Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan,
dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai situasi
kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan
perawat peka terhadap apa yang terjadi dan apa yang terjadi dan apa yang harus dia
lakukan.Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian dan proses belajar-
mengajardalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, dikaji dan dikembangkan
untukmemperkuat profesi keperawatan.Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan
baik secara teoritis maupun empiris terhadapteori-teori keperawatan yang ada sehingga
perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada klien sesuai keadaannya.Salah satu teori keperawatan yang
ada adalah teori keperawatan yang dikembangkan olehMadeleine Leininger yang lebih
dikenal dengan teori “Trans Cultural”.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah : menyajikan teori model keperawatan “Trans
Cultural” dan
analisis model keperawatan dari Madeleine LeiningerC. Sistematika PenulisanBab I
Pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan,
Bab IIKonsep Model Madeleine Leininger , Bab III Analisis Teori Leininger, BAB IV
Penutup meliputikesimpulan dan saran.BAB IITEORI KEPERAWATAN MADELEINE
LEININGER
”CULTURE CARE : DIVERSITY AND UNIVERSALITY THEORY”
A. Sejarah Teori Culture CareMadeline Leininger adalah pelopor keperawatan
transkultural dan seorang pemimpin dalamkeperawatan transkultural serta teori asuhan
keperawatan yang berfokus pada manusia. Ia adalahperawat professional pertama yang
meraih pendidikan doctor dalam ilmu antropologi social danbudaya. Dia lahir di Sutton,
Nebraska, dan memulai karir keperawatannya setelah tamat dari
program diploma di “St. Anthony’s School of Nursing” di Denver.
Tahun 1950 ia meraih gelar sarj
ana dalam ilmu biologi dari “Benedictine College, Atchison Kansas”
dengan peminatan pada studi filosofi dan humanistik. Setelah menyelesaikan pendidikan
tersebut iabekerja sebagai instruktur, staf perawatan dan kepela perawatan pada unit
medikal bedah serertamembuka sebuah unit perawatan psikiatri yang baru dimana ia
menjadi seorang direktur pelayanan
keperawatan pada St. Joseph’s Hospital di Omaha. Selama waktu ini ia melanjutkan
pendidikankeperawatannya di ”Creigthton University ” di Omaha. Tahun 1954
Leininger meraih gelar M.S.N.
dalam keperawatan psikiatrik dari ” Chatolic University of America” di Washington, D.
C. Iakemudian bekerja pada ”College of Health” di Univercity of Cincinnati, dimana ia
menjadi lulusan
pertama (M. S. N ) pada program spesialis keperawatan psikiatrik anak . Ia juga
memimpin suatuprogram pendidikan keperawatan psikiatri di universitas tersebut dan
juga sebagai pimpinan dalampusat terapi perawatan psikiatri di rumah sakit milik
universitas tersebut.Pada tahun 1960, Leininge
r bersama C. Hofling menulis sebuah buku yang diberi judul ” BasicPsiciatric Nursing
Consept” yang dipublikasikan ke dalam sebelas bahasa dan digunakan secara luas
di seluruh dunia. Selama bekerja pada unit perawatan anak di Cincinnati, Leininger
menemukanbahwa banyak staff yang kurang memahami mengenai faktor-faktor budaya
yang mempengaruhiperilaku anak-anak. Dimana diantara anak-anak ini memiliki latar
belakang kebudayaan yangberbeda. Ia mengobservasi perbedaan- perbedaan yang
terdapat dalam asuhan dan penangananpsikiatri pada anak-anak tersebut. Terapi
psikoanalisa dan terapi strategi lainnya sepertinya tidakmenyentuh anak-anak yang
memiliki perbedaan latar belakang budaya dan keutuhan.Leininger melihat bahwa para
perawat lain juga tidak menampilkan suatu asuhan yang benar-benar
l. Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran kultural dan
transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan pengetahuan
danketerampilan tradisonal untuk memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi
tindakan untukindividu lain, kelompok maupun suatu institusi dengan kebutuhan yang lebih
jelas untukmemperbaiki cara hidup manusia atau kondisi kesehatan ataupun untuk
menghadapi rintangan dansituasi kematian.m. Sistem perawatan profesional mengacu kepada
pemikiran formal, pembelajaran, transmisiperawatan profesional, kesehatan, penyakit,
kesejahteraan dan dihubungkan dalam pengetahuandan keterampilan praktek yang berlaku
dalam institusi profesional biasanya personil multi disiplinuntuk melayani konsumen.n.
