Anda di halaman 1dari 18

Teori Keperawatan menurut Dorothea Orem dan Florence Nightingale

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Putri Azzahra (8801210021)

Jihan Fatihah (8801210001)

Abdul Kohar Jaelani (8801210022)

KELAS: 1A KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU : Eli Amaliyah, S.Kep, Ners, M.M.Kes

MATA KULIAH : Konsep Dasar Keperawatan

DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2021 / 2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, dan juga
berterimakasih kepada ibu Eli Amaliah yang telah memberikan tugas sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
konsep dasar keperawatan dengan judul “Teori Keperawatan menurut Dorothea
Orem dan Florence Nightingale.”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 5

2.1 Biodata dan Latar Belakang Dorothea Orem......................................................... 5


2.2 Model konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem...................................... 6
2.3 Teori sistem keperawatan menurut Dorothea Orem............................................. 8
2.4 Definisi falsafah keperawatan menurut Florence Nightingale.......................... 9
2.5 Biodata dan Latar Belakang Florence Nightingale............................................. 10
2.6 Model konsep teori Florence Nightingale............................................................. 11
2.7 Filosofi keperawatan menurut Florence Nightingale......................................... 12
2.8 Konsep utama paradigam filosofi keperawan Florence Nightingale............. 13
2.9 Aspek Lingkungan menurut Florence Nightingale............................................. 13

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 15

A. Simpulan ……………………………………………………………………..…….....…. 15

B. Sarana………………..…………………………………………………………………... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan sebagai pelayanan prfesional dan memiliki peran
penting dalam pelayanan kesehatan. Perawat harus mampu berfikir logis dan kritis
dalam menangani sesuatu respon manusia. Ilmu keperawatan sebagai salah satu
cabang ilmu pengetahuan, memiliki teori-teori yang terbentuk dari filosofi dan
paradigma yang berbeda dari para pencetus teori keperawatan. Berdasarkan ilmu
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan klien mengacu pada standar
profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan
utama. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan
disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan dan
mengontrol hasil asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

A. Rumusan Masalah
1. Siapa Dorothea Orem?
2. Apa saja teori keperawatan menurut Dorothea Orem?
3. Bagaimana teori sistem keperawatan Orem?
4. Bagaimana konsep model keperawatan Dorothea Orem?
5. Apa definisi teori keperawatan menurut Florence Nightingale
6. Siapa Florence Nightingale ?
7. Bagaimana model teori keperawan Florence Nightingale?
8. Bagaimana filosofi keperawatan Florence Nightingale?
9. Apa saja konsep model Florence Nightingale?
10.Bagaimana hubungan konsep Florence Nightingae?
11.Apa saja konsep paradigma menurut teori Florence Nightingale?
12.Apa saja aspek lingkungan Florence Nightingale?

3
B. Tujuan

I. Tujuan Umum
Agar mahasiswa/i mampu mengaplikasikan teori keperawatan menurut Dorothea
Orem dan Florence  Nightingale.

II. Tujuan Khusus


Penulisan ini bertujuan agar penyusun mampu memberikan gambaran tentang
Teori Dorothea Orem dan Florence Nightingale

4
BAB II

PEMBAHASAN

II.1Biodata dan Latar Belakang Dorothea Orem

Dorothea Elisabeth Orem lahir di Amerika Serikat, 22 Juli 1914 di Balimore


Maryland. Tahun 1934, Orem memulai pendidikan keperawatannya dengan
menempuh pendidikan D3 keperawatan di Providence Hospital School di
Washington DC. Gelar sarjana keperawatan didapatnya setelah menyelesaikan
pendidikan di Cathonic University of America (CUA) tahun 1939. Tahun 1946,
Orem menyelesaikan pendidikan S2 nya di Cathonic University of America
(CUA). Pengalaman kerja sebagai perawat telah Orem jalani sejak tahun 1940.
Dimana karirnya sebagai perawat dimulai dengan bekerja sebagai perawat di ruang
operasi, perawat pribadi, perawat di unit penyakit dalam dan bedah anak maupun
dewasa. Orem juga pernah mengajar biologi. Orem juga pernah menjabat sebagai
direktur sekolah perawat dan kepala departemen keperawatan di Providence
Hospital, Detroid. Tahun 1949, Orem memulai pengalaman kerjanya ditempat baru
sampai tahun 1957 di Indiana. Di tempat barunya ini, Orem bekerja di Institusi
Pelayanan Dewan Kesehatan Negara Bagian Indiana. Orem memiliki visi dan misi
untuk meningkatkan kualitas keperawatan di rumah sakit seluruh bagian Amerika.
Tahun 1957 – 1960, Orem memutuskan untuk pindah ke Washington DC dan
bekerja sebagai konsultan kurikulum. Di Washington DC, Orem terlibat dalam
proyek pelatihan untuk meningkatkan kemampuan perawat praktisi. Berdasarkan
pengalamannya tersebut memacu Orem untuk mengetahui masalah pokok
keperawatan yang ada. Usaha demi usaha Orem lakukan hingga akhirnya Orem
menulis buku dengan judul “Guides for Developing Curricula for the Education of
Practical Nurses”. Karir Orem semakin berkembang setelah dirinya diangkat
sebagai professor pendidikan keperawatan dan dekan di sekolah keperawatan

