Anda di halaman 1dari 14

Makalah

CARING DALAM KEPERAWATAN

Di Susun Oleh :
Mama : Putri Florentina Tamu Ina
Kelas : 2A
Nim :PO5303203200684

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITE KNIK KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDIES KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan YangYang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan makalah in. Makalah initiative disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Curing Dalam Keperawatan. Selain itu saya juga berharap agar dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Saya juga mengucapkan terimakasi kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Waingapu, September 2021

Penulis
Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II : Pembahasan
2.1 Konsep-konsep Utama dan Defenisi
2.2 Teori Self Care Orem dan 4 Konsep Utama
2.3 Asumsi Utama Teori Self Care
2.4 Teori Orem dan Proses Keperawatan
Bab III : Penutup
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis,
dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-
bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien,
antara lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan. Dan
tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi
klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan
yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut : Mengumpulkan informasi awal
tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan aktivitas sehari-hari untuk
mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien, Mempertimbangkan model keperawatan
yang tepat dengan menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar
konsep. Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini
pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care".
1.2 Rumusan Masalah
A. Bgaimana Konsep-konsep Utama dan Defenis ?
B. Apa Teori Self Care Orem dan 4 Konsep Utama ?
C. Bagaimana Asumsi Utama Teori Self Care ?
D. Bagaimana Teori Orem dan Proses Keperawatan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini ada agar mahasiswa dapat memahami dan mngerti tentang teori
Self Care Orem, bagaimana konsep-konsep utama,defenisi,Asumsi utama teori Self Care dan
Bagaimana Teori Orem dan Proses Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep-Konsep Utama dan Defenisi


Salah satu model konseptual yang diterapkan oleh perawat adalah teori Self Care Deficit
oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang
untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraanya. Teori ini memberikan landasan bagi
perawat pentingnya memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan
menempatkan klien dalam posisi dependen. Orem menyatakan bahwa self care itu bukan
proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.
2.2 Teori Self Care Orem dan 4 Konsep Utama
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu
untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu
membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan.
1. Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu
untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu
membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan.

2. Self care agency

adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan untuk
melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti usia, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan,
keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan sumber.
3. Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care.

Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite yang terdiri
dari tiga kategori yakni:

a. Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
kesendirian dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi manusia.

b. Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan seperti


pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh.

c. Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas individu


untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.

4. Teori Self Care Deficit

Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien dalam hal ini lansia dalam
merawat diri. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (pada kasus
ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Asuhan
keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau
adanya ketergantungan.

Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat digunakan dalam
membantu self care, yakni:

1. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain

2. Memberikan petunjuk dan pengarahan

3. Memberikan dukungan fisik dan psychologis

4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal

5. Pendidikan
2.3 Asumsi Utama Teori Self Care

Asumsi Dasar Model Self Care Dorothea E. Orem .Menurut Tomey dan Alligood (2006)
teori Orem di asumsikan dari lima asumsi yang mendasar sebagai teori umum ilmu
keperawatan yaitu:

a. Manusia memerlukan masukan- masukan berkelanjutan secara sengaja bagi diri mereka
dan lingkungannya agar bisa hidup dan berfungsi alami

b. Human agent memiliki kekuatan untuk dilatih dalam membentuk perawatan bagi dirinya
dan juga yang lain dalam upaya mengenali kebutuhan dan bagaimana membuat masukan
yang dibutuhkan.

c. Pengalaman manusia terkait dengan tindakan keperawatan bagi diri sendiri dan orang lain
melibatkan pengaturan fungsi masukan- masukan.

d. Human agent dilatih untuk menemukan, mengembangkan, dan meneruskan ke berbagai


jalan untuk mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan dan membuat masukan untuk dirinya dan
orang lain.

e. Berbagai kelompok berhubungan dan bertanggungjawab menjaga anggota kelompok yang


kurangan pengalaman untuk dapat memberikan masukan

Teori Orem dikenal dengan ”teori self care deficit”. Teori ini disusun berdasarkan tiga teori
yang berhubungan yaitu: self care, self care deficit dan nursing system. Asumsi dasar dari
ketiga hal tersebut menurut Orem, adalah sebagai berikut:

1). Perawatan Sendiri (Self Care)

Menggambarkan atau menjelaskan tentang perawatan diri sendiri dalam suatu kontribusi
berkelanjutan pada orang dewasa bagi eksistensi, kesehatan dan kesejahteraannya. Dapat pula
diartikan sebagai latihan aktifitas yang individunya dalam memulai dan menampilkan
kepentingan mereka dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.

