Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“ TEORI KEPERAWATAN DOROTHEA OREM ”

Disusun Oleh:

Revina Anastasya (224201516083)

Rachel Deva Sanita (224201516086)

Muhammad Abi Zairin (224201516099)

Sabrina Putri Anisa (224201516103)

Fatimah Tuz Zahra (224201516113)

Resita Aula Remaja (224201516119)

Rakan Raditia (224201516125)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “ TEORI
KEPERAWATAN DOROTHEA OREM ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah
serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, di dalam makalah ini kami menyadari bahwa
penulisannya masih sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna.

Namun, besar harapan kami semoga makalah yang disusun ini bisa bermanfaat. Kami
selaku penulis makalah ini dapat terselesaikan atas usaha keras kami dalam diskusi untuk
mengisi kekurangannya. Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari bahwa baik
dalam penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangannya oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I ...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2. Rumusah Masalah..............................................................................................................2
1.3. Tujuan ................................................................................................................................2
1. Tujuan Umum .......................................................................................................................2
2. Tujuan Khusus ......................................................................................................................2
BAB II .............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................3
2.1 Sejarah Dorothea E. Orem ..................................................................................................3
2.2 Konsep Teori Self-Care Dorothea Orem ............................................................................4
Kebutuhan perkembangan ........................................................................................................5
Kebutuhan kesehatan ................................................................................................................6
2.3 Teori Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ................................................................6
Tiga bagian dari self-care agency yaitu ....................................................................................6
2.4 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ........................................................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Dorothea E. Orem ........................................................7
2.6. Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem............................................................8
• Diagnosa Keperawatan ...........................................................................................................8
• Intervensi Keperawatan ..........................................................................................................8
• Implementasi Keperawatan ....................................................................................................9
• Evaluasi Keperawatan ............................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................10
3.2 Saran .................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori keperawatan merupakan suatu gagasan atau ide yang menjelaskan tentang
pengalaman, hasil observasi, menggambarkan hubungan dan hasil. Teori keperawatan
sangat penting bagi ilmu keperawatan karena menjadi cerminan keprofesionalan suatu
disiplin ilmu. Teori keperawatan merupakan sebuah rancangan yang diciptakan untuk
memantau perkembangan ilmu pengetahuan, dan menjelaskan fenomena yang terjadi di
keperawatan kedalam level yang lebih spesifik. Teori keperawatan digunakan untuk
mendukung praktek keperawatan, membantu dalam membuat keputusan tentang apa yang
diketahui dan apa yang dibutuhkan (Lee,2014). Orang yang menciptakan gagasan atau
ide disebut dengan penteori.
Dorothea E. Orem adalah salah satu seorang teoritis keperawatan terkemuka di
Amerika. Dorothea E.Orem lahir di Baltimoree, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh
gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945.
Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat
pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan.
Model konsep menurut Dorothea E. Orem yang dikenal dengan model Self Care
memberikan pengertian jels bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan
tujuan mempertahankan kehidupan,kesehatan,kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat
dan sakit. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam Keperawatan : Konsep
praktik. pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan dalam
pemenuhan Kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok kebutuhan dasar yang
terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara (oksigenasi)pemeliharaan
pengambilan air,pemeliharaan dalam pengambilan makanan,pemeliharaan kebutuhan
proses eliminasi,pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat,pemeliharaan

1
dalamkeseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial,kebutuhan akan pencegahan
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan dalam perkembangan
kelompok sosial sesuai dengan potensi,pengetahuan dan keinginan manusia

1.2. Rumusah Masalah

1. Bagaimana Sejarah Dorothe E. Orem?


2. Apa Model Konsep Dorothea E. Orem tentang Teori Keperawatan?
3. Bagaimana teori keperawatan menurut Dorothea E. Orem?
4. Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E.Orem?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori Dotohea E.Orem?
6. Asuhan Keperawatan Menurut Dorothe E.Orem?

