Anda di halaman 1dari 16

MODEL TEORI DAN PRAKTIK

KEPERAWATAN DOROTHEA OREM


Diajukan sebagai tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Disusun oleh :
Kelompok III
Ketua : Hidayatil Azkia
Anggota : Fadzil Aulia
Hayatun Nufus
Ismayanti
Rifal Agusrianda
Dosen Pembimbing : Fitrioni Amersa, S. Kep, Ns, M. Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
PRODI KEPERAWATAN TAPAKTUAN
TAHUN AJARAN 2020-2021

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, tak lupa sholawat serta salam tercurah limpahkan kepada junjungan kami
Nabi Muhammad SAW sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“MODEL TEORI DAN PRAKTEK KEPERAWATAN DOROTHEA OREM”.

Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan serta


kekurangan dalam mencari bahan untuk melengkapi pembahasan ini. Dengan
sekuat tenaga dan kerja keras akhirnya makalah ini bisa terselesaikan. Namun
semua itu didukung secara moril dan materil oleh pihak-pihak yang membantu
kami, oleh sebab itu kami ucapkan banyak terima kasih.

Besar harapan kami agar makalah ini dapat diterima, penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi perbaikan dikemudian
hari. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Tapaktuan, September 2020

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………1
Daftar isi……………………………………………………………...ii
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………....4
B. Rumusan Masalah……………………………………………...4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………….5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothea E. Orem…………………………………….5


B. Definisi Keperawatan………………………………………..5-6
C. Keyakinan dan Nilai-Nilai……………………………………..7
D. Konsep Utama………………………………………………7-
11
E. Asumsi Dasar…………………………………………………11
F. Proses Keperawatan……………………………………….11-14

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………..14-15
B. Saran…………………………………………………………..1
5

Daftar Pustaka………………………………………………………...

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus


dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan
dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara
lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan
dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan
kebutuhan.

Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan
berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale
menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan
dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien
dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk
suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga
mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
 

B. RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana biografi Dorothea E. Orem?


2) Bagaimana definisi keperawatan menurut Orem?
3) Bagaimana keyakinan dan nilai-nilai dalam teori Orem?
4) Apa saja konsep utama dari teori Orem?
5) Apa saja asumsi dasar mengenai teori Orem?
6) Apa saja pernyataan-pernyataan teoritis dalam teori Orem?
7) Apa saja yang terdapat dalam proses keperawatan?

4
 

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
KDK (Konsep Dasar Keperawatan), yang berjudul “Model Teori dan Praktek
Keperawatan Dorothea E. Orem”. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah di rumuskan dirumusan
masalah dan agar pembaca dapat memahami dan mengerti tentang teori dan
konsep keperawatan menurut Orem.
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI  DOROTHEA E. OREM

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di


Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia
memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan
pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf
keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat
konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah
anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan
untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali
mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun
1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
 

B. DEFINISI KEPERAWATAN

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang


menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem

5
menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara
terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan,
penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang
ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan
dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi
kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan
kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total
tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk
mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak
seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien
dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara
bertahap klien mampu melakukannya sendiri.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan


mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan
dasar yang terdiri
dari:
 Air (udara) : pemelihraan dalam pengambian udara.
 Water (air) : pemeliaraan pengambilan air
 Food (makanan) : pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
 Elimination (eliminasi) : pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
 Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan) : keseimbangan antara istirahat
dan
aktivitas.
 Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
 Hazard Prevention (pencegahan risiko) : kebutuhan akan pencegahan
risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
 Promotion of Normality

6
 

C. KEYAKINAN DAN NILAI-NILAI

Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

 Individu/Klien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus


mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit
atau trauma atu koping dan efeknya.

 Sehat

Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang


berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.

 Lingkungan

Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

 Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.

Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s


mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
 

D. KONSEP UTAMA

7
1) Universal Self – Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau


kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal,
memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi
manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8
teori self care secara umum yaitu :
 Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
 Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
 Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
 Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
 Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
 Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
 Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok social sesuai dengan potensinya

2) Developmental self-care requisites

Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan


dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang
atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat
perkembangan perawatan diri adalah:
 Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
 Terlibat dalam pengembangan diri
 Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi
kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.

3) Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau


trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan
penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya

8
gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman
mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.

Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan
psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia
mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme), perkembangan
individu akan memberikan dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-
negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care
(perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan
diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi
gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care
(ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi
dalam waktu-waktu tertentu.

4) Therapeutic self-care demand

Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program


perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda
dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh perawat ketika memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
diantaranya :
 Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
 Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan
dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan
mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan
taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :
 Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia

9
 Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa
dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala
sumber daya yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.