Mayo (1997) menyebutkan bahwa perawatan sendiri adalah suatu kebutuhan universal untuk
menjaga dan meningkatkan eksistensinya, kesehatannya, dan kesejahteraan hidupnya.
Perawat membantu klien untuk mencapai kemampuan perawatan diri dengan pemenuhan
udara, air, makanan, kebersihan, aktifitas dan istirahat, menyendiri dan interaksi sosial,
pencegahan dari bahaya, dan pengenalan fungsi makhluk hidup. Delapan syarat ini
menampilkan macam- mcam perbuatan manusia yang akan membawa pada kondisi internal
dan eksternal yang dapat mempertahankan fungsi dan struktur manusia. Ketika hal ini secara
efektif tersedia, perawatan diri atau perawatan bergantung yang terorganisir seputar syarat
perawatan mandiri membantu perkembangan positif bagi kesehatan dan kesejahteraan
(Tommey & Alligood, 2006).
Didalam mencapai perawatan mandiri ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat
perawatan itu sendiri diartikan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui berbagai usaha
perawatan. Syarat-syarat ini dikelompokkan menjadi :

a. Syarat umum perawatan sendiri (Universal self care requisites)

Merupakan hal umum bagi seluruh manusia meliputi pemenuhan kebutuhan udara, air,
makanan, kebersihan, aktifitas dan istirahat, menyendiri dan interaksi sosial, pencegahan dari
bahaya, dan pengenalan fungsi mahluk hidup. Delapan syarat-syarat ini akan mempengaruhi
perbuatan manusia yang akan membawa pada kondisi internal dan eksternal yang dapat
mempertahankan fungsi dan struktur manusia, yang pada akhirnya akan mendukung
pertumbuhan manusia dan kedewasaannya. Jika hal ini tersedia secara efektif, perawatan diri
atau perawatan bergantung yang terorganisir seputar syarat-syarat universal perawatan
mandiri membantu perkembangan positif bagi kesehatan dan kesejahteraan.

b. Syarat perkembangan perawatan sendiri (Developmental self care requisites)

Adalah bagaimana mempelajari proses-proses kehidupan, pendewasaan, dan pencegahan


terhadap kondisi-kondisi yang merusak kedewasaan atau dapat mengurangi efek-efek
tersebut. Masing-masing tahap perkembangan manusia mulai dari fetal termasuk kelahiran,
neonatal, infant, anak-anak dan remaja, dewasa, kehamilan pada remaja maupun dewasa
memiliki karakteristik kebutuhan perawatan diri yang berbeda-beda. Kemampuan perawatan
diri yang mandiri atau ketergantungan sesuai tahapannya sangat mempengaruhi proses
perkembangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan kesejahteraan.

c. Syarat deviasi kesehatan perawatan sendiri (Health deviation self care requisites)

Biasa disebut juga dengan self-care needs. Adalah bagaimana memenuhi kebutuhan manusia
dengan menghubungkan faktor genetik dan gangguan yang menetap, gangguan struktur dan
fungsi manusia atau ketidakmampuan, atau efek dari pengobatan dan tindakan. Orem (2007)
menyebutkan bahwa self-care needs memiliki tiga kategori yaitu: (1) Universal, adalah
kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu, (2) Developmental, yaitu kebutuhan yang
diakibatkan adanya maturasi atau perkembangan dari suatu kondisi, dan (3) Health Deviation,
yaitu kebutihan yang diakibatkan karena adanya suatu penyakit, injury, kondisi sakit maupun
perawatannya.

Penyakit atau luka tidak hanya berpengaruh pada mekanisme-mekanisme struktur spesifik
secara fisiologis atau psikologis tetapi juga bersatu dengan fungsi kemanusiaan. Bukti
deviasi-deviasi kesehatan membawa tuntutan apa yang harus dilakukan untuk memulihkan ke
keadaan normal. Jika orang-orang dengan deviasi-deviasi kesehatan menjadi kompeten dalam
mengatur sistem perawatan mandiri maka mereka harus dapat menerapkan pengetahuan
medis yang relevan bagi perawatan mereka sendiri.
Terkait dengan upaya untuk mencapai kemandirian memenuhi syarat-syarat deviasi
kesehatan perawatan diri maka muncul totalitas upaya-upaya perawatan sendiri yang
ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan cara dan metode-metode yang valid dan
berhubungan dengan perangkat operasi atau penanganan atau dikenal dengan istilah terapi
kebutuhan perawatan sendiri (therapeutic self care demand).

