kesehatan suatu populasi, Â misalnya pencegahan, promosi, pengobatan dan
sebagainya (Adikoesoemo, 1997).

ii
Standar pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996) adalah sebagai
berikut:

- Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahlifarmasi yang baik
- Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan patologi
klinik
- Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya
- Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik
- untuk menjamin kesehatan

- Kegunaan Standar Praktek Keperawatan


Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan
penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan
pencapaian kualitas asuhan keperawatan.

Pendidikan, Membantu dalam merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja
mahasiswa.

Puskesmas, Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga
dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai profesinya
dan meningkatkan pelayanan tentunya. Untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan
dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi layanan
kesehatan masyarakat.

Rumah Sakit, Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan
efisiensi serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama rawat
pasien di rumah sakit.

- Lisensi Praktik
Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis. Hukum atau undang-
undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan menjamin keselamatan pelaksanaan standar
praktik keperawatan secara minimal.

Undang-Undang kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3 menyebutkan:

Ayat 2:

ii
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.

Ayat 3:

Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan
atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

Isi undang-undang tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat
profesional dalam melakukan kegiatan praktik secara brtanggung jawab. Pengertian lisensi adalah
kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesi atau departemen kesehatan berupa penerbitan surat ijin
praktek bagi perawat profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan. Lisensi diberikan bagi perawat
sesuai keputusan menteri kesehatan RI No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrsi dan praktik perawat.

Whasington State Nursing Practice Act(The State Nurses Association) menyatakan bahwa orang
yang terdaftar secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap individu untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. American nurse Association(ANA) membuat
pernyataan yang sama dalam undang-undang lisensi institusional menjadi lisensi individual, keperawatan
secara konsisten dapat mempertahankan:

Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun tanggung gugat
perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.Bila perawat meyakini bahwa profesi serta
kontribusinya terhadap asuhan kesehatan adalah penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri
dan penuh tanggung jawab.

- UU Praktek Keperawatan

Setiap negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan, tetapi
sebagian besar memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan dipublikasikan oleh
ANA pada tahun 1955 mencakup beberapa definisi yang mewakili cakupan praktek keperawatan
sebagaimana didefinisikan dalam sebagian besar negara bagian dan provinsi.

Namun demikian pada dekade terakhir beberapa negara bagian merevisi UU praktek keperawatan
mereka untuk menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam praktek
keperawatan.

ii
- Manfaat Praktek Keperawatan
a. Praktek Klinis
Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan merupakan alat
mengukur mutu penampilan kerja perawat guna memberikan feeedback untuk perbaikan.

b. Administrasi Pelayanan Keperawatan


Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam perencanaan pola staf,
program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.

c. Pendidikan Keperawatan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.

d. Riset Keperawatan
Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas askep.

e. Sistem Pelayanan Kesehatan


Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan dalam mengembangkan
mutu askep dan peran perawat dalam tim kesehatan sehingga terbina hubungan kerja yang baik
dan memberikan kepuasan bagi anggota tim kesehatan

- RUANG LINGKUP PERAWAT PROFESIONAL

1. Supervisi perencanaan dan tindakan keperawatan pasien secara menyeluruh

2. Mengamati, mengintervensi dan mengevaluasi keluhan-keluhan klien baik secara mental maupun
fisik

3. Melaksanakan instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan yang akan diberikan

4. Mengawasi anggota tim kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan kepada klien

5. Melaksanakan prosedur perawatan khusunya pada tindakan yang membutuhkkan


keputusan,penyesuaian dan pertimbangan berdasarkan data teknis

6. Memberikan bimbingan kesehatan dan partisipasi dalam pendidikan kesehatan

7. Membuat catatan dan laporan fakta-fakta yag diteliti yang mengevaluasi perawatan klien

- Standar Pelayanan Keperawatan

ii
Standar 1

Divisi keperawatan mempunyai falsafah dan struktur yang menjamin pemberian asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dan merupakan sarana untuk menyelesaikan berbagai persoalan
praktek keperawatan di seluruh institusi asuhan/pelayanan keperawatan.

Standar 2

Divisi keperawatan dipimpin oleh seorang perawat eksekutif yang memenuhi persyaratan dan
anggota direksi.

Standar 3

Kebijaksanaan dan praktek divisi keperawatan menjamin pelayanan keperawatan merata dan
berkesinambungan yang mengakui perbedaan agama, sosial budaya, dan ekonomi di antara klien/pasien
di institusi pelayanan kesehatan.

Standar 4

Divisi keperawatan menjamin bahwa proses keperawatan digunakan untuk merancang dan
memberikan asuhan untuk memenuhi kebutuhan individu klien/pasien dalam konteks keluarga.

Standar 5

Divisi keperawatan menciptakan lingkungan yang menjamin efektivitas praktik keperawatan.

