Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH FALSAFAH

TEORI KEPERAWATAN OREM, ORLANDO, DAN KING

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Falsafah yang diampu oleh :
Ns. Yufitriana Amir, Msc., PhD
Pembimbing Tutor :
Ns. Ella Putri Lestari, S.Kep

Disusun oleh : Kelompok 1 (A 2019 1)

Adila Azzahra (1911111871) Azis Johari (1911111916)


Afra Azizah (1911111998) Azwar (1911124886)
Alifa Sandri Yeni (1911124399) Cigilang Rahmandayu (1911111755)
Angelina Harefa (1911113399) Denny Kosika (1911110400)
Anisa Herninandari (1911113139) Devara A. M. (1911110400)
Annaya Qamara T. (1911111687) Dina Dara Kunanti (1911113703)
Annisa Febrina R. (1911110769) Dina Oktavia R. (1911124932)
Azat Aprianto (1911110428) Drajat Adiguna (1911113058)
Azimah (1911155916) Erlin Youlandari (1911124863)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Teori Keperawatan Orem, Orlando, dan King”.
Kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing Falsafah dan Teori
Keperawatan yaitu Ns. Yufitriana Amir, MSc., PhD dan semua pihak yang telah memberikan
partisipasinya dalam penyusunan makalah ini dari awal hinga selesai. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih memiliki
beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 1 Oktober 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Keperawatan Orem.....................................................................................................1

2.2 Teori Keperawatan Orlando.................................................................................................9

2.3 Teori Keperawatan King....................................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................25

3.2 Saran...................................................................................................................................25

Daftar Pustaka........................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan


keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan
keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan
maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih
berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa
komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh.

Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset


keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge)

Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment
yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan
merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang
meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan
ruang (Marriner, A. 1986).

King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu
perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi
serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari
informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem
terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar
terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai
sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.

1
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan aplikasi unsur dan konsep dari beberapa
teori dan model keperawatan yang di adopsi, digabung, dikembangkan serta dilaksanakan.
Kemungkinan diantaranya teori dan model yang mewarnai asuhan keperawatan yaitu teori
yang dikemukakan oleh Ida Jean Orlando yang dikenal dengan teori proses keperawatan atau
disiplin proses keperawatan.
Dalam teorinya Orlando mengemukanan tentang beberapa konsep utama, diantaranya
adalah konsep disiplin proses keperawatan (nursing process discipline) yang juga dikenal
dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan
meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi
permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk validasi atau
perbaikan (Tomey, 2006:434).
Orlando juga menggambarkan mengenai disiplin nursing proses sebagai interaksi total
(totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan
pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut
dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya
serta untuk melakukan tindakan yang tepat (George, 1995:162).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah dalam pembuatan
makalah ini, yaitu :

(1) Bagaimanakah teori keperawatan Orem?


(2) Bagaimanakah teori keperawatan Orlando?
(3) Bagaimanakah teori keperawatan King?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan kami dalam menulis makalah ini, yaitu :

(1) Untuk mengetahui bagaimana teori keperawatan yang dikemukakan oleh Orem
(2) Untuk mengetahui bagaimana teori keperawatan yang dikemukakan oleh Orlando
(3) Untuk mengetahui bagaimana teori keperawatan yang dikemukakan oleh King

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Keperawatan Orem

A. Biografi Orem
Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Beliau wafat pada
tanggal 22 juli 2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan
Diploma (1903), kemudian melanjutkan pendidukannya di Prividence School of Nursing di
Washington DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan pendidikannya lagi
di Chatolic Universityof America di Washington DC dan mendapatkan gelar M.S.NE.
Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di Wasington
DC. Lulus sarjana muda tahun 1930. Lulus master tahun 1939 pendidikan keperawatan.
Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika. Selama perjanan karirnya ia telah
bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan
sebagai konsultan (1970). Pada tahun 1958-1959 ia sebagai konsultan di Departemen
kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965
bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan
komunitas. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang
menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan. Tahun 1976 mendapat
gelar Doktor Honoris Causa. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni
Universitas Katolik Amerika tentang teori keperawatan ( Concept of Pratice tahun 1971).
Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi
tentang tiga teori, yaitu : Theory self care, theory self care defisi, theory system keperawatan.