2). Ketidakmampuan Perawatan Mandiri (Self Care Deficit)

Wikipedia (2012) menyebutkan bahwa Self Care Deficit adalah suatu kondisi manakala
seseorang mengalami ketidakmampuan atau ketidakpedulian pada dirinya sendiri. Ketidak
mampuan klien ini memerlukan agen keperawatan yang mempunyai kemampuan khusus
untuk memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau memberikan bantuan
dalam mengatasi penurunan kesehatan

Terkait hal tersebut dikenal adanya agen keperawatan yang mempunyai kemampuan khusus
yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau
bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau perawatan mandiri. Agen keperawatan
(Nursing agency) yaitu karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawatan dalam
kelompok-kelompok sosial. Sementara itu Orem (2007) menyebutkan juga bahwa self care
agency adalah individu yang dapat memberikan bantuan dalam kegiatan perawatan diri. Ada
tambahan tiga istilah yang berhubungan dengan ”Self care agency”,yaitu ”agent”, ”self care
agent”, ”dependent care agent”. ”Agent” adalah orang yang mengambil tindakan. ”Self care
agent” adalah penyedia perawatan mandiri. “Dependent care agent” adalah penyelenggara
perawatan (misalnya keluarga).

3. Sistem-sistem Keperawatan (Nursing Systems)

Sistem-sistem keperawatan dibentuk ketika para perawat menggunakan kemampuan-


kemampuan mereka untuk menetapkan, merancang, dan memberikan perawatan kepada
pasien (sebagai individu atau kelompok) Aksi-aksi ini atau sistem-sistem keperawatan ini
mengatur nilai kemampuan atau latihan kemampuan individu dihubungkan dengan self care
dan mempertemukan syarat-syarat perawatan sendiri bagi individu dengan cara terapi yang
tepat.

menunjukkan bahwa pengembangan self care dibutuhkan Therapeutic self- care demand yang
merupakan totalitas upaya- upaya perawatan sendiri dengan menggunakan metode yang valid
dan berhubungan dengan perangkat atau penanganan. Aplikasinya dibutuhkan agen
perawatan sendiri, agen yang merawat secara mandiri, dan agen perawatan dependen
(Tommey & Alligood, 2006). Dapat dijelaskan juga bahwa self care deficit disebabkan
keterbatasan yang ada pada individu untuk memenuhi kebutuhan self care-nya (karena sakit,
kelelahan atau karena penyebab lain). Self care deficit terjadi bila agen self care tidak dapat
memenuhi kebutuhan self care individu dan memberikan self care secara therapeutik.

Orem mengemukakan adanya tiga tipe sistem keperawatan, yaitu: Sistem keperawatan
penyeimbang menyeluruh, sebagian, atau mendukung/mendidik, semua tergantung pada
siapa yang dapat atau harus menjalankan aksi-aksi self care tersebut. Adapun pejelasan dari
masing-masing sistem adalah:

a) Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh (Wholly / totally compensatory nursing


system)

Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan ketika perawat harus menjadi


peringan bagi ketidakmampuan total seorang pasien dalam hubungan kegiatan merawat yang
membutuhkan tindakan penyembuhan dan manipulasi. Perawat mengambil alih pemenuhan
kebutuhan self care secara menyeluruh kepada pasien yang tidak mampu, misal: pada pasien
koma atau pasien bayi.

b) Sistem Penyeimbang Sebagian (Partially / Partly compensatory nursing system)

Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan oleh pasien dalam
memenuhi kebutuhan self care-nya, dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan
intervensi perawatan atau tindakan lain yang melibatkan tugas manipulatif atau
penyembuhan, misal: pasien usia lanjut, pasien stroke dengan kelumpuhan.

c) Sistem Mendukung/Mendidik (Supportif / Educatif nursing system)

Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi melakukan self
care, tetapi yang melakukan self care adalah pasien sendiri, misal: mengajarkan pasien
merawat lukannya, mengajarkan bagaimana menyuntik insulin.Diperlukan pada situasi
dimana pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara eksternal
atau internal yang ditujukan oleh therapeutic self care, namun tidak dapat melakukan tanpa
bantuan. Metode bantuan diantaranya: tindakan, panduan, pelajaran, dukungan dan
memberikan lingkungan yang membangun
2.4 Bagaimana Teori Orem dan Proses Keperawatan

1.) Manusia

Orem mengemukakan pandangannya tentang manusia dalam kaitannya dengan teori self care,
sebagai berikut:

a. Individu sebagai kesatuan unit yang menjalankan fungsi biologis, simbolik dan sosial
dengan melakukan aktifitas self care untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan.

b. Setiap individu memerlukan self care dan mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri selama masih mungkin dan pada dasarnya kebutuhan self care merupakan tanggung
jawab individu untuk memenuhinya.

c. Pada keadaan normal dan maturitas yang cukup individu bertindak sebagai agen self care
untuk dirinya. Pada bayi, orang tua bertindak sebagai agen self care dan pada individu yang
sakit atau cacat, maka keluarga dan perawat menjadi agen self care bagi mereka.