Standar 6

Divisi keperawatan menjamin pengembangan berbagai program pendidikan untuk menunjang


pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

Standar 7

ii
Divisi keperawatan memprakarsai, memanfaatkan, dan berperan serta dalam berbagai proyek
penelitian untuk peningkatan asuhan klien/pasien

- Penerapan Standar Praktek Keperawatan

Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat digunakan pendekatan secara umum dan
khusus. Pendekatan secara umum menurut Jernigan and Young,1983 h.10 adalah sebagai berikut :

a) Standar struktur : berorientasi pada hubungan organisasi keperawatan ( semua level


keperawatan ) dengan sarana/institusi rumah sakit. Standar ini terdiri dari : filosofi, tujuan, tata
kerja organisasi, fasilitas dan kualifikasi perawat.
b) Standar proses : berorientasi pada perawat, khususnya ; metode, prinsip dan strategi yang
digunakan perawat dalam asuhan keperawatan. Standar proses berhubungan dengan semua
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
c) Standar hasil : berorientasi pada perubahan status kesehatan klien, berupa uraian kondisi klien
yang dinginkan dan dapat dicapai sebagai hasil tindakan keperawatan.

Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun standar praktek keperawatan sesuai dengan aspek yang
diinginkan antara lain :

a) Aspek Asuhan keperawatan, dapat dipilih topik atau masalah keperawatan klien yang sering
ditemukan, misalnya standar asuhan keperawatan klien anteatal, intranatal dan postnatal.
b) Aspek pendidikan dapat dipilih paket penyuluhan/pendidikan kesehatan yang paling dibutuhkan,
misalnya penyuluhan tentang perawatan payudara.
c) Aspek kelompok klien, topik dapat dipilih berdasarkan kategori umur, masalah kesehatan tertentu
misalnya; kelompok menopouse.

Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat dimodifikasi keduanya dalam pelayanan
asuhan keperawatan. Contoh : pelaksanaan standar asuhan keperawatan pada klien postnatal, perawat
dapat mengunakan standar proses (metode, prinsip dan strategi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.

2.3 Jenis Praktik Keperawatan

ii
- Menurut ANA tahun 1992
Standar I : pengkajian

Perawat menidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien

Kriteria Pengukuran :

Prioritas pengumpulan datab ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan –kebutuhan klien saat ini
data tetap dikumpulkan dengan teknik pengkajian yang sesuai . pengumpulan data melibatkan klien,
orang- orang terdekat klien dan petugas kesehatan ,proses pengumpulan data bersifat sistematis dan
berkesinambungan. Data- data yang relavan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapakan
kembali

Standar II : Diagnosa

perawat menganalisa data yang di kaji untuk menentukan diagnosa

Kriteria Pengukuran :

Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian. Diagnosa disahkan dengan klien,orang-orang
terdekat klien,tenaga kesehatan bila memungkinkn. Diagnosa didokumentasikan dengan cara yang
memudahkan perencanaan perawatan

Standar III: Identifikasi hasil

Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.

Kriteria Pengukuran :

Hasil diambil dari diagnosa.Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat


diukur.Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan
kemampuan potensial.Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia
bagi klien.Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.Hasil yang diharapkan memberi
arah bagi keanjutan perawatan.

ii
Standar IV : Perencanaan

Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang diharapkan.

Kriteria Pengukuran :

Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.

Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan.

Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang

Rencana tersebut didokumentasikan.

Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan

Standar V : Implementasi

Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.

Kriteria Pengukuran :

Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.

Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.

Intervensi didokumentasikan

Standar VI : Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.

Kriteria Pengukuran :

Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.

Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.

Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.

ii
Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi diagnosa, hasil-hasil
dan rencana perawatan untuk selanjutnya,

Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.

Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi

- Menurut DEPKES Tahun 1998


Standar 1 : pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien dilakukan secara
sistematik dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat.

Standar 2 : diagnosa keperawatan di rumuskan berdasarkan data status kesehatan.

Standar 3 : rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan

Standar 4 : rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan keperawatan
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang di ususn berdasarkan diagnosa
keperawatan

Standar 5 : tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien atau pasien untuk berpartisifasi
dalam peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan.

Standar 6 : tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk mengoptimalkan kemampuan
untuk hidup sehat

Standar 7 : ada tidaknya kemajuan dalam pencapaina tujuan ditentukan oleh klien atau pasien dan
perawat.

Standar 8 : ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk melakukan
pengkajian ulang, pengetaruran kembali urutan priorits, penetapan tujuan baru dan
perbaikan rencana asuhan keperawatan.

- Menurut PPNI Tahun1999

Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) tahun
1999, standar praktik keperawatan merupakan komitmen professi keperawatan dalam melindungi
masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.

ii
Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik,
tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan kepeawatan
diantarannya sebagai berikut :

a) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian padaupaya dan


peningkatan kinerja perawat terhadap target pencapaian tujuan.
b) Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien sehinggadapat menekan
biaya perawatan.
c) Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dimasyarakat, komunitas,
kelompok dan keluarga.

- STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Pendidikan Keperawatan di Indonesia Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada


UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenjang pendidikan keperawatan mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.

Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama
dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui
kelengkapan sebagai suatu profesi.

Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project
Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar
Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar
Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut
mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan
kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.

Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan


keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan
beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan
dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI;

ii
- Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia
a) Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan
penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat
b) Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan
pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mengcakup program sarjana, magister, doktor.
c) Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi
perawat.

- Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar


a) Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya
Keperawatan (AMD.Kep)
b) Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat sebutan
Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)
c) Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep)
d) Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
e) Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)
f) Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
g) Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
h) Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
i) Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
j) Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)
k) Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut:
l) Diploma tiga Keperawatan – Level KKNI 5
m) Ners (Sarjana+Ners) – Level KKNI 7
n) Magister keperawatan – Level KKNI 8
o) Ners Spesialis Keperawatan – Level KKNI 8
p) Doktor keperawatan – Level KKNI 9

ii
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, modelfungsional,
model tim, model primer, dan model modular. Masing-masing model jugamemiliki kelebihan maaupun
kekurangannya sehingga pemberian asuhan keperawatandapat dilakukan dalam berbagai macam
metode.

Model pemberian asuhan keperawatanini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur
keperawatan.Metode kasusadalahmetode dimanaperawat bertanggung jawab terhadap pasien
tertentu yangdidasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien dengan pemberian
perawatankonstan untuk periode tertentu.

Tujuan pemberian metodetim dalam asuhankeperawatan adalah untuk memberikan asuahan


keperawatan sesuai dengan kebutuhanobjektif pasien.Metodekeperawatan modular memiliki
kesamaan baik dengan metodekeperawatan tim maupunmetode keperawatan primer.

Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien artritis mulai dari pengkajian misalnya
biodata, riwayat kesehatan, pengkajian pengkajian sekunder, pemeriksaan penunjang, dan analisa
data. Setelah itu ditentukan diagnosa keperawatan dan dilanjut dengan intervensi keperawatan.

b. Saran
Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat
membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur yang berhubungan dengan model praktik
keperawatan profesional supaya mempermudah mahasiswa perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan yang baik kepada pasien.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1998.Standar Praktik keperawatan bagi perawat kesehatan ; Jakarta : Departemen


kesehatan

DPP PPNI. 1996. Standar Praktik keperawatan. Jakarta : DPP PPNI

Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj. Andrina Ferderika).
Jakarta: Salemba Medika.

Ali, Zainidin, H. 2001.Dasar-dasar Keperawatan Profesional.jakarta: Widya Medika

Gaffar,Laode J.1997.Pengantar Keperawatan Profesional.Jakarta :EGC

Hidayat, Aziz Aimul.2007.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.

La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC Jakarta

ii
Nama : Lidya Margareta Mahulae

NIM : PO.71.20.1.19.052

Tingkat : 1B

1. Apa makna praktik keperawatan menurut american nursing association…


a. tindakan mandiri perawat profesional melalui kerja sama yang bersifat kolaboratif dalam
memberikan asuhan keperawatan
b. membantu inidividu atau kelompok dalam mempertahankan kesehatan
c. mengabdi kepada kemanusiaan atau bentuk pelayananan yang mendahulukan kesehatan
d. perlakuan terhadap kompensasi pelayanan professional yang memerlukan
pengetahuan khusus dalam teori keperawatan
e. pelayanan yang diberikan oleh seseorang tebaga yang telah selesai mengikuti pendidikan
formal kesehatan

2. Memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan merupakan falsafah dari tokoh
bernama…
a. jean watson
b. ida jean orlando
c. florence nigthtingale
d. callista roy
e. betty neuman

3. Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, praktik keperawatan adalah…


a. Tindakan pemberian asuhan perawat professional baik secara kolaborasi, yang
disesuaikan dengan perintah dokter
b. Tindakan pemberian asuhan perawat professional baik secara mandiri maupun kolaborasi,
yang disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu
kedokteran
c. Tindakan pemberian asuhan perawat yang dilakukan mandiri dirumah dan di rs.
d. Tindakan pemberian asuhan perawat professional baik secara mandiri maupun kolaborasi,
yang disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu
keperawatan
e. Tindakan pemberian pengobatan kepada pasien sesuai dengan diagnosa penyakitnya

ii
4. Standart Perawatan dari ANA meliputi :
a. Pengkajian, Diagnosa , Identifikasi hasil, Implementasi, Evaluasi, Pemeliharaan,.
b. Pengkajian, Perencanaan, Diagnosa, Identifikasi proses, Implementasi, Evaluasi.
c. Pengkajian, Perencanaan, Diagnosa, Identifikasi hasil, Evaluasi.
d. Pengkajian, Perencanaan, Diagnosa, Identifikasi hasil, Implementasi, Evaluasi.
e. Pengkajian, Perencanaan, Diagnosa, Identifikasi hasil, Implementasi.