5
CUA. Disinilah Orem kembali mengembangkan konsep keperawatan dan
perawatan dirinya. Orem kemudian membentuk komite model keperawatan yang
berkembang menjadi grup konferensi keperawatan. Tahun 1984, Orem pensiun
dari pekerjaannya dan memfokuskan diri dalam mengembangkan teori
keperawatan defisit perawatan diri (Self Care Deficit Nursing Theory (SCDNT)).
Orem meninggal dunia di usia 92 tahun, pada hari jumat, 22 Juni 2007 di
Skidaway Island, Georgia. Sebagai bentuk kehormatan atas dedikasinya dalam
bidang keperawatan, rekan-rekannya merilis jurnal IOS yang mempublikasikan
teori keperawatan Orem yaitu Self-Care, Dependent Care and Nursing (SCDCN)
(Alligood, 2014).

II.2Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem


Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care
memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang
dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenihi
kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan,
kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan klien
tentang perawatan diri sendiri.
Model self care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atau
kemampuan. Self care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia
menghendaki adanya self care dan sebagi bagian dari kebutuhan dasar manusia,
seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan
orang lain dalam memelihara kesejahteraan, self care juga merupakan perubahan
tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman social
sebagai hubungan interpersonal, self care akan meningkatkan harga diri seseorang
dan dapat mempengaruhi dalam perubahan konsep diri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok kebutuhan dasar
yang terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara (oksigenasi),
pemeliharaan pengambilan air, pemeliharaan dalam pengambilan makanan,
pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas
dan istiirahat, pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi
social, kebutuhan akan pencegahan resiko pada kehidupan manusia dalam keadaan
6
sehat dan kebutuhan dalam perkembangan kelompok social sesuai dengan potensi,
pengetahuan dan keinginaan manusia.
Orem dalam teori sistem keperawatannya berfokus kepada kebutuhan pasien
yang harus dipenuhi oleh perawat atau pasien itu sendiri atau oleh kedua duanya.
Sistem keperawatan dirancang oleh perawat untuk meningkatkan self agency dari
pasien dan kemampuan pasien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila
terjadi defisit antara apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu
dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care demand) maka pasien
mengalami self-care deficit yang memerlukan bantuan keperawatan. Unsur
keperawatan (nursing agency) adalah orang yang dididik dan dilatih sebagai
perawat dimana mereka mampu dan dapat membantu orang lain dalam pemenuhan
kebutuhan self-care dengan cara melaksanakan self-care agency mereka sendiri.

Teori Self-care
Teori Self-care yang menggambarkan mengapa dan bagaimana orang-orang
peduli untuk diri mereka sendiri tindakan yang mementingkan orang lain untuk
berkembang dan memanfaatkan kemampuannya agar dapat menggunakan secara
tepat, nyata dan Valid untuk mempertahankan fungsi dengan stabil sesuai
perubahan lingkungan, Self-care digunakan untuk mengontrol atau faktor eksternal
dan internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya
dan berperanan untuk mencapai kesejahteraannya, klien akan mengalami defisit
perawatan diri apabila dia tidak mampu melakukan perawatan secara sendiri, maka
perawat akan membantu klien untuk melakukan tugas perawatan dirinya.

Teori Self-Care Deficit


Inti dari teori ini menggambarkan manusia yang memiliki keterbatasan dalam
mencapai taraf kesehatan yang optimal sebagai penerima perawatan yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Perawatan yang diberikan
didasarkan kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial.
Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dengan
tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga dia akan mengalami defisit
perawatan diri apabila tuntutan lebih besar dari kemampuan,Teori defisit
perawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa orang dapat
dibantu melalui perawatan.

