Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, nikmat. dan
hidayah-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, dan sahabat yang
setia. Makalah yang kami beri judul "Hak dan Kewajiban Klien''.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih terdapat
kekurangan baik dalam segi penyajian maupun penulisannya. Maka sebelumnya kami
mengharapkan kritik dan saran tentang makalah ini, sehingga nantinya dapat membangun
dari semua pihak untuk menjadikan makalah ini yang lebih balk.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak
khususnya para pelajar untuk memajukan pendidikan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti kepada kita semua. Amin
COVER..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak dan Kewajiban ......................................................................3
2.2 Hak dan Kewajiban Pasien Dalam Pelayanan Kesehatan...............................3
2.3 Hak Pasien Menurut Undang-Undang.............................................................4
2.4 Sanksi Hukum Dalam Keperawatan................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari hak dan kewajiban.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan.
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja hak pasien menurut undang-undang.
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja sanksi hukum dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Dan Kewajiban
Sedangkan menurut Surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504 Tentang
Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit, th.1997; UU.Republik
Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI,
sebagai berikut :
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien, yaitu :
a. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
b. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
c. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan.
d. Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
e. Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat
etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
f. Hak atas ”privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku.
g. Hak untuk memperoleh informasi /penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik
yg akan dilakukan thd dirinya.
h. Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
i. Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya.
j. Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribad dan atau masalah lainya
(dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
k. Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu
ketertiban & ketenangan umum/pasien lainya.
l. Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit
m. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap
dirinya
n. Hak transparansi biaya pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran).
o. Hak akses /’inzage’ kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI rekam medis
miliknya.
p. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya kepada
dokter yang merawat.
q. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam
pengobatanya.
r. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban memenuhi hal-
hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 4-8 disebutkan setiap orang
berhak atas kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan kesehatan yang aman, bermutu
dan terjangkau; menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan, lingkungan yang
sehat, info dan edukasi kesehatan yg seimbang dan bertanggungjawab, dan informasi
tentang data kesehatandirinya.
Hak-hak pasien dalam UU No. 36 tahun 2009 itu diantaranya meliputi:
Hak menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan (kecuali tak sadar,
penyakit menular berat, gangguan jiwa berat).
Hak atas rahasia pribadi (kecuali perintah UU, pengadilan, ijin ybs, kepentngan ybs,
kepentingan masyarakat).
Hak tuntut ganti rugi akibat salah atau kelalaian (kecuali tindakan penyelamatan
nyawa atau cegah cacat).
Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk ringkasan rekam
medis.
Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan,
dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan
tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya.
Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit itu diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
Terkait kewajiban pasien seperti disebut di atas, sebenarnya ada “pesan” implisit
terkait hal itu, diantaranya:
Masing-masing pihak, dalam hal ini pasien dan tenaga medis, harus
selalu memberi informasi yang tepat dan lengkap, baik sebelum maupun
sesudah tindakan (preventif/diagnostik/terapeutik/rehabilitatif).
Pada pasal 52 UU yang sama diatur pula mengenai kewajiban dokter, yang
meliputi:
Memberi pelayanan medis sesuai SP & SOP, serta kebutuhan medis
pasien.
Merujuk pasien bila tak mampu.
Menjamin kerahasiaan pasien.
Pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila yakin ada
orang lain yg bertugas dan mampu.
Menambah / ikuti perkembangan iptek kedokteran.
Selain dokter, rumah sakit juga memiliki kewajiban dalam melayani pasiennya.
Kewajiban itu dituangkan dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Kewajiban rumah sakit itu sudah tentu mengikat juga pada para tenaga medis.
Dalam pasal 29 UU No.44 menyatakan kewajiban rumah sakit, diantaranya:
Informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.
Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, tidak diskriminasi,
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya.
Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana,
sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin.
Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.
Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
Menyelenggarakan rekam medis.
Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
anak-anak, lanjut usia.
Melaksanakan sistem rujukan.
Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan
etika serta peraturan perundang-undangan.
Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien.
Menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
Melaksanakan etika rumah sakit.
Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.
Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional.
Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.
Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by
laws).
Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah
Sakit dalam melaksanakan tugas.
Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa
rokok.
Beberapa hal yang menjadi kewajiban para pasien dalam UU No 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, terutama pasal 53 UU adalah sebagai berikut :
1. Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
kepada dokter yang sedang merawatnya.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di ditempat pelayanan kesehatan baik
rumah sakit atau pun puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya.
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban
memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
2. Kelalaian (Negligence)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan
kelalaian adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang
dengan sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan
apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi
tersebut.
Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-
hati). (Tonia, 1994).
Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya
dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan
tindakan dibawah standar yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan
adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu
pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien atau
orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
3. Jenis-jenis kelalaian
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
1. Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak
tepat/layak, misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang
memadai/tepat
2. Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat
Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
3. Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya.
Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak dilakukan.
1. Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk
tidak melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan
kondisi tertentu.
2. Dereliction of the duty atau penyimpanagan kewajiban
3. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien
sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan.
4. Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini
harus terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan
kerugian yang setidaknya menurunkan “Proximate cause”
5. Liabilitas dalam praktek keperawatan
Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap
tindakan atau kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional, seperti
halnya tenaga kesehatan lain mempunyai tanggung jawab terhadap setiap
bahaya yang timbulkan dari kesalahan tindakannya. Tanggungan yang
dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang dilakukan oleh perawat
baik berupa tindakan kriminal kecerobohan dan kelalaian.
Seperti telah didefinisikan diatas bahwa kelalaian merupakan kegagalan
melakukan sesuatu yang oleh orang lain dengan klasifikasi yang sama,
seharusnya dapat dilakukan dalam situasi yang sama, hal ini merupakan
masalah hukum yang paling lazim terjadi dalam keperawatan. Terjadi akibat
kegagalan menerapkan pengetahuan dalam praktek antara lain disebabkan
kurang pengetahuan. Dan dampak kelalaian ini dapat merugikan pasien.
Sedangkan akuntabilitas adalah konsep yang sangat penting dalam praktik
keperawatan. Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertaggung jawabkan
suatu tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan
tersebut (Kozier, 1991).
6. Dasar hukum perundang-undangan praktek keperawatan.
Beberapa perundang-undangan yang melindungi bagi pelaku dan penerima
praktek keperawatan yang ada di Indonesia, adalah sebagai berikut:
https://www.academia.edu/6241172/Hak_dan_Kewajiban_pasien_dalam_pelayanan_Kes
ehatan
https://www.academia.edu/5284366/Hak_dan_Kewajiban_Pasien_Menurut_Undang_Un
dang
2
3 bagaimana perawat
seharusnya mengatur diri
sendiri, dan etika
keperawatandiatur dalam
kode etik keperawatan.Jadi
di dalam makalah ini akan
membahas hak dan
kewajiban seorangperawat
dalam menjalankan
kewajibannya terhadap
klien/pasien. Agar
dalampelayanan kesehatan
perawat bisa mengurangi
kelalaian.