Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN SAKARATUL MAUT

Di Susun Oleh:

Kelompok 4

CHRISTANIA K. TIALAMONA

PATRICIA ERIKA WURI

JENIFER HONTONGLALIU

CHINDI MANOPO

CHRISTY MAUN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

FAKULTAS KEPEERAWATAN
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Sakaratul
Maut” dalam tugas pendidikan Agama Kristen oleh Dosen Pdt. Lidya Walukow, M.Th

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini,
namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Jika dalam makalah ini
masih banyak dengan kekurangan dan masalah, kami mohon maaf. Kami menyadari bahwa
makalah kami jauh dari kesempurnaan, lebih dan kurangnya kami ucapkan terima kasih.
Tuhan Yesus memberkati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………

A. Latar Belakang……………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
C. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….

SAKARATUL MAUT………………………………………………………………….

A. Pendampingan Masal……………………………………………………………….
B. Langkah-Langkah Sakaratul Maut………………………………………………….
C. Perawatan Jenazah (Adab terhadap jenazah)……………………………………….
D. Tata Cara Mengkafani………………………………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian (ajal) adalah hal yang pasti terjadi pada setiap makhluk yang bernyawa,
tidak ada yang mengetahui kapan dan dimana ia akan menemui ajal, dalam keadaan
baik atau buruk. Bila ajal telah tiba maka tidak ada yang bisa memajukan atau
memundurkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pendampingan massal
2. Bagaimana langkah-langkah sakaratul maut
3. Bagaimana melakukan perawatan jenazah
4. Bagaimana proses tata cara mengkafani
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pendampingan massal
2. Untuk mengetahui langkah-langkah sakaratul maut
3. Untuk melakukan perawatan jenazah
4. Untuk mengetahui tata cara mengkafani
BAB II

PEMBAHASAN

Manajemen Sakaratul Maut

Manajemen Sakaratul Maut Secara Pandangan Umum/Medis:

Sakaratul maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadap kematian, yang
memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan kondisi
terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus
eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru
secara menetap. Sakaratul maut dan kematian merupakan dua istilah yang sulit untuk di
pisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. Kematian lebih kearah suatu proses,
sedangkan sakaratul maut merupakan akhir dari hidup.

Manajemen Sakaratul Maut Menurut Pandangan Alkitab/Theologi:

Sakaratul maut berasal dari kata sakramen dalam Bahasa Latin (sakramentum), dalam
arti Teknis Teologis, bila digunakan untuk melukiskan upacara-upacara tertentu dari iman
Kristen. Termasuk ke dalam perkembangan doktrin pada kurun waktu yang jauh kemudian
sesudah zaman perjanjian baru. Namun yang lebih biasa dipakai ialah musterium dan
penggunaannya secara gerejawi pada waktu yang lebih dini yakni sacramentum dipakai
dalam arti luas untuk sembarang upacara atau hal-hal yang lebih sacral.

A. Pendampingan Masal

Definisi

Perawatan pasien yang akan meninggal dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus
jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meninggal.

Tujuan

1. Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada pasien dan keluarganya
2. Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada pasien disekitarnya
3. Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal secara medis bisa dilihat
dari keadaan umum, vital sign dan beberapa tahap-tahap kematian.

Keadaan seseorang saat menjelang kematian sama uniknya dengan keadaan seseorang
dalam menjalani hidupnya. Berikut ini ada lima hal yang membantu sebagian orang dalam
menhgadapi kematian, sehingga dapat memperoleh perspektif yang lebih luas, menggerakkan
kekuatan baru, dan kemudian meninggal dengan tenang.

1. Mempunyai suatu komunitas pengembalaan, yang terdiri atas orang-orang yang akan
mendengar dan memberi dukungan yang hangat.
2. Menyelesaikan sebanyak mungkin masalah yang belum diselesaikan dalam kehidupan
mereka, khususnya dalam hubungan dekat mereka (misalnya, mengungkapkan kasih,
atau meminta dan menerima pengampunan orang lain.
3. Melaksanakan “kerja kedukaan” yang kompleks karena keadaan mendekati kematian,
sehingga mereka dapat mencapai pengalaman penerimaan (Kubler Ross).
4. Mempunyai suatu sistem iman, suatu rasa percaya, dan merasa betah dalam semesta,
memberi suatu arti yang melebihi kehilangan yang berlipat ganda karena keadaan
menjelang kematian.
5. Mempunyai suatu latar tempat seseorang dapat meninggal dengan bermartabat.
B. Langkah-Langkah Sakaratul Maut
1. Arahkan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut tersebut menghadap ke
atas.
2. Berdoa agar supaya dosanya diampuni
3. Membaca/merenungkan kembali isi-isi kitab Firman Tuhan
4. Berprasangka baik bahwa orang yang akan meninggal tersebut dan memberikan
semangat pula kepadanya
C. Perawatan Jenazah (Adab terhadap jenazah)
1. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah dilakakukan diruang pemandian jenazah sebesar 2x3 oleh
anggota yayasan atau pihak keluarga. Proses pemandian jenazah dilakukan ketika
sudah sampai ke rumah persemayam rumah duka. Pemandian dilakukan oleh satu atau
dua orang tergantung kondisi jenazah.
2. Memakaikan Pakaian Jenazah
Jika jenazah seorang gadis dipakaikan baju pengantin. Jika perempuan atau laki-laki
yang sudah menikah dipakaikan dress dan jas.
3. Mengawetkan Jenazah
Pengawetan jenazah dilakukan ketika jenazah telah selesai dimandikan dan
mengenakan pakaian lengkap.
Pengawetan jenazah ini diperlukan untuk mencegah pembusukan dan penyebaran
kuman dari jenazah ke lingkungan, dikarenakan biasanya keluarga jenazah tinggal di
tempat yang berbeda-beda sehingga perlu menunggu kedatangannya dan pada saat ini
telah berhasil dibuat pengawetan jenazah yang tidak mengubah warna kulit, tekstur
tidak keras, tidak meleleh dan tidak perih, malahan dilengkapi dengan bau wangi yang
dapat dipilih jenisnya
Adapun tata cara untuk pengawetan jenazah antara lain:
1. Dalam mengawetkan jenazah, harus ditanamkan untuk menghormati setiap tubuh
jenazah yang diawetkan.
2. Cuci jenazah atau mandikan jenazah dengan larutan desinfektan
3. Baringkan jenazah dalam posisi supine (terlentng).
4. Buka pakaian dan semua perhiasan yang dipakai jenazah.
5. Hilangkan kaku mayat. Apabila ada kaku mayat, hal tsb harus dilawan utk
mengurangi tegangan otot. Otot yang tegang maka akan meningkatkan tekanan
ekstravaskular sehingga akan terjadi pengalihan cairan pengawet dari dalam
pembuluh darah ke tempat yang tidak semestinya.
6. Aturlah posisi penampilan mayat, tutup mata dan mulut jenazah.
7. Buatlah campuran pengawet. Biasanya dibutuhkan 3 liter cairan utk mengawetkan
mayat. Factor yang berpengaruh pada kebutuhan ini antara lain: ukuran tubuh,
edema dan tahap pmbusukan mayat sudah sampai dimana. Biasanya 16 ons cairan
dengan 1,5 galon air merupakan cairan pengawet terbaik. Larutan formalin
sebesar 2-3%.
8. Pilih tempat suntikan. Tempat terbaik unruk menyuntikan cairan pengawet adalah
pada vena femoralis, hal ini karena pada lokasi tsb menyebabkan tekanan yang
diterima pada kepala sama pda kedua sisinya. Pada orang tua sering mengalami
sklerosing maka tempat suntikan dilakukan pada pembuluh karotis karena lebih
dekat dgn pusat sirkulasi.
9. Tempat pengaliran cairan pengawet paling baik yaitu pada vena jugularis interna,
karena lebih dekat dengan atrium kanan yang jantung yang merupakan pusat
pertemuan vena tubuh.
10. Masukkan kanul ke dalam pembuluh darah kemudian dijepit dengan ligature atau
jika tidak ada ligature bisa diikat kpd dua sisi pembuuh darah pada kanul.
11. Hidupkan mesin pompa dengan tekanan 2-3 pon per inci persegi. Selama
pangaliran ini pastikan cairan ini terdistibusi seluruhnya. Lakukan pemijatan pd
daerah yg kaku utk melancarkan drainase.
12. Setelah drainase tsb akan muncul tanda-tanda pda mayat seprti perut semakin
keras, keluarnya cairan dari saluran pencernaan dan mata mnjdi merah serta
tekanan ocular yang tinggi, juga terjadi perubahan warna pada tubuh mayat. Jika
terdapat tanda-tanda tsb, maka proses drainase dpt dihentikan dan kanul di cabut
secara hati-hati dan diikat utk mencegah keluarnya pengawet tersebut.
13. Bekas luka pada tempat penyuntikan dan dijahit kembali.
4. Merias Jenazah
Merias jenazah dilakukan diruang rias jenazah oleh satu orang anggota yayasan .
Dalam hal ini, merias jenazah adalah merias wajah dan rambut. Setelah selesai
merias, jenazah dibawa ke aula (ruang persemayaman) dan dimasukkan ke dalam peti.
5. Menuju Rumah Duka
Rumah duka bisa merupakan rumah sendiri atau rumah duka yang memang
disediakan. Biasanya ini sdh termasuk kedalam pelayanan jasa pengurusan jenazah di
gereja-gereja atau organisasi semacamnya berikut dengan dekorasi ruangan (sesuai
dgn kepercayaan masing-masing) dan makanan bagi pelayat. Ruangan ini berfungsi
sbg tempat persemanyaman.
D. Tata Cara Mengkafani
1. Bentangkan tali pengikat kafan secukupnya
2. Bentangkan kain kafan lapis pertama diatas tali-tali tersebut
3. Beri minyak wangi pada kain lapis pertama
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua diatas lapis pertama
5. Beri minyak wangi pada kain lapis kedua
6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga diatas lapis kedua
7. Beri minyak wangi pada kain lapis ketiga
8. Letakkan mayat ditengah kain
9. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri
10. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri kekanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.
11. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri. Dan ikat dengan tali yang ada yang sudah disediakan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah dibuat tentang Sakratul Maut ini adalah merupakan
suatu upacara atau tradisi yang sacral. Dan dapat disimpulkan bagaimana cara untuk
mendampingi seseorang secara masal, bagaimana langkah-langkah sakratul maut, mengetahui
bagaimana cara merawat jenazah dan mengetahui bagaimana cara mengkafani.
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH SAKRATUL MAUT

 http://slidesahre. Net/ulfasakura/pendampingan-pasien-sakaratul-maut
diakses pada Senin, 07 Oktober 2019
 http://slideshare. Net/ratihnaini7/perawatan-jenazah-menurut-agama-kristen
diakses pada Selasa, 08 Oktober 2019
 http://m.liputan6.com/cara mengkafani jenazah
diakses pada Rabu, 09 Oktober 2019
 Kamus Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Tafsiran Alkitab/sakratul maut menurut
pandangan Alkitab.

Anda mungkin juga menyukai