Anda di halaman 1dari 22

RANCANGAN IMPLEMENTASI TEORI KEPERAWATAN

PASIEN YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT


---------------------------------------------------------------------------------

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Teori adalah salah satu pandangan yang sistematis terhadap suatu gejala atau fenomena
yang ada dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konsep yang digunakan untuk
menjelaskan, menganalisa dan membayangkan suatu kejadian.
Sedangkan teori keperawatan itu sendiri adalah suatu pandangan atau pedoman yang
diterapkan dalam keperawatan baik untuk pendidikan maupun prakteknya. Dalam
keperawatan banyak teori-teori yang yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menjalankan proses keperawatan.
Teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dalam dunia keperawatan ada empat model
teori. Semua model tersebut menggambarkan konsep yang sama yaitu: orang yang menerima
asuhan keperawatan, lingkungan (masyarakat), kesehatan, keperawatan dan peran perawata.
Stevenson juga mengemukakan apa itu teori keperawatan, teori keperawatan ini adalah usaha
untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori ini
berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan
atau pelayanan keperawatan yang dilakukan (Budiono, 2016). Dalam proses keperawatan
teori keperawatan sangatlah penting diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien. Asuhan keperawatan adalah proses atau sebuah rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien diberbagai tatanan. Asuhan
keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi
yang berdasarkan ilmu dan kiat pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi suatu masalah
yang dihadapi. Mengaplikasikan teori keperawatan sangatlah penting bagi seorang perawat
karena akan meningkatkan kemampuan perawat melalui teori metode dapat dikembangkan
secara teoritis dan sisitematis sehingga proses keperawatan lebih mudah dilakukan dan
asuhan keperawatan bisa terjalankan di Rumah Sakit.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan kajian adalah untuk menjelaskan apa itu teori keperawatan dan
bagaimana bisa cara mengaplikasikannya pada saat memberikan asuhan keperawatan
kepada klien di rumah sakit. Memberitahukan asuhan keperawatan dengan pelaksanaan teori-
teori dalam keperawatan di Rumah Sakit.

C. Rumusan Masalah
Pemilihan Teori keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang masalah utama yang mempengaruhi kondisi klien.
Karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan
yang tepat harus dilandasi dasn didukung oleh konsep dan teori keperawatan yang tepat pula.
Dalam penulisan ini penulis mengutip 2 (dua) model teori keperawatan yang dianggap cocok
dengan situasi dan kondisi di papua dimana sarana dan prasarana yang masih terbatas,
sehingga memerlukan metode dan cara yang tidak terlalu rumit didalam mengimplementasikan
berbagai tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan klien.
Adapun kedua Teori Keperawatan tersebut adalah Teori keperawatan menurut Dorothea Orem
dan Virginia Henderson.
D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah Literature review. Metode ini menganalisis,
eksplorasi dan kajian bebas pada artikel, jurnal, text book, maupun e-book yang releven dan
berfokus pada metode pembelajaran klinik yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
mahasiswa keperawatan. Adapun artikel yang digunakan pada literature review ini adalah
artikel yang didapatkan dengan memuat 3 database Pubmed, Geogle Scholar dan Science
Direct dengan memasukkan kata kunci “Teori keperawatan”, “Asuhan Keperawatan”, “Rumah
Sakit”. Artikel yang digunakan minimal menggunakan 14 referensi yang diterbitkan sepuluh
tahun terakhir.

E. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah akan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan kepada klien, keluarga dan masyarakat, melalui metode dan cara yang
tepat dan efisien, sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.
Selain itu manfaat dari penulisan tugas ini akan dapat memberi nilai tambah bagi
penulis didalam menyelesaikan perkuliahan kedepan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dorothy Orem

Model Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care


Model Self Care ini memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari
suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan
tujuan memperthankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan
sakit. Model keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan
diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self Care didasarkan
atas kesenjangan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan.
Profesi perawat memiliki tanggung jawab penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien (individu/keluarga/masyarakat). Pelayanan kesehatan/keperawatan yang diberikan oleh
perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang diterima oleh klien/pasien. Untuk
itu, guna meningkatkan kualitas asuhan keperawatan perawat perlu mempelajari dan menerapkan
model konsep teori yang telah ditemukan oleh para ahli.

Salah satu model konseptual yang diterapkan oleh perawat adalah teori Self Care Deficit oleh
Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk
merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan
kesehatan dan kesejahteraanya. Teori ini memberikan landasan bagi perawat pentingnya
memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi
dependen. Orem menyatakan bahwa self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu
perilaku yang dapat dipelajari.
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu dalam memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.

