Anda di halaman 1dari 14

TEORI KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA E.

OREM

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mata kuliah falsafah dan


teori keperawatan

OLEH
Elysa Andika Safma Fitri
221212118
1C

Dosen pengampu

Meria Kontesa, S.Kp., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
pembuatan makalah dengan judul “TEORI KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA E.
OREM” ini dapat diselesaikan dengan lancar. Makalah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis dalam pembuatan tugas makalah ini.
Khususnya kepada Ibu Meria Kontesa, S.Kp, M.Kep selaku dosen pengajar mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Padang, 9 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................................

C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothea E. Orem....................................................................................


B. Pengertian Keperawatan menurut Orem................................................................
C. Konsep Keperawatan menurut Orem.....................................................................
D. Teori Keperawatan menurut Orem.........................................................................
E. Model Aplikasi Keperawatan menurut Orem.........................................................
F. Proses Keperawatan menurut Orem.......................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu Model Konseptual Model Keperawatan Teori OREM ini adalah
kemampuan seseorang untuk merawat diri sendiri sehingga tercapai kemandirian untuk
mempertahankan kesehatan. OREM dalam teori sistem keperawatannya
menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care klien dapat di penuhi oleh
perawat, klien atau kedua-duanya. Apabila ada self-care dificit yaitu defisit antara apa
yang bisa di lakukan dan apa yang perlu di lakukan untuk mempertahankan fungsi
optimum di sinilah keperawatan diperlukan.
Teori self-care berprinsip pada usaha menolong atau membantu pasien individu
yang tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan selt-care yang memerlukan kemandirian
dan ambulansi yang terkontrol serta penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari
aktivitas- aktivitas, perawat dan klien melakukan tindakan care baik maupun perawat
mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan untuk melakukan
tindakan selt-care terapeutik yang di perlukan berorientasi secara eksternal atau internal
tapi tidak bisa melakukannya tanpa bantuan.
Hasil akhir tindakan keperawatan menurut OREM adalah adanya peran perawat
sebagai pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sehingga di
harapkan kemandirian pasien berangsur-angsur dapat terwujud.
Dalam praktek keperawatan OREM melakukan identifikasi kegiatan praktek
dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah. (contohnya, masalah
yang terjadi pada pasien atau keluarga yaitu masalah keuangan).keperawatan dalam
kehidupan sehari-hari dan asuhan keperawatan di perlukan ketika klien tidak mampu
memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Biografi dari Dorothea E. Orem
2. Apa pengertian keperawatan menurut Orem?
3. Bagaimana konsep keperawatan menurut Orem?
4. Apa saja teori keperawatan menurut Orem?
5. Bagaimana model aplikasi keperawatan menurut Orem?
6. Apa saja proses keperawatan menurut Orem?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui biografi Dorothea E. Orem
2. Untuk mengetahui pengertian keperawatan menurut Orem
3. Untuk mengetahui konsep keperawatan menurut Orem
4. Untuk mengetahui teori keperawatan menurut Orem
5. Untuk mengetahui model aplikasi keperawatan menurut Orem
6. Untuk mengetahui proses keperawatan menurut Orem
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothea E. Orem

Dorothea Orem adalah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothea


Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Ia memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat
pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun
1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia
mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia
pertama kali mempublikasikan ide-idenya dalam “keperawatan : konsep praktik”, pada
tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Dorothea Orem
meninggal dunia pada tanggal 22 Juli 2007 di Skidaway.

B. Pengertian keperawatan menurut Orem

Menurutnya teori keperawatan adalah pelayanan manusia yang berpusat kepada


kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus
untuk dapat menunjang kesehatan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan
menanggulangi akibat- akibatnya (orem, 1971).

C. Konsep keperawatan menurut Orem

Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self
care (perawatan diri). Model keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001. Model
Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care.

Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang
sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem
mengembangkan tiga teori yang saling berhubungan yaitu teori self care, teori self care
deficit, teori nursing
system (Tomey). Tiga teori tersebut fokus pada peran manusia menyeimbangkan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya dengan merawat diri mereka sendiri.