d. Individu mempunyai kemampuan untuk berkembang dan belajar dalam memenuhi


kebutuhan self care-nya.Hal ini dipengaruhi oleh usia (kematangan) kapasitas mental, sosial,
budaya masyarakat dan status emosi individu.

e. Manusia berbeda dari makhluk lainnya dalam kapasitasnya untuk merefleksikan dirinya
dan lingkungannya, mampu mensimbolisasi apa yang dialami, menggunakan kreasi simbol
(ide, kata) dalam berfikir dan berkomunikasi, membimbing untuk melakukan sesuatu dan
membuatnya berguna untuk dirinya dan orang lain

2) Lingkungan

Pandangan Orem berkaitan dengan lingkungan, yaitu: Lingkungan merupakan segala sesuatu
yang berada di sekitar pasien yang menpengaruhi dan berinteraksi dengan individu.
Lingkungan menurut Orem terdiri dari lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial yang dapat
mempengaruhi individu memenuhi kebutuhan self care secara optimal.

Disamping lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial Orem mengemukan juga bahwa
terdapat lingkungan positif dan lingkungan negatif. Lingkungan posistif menurutnya, adalah
lingkungan yang dapat menunjang individu memenuhi kebutuhan self care dan lingkungan
negatif yang menghambat pemenuhan kebutuhan self care-nya.

3) Sehat atau Kesehatan

Orem mengemukakan pandangan bahwa sehat merupakan suatu keadaan yang ditandai
dengan perkembangan struktur tubuh dan fungsi mental secara terintegrasi dan menyeluruh
termasuk aspek fisik, psikologis, interpersonal dan sosial. Status kesehatan ditunjukan
melalui kemampuan individu mencegah sakit, mempertahankan / meningkatkan status
kesehatan, mengobati penyakit dan mencegah komplikasi.

Orem juga memandang bahwa sehat merupakan tanggung jawab individu untuk
mencapainya, bila individu dapat memenuhi kebutuhan self care-nya secara baik dan optimal
maka individu tersebut dapat dikatakan sehat. Sehat merupakan hasil dari pengalaman
individu menghadapi dan mengatasi stimulus yang timbul seperti tuntutan kebutuhan,
dorongan dan keinginan. Dikatakan bahwa kesejahteraan merupakan simbul kesehatan yang
ditandai dengan keberhasilan individu mengembangkan diri dan memanfaatkan sumber daya
yang ada yang dimanifestasikan melalui kemampuan menunjukkan eksistensinya serta
dipengaruhi oleh persepsinya.

4) Keperawatan

Keperawatan menurut Orem merupakan rangkaian aktifitas yang bersifat therapeutik didasari
oleh teori keperawatan. Sistem keperawatan diartikan sebagai produk atau hasil dari aktifitas
perawat sebagai agent self care pasien serta memenuhi kebutuhan self care secara
therapeutik. Didalam sistem keperawatan, perawat memberi gambaran, merancang dan
memfasilitasi kebutuhan self care pasien dan mencari cara bentuk terapeutik perawat
sehingga dapat mengeliminir self care deficit dari pasien. Adapun tujuan keperawatan
menurut orem, adalah:

a. Mempertahankan kebutuhan self care sesuai kemampuan klien dan meminimalkan dari self
care deficit.

b. Meningkatkan kemampuan pasien dalam pemenuhan self care.

c.Membantu orang lain untuk memberikan bantuan self care jika pasien tidak mampu.

perawat sebagai self care agent (nursing agency) mempunyai tugas memberikan tindakan
keperawatan yang meliputi: tindakan langsung, memberikan pendidikan kesehatan,
membimbing pasien dan keluarga, memotivasi pasien dan keluarga dan memfasilitasi
lingkungan yang dapat menunjang pemenuhan self care.
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan


dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan
secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai
dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan . Model
konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya
sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk
berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat
menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model konsep
atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam
terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
therapeutik.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kapukonline.com/2012/02/konsepkeperawatandorotheaeorem.html
http://murahjuliana.blogspot.com/2012/12/makalah-teori-model-konsep-keperawatan.html
http://catatanelvi.blogspot.com/2012/12/makalah-konsep-teori-dorothea-e-orem.html
https://artikelmakalahbaru.wordpress.com/2018/02/03/makalah-dorothea-orem-lengkap/

https://nurseslabs.com/

Abi Muhlisin dan Irdawati. Teori Self Care dari Orem Dan Pendeketan Dalam Praktek
Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, Vol 2, No2, Juni 2010.

Anda mungkin juga menyukai