1.3. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar Mahasiswa/i Memahami tentang Teori Keperawatan Dorothea E. Orem

2. Tujuan Khusus

Agar Mahasiswa/i Mengerti tentang :


• Bagaimana Sejarah Dorothe E. Orem?
• Apa Model Konsep Dorothea E. Orem tentang Teori Keperawatan?
• Bagaimana teori keperawatan menurut Dorothea E. Orem?
• Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E.Orem?
• Apa kelebihan dan kekurangan teori Dotohea E.Orem?
• Asuhan Keperawatan Menurut Dorothe E.Orem?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Dorothea E. Orem

Dorothea Elisabeth Orem lahir di Amerika Serikat, 22 Juli 1914 di Balimore Maryland.
Tahun 1934, Orem memulai pendidikan keperawatannya dengan menempuh pendidikan D3
keperawatan di Providence Hospital School di Washington DC. Gelar sarjana keperawatan
didapatnya setelah menyelesaikan pendidikan di Cathonic University of America (CUA) tahun
1939. Tahun 1946, Orem menyelesaikan pendidikan S2 nya di Cathonic University of America
(CUA). Pengalaman kerja sebagai perawat telah Orem jalani sejak tahun 1940.

Dimana karirnya sebagai perawat dimulai dengan bekerja sebagai perawat di ruang
operasi, perawat pribadi, perawat di unit penyakit dalam dan bedah anak maupun dewasa. Orem
juga pernah mengajar biologi. Orem juga pernah menjabat sebagai direktur sekolah perawat dan
kepala departemen keperawatan di Providence Hospital, Detroid. Tahun 1949, Orem memulai
pengalaman kerjanya ditempat baru sampai tahun 1957 di Indiana. Di tempat barunya ini, Orem
bekerja di Institusi Pelayanan Dewan Kesehatan Negara Bagian Indiana. Orem memiliki visi dan
misi untuk meningkatkan kualitas keperawatan di rumah sakit seluruh bagian Amerika. Tahun
1957 – 1960, Orem memutuskan untuk pindah ke Washington DC dan bekerja sebagai konsultan

3
kurikulum. Di Washington DC, Orem terlibat dalam proyek pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan perawat praktisi.

Berdasarkan pengalamannya tersebut memacu Orem untuk mengetahui masalah pokok


keperawatan yang ada. Usaha demi usaha Orem lakukan hingga akhirnya Orem menulis buku
dengan judul “Guides for Developing Curricula for the Education of Practical Nurses”. Karir
Orem semakin berkembang setelah dirinya diangkat sebagai professor pendidikan keperawatan
dan dekan di sekolah keperawatan CUA. Disinilah Orem kembali mengembangkan konsep
keperawatan dan perawatan dirinya. Orem kemudian membentuk komite model keperawatan
yang berkembang menjadi grup konferensi keperawatan. Tahun 1984, Orem pensiun dari
pekerjaannya dan memfokuskan diri dalam mengembangkan teori keperawatan defisit perawatan
diri (SelfCare Deficit Nursing Theory (SCDNT)). Orem meninggal dunia di usia 92 tahun, pada
hari jumat, 22 Juni 2007 di Skidaway Island, Georgia. Sebagai bentuk kehormatan atas
dedikasinya dalam bidang keperawatan, rekan-rekannya merilis jurnal IOS yang
mempublikasikan teori keperawatan Orem yaitu Self-Care, Dependent Care and Nursing
(SCDCN)(Alligood, 2014).

2.2 Konsep Teori Self-Care Dorothea Orem

Teori keperawatan defisit perawatan diri adalah sebuah teori yang terdiri dari gabungan
empat teori yang saling berhubungan yaitu :
1. Teori perawatan diri (Self-Care Theory) : Teori ini menjelaskan alasan manusia
melakukan perawatan diri dan menerangkan bagaimana cara melakukan perawatan diri.
2. Teori ketergantungan perawatan (Self-Care Dependent Care Agency) : Teori ini
menjelaskan cara keluarga atau teman-teman membantu memenuhi kebutuhan perawatan
diri untuk orang yang membutuhkan.
3. Teori defisit perawatan diri (Self-Care Deficit) : Teori ini menjelaskan mengapa
individu membutuhkan perawatan diri dan layak untuk dibantu dalam memenuhi
kebutuhan perawatan dirinya.
4. Teori sistem keperawatan (Nursing System Theory) : Teori ini Menjelaskan hubungan
antara perawat dengan pasien yang selalu dijaga untuk meningkatkan derajat kesehatan
pasien (Aligood, 2014).