Pada tahun 1971 Orem mengembangkan konsep keperawatan “self care” yang
dipublikasikan Nursing: Concepts of Practice. Terdapat tiga bentuk teori kemandirian yang
disampaikan Orem dalam capable of self care (mampu merawat diri sendiri) yakni:
Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan perkembangan
fungsi individu.  Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Bila self
care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan
fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan.

Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan self care.
Kemampuan untuk melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti usia, jenis kelamin,
status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan,
keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan sumber.
Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan self care.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite yang terdiri dari
tiga kategori yakni:
 Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, kesendirian
dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi manusia.
 Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan seperti pekerjaan
baru, perubahan struktur tubuh.
 Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas individu untuk
melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.
Teori Self Care Deficit
Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien dalam hal ini lansia dalam merawat diri.
Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (pada kasus ketergantungan) tidak
mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Asuhan keperawatan diberikan jika
kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan.

Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat digunakan dalam membantu
self care, yakni:

1. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain


2. Memberikan petunjuk dan pengarahan
3. Memberikan dukungan fisik dan psychologis
4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal
5. Pendidikan
Teori Nursing System
Nursing system dibuat oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care. Jika ada self care
deficit, self care agency, dan self therapeutic maka keperawatan akan diberikan. Orem
mengidentifikasi tiga klasifikasi dari nursing system yaitu:

 Wholly Compensatory system: Situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care.
 Partly compensatory nursing system: Perawat dan klien memiliki peran yang sama dalam
melakukan tindakan self care.
 Supportive educative system: Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar
membentuk internal atau eksternal self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan.

Menurut Dorothy Orem, Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhkan manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan maupun kesehatan. Kebutuhan menyatakan bahwa bahwa setiap
manuasia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu fisisologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Wahit et al, 2015). Kebutuhan dasar manusia berfokus dalam asuhan keperawatan.
Bagi pasien yang mengalami masalah pada keseahatan, maka kemungkinan ada salah satau atau
beberapa kebutuhan dasar manusia yang terganggu (Tarwoto, 2010).

B. Teori VIRGINIA HENDERSON


Teori Virginia Henderson membehas tentang kebutuhan dasar manusia. Virginia Hederson
menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasarnya pada setiap situasi keperawatan, sehingga
perawat dapat bekerja pada semua dibidang yang khusus di rumah sakit. Virginia Henderson
merupakan ahli teori keperawatan yang penting dan memberi pengaruh besar pada keperawatan
sebagai profesi yang mendunia.virginia Virginia Henderson mengharapkan pasien menjadi salah
satu titik fokus perhatian bagi perawat dan profesional lainnya. Virginia Henderson tidak menyukai,
bila pasien sebagai penerima asuhan keperawatan tidak dilindungi dari malpraktek, sehingga
Hendorson berpikir bahwa profesi yang mempengaruhi kehidupan manusia harus memiliki fungsi
yang jelas. Sehingga fungsi dari perawat adalah membantu pasien, sehat atau sakit, dalam
memberikan keehatan atau 8 pemulihan atau kematian yang damai yang dapat dilakukan tanpa
bantuan jika memiliki kekuatan, kemauan atau pengetahuan, dan melakukan dengan cara tersebut
dapat membantu kemandirian secara cepat. Pemikiran Virginia Henderson dipengaruhi oleh
Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian tentang bidang kebutuhan dasar manusia.
Berdasarkan teori Edward Thorndyke dan definisi tentang keperawatan, Virginia Henderson
membagi tugas keperawatan menjadi 14 komponen yang berusaha untuk memenuhi kehidupan
manusia. Pembagian dari 14 komponen kebutuhan dasar manusia dijadikan pilar dari model
keperawatan, Virginia Henderson menyatakan bahwa perawat harus selalu mengakui pola
kebutuhan dasar pasien harus dipenuhi dan perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya
pada posisi pada pasien. Adapun kebutuhan dasar manusia menurut teori Virgina Henderson
meliputi 14 komponen (Aini, 2018).
1. Bernapas secara normal.
2. Makan dan minum yang cukup.
3. Eliminasi (BAK dan BAB).
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang tepat dan sesuai.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kaisaran yang normal.
8. Menjaga kebersihan diri dan penampilan (mandi).
9. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari bahaya orang lain.
10.Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, dan kehawatiran.
11. Beribadah sesuai dengan agamanya dan kepercayaannya.
12. Bekerja untuk modal membiyayai kebutuhan hidup.
13. Bermain atau berpartisipasi dalam bentuk rekreasi.
14. Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tau yang mengarah pada perkembangan
yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Paradigma Keperawatan Menurut Virginia Henderson Definisi paradigam keperawatan menurut
Virginia Hnderson (Aini, 2018)
1. Manusia Individu terdiri dari 4 dasar elemen yang merupakan bagian dari 14 kebutuhan dasar
manusia, yaitu terdiri dari kebutuhan biologis (1-9), psikologis (10,14), social (12-13), dan
spiritual (11). Individu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jiwa dan raganya
adalah kesatuan. Setiap manusia berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis
dan emosionalnya.
2. Lingkungan Individu berada dalam hubungan timbal balik dengan keluarga. Masyarakat
mengharapkan perawat untuk membantu individu yang tidak mampu melakukan aktivitas secara
mandiri. Masyarakat harus berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidik keperawatan
yang memungkinkan perawat lebih memahami pasien sebagai penerima asuhan keperawatan
dan lingkungan yang mempengaruhi seseorang. Virginia Henderson mendifinisikan lingkungan
sebagai salah stu faktor eksternal dan kondisi mempengaruhi kehidupan dan sebagai
perkembangan manusia.
3. Sehat dan sakit Definisi dari kesehatan didasarkan pada kemampuan individu untuk memenuhi
fungsinya secara independen dari 14 elemen. Perawat harus ,menekan dukungan kesehatan,
mencegah gelaja penyakit, dan pengobatan penyakit. Kesejahteraan dan kesehatan sangat
dibutuhkan. Kesehatan dapat mempengaruhi oleh usia, lingkungan, budaya, kemampuan fisik
dan intelektual individu, keseimbangan emosiobal seseorang. Fungsi perawat menurut Virginia
Henderson adalah sebagai professional medis independen. 4. Keperawatan Tujuan utama dari
keperawatan adalah mempertahankan kemandirian maksimal individu sehingga dapat
menjalankan kehidupan yang berharga. Bila potensi invidu tidak memuaskan, kurangnya
independensi dikompensasikan dengan pemberi asuhan keperawatan yang tepat. Fungsi
perawat adalah memulihkan kesehatan, membantu invidu memperoleh kembali kemandirian
dengan segera mungkin atau mengoptimalkan kesejahteraan. Kesehatan dan kesejahteraan
yang sehat tercermin dari kemandirian. Tepatnya keperawatan didefisinikan perawat untuk
memberikan kegiatan keperawatan secara mandiri. 2.1.4 Manusia Sebagai Makhuk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik adalah makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri dari
unsur biologis, fisiologis, sosial dan spriritual. Dalam teori holistik menjelaskan bahwa semua
organisme hidup saling berinteraksi. Adanya gangguan pada salah satu bagian akan
mempengaruhi bagian lainnya. Saat mempelajari salah satu bagian manusia, perawat harus
mempertimbangkan yang berkaitan pada bagian tersebut. Selain itu perawat, juga harus harus
mempertimbangkan interaksi pada 11 indivisu dengan lingkungan eksternalnya (Wahit et al,
2015).
Untuk lebih jelas, lihat Gambar :