7
Nursing System Theory
Teori ini Menjelaskan hubungan antara perawat dengan pasien yang selalu
dijaga untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien (Aligood, 2014).

II.3Teori Sistem Keperawatan menurut Dorothea Orem


Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan
diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem
yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri, kebutuhan pasien
dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan
teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan
keperawatan diantaranya:
1. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan banyuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi
tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam
pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu
melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma, pada pasien
yang sadar, dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan
penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu
dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi
gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang
tidak mampu mengurus diri, mmembuat penilaian serta keputusan dalam self
care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dam
mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui
bimbingan secara continue seperti pada retardasi mental.
2. Sistem bantuan sebaian (Partially Comperensatory System)
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditunjukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti
pada pasien yang post oprasi abdomen di mana pasien ini memiliki
kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh
pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
3. Sistem suportif dan edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan
8
secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan
tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Pemberian sistem ini
dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan
kelahiran.
Dengan pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, Orem mempunyai
pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu
dengan lingkungan, mengambarkan apa yang mereka lakukan, menggunakan
kreasi dalam berfikir dan lingkungan sehingga dalam perakteknya Orem
menggunakan langkah dalam proses keperawatan dengan menentukan diagnosis
dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan
menginterprestasikan dengan membuat keputusan, merancang sistem keperawatan
dengan merencanakan perawatan sesuai dengan sistem perawatan yang
dibutuhkan, mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan yang
akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri, mengatasi
masalah keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien
dalam perawatan diri.

II.4 Definisi falsafah keperawatan menurut Nightingale

Falsafah keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh


seorang perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan
bertindak/berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam
rentang sehat-sakit.
Florence Nightingale (Modern Nursing)
Florence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam pengembangan
keperawatan yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya
tentang interaksi klien dan lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai proses
pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal
perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan
klien. Falsafah Keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing) yaitu
melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses.
Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan
atau pergantian dan kesehatan klien.
Konsep inti dari teori Florence Nightingale tentang falsafah keperawatan
adalah lingkungan berpengaruh terhadap proses pemulihan klien.

9
Faktor – faktor yang menyebabkan para perawat bersikap dan berperilaku yang
mencerminkan ketidakpahaman tentang falsafah keperawatan.
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan latar belakang pendidikan
 Kurang pengalaman berkaitan dengan masa kerja
 Ketidakmampuan dalam pengambilan keputusan
 Menurut kelompok hal- hal yang menyebabkan ketidakfahaman tentang falsafah
keperwatan dalam situasi layanan kesehatan di Indonesia adalah:
 Belum adanya standarisasi layanan keperawatan secara nasional
 Masih beragamnya latar belakang pendidikan perawat yang berakibat pada
 beragamnya pemahaman dan penerapan falsafah keperawatan dalam
pelaksanaan praktek keperawatan
 Kurangnya kesadaran perawat menampilkan sikap professional (altruism) sesuai
dengan falsafah yang mnejadi keyakinannya.