B. Konsep Teori Orem


Dorothea Orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada
kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.Orem menggambarkan filosofi tentang
keperawatan dengan cara seperti berikut:
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan
perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta menatalaksanakannya secara terus menerus dalam

3
upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan,penyembuhan dari penyakit atau cedera
dan mengatasi hendaya yang di timbulkannya.Perawatan diri sendiri di butuhkan setiap
manusiabaik laki-laki,perempuan maupun anak-anak.Ketika perawatan diri tidak dapat
dipertahankan,akan terjadi kesakitan atau kematian.Keperawatan kadang-kadang berupaya
mengatur dan mempertahankan kebutuhan perawatan diri secara terus menerus bagi mereka
yang secara total tidak mampu melakukannya.Dalam situasi lain,perawat membantu klien
untuk mempertahankan kebutuhan perawatan diri dengan melakukannya sebagian tetapi tidak
seluruh prosedur,melalui pengawasan pada orang yang membantu klien dan dengan
memberikan instruksi dan pengarahan secara individual sehingga secara bertahap klien
mampu melakukannya sendiri.
Jadi tujuan dari teori Orem adalah membantu klien melakukan perawatan diri
sendiri.Menurut Orem,asuhan keperawatan di perlukan ketika klien tidak mampu memenuhi
kebutuhan biologis,psikologis,perkembangan dan social.Perawat menilai mengapa klien tidak
mampu memenuhi kebutuhan tersebut,apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya dan menilai seberapa jauh klien mampu
memenuhinya sendiri.Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan klien
memenuhi kebutuhannya secara sendiri(Hartweg 1995).

C. Asumsi-asumsi Teori Orem

Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanan keperawatan? Orem


kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri Sendiri”. Ide inilah
kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya “Self Care”.

Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari perilaku yang telah
dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan.

Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu: 1).
Self Care , 2). Self Care Defisit dan 3). Nursing system.

teori general keperawatan menurut Orem. Dalam tepri ini keperawatan diberikan jika

4
1) Teori Self Care
Self care adalah perfomance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan
2) Teori Self Care Deficit
Merupakan hal utama dari seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak
mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika
kemampuan merawat berkurang atau tidak terpenuhi atau adanya ketergantungan
3) Teori Nursing System
Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu:
1) Wholly Compensatory System
Tindakan perawat: menyelesaikan therapeutik self care klien, kompensasi
ketidakmampuan untuk self care, pendukung dan melindungi pasien
2) Partly Compensatory System
Tindakan perawat: menjalankan beberapa self care, kompensasi keterbatasan klien
untuk self care, membantu klien sesuai kebutuhan
Tindakan pasien: menjalankan self care measure, mengatur kemamouan self care,
menerima asuhan dan bantuan nurse
3) Supportive – Educative System
Tindakan pasien: melakukan atau menyelesaikan self care, mengatur latihan dan
perkembangan kemampuan self care

D. Paradigma Teori Orem


1) Manusia : orem memandang manusia secara total dan bersifat universal,
dimana mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara
berkelanjutan. Orem juga memandang manusiaa sebagai suatu kesatuan yang berfungsi
secara biologis simbolik dan sisoal berinsiasi dan melakukan kegiatan asuhan / keperawatan
mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan
keperawatan mandiiri terkait dengan kebutuhan manusia seperti udara , air makanan,
eliminasi, kegiatan dan istirahat , interaksi sosial, pencegahan terhadap bahaya kehidupan dan
kesejateraan dan peningkatan fungsi manusia
2) Lingkungan :lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegritas
dan interaktif. Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta
perkembangan lingkungan.

5
3) Keperawatan menurut orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/
bantuan dan tegnologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya
mampu melakukan keperawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai
kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilitaskan dan
meminimalisir efek keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan
mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memilki kecerdasan, serta
tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia dan
lingkungannya.
4) Kesehatan : sehat adalah suatu konndisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi
saling terintegritas dengan baik. suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia
yang berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik,
interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi
persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan
oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman
spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi
kesinabungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan
sumber yang memadai.

E. Aplikasi Model dalam Pemberian Asuhan Keperawatan

Model ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki kemampuan untuk
melakukan perawatan diri.Manusia mandiri dan mampu mengendalikan dirinya sendiri dan
mengoreksi dirinua sendiri.Ini menekankan tanggung jawab individual individu dan
menekankan bahwa pencegahan dan pendidikan kesehatan adalah aspek kunci dari proses
keperawatan.Menurut Orem,perawat harus melayani orang lain,membantu orang sakit dan
merawatnya dengan baik