Fisiologis

Spiritual

Biologis
Sosial
BB

Menurut model tersebut, manusia terdiri atas sebagai berikut:


1. Unsur biologis
a) Manusia merupakan susunan sistem organ tubuh.
b) Manusia mempunyai kebutuhan untuk dapat mempertahankan kehidupan.
c) Manusia tidak lepas dari hokum alam yaitu, lahir, berkembang, dan meninggal.
2. Unsur psikologis
a) Manusia mempunyai struktur kepribadian.
b) Tingkah laku manusia.
c) Manusia mempunyai daya pikir dan kecerdasan.
d) Manusia mempunyai psikologis agar pribadinya dapat berkembang.
3. Unsur sosial
a) Manusia memperlukan bekerjasama dengan orang lain untuk memenuhi kehidupan dan
tuntunan hidup.
b) Dalam sistem sosial, pandangan individu, kelompok. Dan masyarakat dipengarhui oleh
kebudayaan.
c) Manusia dipengaruhi oleh lingakang social dan beradaptasi dengan lingkungan.
d) Dalam sistem sosial, manusia dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan
norma yang berlaku di masyarakat.
4. Unsur spiritual
a) Manusia mempunyai keyakinan atau mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa.
b) Manusia memiliki pandangan hidup.
c) Manusia mempunyai semangat hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Pemenuhan


kebutuhan dasar pada manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor (Walyani, 2015).
Sebagai berikut :
1. Penyakit, adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai perubahan
kebutuhan, dari fisiologis dan psikologis, karena fungsi dari tubuh memerlukan pemenuhan
kebutuhan yang lebih besar.
2. Hubungan yang berarti atau keluarga, dimana hubungan keluarga yang baik dapat
meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia karena saling percaya, merasakan
kesenangan hidup, dan tidak ada rasa curiga.
3. Konsep diri, konsep diri ini dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi individu.
Konsep diri dapat menghasilkan perasaan dan kekuatan positif dalam diri individu.orang
yang beranggapan positif terhadap dirinya mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan,
dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar.
4. Tahap perkembangan, bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks, di dalam suatu pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan.
5. Struktur keluarga, dapat mempengaruhi cara pasien memuaskan kebutuhannya. Sebagai
contoh seorang ibu mungkin akan mendahulukan kebutuhan bayinya dari pada
kebutuhannya sendiri.