5) Self Care Agency

Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan


pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar
manusia dan perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)

6) Agent

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar


pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten
dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada
pasien secara holistik.

7) Dependent Care Agent

Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki


tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik
atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien.
Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat
promoting, prevensi dan lain-lain.

8) Self Care Deficit

Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya,


utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan
biasanya kuratif dan rehabilitatif.

9) Nursing Agency

10
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya
secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada
pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa
mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan
profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain
psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik,
ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan
perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.

10) Nursing Design

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan


keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah
perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan
standar kerja dll.

11) Sistem Keperawatan

Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada


satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien
untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang
therapeutic dan untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri
klien
 

E. ASUMSI DASAR

Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan


terkait kebutuhan dasar manusia :
 Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan.
 Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.

11
 Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara professional.
 
 

F. PROSES KEPERAWATAN

Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat profesional


dituntut mampu menjalin komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses
keperawatan. Berikut merupakan tahap komunikasi terapeutik:

1) Pre Interaksi / Persiapan

 Mengeksplorasi perasaan dan kesiapan diri perawat.


 Mengumpulkan data pasien.
 Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.

2) Orientasi

 Memberikan salam pada pasien.


 Memperkenalkan diri.
 Melakukan validasi data.
 Menjelaskan peran perawat dan pasien.
 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
 Menjelaskan tujuan.
 Melakukan kontrak waktu, topik dan tempat.
 Mempersiapkan pasien

3) Tahap Kerja

 Melakukan aplikasi proses keperawatan dengan tepat.


 Memberi kesempatan pasien untuk bertanya

4) Terminasi

 Melakukan evaluasi tujuan.


 Memberikan reinforcement positif.

12
 Merencanakan tindak lanjut dengan pasien.
 Melakukan kontrak berikutnya.
 Mengakhiri kegiatan dengan baik.
 Berpamitan

Adapun proses keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu:

TAHAP PENGKAJIAN

 Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status


perkembangan, orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan
pengobatan, faktor sistem keluarga), Pola hidup, Faktor lingkungan.
 Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan
berdasarkan self-care defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian
kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat
ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total
Care.
 Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara rinci
pengembangan teori Orem mengenai kebutuhan dasar adalah sebagai
berikut:

Tahap Diagnosa

 Pemenuhan kebutuhan udara/oksigen.


 Pemeliharaan kebutuhan air/cairan.
 Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi.Perawatan proses eliminasi dan
ekskresi.
 Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat.
 Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.
 Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan.
 Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan sosial.

13
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit  yang dialami oleh
klien. Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan
kemungkinan. Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun
diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar
yang dikembangkan Maslow.

TAHAP INTERVENSI
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care
demand dan meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system yaitu
Wholly compensatory, Partly  compensatory, atau  supportive-educative.Membuat
metode yang sesuai untuk membantu klien.
 
TAHAP IMPLEMENTASI
Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan
orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan. Membimbing dan
mengarahkan.Memberi dukungan fisik dan psikologis. Memberikan dan
mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu.
Pendidikan berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan
kontak bantuan keperawatan. Kalaborasi, pelimpahan wewenang. Melibatkan
anggota masyarakat dan lingkungan

TAHAP EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan
yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan
keperawatan tercapai atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam
meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan
menurunkan self care deficitnya.

BAB III
PENUTUP
 

A. KESIMPULAN                   

14
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah
saling bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan
memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas.
keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan haruslah memiliki
sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya.
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga  untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga
tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 teori yang
berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System.
 

B. SARAN

Penerapan teori Orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan harus terus
dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teori keperawatan yang
penerapannya sesuai dengan kondisi pasien. Model teori Orem dapat
diaplikasikan pada praktek keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan
baik dirumah sakit, klinik, puskesmas dan sasaran pasiennya. Pada pemenuhan
kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukan adanya sel-care agent yang
membantu pasien tidak mampu sehingga kebutuhan perawatan diri klien tetap
terpenuhi meskipun dalam kondisi sakit.

15
DAFTAR  PUSTAKA
 
Parker, Marlin E. (Editor) (2006). Nursing theories and nursing practice. (2nd
Ed). Philadelphia : F.A. Davis Company.
Zaidin Ali, 2001. Dasar-dasar keperawatan profesional. Jakarta: widya medika
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta :
EGC
Http://dokumen.tips/documents/makalah-orem.html
Http://www.scribd/doc/model-konsep-dan-teori-keperawatan-Dorothea-Orem

16

Anda mungkin juga menyukai