II.5 Biodata dan Latar Belakang Florence Nightingale

Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 May 1820 di Florence, Italia dari
garis keturunan bangsawan Inggris. Namanya diambil dari nama kota tempat ia
dilahirkan. Dimasa kecilnya Nightingale telah dididik orang tuanya untuk
mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan seperti bahasa, matematika,
filsafat dan agama yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi karya-karya yang dihasilkannya (Karimi & Alavi 2015). Saat
remaja Nightingale merasa menjadi seorang perawat merupakan sebuah panggilan,
oleh sebab itu ia memutuskan untuk mengikuti pelatihan sebagai seorang perawat
di Kaiserwerth, German pada tahun 1951 selama tiga bulan. Keputusan ini
membawanya pada sebuah pencapaian diakhir pelatihan dirinya terpilih sebagai
salah satu murid keperawatan yang diajar khusus oleh guru tempat ia mengambil
pelatihan. Pendidikan lanjutan sebagai seorang perawat di tempat pelatihan pun
dijalaninya selama dua tahun. Setelah menyelesaikan pelatihannya, Nightingale
kembali ke Inggris dan bekerja di rumah sakit, dan bekerja sebagai relawan di
institusi yang berkaitan dengan keperawatan (Alligood, 2014).
10
Tahun 1853, Nightingale mendapatkan penghargaan dari ayahnya, dan
kemudian pindah ke London. Di London, Nightingale bekerja sebagai pengawas
rumah sakit, saat itu juga Nightingale memulai pekerjaannya sebagai seorang
perawat. Nightingale juga pernah merantau ke Turki bersama 38 perawat lainnya
dalam misi bantuan kesehatan. Saat tiba di Turki, Nightingale dan teman-temannya
dihadapkan pada masalah buruknya sanitari dan terlalu padatnya jumlah penghuni
barak (camp). Berlatar belakang masalah tersebut Nightingale berusaha untuk
mengatasinya dengan mulai mendirikan posko pelayanan keperawatan yang
terorganisir, dan membuat program penanggulangan masalah sanitasi. Kerja
kerasnya membuahkan hasil dan dianggap sukses karena mampu menurunkan
angka kematian. Lima puluh tahun kehidupannya, Nightingale masih aktif menulis
artikel di surat kabar, menulis buku, mengadakan penelitian dan pertemuan dengan
teman atau kolega di rumahnya, meskipun dalam keadaan yang tidak begitu sehat
karena menderita beberapa penyakit. Pada tanggal 13 Agustus 1910, Florence
Nightingale dikabarkan meninggal dunia di London, Inggris. (Masters, 2015).

II.6Model Konsep Teori Florence Nightingale


Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkuingan adalah sebagi
fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyaakit, model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan
dan kedokteran. Orientasi pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengna tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktikn keperawatan mandiri
tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigm perawat
11
dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalahh
kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada
pasien, sehingga perlu diperhatikan.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan
secara keseluruhan terdiri dari:
1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik merupakan lingkungan yang berhubungan dengan vintilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih,
yang selalu mempengaruhi pasien dimanapun dia berada.
2. Lingkungan Psikologis
Florence Nightingle melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.
3. Lingkungan Sosial
Observasi social terutama hubungan spesifik (kusus), kumpulan data-data yang
spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit.

2.7 Filosofi keperawatan menurut Florence Nightingale


Nightingale sebenarnya tidak mengembangkan sebuah teori keperawatan,
namun hanya mendeskripsikan standar umum atau pedoman praktek keperawatan.
Standar umum praktek keperawatan ini kemudian dikenal dengan filosopi
keperawatan. Filosopi keperawatan Nightingale mencakup empat metaparadigma
keperawatan yang berfokus utama pada pasien, lingkungan, tindakan keperawatan

12
yang bertujuan memanipulasi lingkungan untuk mempercepat penyembuhan
pasien.

2.8 Konsep utama paradigam filosofi keperawan Florence Nightingale


1. Manusia
Nightingale tidak mendefinisikan manusia secara kompleks. Nightingale
mengungkapkan bahwa manusia memiliki timbal balik terhadap lingkungan yang
akan berpengaruh terhadap status kesehatannya.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam filosofi keperawatan Nightingale merupakan hal yang paling
ditekankan yang lebih dikenal dengan model lingkungan Nightingale. Lingkungan
mempengaruhi status kesehatan individu yang terbagi menajdi dua yaitu
lingkungan eksternal seperti temperatur, tempat tidur, dan ventilasi), dan
lingkungan internal yaitu makanan, air dan obatobatan.
3. Kesehatan
Kesehatan tidak hanya berarti bahwa seseorang terbebas dari berbagai penyakit,
tetapi juga jika individu memiliki cukup energi untuk melakukan aktifitas sehari-
hari sesuai kebutuhannya.
4. Keperawatan
Perawat berperan dalam mengkondisikan dan memodifikasi lingkungan yang
berfungsi untuk mempercepat proses penyembuhan atau mempertahankan status
kesehatan individu yang sehat.