Ciri - Ciri Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan dasar manusia bertujuan untuk
mempertahankan suatu kehidupan dan kesehatan manusia. Setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Ciri-ciri
kebutuhan dasar manusia antara lain (Wahit et al , 2015).
1. Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya,
maka kebutuhan itu akan berubah kultur.
2. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang sesuai.
3. Setiap manusia dapat merasakan adanya kebutuhan dan merespon dengan berbagai cara.
4. Jika manusia gagal dalam memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras
untuk berusaha mendapatkannya.
5. Kebutuhan saling berkaitan dengan beberapa kebutuhan yang tidak dipenuhi akan
mempengaruhi kebutuhan yang lainnya.

Masalah Yang Berhubungan Dengan Kebutuhan Dasar Manusia

Menurut Rianzi (2013) menyatakan bahwa dalam kebutuhan dasar manusia, mempunyai
masalah-masalah yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia. Adapun masalah-
masalah yang berhubungan dengan dengan kebutuhan dasar manusia dan cara
penanganannya adalah:
1. Oksigen Kebutuhan oksigen adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigen ditunjukan untuk menjaga kelangsungan sel
didalam tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan aktivitas bergabagai organ dan
sel. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi okesigenasi adalah saraf otonom, hormonal
dan obat, alergi pada saluran napas, faktor lingkungan, dan faktor perilaku. Gangguan atau
masalah dari oksigenasi adalah hipoksia, perubahan pola napas, obstruksi jalan napas, dan
pertukaran gas. Adapun penanganan dari masalah kebutuhan oksigenasi yaitu berlatihya
napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan penghisapan lendir
(suction).
2. Nurisi Nutrisi adalah pengambilan zat-zat makanan . jumlah dari seluruh interaksi antara
organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Manusia memperoleh makanan dan nutrient
esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan pada tubuh dan
menormalkan fungsi dari proses tubuh. Nutrisi adalah zat kimia organik yang ditemukan
dalam makanan dan diperoleh untuk fungsi tubuh. Adapun jenis-jenis nutrisi yaitu 15
protein, karbohidrat, nukloetida, lemak, DHA (Decosehaxaenoic Acid), vitamin. Faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah pengetahuan, kebiasaan atau kesukaan, dan
ekonomi. Gangguan pada kebutuhan nutrisi sendiri adalah obesitas, malnutrisi, diabetes
militus, hipertensi, peningkatan jantung koroner, anoreksia nervosa dan kanker. Tindakan
untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemberian nutrisi secara
oral, dan pemberian nutrisi secara pipa penduga/lambung.
3. Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang artinya kebersihan.
Adapun dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah dampak fisik
dan dampak psikososial.
4. Bodi mekanik atau Posisi Bodi mekanik adalh penggunaan tubuh yang efesien, terkoordinir
dan aman untuk menghasilkan pergerakan keseimbangan selama aktivitas. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh atau dapat menimbulkan gangguan
mekanika tubuh manusia diantaranya adalah status kesehatan, pengetahuan, situasi atau
kebiasaan, gaya hidup, dan emosi.
5. Eliminasi Eliminasi adalah proses pembuangan. Pemenuhan kebutuhan elimininasi terdiri
dari kebutuhan eliminasi urine (berkemih). Sebagaimana factor yang mempengaruhi
eliminasi urine adalah diet dan asupan (intake) respon keinginan awal untuk berkemih, gaya
hidup, stress paikologis, tingkat aktivitas, tingkat perkembangan, kondisi penyakit,
sosialkultura, dan tonus otot.
6. Intake dan outpot Intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan
oleh otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi
angiotensin II sebagai respon dari tekanan darah, pendarahan yang mengakibatkan
penurunan volume darah. Sedangkan output adalah kehilangan cairan tubuh
melaluibeberapa proses yaitu cairan dimana proses pembentukan urine oleh ginjal dan
dieksresi melalui traktus urinarius, IWL (Insesible Water Loss) terjadi melalui paru-paru dan
kulit, keringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi yang panas, dan fases berkaisar
antara 100- 200 ml per hari yang diatur melalui mekanisme reabsorsi di dalam mukosa
usus.