Tema sentral dari model konseptual Orem adalah konsep perawatan diri,dan ide
defisit perawatan diri yang berkaitan erat.Orem pertama kali menyatakan idenya pada akhir
1950-an.Model Orem adalah salah satu model konseptual yangpaling sering dipakai dalam
keperawatan.Berfokus pada pelayanan diri klien.Orem mendefinisikan pelayanan diri sebagai
suatu yang dipelajari,kegiatan yang bertujuan membantu diri untuk mengelola kehiduoan
yang diinginkan,kesehatan,perkembangan dan kesejahteraan.Tujuan teori Orem adalah untuk
membantu klien merawat dirinya sendiri.Pelayanan keperawatan penting saat klien tidak

6
dapat memenuhi kebutuhan biologis,psikologis,perkembangan atau sosial.Perawat mencari
tahu mengapa klien tidak dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut,apa yang harus
dilakukan supaya klien mendapatkan kebutuhannya dan seberapa banyak perawatan diri yang
dilakukan oleh klien.

Teori model Orem terdiri atas 3 perspektif teoritis berikut ini: teori perawatan
diri,teori defisit perawatan diri,dan teori sistem keperawatan.

1.Teori perawatan diri.

Orem berpendapat bahwa teori perawatan diri yang ia kemukakan,merupakan


bagian dari model konseptual keperwatan yang dapat diterapkan oleh semua profesional yang
bekerja di bidang pelayanam kesehatan.Orem mebdeskripsikan perawatan diri sebagai
perilaku yang diperlukan secata pribadi dan berorientasi pada tujuan yang berfokus oada
kapasitas individu itu snediri untuk mengatur dirinya dan lingkungan dengan cara sedemikian
rupa sehingga ia tetap bisa hidup,menikmati kesehatan dan kesejahteraan dan berkontribusi
dalam perkembangan sendiri.Secara singkat,perawatan diri memanifestasikan diri sebagai
perilaku konkret,asuhan komplek yang dilakukan untuk dan oleh seseorang.

Teori perawatan diri terdiri dari 3 konsep yaitu:

a.Perawatan diri(self care).maksudnya perawatan pribadi untuk keberadaan ehat yang


bisa dilakukan secara mandiri stiap hari.

b.Manajemen dan efek self care.Kegiatan memulai perilaku self caring pada
individu.Pasien harus mengetahui alasan mengapa mereka melakukam aktifitas tertentu.

c.Kebutuhan perawatan diri.Kebutuhan perawatan diri oleh Orem dibagi menjadi


yaitu: kebutuhan perawatan diri universal,perkembangan dan deviasi kesehatan.

1) Kebutuhan perawatan diri universal.

Kebutuhan ini ada pada setiap manusia dan berkaitan drngan fungsi kemanusiaan
dan proses kehidupan,biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia,meliputi:

1) Pemeliharaan kebutuhan intake udara


2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3) Pemeliharaan kecukupan intake cairan.

7
2) Kebutuhan perawatan diri perkembangan.

Kebutuhan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan kemajuan individu.Kebutuhan


tersebut mencakup kebutuhan perawatan diri uniersal,namun berkaitan dengan bagaimana
mereka secara spesifik diarahkan pada perkembangan.

3)Kebutuhan deviasi kesehatan

Kesbutuhan yang berkaitan dengan penyimpangan status kesehatan seperti


sakit,luka atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan individu dalam memenuhi
kebtuhan self care nya.

Kebutuhan ini meliputi;

1) Mencari pengobatan yang tepat dan aman.


2) Mengetahui dampak dari patologi penyakit.
3) Memahami dan menyadari dampak tidak nyaman dari program pengobatan.

2.Teori defisit perawatan diri.


Teori self care defisit ini merupakan inti dari teori Orem karena menjelaskan kapan
asuhan keperawatan dibutuhkan.Defisit perawatan diri muncul saat hubungan antara efek
perawatab diri dan persyaratan/kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Perawatan diperlukan saat orang dewasa terbatas atau tidak mampu melakukan
perawatan diri secara terus menerus,lancar dan efektif.Keprawatan dibutuhkan seseorang
yabg tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self care nya secara terus
menerus.Keperawatan diberkan bila berkurang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
self care sesuai dengan self care demandnya.