Pemenuhan kebutuhan dasar Orem :

a. Air (udara): pemeliharaan dalam pengambilan udara.


b. Water (air): pemeliharaan pengambilan air
c. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengonsumsi makanan
d. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
e. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan
aktivitas.
f. Solitude and Social Interaction ( kesendirian dan interaksi sosial): pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial.
g. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
h. Promotion of Normalit

D. Teori keperawatan Orem


1) Teori Self Care Deficit
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai
keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang
diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan yaitu ketergantungan total atau
parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang
dalam bertindak atau beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri.
Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami
penurunan atau defisit perawatan diri. Self care defisit dapat diterapkan pada anak
yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya
perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan
self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

2) Teori Self Care


Wang dan Laffrey (2004, p. 123) menyatakan bahwa self care adalah fungsi
regulasi manusia yang berdasarkan pada kemampuan individu untuk melakukan
perawatan dirinya. Hal tersebut digambarkan dalam hubungan antara self care, self
care agency, theurapetic self care demand, self care requisites. Penjelasannya sebagai
berikut :
a. Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan
serta kesejahteraan.
b. Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural,
kesehatan dan lain-lain.
c. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri
yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang
tepat.
d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan
pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh.

3) Teori Nursing System


Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendesain dan menyediakan
perawatan yang mengatur kemampuan individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan
perawatan diri (Kozier, Erb, & Blais, 1997 dalam Jean Bridge, Sally Cabell, and
Brenda Herring, 2006). Sistem pelayanan yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
self care individu dan memberikannya secara terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan
kemampuan:
a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ).

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh


pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan
secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan
ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien
koma.

b. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System).

Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh:
perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan perawatan luka.

c. Sistem Supportif dan Edukatif.

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan


dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara
mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan
setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada
pasien yang memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.

Kebutuhan self care menurut Orem Terdapat tiga tipe kebutuhan, self care
menurut Orem yaitu kebutuhan universal dan perkembangan perawatan diri atau self
care serta penyimpangan kesehatan.

Kebutuhan universal self care :

a. Menyeimbangkan pemasukan udara, air, dan makanan.


b. Pembekalan perawatan berhubungan dengan proses eliminasi dan ekskresi.
c. Mencapai keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
d. Menghindari risiko-risiko yang membahayakan bagi kehidupan, peran dan
tercapainya kesejahteraan
e. Meningkatkan fungsi atau peran dan perkembangan dalam kelompok sosial
berdasarkan potensi manusia, batasan-batasan, dan keinginan manusia untuk
menjadi normal. (Orem, 1985 dalam Meleis, 1997).

Kebutuhan perkembangan atau kemajuan self care:

a. Menyeimbangkan kondisi kehidupan yang mendukung proses kehidupan dan


perkembangan, di mana manusia berproses menuju tingkat yang lebih tinggi
dan menjadi matang.
b. Pembekalan keperawatan ditujukan untuk mencegah terjadinya kehilangan kondisi
atau faktor yang mendukung perkembangan manusia.
Kebutuhan self care deviasi atau penyimpangan kesehatan.
c. Menjaga individu dari kondisi lingkungan fisik maupun biologis yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit dan menimbulkan kesadaran terhadap efek dari
kondisi patologik.
d. Secara efektif mengembalikan individu dari kondisi patologis seperti deformitas
atau abnormalitas di mana perawat berupaya mengompensasi gangguan yang
terjadi.
e. Memodifikasi konsep diri dan gambaran diri pada seseorang dalam menerima
kesehatan dan perawatan kesehatan.
f. Mempelajari efek dari kondisi patologi dan penanganan yang mungkin
digunakan untuk mengembangkan kemampuan individu.
g. Proses Keperawatan Menurut Teori Orem. Proses keperawatan menurut Orem
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan dengan rasional
ilmiah, implementasi dan evaluasi.