5. UU RI tentang kesehatan diatur dalam?


a. UU RI NO 23 THN 1993
b. UU RI NO 23 THN 1994
c. UU RI NO 23 THN 1992
d. UU RI NO 23 THN 1997
e. UU RI NO 23 THN 1998

ii
Nama : Muthiara Rinjany Anantasyah Putri

NIM : PO.71.20.1.19.064

Tingkat : 1B

1. Teori model keperawatan yang menekankan pada kemampuan individu untuk memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya tanpa ada ketergantungan dengan orang lain atau mandiri adalah
a. virginia Henderson
b. dorothea orem
c. leininger
d. watson
e. callista roy

2. Tokoh keperawatan yang mengembangkan suatu model praktik asuhan keperwatan yang
menyatakan bahwa kondisi sakit seseorang disebabkan oleh faktor lingkungan, tokoh tersebut
adalah…
a. virginia henderson
b. dorothea orem
c. florence nigthtingle
d. Watson
e. callista roy

3. Tujuan dari teori Leininger adalah …


a. Memahami dengan benar model konsep keperawatan
b. Menyediakan/memberikan pelayanan asuhan perawatan yang bermutu dan efektif
kepada orang lain berdasarkan nilai-nilai kultural mereka dan konteks sehat – sakit.
c. Memperhatikankesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika
seorangmenerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi
denganlingkungan
d. Membantu seseorang untuk beradaptasi terhdap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep
diri, dan fungsi peran dan hubungan interdependensi selama sakit
e. Konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi,
tetapi kurang absolute

ii
4. Model teori apa yang dikemukakan oleh betty neuman…
a. Self care
b. Soft care
c. Hot shot
d. Healt care system
e. External

5. Bagaimana keperawatan menurut Newman…


a. Suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor yang mempengaruhi
respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter, dan ekstra personal.
b. Suatu profesi yang sangat tergantung pada kesehat diri sediri atau indiuialisme.
c. Suatu kesehatan sebagai kondisi terbebasnya dari gngguan pemenuhan kebutuhan dan
merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stress
d. Fungsi peran dan hubungan intenpendensi selama sehat dan sakit.
e. Lingkungan internal terdiri dari segala Sesutu yang mempengaruhi (interpersonal) yang
berasal dari dalam diri klien

ii
Nama : Nadiyah Zannati Azzahra

NIM : PO.71.20.1.19.066

Tingkat : 1B

1. Apa inti dari teori watson

a. Pengetahuan keperawatan

b. Pengetahuan manusia dan merawat manusia

c. Pemberian asuhan keperawatan yang manusiawi

d. Pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh

e. Merawat diri sendiri dan orang lain

2. Apa yang dimaksud dengan krendentialing


a. ketetapan hokum yang mengatur hak dan kewajiban perawat
b. kebijakan atau ketentuan yang mengatur profesi perawat
c. pemberian izin kepada seorang yang memenuhi persyaratan oleh pemerintah
d. merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kopetensi keperawatan
e. peraturan yang mengatur praktik perawat

3. Apa yang dimaksud dengan Legislasi keperawatan ?


a. Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan
keperawatan
b. merupakan proses untuk menentukan dan
mempertahankan kompetensi keperawatan.
c. kebijakan atau ketentuan yang mengatur profesi
keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya dan
terkait dengan kewajiban dan hak
d. pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi
persyaratan oleh badan pemerintah yang berwenang

ii
e. pencantuman nama seseorang dan informasi lain
pada badan resmi baik milik pemerintah maupun non
pemerintah

4. Apa yang dimaksud dengan SIPP?


a. bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah
indonesia oleh departemen kesehatan
b. bukti tertulis yang diberikan perawat untuk
melakukan praktek keperawatan disarana pelayanan
kesehatan
c. bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
menjalankan praktik perawat perorangan atau
bekelompok
d. bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
menjalankan praktik medis perorangan atau
bekelompok
e. bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
menjalankan praktik pengobatan perorangan atau
bekelompok

5. Peran PPNI sebagai anggota ICN (Internasional Council Nursing ) adalah…


a. Mendorong RUU Praktik Keperawatan segera diterbitkan sebagai Undang Undang
b. Pembinaan, pengembangan dan pengawasan mutu pendidikan keperawatan.
c. Pembinaan, pengembangan dan pengawasan pelayanan keperawatan.
d. Pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
e. Pembinaan, pengembangan dan pengawasan kehidupan profesi.

ii

Anda mungkin juga menyukai