8
2.2 Teori Keperawatan Orlando

A. Biografi Orlando

Ida Jean Orlando Pelletier lahir pada tanggal 12 Agustus 1926 di New Jersey. Ia telah
aktif berkarir sebagai pelaksana , pendidik, peneliti dan konsultan dalam bidang keperawatan.
Pada awal karirnya ia bekerja sebagai staf keperawatan diberbagai bidang seperti obstetri,
perawatan penyakit dalam dan bedah, serta di ruang emergenci. Ia juga telah menjabat
sebagai suvervisor dan menjabat sebagai asisten dua direktur keperawatan. Ia diterima di
Diploma Keperawatan di New York tahun 1947, medapat gelar Bachelor of Nursing pada
tahun 1951 dari Universitas di Brooklyn New York, Pada tahun 1954 menerima MA di
mental health consultation dari Universitas Colombia. Buku pertamanya yang dipublikasikan
pada tahun 1961dan diprint ulang pada tahun 1990 yaitu hubungan dinamis perawat-pasien
: fungsi, prinsip dan proses. Ia juga menjabat sebagai pimpinan graduate program dalam
kesehatan mental dan psikiatri nursing di Yale. Orlando juga aktif dibebagai organisasi
seperti pada Massachusetts Nurses’ Associations dan di Harvard Community Health Plan. Ia
juga sebagai dosen dan konsultan pada berbagai institusi keperawatan.

B. Konsep Teori Orlando

Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan
perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Dan sebagai
orang pertama yang mengidentifikasi dan menekankan elemen-elemen pada proses
keperawatan dan hal-hal kritis penting dari partisipasi pasien dalam proses keperawatan.
Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang. Ketika
perawat menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam merawat
pasien, Orlando menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Itu merupakan alat yang
dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien. Orlando
menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional,
mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta
kemajuan.
Teori Orlando Orlando mendeskripsikan model keperawatannya sebagai
pengembangan dari lima faktor konsep yang berhubungan yaitu:

9
1. Fungsi dari keperawatan yang professional.
Tanggungjawab Perawat dari seorang perawat meliputi bagaimana menolong seorang
pasien dengan memenuhi kebutuhannya (misal; kenyamanan fisik dan mental yang harus
diupayakan sedapat mungkin selama proses keperawatan berlangsung). Hal ini merupakan
tanggungjawab seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan psien baik melalui usahanya
sendiri maupun menggunakan bantuan tenaga lain. Kebutuhan merupakan “keadaan dimana
seorang pasien membutuhkan, nutrisi, menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit, dan
menumbuhkan perasaan yang adekuat untuk sembuh.
2. Tingkah laku yang ditunjukkan oleh pasien selama proses keperawatan.
Tingkah Laku yang Timbul dari Pasien Tingkah laku yang timbul ini berupa tingkah
laku verbal maupun nonverbal yang dapat dilihat oleh seorang perawat.
3. Respon langsung atau respon Internal yang diberikan oleh perawat.
Reaksi Langsung Reaksi spontan termasuk didalamnya persepsi dari keduanya yaitu
perawat dan pasien, pemikiran dan perasaan dari keduanya.
4. Disiplin dari proses keperawatan.
Disiplin Proses Keperawatan Disiplin Proses Keperawatan termasuk di dalamnya
komunikasi antara perawat dan pasien. Disiplin Proses Keperawatan atau disebut juga
Delebrasi Proses Keperawatan inilah yang digambarkan pada buku pertama Orlando.
Menurut George (1995:162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total
(totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan
pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut
dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya
serta untuk melakukan tidakan yang tepat.
5. Improvisasi dalam melakukan proses keperawatan.
Improvisasi di sini berarti bagaimana berkembang lebih baik, untuk memberikan
hasil, atau untuk menggunakan beberapa manfaat dari suatu hal. Manfaat dari Perawat
Kegunaan dari seorang perawat adalah untuk memberikan bantuan apa saja dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasien untuk sembuh. Tindakan Spontan Perawat Tindakan spontan
dari seorang perawat adalah segala tindakan perawat yang dilakukan berdasarkan suatu
alasan untuk memenuhi kebutuhan segera dari seorang pasien. Tindakan Deleberatif Perawat
Tindakan dleberatif adalah segala sesuatu yang diputuskan setelah mengetahui kebutuhan
yang diperlukan dan kemudian berupaya untuk memenuhinya (Potter A Patricia, Perry G
Anne (1992)

10
C. Asumsi-asumsi Teori Orlando

Hampir keseluruhan dari teori Orlando di gambarkan secara implicit. Schmieding (1993)
memberikan beberapa asumsi dan hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan
pandangan Orlando:

1. Asumsi mengenai keperawatan


a) Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain.
b) Keperawatan professional mempunyai fungsi dan menghasilkan produk yang
berbeda.
c) Terdapat perbedaan antara sekedar membaringkan dengan tindakan
keperawatan yang professional.
2. Asumsi mengenai pasien
a) Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu ha yang unik
b) Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya akan
pertolongan.
c) Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami
kemunduran.
d) Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan
makna.
e) Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal(atau tidak verbal)
3. Asumsi mengenai perawat
a) Reaksi seorang perawat terhadap pasien merupakan suatu hal yang unik.
b) Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien.
c) Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong
seorang pasien.
d) Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggung
jawab keperawatan.
e) Praktik keperawatan seorang perawat di kembangkan berdasarkan dari
gambar diri mereka masing-masing.
4. Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat
a) Situasi hubungan antara pasien dan perawat merupakan suatu hal yang
dinamis.