E. Aplikasi Model Keperawatan Orem

Contoh kasus :

Tn. J (50 th), didiagnosis DM tipe 2. Dia memiliki riwayat hipertensi dan dia seorang
perokok berat (30 batang per hari). Perawatan yang dapat diberikan kepada Tn. J
berdasarkan model keperawatan Orem adalah:

a. Air (educative/supportif). Perawat harus mampu memberikan informasi tentang


hubungan hipertensi dengan merokok.
b. Water (educative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-risk
yang cukup dari polydipsia yang memicu hyperglycaemia (kadar gula yang tinggi dalam
darah)
c. Food (partial compensatory). Perawat memberikan diet yang cocok untuk hipertensi
dan diabetes, serta mengontrol gula darah setelah makan.
d. Elimination (educative/supporif). Klien membutuhkan monitoring.
e. Activity and Rest (adecative/ suportif). Perawat menginformasikan pada pasien
tentang kegiatan yang cocok untuk pasien diabetes.
f. Solitude and Social Interaction (partial compensatory). Interaksi social dengan
perawat dapat memberikan perubahan interaksi dan tigkah sosial.
g. Hazard Prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada
pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien.
h. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu pasien
untuk mengembalikan pola hidup pasien, sehingga menjadi normal kembali.

F. Proses keperawatan menurut Orem

Proses keperawatan menurut Orem terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,


rencana tindakan dengan rasional ilmiah, implementasi dan evaluasi.

Pengkajian: Pengkajian diarahkan pada factor personal, universal self care, defelopmental
self care, health deviation, self care defisit
Diagnosa Keperawatan: Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang
dialami oleh klien.

Perencanaan: Tujuan : Dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan, berdasarkan self care
demand dan meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system : Wholly
compensatory, Partly compensatory, atau supportive.

Educative: membuat metode yang sesuai untuk membantu klien.

Pelaksanaan: Diarahkan untuk meningkatkan kemampuan self care, memenuhi


kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya

Evaluasi: Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam : meningkatkan kemampuan


self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya.

Tahap Pertama – pengumpulan data pada 6 area yaitu : status kesehatan individu;
persepsi dokter tentang status kesehatan individu; persepsi individu tentang kesehatannya
sendiri; tujuan kesehatan dalam konteks latar belakang kehidupan individu, gaya hidup,
dan status kesehatannya; kebutuhan individu terhadap perawatan diri/self care; kapasitas
individu untuk melakukan self care.
Tahap kedua : perawat menentukan tingkat ketergantungan individu, di mana
perawat dapat menetapkan apa yang akan dilakukan untuk membantu individu/klien.
Tahap ketiga : melakukan tindakan keperawatan berdasarkan pada komponen
diagnose keperawatan. Selanjutnya melakukan evaluasi tingkat keberhasilan perawatan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling
bertentangan, melainkan saling berkaitan.
Penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaikan pelayanan keperawatan yang lebih
berkualitas.
Keperawatan dalam menghadapi tantangan dimasa depan harus memiliki sebuah model dan
pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya.
Keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan
sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan makalah ini penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan,
untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk dapat
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Model Dan Teori Keperawatan Menurut Dorotea Orem Dan Virginia Handerson.
(http://yantholife.wordpress.com/2012/12/03/model-dan-teori-keperawatan-menurut-
dorotea- orem-dan-virginia-handerson/,diakses pukul 11.54 20 september 2013)

Model Konsep Keperawatan Dorothea Orem


(http://sailormanyahya.wordpress.com/2010/09/05/model-konsep-keperawatan-
dorothea- orem/ , diakses pukul 11.57 20 september 2013)

Wijaya,Adi,2011,Konsep Keperawatan Orem.


(https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd- 1/konsep-keperawatan-orem,diakses
pukul 12.00 20 september 2013)

Asuhan Keperawatan Menurut Orem


( http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/02/aplikasi-teori-orem-self-care-
dalam- keperawatan/ , diakses pukul 12.10 20 september 2013)

Negriza,2012.Teori Keparawatan Dorothy Orem.


(http://nengriza9.wordpress.com/2012/12/21/teori-keperawatan-dorothy-orem/ ,
diakses pukul 12.15 20 september 2013)

Teori - Konsep & Model2x Keperawatan Di Dunia.


(http://hendryprihantara.wordpress.com/2012/09/11/teori-konsep-model-keperawatan-
di- dunia/ , diakses pukul 12.20 20 september 2013)

Anda mungkin juga menyukai