4
Teori perawatan diri Dorothea Orem menjelaskan tentang kebutuhan perawatan diri mendasar
yang harus dipenuhi manusia. Perawatan diri ini berguna untuk keberlangsungan hidup manusia
itu sendiri. Kebutuhan perawatan diri dalam teori Self-Care Orem menjelaskan tentang
kebutuhan pada aspek manusia dan perkembangannya. Kebutuhan ini terbagi menjadi tiga
kategori yaitu kebutuhan yang bersifat universal, kebutuhan perkembangan, dan kebutuhan
kesehatan. Kebutuhan universal terdiri dari :

1. Asupan udara yang adequat.

2. Asupan makanan yang adequat.

3. Asupan air yang adequat.

4. Penyediaan perawatan yang terkait dengan proses eliminasi dan kotoran.

5. Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

6. Keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial dengan orang lain.

7. Pencegahan bahaya bagi kehidupan manusia, fungsi manusia, dan kesejahteraan manusia.

8. Promosi fungsi dan perkembangan individu dalam kelompok sosial sesuai dengan
kemampuannya, keterbatasan dan keinginannya untuk menjadi normal atau yang sesuai dengan
karakteristik genetik dan bakat yang dimilikinya (Aligood, 2014 ; Taylor & Renpenning, 2011).

Kebutuhan perkembangan :

Kebutuhan perkembangan merupakan kebutuhan yang terpisah dari kebutuhan universal yang
meliputi tiga hal yang teridentifikasi yaitu :

1. Layanan yang memfasilitasi perkembangan.

2. Keterlibatan dalam perkembangan diri.

3. Pencegahan efek negatif yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien dan kehidupan
manusia (Aligood, 2014).

5
Kebutuhan kesehatan :

Perawatan diri dalam teori self-care Orem ditujukan pada individu yang sakit atau terluka dengan
gangguan atau kondisi khusus seperti gangguan patologis, disabilitas atau kecacatan. Gangguan
patologis dan disabilitas dapat mempengaruhi fungsi manusia secara keseluruhan. Keadaan ini
memunculkan ide untuk memunculkan langkah-langkah perawatan diri yang dimulai dari
diagnosis. Kebutuhan akan kesehatan perawatan diri dipengaruhi oleh beratnya penyimpangan
atau gangguan patologis serta jangka waktu yang dihadapi oleh individu (Aligood, 2014).

2.3 Teori Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem

Teori perawatan diri Orem yang saling berkaitan satu dengan lainnya memiliki kerangka
konseptual yang menghubungkan antara teori satu dengan lainnya. Teori perawatan diri
merupakan sebuah fungsi regulasi manusia dan perkembangan. Ada tiga kategori perawatan diri
dalam teori Orem ini yaitu universal yang dibutuhkan oleh seluruh individu, perkembangan yang
dikhususkan pada tahap perkembangan individu dan kesehatan yang berfokus pada tahapan
kesehatan individu. Agen perawatan diri (Self-Care Agency) adalah seseorang yang memiliki
kemammpuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai dengan fungsi
dan tahap perkembangannya.

Tiga bagian dari self-care agency yaitu :

1. Mengetahui kebutuhan, membuat keputusan dan berperan dalam perawatan diri.

2. Perawatan diri yang dilakukan diadopsi dari teori yang ada.

3. Terdiri dari 10 komponen perawatan diri.

Dependent-care agency merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan memenuhi


kebutuhan selfcare orang lain. Dependent-care deficit merupakan hubungan dari sebuah
pernyataan dan gambaran antara ketergantungan defisit perawatan diri (Self-Care Deficit)
dengan dependentcare agency. Identifikasi defisit perawatan diri mengindikasikan bahwa
individu membutuhkan bantuan lebih lanjut.