11
b) Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara pasien dan perawat merupakan
bahan utama dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawat.

D. Paradigma Teori Orlando

Ida Jean Orlando Pelletier lahir pada tanggal 12 Agustus 1926 di New Jersey. Ia telah
aktif berkarir sebagai pelaksana , pendidik, peneliti dan konsultan dalam bidang keperawatan.
Pada awal karirnya ia bekerja sebagai staf keperawatan diberbagai bidang seperti obstetri,
perawatan penyakit dalam dan bedah, serta di ruang emergenci. Ia juga telah menjabat
sebagai suvervisor dan menjabat sebagai asisten dua direktur keperawatan. Ia diterima di
Diploma Keperawatan di New York tahun 1947, medapat gelar Bachelor of Nursing pada
tahun 1951 dari Universitas di Brooklyn New York, Pada tahun 1954 menerima MA di
mental health consultation dari Universitas Colombia. Buku pertamanya yang dipublikasikan
pada tahun 1961dan diprint ulang pada tahun 1990 yaitu hubungan dinamis perawat-pasien
: fungsi, prinsip dan proses. Ia juga menjabat sebagai pimpinan graduate program dalam
kesehatan mental dan psikiatri nursing di Yale. Orlando juga aktif dibebagai organisasi
seperti pada Massachusetts Nurses’ Associations dan di Harvard Community Health Plan. Ia
juga sebagai dosen dan konsultan pada berbagai institusi keperawatan.

Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya terkandung


dalam teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik,
namun demikian Schmieding (1993) medapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area
yang ditekuninya :

1. Perawat

Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan
sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan
menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang
disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat
dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien

12
2. Manusia

Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang


dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan,
dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar
pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat
menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.

3. Sehat

Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari
ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap
sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap
sehat.

4. Lingkungan

Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi


ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan, berfikit, dan
merasakan dan bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress
terhadap lingkungan therapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi
perilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.

E. Aplikasi Model dalam Pemberian Asuhan Keperawatan

Kasus 1:

Contoh penerapan teori model ini diambil dari penelitian yang dilakukan oleh
Yekefallah (2017). Dia ingin melihat perbedaan kecemasan pasien selama prosedur
endoskopi. Terdapat 2 kelompok penelitian yaitu kelompok kontrol dan intervensi. Sebelum
tindakan endoskopi, kelompok kontrol tidak menerima intervensi hanya instruksi rutin dari
rumah sakit saja. Sedangkan pada kelompok intervensi diaplikasikan proses keperawatan
teori Orlando yang tindakannya meliputi pemberian pasien informasi tentang sifat dan urutan
pemeriksaan dan tentang unit endoskopi dan struktur, fitur dan prinsip operasinya, diskusi
tentang teknik relaksasi,mis. relaksasi, visualisasi imajinatif dan teknik pernapasan yang

13
mungkin berguna bagi pasien dalam mengatasi kecemasan saat pemeriksaan. Total waktu
yang diperlukan untuk intervensi berkisar antara 10 sampai 15 menit untuk setiap pasien.

Hasilnya, pasien dalam kelompok intervensi memiliki skor kecemasan lebih rendah
dibandingkan kelompok kontrol sebelum dan sesudah endoskopi. Pada kasus ini, interaksi
dan proses keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan
menurunkan stres padanya.

2.3 Teori Keperawatan King

A. Biografi King

Imogene King lahir pada tahun 1923. King meraih diploma dalam ilmu keperawatan
dari st. John’s Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1945. Ia menjadi perawat kantor,
perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi untuk membiayai kesarjanaannya.
Pada tahun 1948, ia menerima gelas Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st.
Louis University, sedangkan gelar M.S.N. keperawatan ia raih pada tahun 1957 dari St. Louis
University. Ia meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikan dari Teacher’s College,
Universitas Columbia di New York tahun 1961 dan meraih gelar Ph.D. dari Southern Illinois
University di tahun 1980 (Asmadi, 2008).
Dari tahun 1961 hingga 1966, King menjabat sebagai associate professor untuk ilmu
keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward
a theory : general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968
menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam
departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968 hingga 1972 menjabat
sebagai kepala sekolah keperawatan di The Ohio State University, Columbus. Manuskrip
buku pertamanya “Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor”
telah dikirimkan ke penerbit dan dipublikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971.
Ia kembali ke Chicago tahun sebagai professor di program Loyola University. Tahun
1978-1980 menjabat sebagai koordinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical
Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972 hingga 1975, ia menjadi anggota The Defense
Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia

14
pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing: System,
Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981. Dia
adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan beberapa
perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang berjudul
“Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.