2.9 Aspek Lingkungan menurut Florence Nightingale

13
1. Ventilasi dan kehangatan : menjaga sirkulasi udara yang baik untuk ruangan
pasien, dan tetap hangat.
2. Kondisi rumah yang sehat : menjaga kondiri rumah yang sehat dengan lima hal
utama yang harus diperhatikan yaitu udara yang bersih, air yang bersih, pengairan
yang efisien, lingkungan yang bersih dan dimasuki cahaya matahari.
3. Pengaturan managemen : ketidakhadiran perawat dalam memberikan perawatan
yang berkelanjutan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini.
4. Kebisingan : minimalkan kebisingan yang dapat mengganggu istirahat pasien.
5. Variasi ruangan rawat : memperhatikan tata ruang rawat untuk menghindari
kebosanan pasien selama dirawat di rumah sakit. 6. Memperhatikan asupan
makanan : Mendokumentasikan makanan dan minuman yang masuk ke dalam
tubuh pasien.
7. Makanan : berikan makanan yang dibutuhkan pasien sesuai dengan kondisi
kesehatannya dan yang dibutuhkan.
8. Tempat tidur dan alas kasur : sediakan tempat tidur dan alas kasur yang bersih
dan nyaman.
9. Pencahayaan : instruksikan untuk memasang tirai yang bisa membatasi cahaya
yang masuk ke ruang pasien untuk memberikan kenyamanan.
10. Kerapian ruangan dan dinding : sediakan lingkungan kamar atau ruangan yang
bersih.
11. Kebersihan diri : pertahankan kebersihan pasien.
12. Berikan dukungan dan saran : hindari perkataan yang tidak bermakna atau
memberikan saran yang tidak sesuai fakta.
13. Observasi status kesehatan : lakukan observasi dan dokumentasi.
Nightingale juga mempercayai bahwa keperawatan harus bersifat holistik atau
perawatan yang menyeluruh, yang juga menyentuh sisi spiritual pasien. Perawat

14
juga harus memberikan promosi kesehatan yang berisikan informasi yang akurat
baik untuk individu yang sehat maupun individu yang sakit (Masters, 2015).

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan Dari hasil penulisan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Dengan mempelajari konsep atau teori keperawatan disimpulkan bahwa
perawat harus memahami apa yang dilakukan secara tepat dan akurat sehingga
klien dapat memperoleh hak nya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan
dengan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik
klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relavan. Untuk menjadi
perawat yang profesional dan berkualitas diperlukan pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada orang yang benar-benar membutuhkan pelayanan.
Pada model konsep atau teori keperawatan Dorothea Orem, menjelaskan self
care mempunyai makna bahwa klien harus merawat dirinya sendiri ketika
mampu, perawat dapat membantu apa bila klien tidak mampu dalam merawat
dirinya sendiri. Untuk dapat menerapkan konsep keperawatan ini perlu suatu
pengetahuan dan keterampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan.
Pada model konsep atau teori keperawatan Florence Nightingale,
menjelaskan lebih memprioritaskan lingkungan sebagai aspek paling utama
dalam penyembuhan klien. Jika ada seseorang yang sakit maka lingkungannya
harus diperbaiki sedemikian rupa agar mendukung proses penyembuhan pasien.
Florence mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang memberikan

15
kenyamanan lingkungan pada pasien baik secara fisik maupun psikologi.
Disamping itu Florence percaya bahwa tindakan pencegahan dan promosi
kesehatan adalah hal yang tak kalah penting dibanding dengan merawat pasien
hingga sembuh.
B. Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami , mengerti serta dapat
mengaplikasikan teori ke dalam praktik asuhan keperawatan. Saran bagi
pembaca agar memberikan masukan untuk melengkapi makalah teori
keperawatan Dorothea Orem dan Florence Nightingale.
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan,
kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di
kemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, R, M., (2001). Pakar teori keperawatan dan karya mereka. (Achir Yani S.
Hamid & Kusman Ibrahim, penerjemah). Jakarta: Elsevier bekerjasama dengan
AIPNI.
Alligood, R. M & Tomey, A. (2002). Nursing theorists and their work. (6th ed).
Toronto: Mosby.
Asmadi. (2005). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Fawcett, J. (2006). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of
nursing models and theoriest. (2nd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Marriner, A. (2001). Teori ilmu keperawatan: Para ahli dan berbagai
pandangannya. (Ismail Ekawijaya & Ridlo Riyono, penerjemah). Jakarta.
Orem, D., E. (2001). Nursing concepts of practice.(6th ed). St. Louis: Mosby. Inc.
Petiprin, A. (2016). Nursing theory. October 19, 2016.
http://www.nursingtheory.org/nursing-theorists/Dorothea-E-Orem.php
Karimi, H. & Alavi, N.M., 2015. Florence Nightingale : The Mother of Nursing. ,
4(August 1910), pp.4–6.

A Adit Alimul Hidayat. (2017). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

17

Anda mungkin juga menyukai