Penerapan Kebutuhan Dasar Manusia dalam Praktik Keperawatan

Pengetahuan kebutuhan dasar manusia dapat membantu perawat dalam bebagai hal yaitu ,
membantu perawat dalam memahami dirinya sendiri untuk mencapai kebutuhan personal
diluar sistem pasien, memahami kebutuhan dasar manusia perawat dapat memahami
perilaku orang lain dengan lebih baik,pengetahuan tentang kebutuhan dasar manusia dapat
memberi kerangka kerja untuk diaplikasikan dalam proses keperawatan, dan perawat dapat
menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk membantu seseorang untuk tumbuh
dan kembang (Mahyar et al, 2010).
BAB III
IMPLEMENTASI NURSING THEORY
DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Pernyataan Teori Virginia Henderson

1. Hubungan Perawat dengan Pasien


Ada tiga tingkat hubungan antara perawat dengan pasien yang diindetifikasioleh
Henderson dari hubungan ketergantungan sampai ketidaktergantungan.
Hubungan tersebut meliputi:
a. Perawat sebagai pengganti pasien (substitute)
Pada saat sakit perawat menggantikan kebutuhan pasien yang diakibatkan oleh
karena kehilangan kekuatan fisik, ketidakmauan dan kurangnya pengetahuan.
Henderson mengungkapkan hal ini statmennya bahwa "Perawat, kesadaran bagi
ketidaksadaran, kehidupan dari kematian, tangan dari orang yang teramputasi, mata
bagi orang buta, pemberi kehangatan bagi bayi, juru bicara bagi orang bisu, dan
sebagainya."
b. Perawat sebagai pembantu pasien (helper)
Selama kondisi tidak sadar, perawat membantu pasien menemukan kemandiriannya.
Henderson mengatakan "Kemandirian adalah suatu hal yang relative, tidak satupun
kita tidak bergantung pada orang lain, tetapi kita mencoba memberi kemandirian
dalam kesehatan, bukan ketergantungan dalam kesakitan".
c. Perawat sebagai teman pasien (partner)
Sebagai partner, pasien dan perawat bersama-sama memformulasikan rencana
keperawatan kebutuhan dasar yang didiagnosis. Juga dimodifikasi sesuai kondisi,
usia, temperamen, emosi, status sosial, kebudayaan, dan kapasitas intelektual
pasien.
Perawat juga harus dapat mengatur lingkungan sekitar bila diperlukan. Henderson
percaya "Perawat yang tahu reaksi fisiologis dan patologis dari perubahan
temperature, pencahayaan, tekanan gas, bau, kebisingan, bau zat kimia, dan
organisme akan mengorganisasikan lingkungan dan memaksimalkan fungsi fasilitas
yang ada,"
Perawat dan pasien harus selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan, baik dalam
mencapai kemandirian atau kematian yang tenang. Salah satu tujuan perawat adalah
menjaga aktifitas sehari-hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan
adl tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih penting membantu
seseorang bagaimana menjadi sehat daripada mengobati ketika sakit.
2. Hubungan perawat dengan dokter
Henderson menyatakan bahwa perawat mempunyai fungsi yang unik, berbeda dengan
dokter, dimana keperawatan, diatur oleh perawat dan pasien bersama-sama saling
mendukung dengan rencana atau program therapy dokter. Henderson menekankan,
Perawat tidak hanya mengikuti perintah dokter. Suatu pertanyaan "Mengapa dokter
selalu memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lain?'. Bahkan perawat
mampu membantu pasien ketika dokter tidak ada. Henderson juga menyatakan bahwa
perawat ataupun dokter sangat melebihi batas.
3. Perawat sebagai anggota Team Kesehatan
Perawat bekerja saling bergantung pada tenaga kesehatan yang lain. Perawat dan
tenaga kesehatan lain membantu menjalankan seluruh program perawatan pasien.
Henderson mengingatkan bahwa diantara team kesehatan mempunyai sumbangsih
yang sama dalam perawatan pasien. Tak ada yang lebih besar, masing-masing
mempunyai fungsi unik sendiri- sendiri.