6
Agen keperawatan (Nursing Agency) merupakan kumpulan individu yang memiliki pendidikan
untuk membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri orang lain. Bantuan yang diberikan oleh
agen keperawatan merupakan bantuan yang sah dan mengandung unsur terapeutik (Alligood,
2014 ; Taylor & Renpenning, 2011).

2.4 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem

Keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari keperawatan
adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya
mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya,
serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari penyakit/kondisi yang kronis atau
kondisi ketidakmampuan.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Dorothea E. Orem.

• Kelebihan

Pada kasus aplikasi teori orem pada Ny J dapat dilihat bahwa model keperawatan Doronthea
Orem memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi pada tiap individu
yang terganggu karena kondisinya sakit yang pasien alami. Serta perawat Memberikan
motivasi kepada seorang klien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (self care) tanpa
adanya ketergantungan pada orang lain. Sehingga pasien secara mandiri mengerti tentang
pentingnya melakukan perawatan diri, untuk mencapai kesehatan yang optimal

• Kekurangan

Teori Orem ini berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam kenyataannya
kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain dari model konsep ini adalah
untuk penempatan pasien dalam system mencakup kapasitas individu untuk gerakan fisik.
Selain itu ada konsep keperawatan orem menekankan individu untuk memenuhi kebutuhan
perawatannya sendiri tanpa adanya ketergantungan pada orang lain tetepi ketika seorang
klien sakit maka kemampuan keperawatan dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhannya
akan berkurang akibatnya suplai kebutuhan yang harusnya terpenuhi akan tidak optimal.

7
2.6. Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem

• Diagnosa Keperawatan

Menurut Orem, penegakan diagnosa mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual,
resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis,
namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hierarki kebutuhan dasar yang
dikembangkan Maslow didapatkan 1 masalah keperawatan dari hasil pengkajian menurut
aplikasi teori Orem yang telah dilakukan yaitu: gangguan health devition self care
berhubungan dengan infeksi pada luka Post SC. Diagnosa ini dapat diangkat karena pasien
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi yang terbuka, pasien mengatakan nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk dan terasa panas dengan skala nyeri 5-6, pasien mengatakan tidak tahu
mengapa luka operasinya jadi bernanah.

• Intervensi Keperawatan

Menurut Orem intervensi keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien
berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui.
Teori Orem mengidentifikasi beberapa metode bantuan, yaitu: merumuskan, memberikan
dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan
keperawatan, membimbing dan mengarahkan, memberi dukungan fisik dan psikologis,
memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu,
pendidikan, respon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan pasien akan kontak
bantuan keperawatan, kolaborasi, pelimpahan wewenang, melibatkan anggota masyarakat,
dan lingkungan. Intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah pada klien merujuk pada
intervensi menurut Orem, yaitu: pertahanan tirah baring selama masa akut, ukur TTV pasien
per 8 jam. terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya, ajarkan teknik distraksi,
kolaborasi pemberian analgetika, kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri, kaji kondisi
keluaran/dischart yang keluar; jumlah, warna dan bau dari luka operasi, lakukan pemeriksaan
pada dischart, lakukan perawatan luka, terangkan pada pasien cara mengidentifikasi tanda
infeksi, ajarkan pasien dan keluarga perawatan luka dengan teknik aseptic, ajarkan pasien
cara perawatan diri bertahap.

8
• Implementasi Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah gangguan health devition self care
berhubungan dengan infeksi pada luka Post SC. Tindakan keperawatan untuk mengatasi
diagnosa ini dilaksanakan sesuai intervensi keperawatan yang sudah dibuat, setiap
implementasi akan ada respon hasil dari pasien setiap harinya. Keperawatan ini dilakukan
dengan tujuan pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri (self care) dengan
penyakit yang dialami sehingga pasien mencapai derajat kesembuhan yang optimal dan
efektif, implementasi yang dilakukan yaitu selama 3 hari.

