PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memiliki naluri untuk bergaul dengan sesamanya semenjak dilahirkan dan
disosialisasikan dalam kehidupan masyarakat. Hubungan dengan sesamanya merupakan
suatu kebutuhan bagi setiap manusia (Sunaryo, 2014). Keadaan sosial ekonomi masyarakat
merupakan pangkal utama adanya suatu perbedaan sosial yang melatarbelakangi sosial
tersebut. Dari berbagai struktur sosial ekonomi, nilai sosial dan budaya serta pemerataan
sumber tidak mungkin dapat dubah dalam satu generasi saja. Dalam hal ini, masalah
kesehatan harus ditanggulangi dari segi adanya hubungan sosial sebagai bentuk dari
implementasi sosial dalam praktik keperawatan yang melatarbelakangi sosial.
Keadaan sosial ekonomi pasien merupakan pangkal utama adanya perbedaan sosial.
Struktur sosial ekonomi, berbagai nilai sosial budaya, dan pemerataan sumber tidak
mungkin dapat dirubah dalam satu generasi. Karena itu, masalah kesehatan ini haruslah
ditanggulangi dari segi adanya sumber yang terbatas.
Kesakitan dan ketidakmampuan merupakan sebab utama kebergantungan seseorang dan
status sosial ekonomi. Dan secara klasik pula, lapisan masyarakat berpenghasilan rendah
memiliki kesempatan terbatas untuk menerima pelayanan kesehatan.
Masyarakat berpenghasilan rendah memiliki kebutuhan khusus dan permasalahan khusus
yang harus diperhitungkan, yang tidak dimiliki kelompok lain. Terutama dituntut perhatian
dan kesabaran dari pihak tim medis. Karenanya, suatu program seharusnya disusun yang
berorientasi pada mereka.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui ciri-ciri kelompok sosial.
2 Tujuan Khusus
a Untuk dapat menjelaskan pengertian mengenai kelompok sosial.
b Untuk dapat menjelaskan ciri-ciri kelompok sosial.
c Untuk dapat menjelaskan pengelompokan sosial besertamacam-macam bentuk
kelompok.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang hendak diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1 Manfaat Teoretis
a Manfaat teoretis yang dimaksudkan agar makalah ini dapat dijadikan sebagai
tambahan bahan bacaan serta sebagai dokumentasi bagi pembaca.
b Makalah ini dibuat sebagai pengaya wawasan yang menjadi motivasi bagi
penulis untuk melakukan penulisan makalah yang berbasis keilmuan guna
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya tentang pengertian,ciri-ciri
kelompok sosial, pengelompokan sosial beserta macam-macam bentuk
kelompok.
2 Manfaat Praktis
a Manfaat bagi mahasiswa yaitu dapat mengetahui pengertian, ciri-ciri kelompok
sosial, pengelompokan sosial beserta macam-macam bentuk kelompok.
b Manfaat bagi institusi/kampus, diharapkan penulisan makalah ini dapat
dijadikan sebagai salah satu acuan di dalam menyusun materi khususnya
mengenai pengertian, ciri-ciri kelompok sosial, pengelompokan sosial beserta
macam-macam bentuk kelompok.
c Manfaat bagi dosen, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan acuan di dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Sosial Budaya dan Asuhan Keperawatan
A. Teori Sosial Budaya
Teori sosial budaya adalah sebuah teori yang muncul dalam psikologi yang terlihat
pada kontribusi penting bahwa masyarakat membuat untuk perkembangan individu. Teori ini
menekankan interaksi antara orang-orang mengembangkan dan budaya di mana mereka
tinggal. Kebudayaan : suatu sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh
dengancara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat,
1986). Kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai , norma-
norma, peraturan dsb.
Merupakan wujud dari ide kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba
atau difoto. Letaknya ada di dalm pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan
bersan gkutan itu hidup. Dikenal den gan adat istiadat atau sering berada dalam
karangan dan buku-bukuu hasil karya para penulis warga masyarakat bersangkutan.
Saat ini kebudayaan ideal lebih banyak tersimpan dalam disk, arsip, koleksi
microfilm dan microfish, kartu komputer, silinder dan pita komputer.
2. Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas tindakan berpola dari manusia
dari masyarakat,disebut juga sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yanbg
berinteraksi, berhub ungan, bergaul yang berdasarkan adat tata kelaku an. Sistem
sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobserv asi,
difoto dan didokumentasi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, disebut kebudayaan
fisik, dan tak memerlukan banyak penjelasan.
Merupakan seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan d an karya
semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret, atau berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi,
komputer, dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi,
komputer, pabrik baja, kapal, batik sampai kancing baju dsb.
B. Teori Asuhan Keperawatan
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan
oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma
budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas
pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :
posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala
sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan lintas budaya. Pada tahap ini hal-hal yang dikaji meliputi : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang
boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkulturalyaitu: gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini
3. Intervensi dan Implementasi
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah
suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah
suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah
melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalamkeperawatan transkultural yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien
kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya
yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance.
1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang
proses melahirkan dan perawatan bayi
2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b. Cultural care accomodation/negotiation
1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana
kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien
dan standar etik.
c. Cultual care repartening/reconstruction
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya
kelompok
3) Gunakan pihak ketiga bila perlu
4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan
yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua
Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
a. Perilaku sadar yang menguntungkan kesehatan.
Mencakup perilaku-perilaku yang secara sadar oleh seseorang yang
berdampak menguntungkan kesehatan. Golongan perilaku ini langsung berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan pencegahan penyakit serta penyembuhan dari penyakit
yang dijalankan dengan sengaja atas dasar pengetahuan dan kepercayaan bagi diri
yang bersangkutan, atau orang-orang lain, atau suatu kelompok sosial. Sehubungan
dengan ini, kebutuhan-kebutuhan pelayanan dan perawatan medis dipenuhi melalui
fasilitas - fasilitas yang tersedia yang mencakup; (1) sistem perawatan rumah tangga,
(2) sistem perawatan tradisional yang diberikan oleh Prametra (pemraktek atau
praktisi medis tradisional), dan (3) sistem perawatan formal (biomedis atau
kedokteran).