B. Konsep Teori King

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan


pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan,
sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi (Budiono, 2015).
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang
meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial yang saling
berhubungan satu dengan yang lain.
Menurut King, sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya
terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari
individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan
antara perawat dan pasien, serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi
perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial, sesuai dengan situasi yang ada.
Melalui dasar sistem tersebut, King memandang manusia merupakan individu yang
reaktif, yakni bereaksi terhadap situasi, orang, dan objek. Manusia sebagai makhluk yang
berorientasi terhadap waktu tidak terlepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat
memengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup
bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, manusia memiliki tiga kebutuhan dasar, yaitu:
a. Informasi kesehatan,
b. Pencegah penyakit, dan
c. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.
Menurut King intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam
menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan (Farhani, 2013). Dalam interaksi tersebut
terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-
konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi:

15
a. Interaksi. King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan
lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non-verbal dalam mencapai
tujuan.
b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latar belakang
pendidikan.
c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam
pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi
manusia dengan lingkungannya.
e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya
dalam sistem sosial. Tolak ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika
terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan
keperawatan.
f. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia
dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh
kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk
membantu individu mencapai kematangan.
h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang.
Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai
pengalaman yang unik dari setiap manusia.
i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana
terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

C. Asumsi-asumsi Teori King

Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (human being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu
(Farhani, 2013). Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi
tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

16
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal
tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi
sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan
dapat berbeda.

D. Paradigma Teori King

Dalam teori pencapaian tujuan King, ia membahas empat konsep utama yaitu manusia,
kesehatan, masyarakat lingkungan, dan keperawatan.

1. Manusia
Filosofi pribadi King tentang manusia dan kehidupan memengaruhi anggapannya.
Kerangka konseptualnya dan teori pencapaian tujuan didasarkan pada asumsi keseluruhan
bahwa fokus keperawatan adalah manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya yang
mengarah ke keadaan kesehatan bagi individu, yang kemampuannya berfungsi dalam peran
sosial. King mengidentifikasi beberapa asumsi tentang manusia. Dia menggambarkan
manusia sebagai: makhluk sosial, sentimen, bereaksi rasional, memahami, mengendalikan,
memiliki tujuan, berorientasi aksi dan berorientasi waktu.
King menyatakan bahwa "perawat peduli dengan manusia yang berinteraksi dengan
lingkungan mereka dengan cara yang mengarah pada pemenuhan diri dan pemeliharaan
kesehatan."
Manusia memiliki tiga kebutuhan kesehatan mendasar, yaitu:
a. Kebutuhan akan informasi kesehatan yang dapat digunakan pada saat
dibutuhkan dan dapat digunakan.
b. Kebutuhan akan perawatan yang berupaya mencegah penyakit.

17
c. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu diri mereka
sendiri.
Dia menyatakan, "perawat berada dalam posisi untuk menilai apa yang orang ketahui
tentang kesehatan, apa yang mereka pikirkan tentang kesehatan mereka, bagaimana perasaan
mereka tentang hal itu dan bagaimana mereka bertindak untuk mempertahankannya."
2. Kesehatan
King mendefinisikan kesehatan sebagai "pengalaman hidup manusia yang dinamis,
yang menyiratkan penyesuaian terus-menerus terhadap stresor di lingkungan internal dan
eksternal melalui penggunaan optimal sumber daya seseorang untuk mencapai potensi
maksimum untuk kehidupan sehari-hari." Dan "keadaan dinamis seorang individu di mana
perubahan konstan dan berkelanjutan dan dapat dipandang sebagai kemampuan individu
untuk berfungsi dalam perannya yang biasa".
Dia menegaskan bahwa kesehatan bukan sebuah kontinum tetapi keadaan holistik.
Karakteristik kesehatan adalah genetik, subyektif, relatif, dinamis, lingkungan, fungsional,
budaya dan perseptual. King membahas kesehatan sebagai keadaan fungsional dan penyakit
adalah gangguan dengan keadaan fungsional. Dia kemudian mendefinisikan penyakit sebagai
penyimpangan dari normal, itu adalah ketidakseimbangan dalam struktur biologis pribadi
atau ketidakseimbangan dalam struktur biologis seseorang atau dalam susunan psikologisnya,
atau konflik dalam hubungan sosial seseorang.
Kesehatan dipandang sebagai keadaan dinamis dalam siklus hidup, penyakit adalah
gangguan dalam siklus hidup. Kesehatan menyiratkan adaptasi berkelanjutan terhadap stres
"di lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan optimal sumber daya seseorang
untuk mencapai potensi maksimum untuk kehidupan sehari-hari. Kesehatan adalah fungsi
perawat, pasien, dokter, keluarga, dan interaksi lainnya.
3. Lingkungan Hidup
Kerangka kerja King tidak secara khusus mendefinisikan lingkungan, tetapi
memandang sebagai sistem sosial, bagian dari kerangka kerja sistem terbukanya. Dia
memperluas kemampuan untuk berinteraksi dalam penetapan tujuan dan pemilihan cara
untuk mencapai tujuan untuk memasukkan pengaturan tujuan bersama dengan anggota
keluarga terkait dengan klien dan keluarga. Pemahaman tentang cara manusia berinteraksi
dengan lingkungannya untuk menjaga kesehatan sangat penting bagi perawat.
Meskipun definisi kesehatannya menyebutkan baik lingkungan internal maupun
eksternal, ia menyatakan, "lingkungan adalah fungsi keseimbangan antara interaksi internal
dan eksternal," implikasi umum dari penggunaan lingkungan dalam "Theory for nursing" di

18
lingkungan eksternal. Sistem terbuka, menyiratkan interaksi yang terjadi antara sistem dan
lingkungannya, mengganggu lingkungan yang terus berubah "Penyesuaian terhadap
kehidupan dan kesehatan dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungan. Setiap
manusia memandang dunia sebagai orang total dalam melakukan transaksi dengan individu
dan hal-hal dalam interaksi individu dengan lingkungan. Dapat dipahami bahwa definisi
lingkungan eksternal diambil untuk teori sistem umum. Dia memang mengatakan bahwa tiga
sistem membentuk lingkungan yang mempengaruhi individu.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah perilaku yang dapat diamati yang ditemukan dalam sistem
perawatan kesehatan di masyarakat. Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu
menjaga kesehatan mereka sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran mereka.
Keperawatan dipandang sebagai proses tindakan, reaksi, interaksi dan transaksi antarpribadi,
dimana perawat dan klien berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi
keperawatan dan sebagai proses interaksi manusia, antara perawat dan klien di mana masing-
masing merasakan yang lain dan yang lainnya. Situasi, dan melalui komunikasi, mereka
menetapkan tujuan mengeksplorasi sarana dan menyepakati cara untuk mencapai tujuan.
a. Aksi, didefinisikan sebagai urutan perilaku, yang melibatkan tindakan mental
dan fisik. Urutannya adalah tindakan mental pertama untuk mengenali kondisi penyajian dan
aksi fisik untuk memulai kegiatan yang terkait dengan kondisi tersebut, dan akhirnya,
tindakan mental dalam upaya untuk melakukan kontrol atas situasi, dikombinasikan dengan
tindakan fisik yang berusaha untuk mencapai tujuan.
b. Reaksi, tidak ditentukan secara khusus tetapi dapat dianggap termasuk dalam
urutan perilaku yang dijelaskan dalam tindakan.
c. Interaksi.
Lebih lanjut, King membahas definisi tujuan keperawatan, domain, dan fungsi
profesional. Tujuan perawat adalah untuk "membantu individu menjaga kesehatan mereka
sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran mereka." Domain perawat termasuk
mempromosikan, menjaga, dan memulihkan kesehatan, dan merawat orang sakit, terluka dan
sekarat. Fungsi perawat profesional adalah untuk menginterpretasikan informasi dalam apa
yang dikenal sebagai proses keperawatan untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi asuhan keperawatan.

19
E. Aplikasi Model dalam Pemberian Asuhan Keperawatan

Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri
dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah:
tingkat tumbuh kembang, pandangan tentang diri sendiri, persepsi yang merupakan dasar
pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan, pola komunikasi diperlukan
untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi dan sosialisasi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.

3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan actual untuk mencapai
tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

5. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai dan membahas
tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan (Potter & Perry, 2005).