• Evaluasi Keperawatan

Menurut Orem evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah
tercapai atau belum. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan evaluasi keperawatan
selama 3 hari, dari 3 hari perawatan dapat di evaluasi bahwa terjadi penurunan skala nyeri,
TTV dalam batas normal, pasien bisa melakukan perawatan luka, terdapat 2 tanda infeksi,
pasien mampu melakukan self care, berdasarkan kriteria hasil pembuatan askep dapat
disimpulkan bahwa asuhan keperawatan berhasil dilakukan.

Pasien memiliki tingkat ketergantungan yang minimal care, karena pasien membutuhkan
bantuan dalam melakukan perawatan diri dan aktivitas sehari-hari, sehingga pasien
mengalami keterbatasan dalam mobilisasi, hal ini disebabkan karena rasa nyeri yang
dirasakan pada luka infeksi Post SC. Keadaan kesehatan pasien menyebabkan gangguan
perawatan diri pada pasien, sehingga membuat pasien terganggu dalam pemenuhan self care.
Dapat disimpulkan bahwa aplikasi Orem sangat cocok bila diaplikasikan dengan pasien
infeksi Post SC.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan Model konsep Menurut Dorothea E. Orem setiap individu dituntut untuk
mampu melakukan perawatan diri (self care) secara Mandiri untuk memenuhi kebutuhan
dasar agar dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan
dan menanggulangi akibat-akibatnya, tetapi pelaksanaaan perawatan diri berdasarkan tingkat
kemampuan setiap individu seperti faktor usia atau perkembangan, contohnya bayi dan lansia
termasuk kelompok individu yang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri sedangkan
dewasa yang masih memiliki kemampuan dapat melakukan perawatan secara mandiri.

3.2 Saran

Mahasiswa diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang sejarah-sejarah keperawatan


agar dapat mengetahui secara Luas tentang Keperawatan sehingga dapat mambantu dalam
proses pembelajaran dan tindakan-tindakan yang akan kita lakukan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anzali RA. (2013) Identifikasi dan uji sensitivitas bakteri aerob penyebab infeksi luka
operasi pada pasien pasca operasi di bangsal perawatan bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau [skripsi]. Pekanbaru. Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Asyifa, A., Suarnianti, Mato. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan ILO di
RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Vol 1 no 2. Diakses 10 Februari 2016 dari
http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/1/elibrary%20stikes%20nani%20hasanuddin--ainusasyif-
40-1 artikel16.pdf.

Ekaputra, Erfandi. (2013). Manajemen Luka. Jakarta; Trans Info Media.

Elbur AI, Yousif MA, Elsayed ASA, Rahman MEA. (2011) Prevalence and predictors of
wound infection in elective clean and clean / contaminated surgery in Khartoum Teaching
Hospital, Sudan. Int J Infect Control.

Faridah, Andayani & Inayati. (2012). Pengaruh Umur dan Penyakit Penyerta terhadap
Resiko ILO pada Pasien Bedah Gastrointestinal. Vol. 2 No 2. Diakses 10 Februari 2016 dari
http://journal.uad.ac.id/index.php/PHARMACIANA/article /view/668/507

Fitriyastanti dkk (2003) Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian infeksi nosokomial
luka operasi di RSUD kotasemarang Vol. 1 No 1 diakses 17 agustus 2016 dari
jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/download/373/415

Haryanti, L., Pudjiadi, H. A., Ifran K. E., Thayeb, Thayeb, A., Amir, I., Hegar B. (2013).
Prevalensi dan Faktor Resiko Infeksi Luka Operasi Bedah. Vol. 15 No 4. Diakses 10 Juni 2015
dari http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/15-4-2.pdf

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN (2018)

Yang ditulis oleh :

Penulis

Lilis lestari, S.KEP., NERS. M.KEP.

11
Ramadhaniyati, S.KEP., NERS., M.KEP., SP.An

12

Anda mungkin juga menyukai