D. APLIKASI MODEL VIRGINIA HENDERSON DALAM PEMBERIAN ASUHAN


KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Yang perlu dikaji adalah:
a. Inti
Data diri pasien yang terdiri dari: umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, nilai-nilai
keyakinan serta riwayat timbulnya penyakit.
b. 14 komponen kebutuhan dasar manusia / pasien meliputi:
1. Pernafasan
2. Kebutuhan makan dan minum
3. Eliminassi
4. Posisioning
5. Kebutuhan tidur dan istirahat
6. Kebutuhan dalam berpakaian
7. Cara mempertahankan suhu tubuh dan memodifikasi lingkungan
8. Kebersihan tubuh
9. Kondisi lingkungan
10. Komunikasi
11. Ibadah dan keyakinan
12. Pekerjaan sehari-hari
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
14. Kebutuhan belajar dan menggunakan fasilitas keseahatan
Perawat mengkaji ke-14 komponen dasar, komponen pertama dinilai secara penuh kemudian
menuju pada komponen selanjutnya. Untuk mengkaji data dari ke-14 komponen ini, perawat
membutuhkan pengetahuan dari apa yang normal dalam kesehatan, juga pengetahuan tentang
apa-apa yang menyebabkan sakit.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dirumuskan berdasarkan dari analisis data dari ke-14 komponen kebutuhan dasar
manusia / pasien.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan melibatkan pembuatan rencana agar sesuai dengan keb individu,
memperbaharui jika diperlukan, dan menjamin bahwa ini sesuai dengan yang ditentukan
dokter.sebuah rencana yang baik mengintregasikan pekerjaan dari semua yang ada dalam
tim kesehatan.
4. Implementasi
Perawat membantu pasien melaksanakan aktifitas untuk memelihara kesehatan, untuk
menyembuhkan dari sakit, atau untuk membantu dalam kematian yang tenang. bersifat
individu, tergantung pada prinsip fisiologis, umum, latar belakang budaya, keseimbangan fisik
dan intelektual.
5. Evaluasi
Menurut Henderson, perawat akan melakukan evaluasi berdasar pada tingkatan dimana
pasien dapat mandiri.

B. Penerapan Teori Orem dalam Implementasi tindakan keperawatan


Orem menyatakan jika keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan untuk memberikan perawatan langsung kepada orang-orang yang benar-
benar memiliki kebutuhan perawatan langsung akibat gangguan kesehatan mereka atau
secara alamiah mereka yang membutuhkan perawatan kesehatan.
Orem menjelaskan syarat umum perawatan diri di antaranya asupan udara, makanan,
minuman yang cukup, BAB, BAK, keseimbangan aktivitas, istirahat, interaksi sosial,
pencegahan dari bahaya dan perkembangan manusia dalam kelompok-kelompok
sosial. Konsep utama dari teori perawatan diri yaitu untuk sistem yang dibantu sepenuhnya,
sistem yang dibantu sebagian, dan sistem yang mendukung edukatif (pendidikan
kesehatan).
Dalam melakukan tindakan keperawatan serta guna mendapatkan hasil yang optiimal,
Orem membagi menjadi 3 tahap/sistem.
Tahap I : Dengan bantuan sepenuhnya.
Sistem ini artinya perawatan diri seseorang dibantu oleh perawat di rumah sakit. Contohnya
pasien di Intensive Care Unit (ICU) yang membutuhkan perawatan sepenuhnya oleh
perawat, baik itu asupan makan minum, mandi, BAB, BAK, kebersihan diri, dan
oksigen. Contoh lain di lingkungan keluarga adalah perawatan pada pasien stroke dengan
kelumpuhan total yang merupakan keluarga sebagai pusat pemberi asuhan keperawatan
bagi anggota keluarga yang sakit.
Tahap II : Dengan bantuan sebagian
Maksudnya di sini yaitu perawatan diri pasien yang masih bisa terpenuhi secara mandiri,
namun ada sebagian pasien tidak mampu melakukan secara mandiri dan yang harus
dibantu oleh perawat maupun keluarga. Sebagai contohnya pada pasien Diabetes
Mellitus di mana keluarga harus membantu anggota keluarga yang sakit untuk memenuhi
perawatan diri, misalnya mandi, BAK, BAB berpakaian dan aktivitas pasien.
Tahap III : 3. Sistem mendukung secara edukasi (pendidikan kesehatan).
Sedangkan sistem mendukung secara edukasi adalah mereka yang mampu memenuhi
perawatan diri secara mandiri, namun kurangnya pengetahuan tentang hal itu atau
kurangnya motivasi dalam memenuhi kebutuhannya. Peran perawat di sini adalah
memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri.
Sebagai contoh adalah lansia tanpa keterbatasan. Lansia tersebut harus tetap diberikan
motivasi atau dukungan agar bisa memenuhi perawatan diri secara mandiri. Contoh lain
adalah pasien rehabilitasi pada pasien jiwa, di mana pada pasien jiwa harus tetap diberikan
dukungan untuk memenuhi perawatan diri secara mandiri.

Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.
Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu.  Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu
untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan
membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan
perkembangan.
Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan self care.
Kemampuan untuk melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti usia, jenis
kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem
perawatan kesehatan, keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan sumber.
Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care.

Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite yang
terdiri dari tiga kategori yakni:
 Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
kesendirian dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi manusia.
 Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan seperti
pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh.
 Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas individu
untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.