20
Teori King berfokus pada interaksi perawat-klien dengan pendekatan sistem.
Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini
sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan professional. Teori ini juga dapat
digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi,
sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis,
1997):
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.
Contoh Kasus :
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke UGD RS.B,
keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak nafas, RR:
38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill >3 detik. Lama nyeri
dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X mengatakan ia sering mengalami mudah lelah, nyeri
pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat sepertimengangkat beras dan barang – barang
lain ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat ke dokter, karena beliau sibuk dengan
pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak Tn. X tidak
mengetahui bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak
pernah terlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah.
Pengkajian :
Pengkajian meliputi persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang, waktu,
komunikasi, interaks, transaksi, stress dan koping.
1. Persepsi
a. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan?
b. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
c. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?

21
d. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?
e. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yang serius?

2. Peran
a. Bagaimaa penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?
b. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?
c. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?
d. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya?

3. Transaksi
a. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang berhubungan untuk
penyakit anda?
b. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
c. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda setiap akan
memberikan asuhan keperawatan?
d. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai proses
perawatan?

4. Stress dan Koping


a. Apakah penyakit anda membuat anda stress?
b. Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?
c. Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda stress?
d. Apakah nyeri dada membuat anda stress?

5. Komunikasi
a. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada keluarga anda?
b. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai penyakit anda?
c. Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?
d. Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?

6. Ruang
a. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?
b. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?
c. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?

22
d. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumah sakit ?

7. Waktu
a. Apakah anda sering mengalami nyeri dada?
b. Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?
c. Apakah nyeri dada anda memberi efek kepada setiap aktivitas anda?
d. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemani anda?

8. Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada?
b. Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan bagaimana
hasilnya?
c. Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard Infarct?

9. Interaksi
a. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?
b. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?
c. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?
d. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain di ruang rawat anda?

10. Diri sendiri


a. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?
b. Apakah perasan anda ketika anda menderita penyakit MCI?
c. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?

Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan
tubuh.
3. Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman kematian.
4. Defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan
Perencanaan :
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasi respon
verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu digambarkan secara rinci untuk

23
mengevaluasi keberhasilan penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI, intoleransi
aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan denganteori King, mewakili keadaan diri
klien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita menyeting ruangan, waktu untuk
interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada pasien untuk
melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan Kesehatan terhadap pasien MCI dalam proses
interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana
dalam hal ini dapat mencegah timbulnya nyeri dada kembali. Dengan pengembangan
pengkajian dan menerapkannya pada penegakan diagnosa, pemberian informasi pada setiap
intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan pasien
dapat dicapai.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Orem mengembangkan tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari,
system perawatan berorientasi pada individu-individu (klien). Dalam konsep keperawatan
Orem mengembangkan tiga bentuk teori selfie care diantaranya : perawatan diri sendiri (Self
care), perawat diri kurang (Self care defisit), dan teori sistem keperawatan.
Dalam teori Orlando menekankan bahwa ada hubungan timbal balik antara pasien dan
perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Konsep inti teori
Orlando terdiri atas : Tanggung jawab perawat, mengenal perilaku pasien, disiplin proses
keperawatan, dan kemajuan/peningkatan.
Dalam teori King yaitu, memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan Pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
lingkungan, Sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Manusia memiliki
tiga kebutuhan dasar : Informasi kesehatan, pencegah penyakit, dan kebutuhan terhadap
perawat ketika sakit.

3.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari dosen dan pembaca sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa
lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.

25
Daftar Pustaka

Jaypee. (2007). Nursing theories. India: BT Basavanthappa

Budiono. (2015). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Bumi Medika

Farhani, L. (2013). Keperawatan menurut Imogone M.King. Tangerang: STIKES Widya


Dharma Husada

Potter & Perry. (2005). Fundamental of nursing: Concept, process, and practice, edisi 4.
Jakarta: EGC

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC

Potter A Patricia, Perry G Anne (1992) Fundamentals Of Nursing –Concepts Process &
Practice 3rd ed. London Mosby Year Book

Ekasari, Leli. Dkk. 2012. Teori Keperawatan Ida Jean Orlando. Cimahi: STIKES Jenderal
Achmad Yani

Suwignyo, Purwo. 2011. Aplikasi Teori Ida Jean Orlando Dalam Asuhan Keperawatan di

Rumah Sakit. Bandung

Aini.N.2018. Teori model keperawatan.Malang. 2018. Universitas Muhammadiyah Malang

Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

A,Patricia.dkk.2009.Fundamental Of Nursing.Jakarta:Salemba Medika

Asmadi. 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta, EGC.

Aini, nur. 2018. Teori model keperawatan. Malang. Penerbit universitas muhammadiyah
malang.

http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/download/3800/2460 dikunjungi pada 01


oktober 2019

iii

Anda mungkin juga menyukai