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki
nilaidan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkankegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidupo.
Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan, dukungan, fasilitas
ataupengambilan keputusan dan tindakan profesional yang memungkinkan yang dapat
menolong oranglain dalam suatu kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai perawatan
sehingga mereka dapatmemperthanakan kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau
menghadapi rintangan mapunkematian.p. Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural
mengacu pada semua bantuan, dukungan, fasilitas,atau pembuatan keputusan dan tindakan
kreatifitas profesional yang memungkinkan yang menolongmasyarakat sesuai dengan
adaptasi kebudayaan mereka atau untuk bernegosiasi dengan fihak lainuntuk mencapai hasil
kesehatan yang menguntungkan dan memuaskan melalui petugas perawatanyang
profesionalq. Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan,
dukungan, fasilitas ataukeputusan dan tindakan profesional yang dapat menolong klien untuk
mengubah atau memodifikasicara hidup mereka agar lebih baik dan memperoleh pola
perawatan yang lebih menguntungkandengan menghargai keyakinan dan nilai yang dimiliki
klien sesuai dengan budayanya.r. Perawatan kultural yang konggruen mengacu kepada
kemampuan kognitif untuk membantu,mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu
keputusan dan tindakan yang dapat memperbaikikondisi individu, atau kelompok dengan
nilai budaya, keyakinan dan cara hidup yang berbeda, yangbertujuan untuk memperoleh
kesejahteraan dan kesehatan.2. Asumsi MayorAsumsi mayor untuk mendukung teory cultural
care : diversity and universality yang dikemakan oleLeininger :
a. “Care” adalah esensi keperawatan serta focus y
ang mempersatukan perbedaan sentral dandominant dalam suatu pelayanan.b. Perawatan
(Caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah sutau aspek esensial unukmemperoleh
kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan dan ketahanan, serta kemampuan untukenghadapi
rinangan maupun kematian.c. Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling
komprehensif dan holistic untukmengetahui, menjelaskan, menginterprestasikan dan
memprediksikan fenomena asuhankeperawatan serta memberikan panduan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan perawatan.d. Keperawatan traskultural adalah disiplin
ilmu perawatan humanistic dan profesi yang memilikitujuan utama untuk melayani individu,
dan kelompok.
e. “Caring” yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk
mengobati danmenyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin dilakukan tanpa
perawatan, sebaliknyaperawatan dapat tetap eksis tanpa pengobatan.f. Konsep keperawatan
cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari bentukperawatan transkultural yang
beragam dengan perbedaan dan persamaan yang ada.g. Setiap kebudayaan manusia memiliki
pengetahuan dan praktek perawatan tradisional sertapraktik professional yang bersifat budaya
dan individual.h. Praktek perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan
cenderung tertanam dalampandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial,
politik, pendidikan, ekonomi,teknologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan.i.
Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan mempengaruhi kesehatan
dankesejahteraan individu, keluarga, kelompok, komunitas di dalam lingkungannya.j.
Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-pola, ekspresi
dannilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan bermakna.

k. Perbedaan dan persamaan perawatan cultural tetap berada diantara masyarakat tradisioal
danprofessional pada setiap kebudayaan manusia.l. Konflik cultural, beban praktek
kebudayaan, stress kultural merefleksikan kurangnyapengetahuan perawatan kultural untuk
memberikan perawatan, rasa aman, tangung jawab yangkoggruen dengan kebudayaan.m.
Metode penelitian kualitatif ethnonursing memberikan intepretasi dan temuan yang
pentingmengenai pemberian asuhan keperawatan dengan kebudayaan komplek yang
berbeda.3. Esensi keperawatan dan kesehatana. Perbedaan-perbedaan interkultural terhadap
keyakinan kepetrawatan, nilai dan praktek akanmerefleksikan perbedaan kemampuan
identifikasi dan praktek asuhan keperawatan yang bersifatumum.b. Kebudayaan yang
memiliki nilai iindividualisme yang tinggi dengan model independen akanmenunjukan tanda-
tanda dari nilai dan praktek keperawatan diri, dimana kebudayaan yang tidakmemiliki nilai
individualisme dan independen akan menunjukan tanda terbatas dan praktekkeperawatan
diri.c. Jika terdapat hubungan yang erat antara praktek dan keyakinan pemberi dan
penerimapelayanan praktek keperawatan , hasil yang diperoleh klien akan dapat ditingkatkan
dan lebihmemuaskan .d. Klien dari kebudayaan yang berbeda dapat mengidentifikasi nilai
caring dan non caring merekaserta keyakinan terhadap ethnonursing.e. Perbedaan utama
antara nilai perawatan tradisional dengan perawatan profesional, merupakantanda dari konflik
budaya antara pemberi pelayanan kesehatan profesional dan klien.f. Praktek dan tindakan
caring yang diterapkan dengan menggunakan teknologi berbeda secarakultural dan memiliki
perbedaan terhadap hasil dalam pencapaian kesehatan dan kesejahteraanklien.g. Tanda
terpenting dari ketergantungan perawat terhadap teknologi merupakan tanda
daridepersonalisasi asuhan keperawatn humanistik pada klien.h. Bentuk simbolis dan fungsi
ritual dari praktek dan perilaku asuhan keperawatan memiliki hasildan makna berbeda dalam
kebudayaan yang berbeda.i. Politik, agama, ekonomi, hubungan kekeluargaan, nilai budaya
dan lingkungan memberikanpengaruh yang besar terhadap praktek budaya untuk mencapai
kesejahteraan individu, keluargadan kelompok.4. Konsep kebudayaan menurut Leininger
dalam buku Transcutural Nursing; concepts, theories andpractices (1978 & 1995).
a. Kebudayaan yang mempersepsikan penyakit ke dalam bentuk pengalaman tubuh internal
danbersifat personal (contohnya yang disebabkan oleh kondisi fisik, genetic,stress dalam
tubuh) lebihcenderung menggunakan teknik dan metode keperawatan diri secara fisik dari
pada melakukanperawatan berdasarkan budaya yang memandang penyakit sebagai suatu
keyakinan kultural danekstra personal serta pengalaman budaya secara langsung.
b. Budaya sangat menekankan proses, prilaku dan nilai perawatan (caring), memegang
perananyang lebih cenderung dilakukan wanita daripada pria.c. Kebudayaan yang
menekankan pada prilaku dan proses pengobatan (caring) cenderungdilaksanakan oleh pria
daripada wanita.d. Klien (masyarakat umum / tradisional) yang membutuhkan pelayanan
keperawatan (caring),pertama sekali cenderung untuk mencari bantuan dari pihak keluarga
maupun relasinya dalammengatasi masalahnya, baru kemudian mencari pemberi pelayanan
kesehatan professional apabilaorang-orang terdekatnya tidak mampu memeberikan kondisi
yang efektif, keadaan klien semakinmemburuk atau jika terjadi kematian.
e. Kegiatan perawatan yang banyak dipraktekkan di masyarakat (ethno caring activities),
yangmemiliki keuntungan terapeutik bagi klien dan keluarganya, kurang dipahami oleh
kebanyakanperawat professional di Werstern.
f. Jika terdapat prilaku perawatan yang efektif dalam suatu kebudayaan maka
kebutuhanpengobatan dan pelayanan dari petugas professional akan berkurang.
g. Perbedaan mendasar antara praktek keperawatan tradisional dan professional
mengakibatkankonflik budaya dan membebani praktek keperawatan.
h. Perawatan transkultural akan mempersiapkan perawat untuk dapat menyusun
asuhankeperawatan pada setiap budaya yang berbeda, dan dapat menentukan hasil yang tepat
sesuaidengan kebudayaan klien tersebut.
i. Keberhasilan dalam perawatan kesehatan akan sulit dicapai apabila pemberi pelayanan
tersebuttidak menggunakan pengetahuan dan praktek yang didasarkan atas keyakinan dan
nilai budayaklien.
5. The Sunrise Model ( Model matahari terbit)Sunrise Model dari teori Leininger dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. Matahari terbit sebagailambang/ symbol perawatan. Suatu
kekuatan untuk memulai pada puncak dari model ini denganpandangan dunia dan
keistimewaan struktur sosial untuk mempertimbangkan arah yang membukapikiran yang
mana ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untukmenyelidiki
berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum.Anak
panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis putus-
putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka.
Model ini menggambarkan bahwa tubuhmanusia tidak terpisahkan/tidak dapat dipisahkan
dari budaya mereka.Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi
keperawatan tidak tampak pada teoridan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh
Leininger adalah agar seluruh terminologitersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan
profesional lainya. Intervensi keperawatan ini dipilihtanpa menilai cara hidup klien atau nilai-
nilai yang akan dipersepsikan sebagai suatu gangguan,demikian juga masalah keperawatan
tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien.
Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian
danperawatan yang sejalan dengan kebudayan serta penelitian ilmiah.Gambar : The Sun Rise
ModelLeininger Sunrise Model merupakan pengembangan dari konseptual model asuhan
keperawatantranskultural. Terdapat 7 (tujuh) komponen dalam sunrise model tersebut, yaitu :
1. Faktor Teknologi ( Technological Factors )Teknologi kesehatan adalah sarana yang
memungkinkan individu untuk memilih atau mendapatpenawaran untuk menyelesaikan
masalah dalam pelayanan kesehatan. Berkaitan denganpemanfatan teknologi kesehatan, maka
perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu tentangpenggunaan dan pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasanmencari kesehatan,
persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.
2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors)Agama adalah
suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang realistis bagipara
pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya
diatas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji
perawat seperti: agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan, berikhtiaruntuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang
utuh.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)Faktor sosial dan
kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilandalam
keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga,pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala
keluarga, kebiasaanyang dilakukan rutin oleh keluarga.
4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)Nilai adalah konsepsi-
konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik danburuk. Hal-hal
yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisidan
jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan,
makanpantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang dimanfaatkan dan
persepsi sakitberkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
5. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)Peraturan dan kebijakan yang
berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individudalam asuhan
keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan yang berkaitan denganjam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.
6. Faktor ekonomi ( Economical Faktor )Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-
sumber material yang dimiliki untuk membiayaisakitnya agar segera sembuh. Sumber
ekonomi yang ada pada umumnya dimanfaatkan klien antaralain asurannsi, biaya kantor,
tabungan.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien,
sumber biaya pengobatan.
7. Faktor pendidikan (Educational Factor)Latar belakang pendidikan individu adalah
pengalaman individu dalam menmpuh jalur pendidikanformal tertinggi saat ini. Semakin
tinggi pendidikan individu, maka keyakinannya harus didukungoleh bukti-bukti ilmiah yang
rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengankondisi
kesehatannya.Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan,
jenis pendidikan,serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulangkembali.

BAB III
ANALISA TEORI
A. Kelebihan :
1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan
kepadaperawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
2. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan
pelaksanaanmodel-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
3. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak
terhadappasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
4. Penggunanan teori trancultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan
yangkompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
5. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktekkeperawatan.
B. Kelemahan :
1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan hanya
digunakansebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalahkeperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
mempertimbangkanaspek budaya, nilai–nilai, norma dan agama.
2. Teori ini dapat digunakan untuk melengkapi teori konseptual yang lain dalam praktik
asuhankeperawatan.
B. Saran
1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologiagar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori Leinienger memerlukan penggabungan dari teori keperawatan yang lain
yangterkait, seperti teori adaptasi, self care dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Carol Taylor, Carol Lillis. (1997). Fundamentals of Nursing : the art and science of nursing
care. VolI 3ed , Philadelphia, Lippincott.Chinn & Jacobs. (1983). Theory and Nursing a
systematic approach. St. Louis : Mosby Company.Folley, Regina & Wurmser, Theresa A
(2004). Culture Diversity/A Mobile Worksforce CommandCreative Leadership, New
Patterships, and Inovative Approaces to Integration. Diambil pada 9Oktober 2006
darihttp://proquest.umi.com/pqdweb?
did=650824831&sid=3&clientld=45625&RQT=309&VNameKozier, Barbara et al. (2000).
Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice in Canada.1st Canadian Ed. Prentice
Hall Health, Toronto.Leahy, Julia M & Kizilay, Patricia E. (1998). Foundations of Nursing
Practice : A Nursing ProcessApproach. 1st Ed, WB Saunders Company,
PhiladelphiaLeninger, M. diambil pada 10 Oktober 2006 dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Madeleine Leininger.Robinson & Kish. (2001). Edvance
Practice Nursing. St. Louis : Mosby Inc.The Basic concepts of Trancultural Nursing. Diambil
pada 10 Oktober 2006 darihttp://www.culturediversity.org/thirdwrld.htm.Tomey, Ann
Marriner & Alligood, Martha Raile, (1998). Nursing Theorists and their work, 4th Ed.Mosby,
St. Louis.

Anda mungkin juga menyukai