Teori Self Care Deficit


Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien dalam hal ini lansia dalam merawat
diri. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (pada kasus ketergantungan)
tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Asuhan keperawatan
diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya
ketergantungan.
Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat digunakan dalam
membantu self care, yakni:
1. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain
2. Memberikan petunjuk dan pengarahan
3. Memberikan dukungan fisik dan psychologis
4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal
5. Pendidikan
KESIMPULAN
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan setelah memvalidasi
rencana. Validasi menentukan apakah rencana masih relevan, masalah mendesak, berdasar
pada rasional yang baik dan diindividualisasikan. Perawat memastikan bahwa tindakan yang
sedang diimplementasikan, baik oleh pasien, perawat atau yang lain, berorientasi pada tujuan
dan hasil. Tindakan selama implementasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Penggunaan teori
keperawatan sebagai acuan menyusun intervensi hingga mengimplementasi rencana tindakan
akan sangat mempermudah perawat didalam mencapai tujuan yang diinginkan. Namun setiap
teori keperawatan mempunyai kelebihan dan kekurangan, termasuk teori keperawatan yang
penulis pakai guna membuat penugasan ini.
1. Teori Keperawatan Dorothy Orem :
Kelebihan ;
Kelebihan dari teori Orem adalah teori ini mendorong pasien untuk memunculkan potensinya
yang terganggu karena kondisinya yang sakit. Perawat lebih memandirikan pasien untuk
melakukan self care atau pemenuhan kebutuhannya sendiri tanpa ketergantungan kepada
orang lain, perawat lebih memberikan motivasi kepada pasien. Sehingga pasien bisa lebih
mandiri dan mengerti tentang pentingnya melakukan perawatan diri, untuk mencapai kesehatan
yang optimal. Teori ini merupakan aplikasinya untuk pelaksanaan praktek keperawatan sebagai
pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing system, dan self-caredeficit
mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat dikembangkan dengan ilmu
pengetahuan dan penelitian ( Liya Andriyanti, 2017).

Kekurangan
Teori orem berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam kenyataannya
kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain dari model konsep ini adalah
untuk penempatan pasien dalam system mencakup kapasitas individu untuk gerakan fisik.
Selain itu ada konsep keperawatan orem menekankan individu untuk memenuhi kebutuhan
perawatannya sendiri tanpa adanya ketergantungan pada orang lain, tetapi ketika seorang klien
sakit maka kemampuan keperawatan dirinya sendiri dalam memenuh ikebutuhannya akan
berkurang akibatnya suplai kebutuhan yang akan terpenuhi akan tidak optimal.
2. Teori Keperawatan Virginia Henderson
 Kelebihan
Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada keperawatan
sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi unik dari
profesi perawat.
Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir
keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
Henderson mendefinisika profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang
mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset ilmuan
dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
 Kelemahan
Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada penyembuhan fisik
semata atau pada upaya memandirikan pasien.
Teori kurang pragmatis.

DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, L. (2017). Aplikasi Teori Dorothy Orem Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan .
Journal of Nursing and Public Health. Budiono, & Pertami, S. B. (2016). Konsep Dasar
Keperawatan.. Jakarta: Bumi Medika. Djaruu, S. A.F., Kanine, E., & Tololiu, T. (2016). Aplikasi
Konsep Stress Adaptasi Menurut Calista Roy penerapan Askep. E-Jurnal Sariputra, 3(1).
Hartati, S., Setyowati, & Budiarti, T. (2016).
Abi Muhlisin dan Irdawati. Teori Self Care dari Orem Dan Pendeketan Dalam Praktek
Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, Vol 2, No2, Juni 2010.
Linda Oktariza. Pengaruh Penerapan Teori Self Care Orem Terhadap Tingkat Kemandirian
Lansia.
Eka Ediawati. Skripsi: Gamaran Tingkat Kemandirian Dalam ADL dan Risiko Jatuh Pada
Lansia. FIK UI 2012
Abi Muhlisin dan Irdawati. Teori Self Care dari Orem Dan Pendeketan Dalam Praktek
Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, Vol 2, No2, Juni 2010.
Linda Oktariza. Pengaruh Penerapan Teori Self Care Orem Terhadap Tingkat Kemandirian
Lansia.
Eka Ediawati. Skripsi: Gamaran Tingkat Kemandirian Dalam ADL dan Risiko Jatuh Pada
Lansia. FIK UI 20
( Ini BAB III pa buat ada 2, silahkan baca mana cocok untuk diambil. Artinya pilih salah
satunya sesuai seleramu.
Penulisan mungkin masih kurang silahkan lengkapi bila dianggap perlu. Semoga Cocok )

.
BAB III

IMPLEMENTASI / PEMBAHASAN

Dari hasil yang didapatkan menggunakan metode literature review bahwa keperawatan disusun

dari beberapa teori yang mebentuk satu kesatuan yang utuh yang mempunyai arti, makna dan

manfaat tersendiri, teori-teori tersebut bisa dipelajari dan diterapkan di rumah sakit pada saat

memberikan asuhan keperawatan.

1. Aplikasi Teori Dorothy Orem Pada Asuhan Keperawatan

Pandangan teori dari Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada

kebutuhan individu dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mandiri dalam mengatur

kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care

diantaranya: perawatan diri sendiri ( self care), self care deficit, teori sistem keperawatan

(Budiono, 2016). Teori ini kemudian di aplikasikan pada tahap-tahap keperawatan berikut ini;

a. Tahap Pengkajian

Pada tahap ini menurut teori orem menggunakan Self Care. Menurut orem manusia adalah

individu atau kelompok yang tidak mampu mempertahankan secara terus-menerus self care

untuk hidup dan sehat, pemulihan dari penyakit atau trauma. Tunjuan dari mengaplikasikan

teori ini adalah menurunkan tuntunan self care pada tingkat dimana klien dapat

memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit, oleh karenanya self care deficit

apapun dihilangkan (Andriyanti, 2017).

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut Orem, penegakan diagnose mengacu pada dignosa keperawatan yang actual,

resiko tinggi. Teori ini lebih berfokus pada masalah fisiologis yang dapat diaplikasikan oleh

perawat dalam asuhan keperawatan. c. Intervensi Keperawatan Menurut orem intervensi


keperawatan diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang

dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Perawat juga bisa

menggunakan metode berikut untuk bisa menerapkannya pada asuhan keperawatan yaitu:

merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang

terdekat dalam bantuan keperawatan.

2. Aplikasi Teori Calista Roy Pada Asuhan Keperawatan

Calista Roy berpendapat bahwa ada empat elemen yang sangat penting dalam teori Roy yang

dapat diterapkan di rumah sakit yaitu:

a. Eleman Keperawatan Keperawatan adalah sesuatu ilmu yang disiplin menjadi landasan

dalam melaksanakan praktik keperawatan. Roy (dalam Roy dan Andrews, 1991)

berpendapat bahwa keperawatan seb sebagai ilmu dan praktik berperan dalam

meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang

muncul semakin positif. Melalui elemen keperawatan perawat dapat meningkatkan interaksi

individu denagn lingkungan sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.

b. Elemen Manusia Manusia adalah suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai

masukan, proses control, keluaran dan umpan balik. Manusia dalam sistem ini berperan

sebagai penerima asuhan keperawatan.

c. Elemen Lingkungan Perawat harus mengatasi lingkungan klien yang meliputi privasi klien,

kondisi, keadaan, dan faktor yang lainnya. d. Elemen Sehat Kesehatan adalah hal yang

utama diinginkan semua orang begitu pula dengan klien yang ingin sehat seperti semula,

perawat dalam elemen ini harus berpikir kedepannya bagaimana cara klien mendapatkan

kesehatan tersebut perawat harus memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Budiono,

2019

Aplikasi Teori Virginia Henderson Pada Asuhan Keperawatan

Dalam aplikasi teori Henderson ini memperkenalkan pengertian dari keperawatan, ia menyatakan

bahwa pengertian keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisilogis, yang ditinjau

dari sisi fungsional. Henderson ini juga mengemukakan konsep utama dari teorinya yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Perawat mengaplikasikan teori ini dengan 14 komponen

yang merupakan penanganan keperawatan yaitu:

a. Bernapas secara normal,

b. Makan dan minum dengan cukup,

c. Membuang kotoran tubuh,

d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan,

e. Tidur dan istirahat,

f. Memilih pakaian yang sesuai,

g. Menjaga suhu tubuh tetep dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah

lingkungan.

h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat, serta melindungi integument, i. Menghindari bahaya

lingkungan yang bisa melukai,

j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau

pendapat.

k. Berbadah sesuai dengan keyakinan,

l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi,

m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi,

n. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang

menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan, serta menggunakan fasilitas kesehatan

yang sederhana.

Dengan menerapkan 14 komponen tersebut perawat akan bisa memberikan asuhan keperawatan

kepada klien yang sangat memuaskan klien tersebut (Budiono, 2016)

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan kajian ini adalah perawat dapat mengaplikasikan

teori-teori yang telah dijelaskan di dalam rumah sakit. Teori- teori keperawatan dapat membamtu

perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang sistematis dan bermutu tinggi. Implementasi
dan intervensi yang ditegakkan penulis di atas sudah sesuai dengan teori-teori keperawatan yang

bisa dipelajari oleh perawat untuk memberi asuhan keperawatan. Saran Kepada pihak pelayanan

kesehatan diharapkan menerapkan aplikasi teori keperawatan pada klien sesuai dengan teori-teori

diatas agar klien lebih merasa puas dengan pelayanan dan perawat dapat memberikan asuhan

keperawatan yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai