Anda di halaman 1dari 26

Model Konseptual Keluarga.

 Model Konseptual Keluarga

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas
keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan-
hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan asuhan
keperawatan.
Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk
dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang
bisa digunakan untuk menjelaskannya dan member solusi yang tepat untuk
menyelesaikannya. Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa
diterapkan di berbagai lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan
sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan.
Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea E. Orem. Dalam teori self care-nya ia
menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian
individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia
membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali. Teori
ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan
klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat dipelajari.
Teori Dorothea E. Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk dikaji dan
dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik
keperawatan keluarga.
1.2  Rumusan masalah
1. Apakah pengertian model konseptual keperawatan keluarga ?
2. Apa sajakah model kopseptual keperawatan keluarga ?
1.3  Tujuan

1. Memahami pengertian model konseptual keperawatan keluarga


2. Memahami model kopseptual keperawatan keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Model Konseptual
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatandengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,memperkirakan, dan mengontrol
hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.Model merupakan sebuah
gambaran deskriptif dari sebuah praktek yang bermutu yang mewakili sesuatu yang
nyata.Sedangkan model keperawatan adalah aplikasi dari struktur itu sendiri yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang dengan apa
yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual tersusun atas ide-ide
(konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang menspesifikasi hubungan antara
keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan perkembangan disiplin
keperawatan.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan
professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1.      Orang yang menerima asuhan keperawatan
2.       Lingkungan (masyarakat)
3.      Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4.      Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
Model keperawatan dikembangkan berdasarkan pada asumsi, nilai dan kepercayaan
para ahli teori tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Tujuan utama
dari model keperawatan adalah memandu praktek keperawatan berdasarkan teori dan
mengarahkan penyusunan teori. Tujuan lainnya adalah memeberikan persepktif unik
untuk memandang situasi klien, memberikan pedoman untuk mengorganikasikan
pemikiran dan pengamatan, memfokuskan, menginterpretasikan data dan
mengkomunikasikan temuan pada orang lain, memandu fokus praktek keperawatan
dalam setiap komponen proses keperawatan, menghubungkan praktek, teori, penelitian
dan pendidikan keperawatan. Semua model keperawatan mengandung beberapa aspek
dari ketiga pendekatan, namun demikian, masing-masing model cendrung menekankan
satu katagori diatas katagori lainnya ( Paula J.C dan Janet W.K 2009 ).
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik, penelitian dan
pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon
perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnyadalam mengkoreksi pemikiran
yang salah tentang profesi keperawatan
2.2 Model Konseptul Keperawatan Keluarga

A. Orientasi Pada Sistem


1.      Model Sistem Keperawatan Kesehatan Betty Neuman
Sistem yang digunakan dalam model sistem keperawatan kesehatan Betty Neuman adalah
sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis, variabel interaksi
mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan
spiritual. Sistem pada teori sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Model memandang individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang
berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional, model
fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi). Asumsi dasar dari
teori Neuman yaitu individu merupakan sistem unik dengan respon berbeda, kurang
pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan, spiritual). Individu dalam memberikan respon
harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan
eksternal dapat merupakan penyebab stress, untuk itu individu akan bereaksi terhadap
stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri.
Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu mengidentifikasi faktor
resiko dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas
pendidikan kesehatan. Pencegahan sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika
terjadi masalah, perawat berperan sebagai Early Case Finding, pengobatan setelah pasien
terdiagnosa mengidap suatu penyakit. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan
kesehatan, perawat membantu dengan adaptasi dan reduksi untuk mencegah komplikasi,
asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan mengurangi reaksi tubuh akibat
stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pola pengembangan ilmu
keperawatan menurut teori sistem Neuman bertujuan untuk stabilitas system, hal itu
dapat dilukiskan sebagai cincin dengan satu pusat yang mengelilingi inti, cincin paling
dalam mewakili garis pertahanan untuk melawan stressor seperti sistem pertahanan tubuh
dan mekanisme pertahanan, cincin terluar merupakan garis pertahanan yang mewakili
keadaan normal pasien, mekanisme pertahanan tersebut adalah mekanisme bertahan
koping.

B. Orientasi Perkembangan
1.      Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah modelself care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan
ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing
Conceps of Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian
edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit(keluarga, kelompok dan
komunitas). Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan
dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun
sakit (Orem's, 1980) Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of
Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
a.       Self Care(Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat
yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis
dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya.
Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan
terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan
universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self
care secara umum :
1)      Pemeliharaan intake udara;
2)      Pemeliharaan intake air;
3)      Pemeliharaan intake makanan;
4)      Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi;
5)      Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
6)      Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7)      Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8)      Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan
9)      Potensinya
b.      Self Care Deficit(Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan
bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain
dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu,
mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa
yang akan datang.
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan
kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1)      The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2)      The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan.
3)      The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4)      Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :
a)      Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
b)      Mengajarkan klien;
c)      Mengarahkan klien;
d)     Mensupport klien.
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1)      Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia
dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
a.       Pemeliharaan kecukupan intake udara;
b.      Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
c.       Pemeliharaan kecukupan makanan;
d.      Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
e.       Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia;
f.       Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi;
g.      Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk
menjadi normal.
2)      Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan
individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan
hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3)      Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan
yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga adalah :
1.      Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik;
2.      Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
3.      Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan
pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah sebagai berikut:
1.       Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
2.       Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;
3.       Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi;
4.       Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
C.    Orientasi Sistem dan Interaksi
1.      Model Konseptual Adaptasi Roy
Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model  adaptasi keperawatan,
yakni manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari
dua bagian yaitu tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam
elemen penting pada konsep adaptasi.
a.       Elemen Manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling
berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy,
1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi
secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator
(pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi, mencakup
adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan
saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka,
adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan. Sebagai sistem
adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia
dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional secara
keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem
manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik
serta output.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan
internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan
kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.
Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan dengan
konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.
b.      Model Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi
sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan
integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis tingkat dasar yang
terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4
bagian yaitu :
1)      Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi,
pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2)      Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam
Roy 1991).
3)      Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky,
1984 dalam Roy 1991)
4)      Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang
digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan
semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5)      Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan
struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi
proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6)      The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7)      Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air,
elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif
fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984,
dalam Roy 1991).
8)      Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral
dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk
mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi
kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam
Roy, 1991).
9)      Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi
neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin
mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator
koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991).
c.       Model Konsep Diri
Model konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek
psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan
integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri
menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
1)      The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan
sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada
saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan
seksualitas.
2)      The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan
spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan
hal yang berat dalam area ini.
d.      Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola - pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya
pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai
kedudukannya.
e.       Model Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy.
Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang,
perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam
menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk
afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk
melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara
dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
f.       Elemen lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan
merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya
lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu
dikoelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih
luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan
mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu ata
kelompok
g.      Elemen kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia
menyatakan secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu
mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi
manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang
sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada
kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.
Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon
terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan
dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan
konsep adaptasi dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalm model keperawatan. Didalamnya menggambarkan
manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap
stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi
termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian
pertama dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu adalah stressor
atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-
bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah
mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi
yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup,
pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini
adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan
penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi,
sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang
besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem adaptif.
Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan
sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang
masuk dan tingkatan adaptasi.
h.      Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam
melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat
bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi
individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap
stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak
dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan
perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan,
sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi
mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
2.      IMOGENE M.KING
Tujuan perawat adalah "untuk membantu individu menjaga atau mendapatkan kembali
kesehatan." Ranah keperawatan adalah mempromosikan, memelihara, memulihkan
kesehatan dan merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat profesional
adalah untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang biasa dikenal sebagai proses
keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan
keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. King menyatakan bahwa
perhatian keperawatan adalah membantu orang berinteraksi dengan lingkungan mereka
dengan cara yang akan mendukung pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan menuju
pemenuhan diri. King telah memberikan asumsi khusus untuk interaksi perawat-klien:
1)      Persepsi perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2)      Tujuan, kebutuhan, dan nilai-nilai perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
3)      Individu memiliki hak untuk mengetahui tentang diri mereka sendiri.
4)      Individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi
kehidupan mereka, kesehatan mereka, dan layanan masyarakat.
5)      Individu memiliki hak untuk menerima atau menolak perawatan kesehatan.
6)      Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan penerima perawatan kesehatan mungkin
kongruen.
Bentuk macam-macam kebutuhan manusia menurut imogene king :
1)      Kesehatan
King mendefinisikan kesehatan sebagai "pengalaman hidup yang dinamis dari seorang
manusia, yang berarti penyesuaian terus menerus terhadap stressor dalam lingkungan
internal dan eksternal melalui penggunaan yang optimal dari sumber daya seseorang
untuk mencapai potensi maksimal untuk hidup sehari-hari". King menegaskan bahwa
kesehatan bukan hal yang berkelanjutan, melainkan suatu keadaan holistik dan
mengidentifikasi karakteristik kesehatan sebagai "genetik, subjektif, relatif, dinamis,
lingkungan, fungsional, budaya dan persepsi". King mendefinisikan penyakit sebagai
penyimpangan dari atau ketidakseimbangan dalam fungsi seseorang yang normal.
Penyimpangan ini mungkin berhubungan dengan struktur biologis, hubungan psikologis,
atau sosial.
2)      Lingkungan
Lingkungan dan Masyarakat yang diindikasikan sebagai konsep utama dalam sistem
konseptual King tetapi tidak secara khusus didefinisikan dalam pekerjaannya. Masyarakat
dapat dipandang sebagai bagian sistem sosial dari sistem konseptualnya. King
mendefinisikan bahwa lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang baik secara internal
dan eksternal, King juga menyatakan bahwa' lingkungan adalah fungsi dari keseimbangan
antara interaksi internal dan eksternal.
3)      Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai tindakan perawat dan klien, reaksi dan interaksi dalam
situasi perawatan kesehatan untuk berbagi informasi tentang persepsi mereka satu sama
lain dan dalam situasi tertentu. Komunikasi ini memungkinkan mereka untuk menetapkan
tujuan dan memilih metode untuk mencapai tujuan. Tindakan didefinisikan sebagai
urutan perilaku yang melibatkan aktivitas mental dan fisik.
D.    Orientasi Sistem dan Perkembangan
1.      Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan
memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis
secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan
praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas
yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan
dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan
abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan
adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan
teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan
rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia atau individu
seutuhnya. Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970)
ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
a)     Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik
yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti
bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan
variabel dan secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang
memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara
signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian
perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang
memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat
bagiannya tidak dijumpai.
b)      Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi. Berasumsi bahwa
individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain.
Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang
individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c)      Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat diprediksi
sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia
atau dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan
saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan
semula.
d)     Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif. Mengidentifikasi
pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini
mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi
kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan
dinamis.
e)      Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam
semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir
dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Berdasarkan pada asumsi-asumsi, terdapat 4 batasan utamayang ditunjukkan oleh
Martha E. Roger :
a)Sumber energi
b)                  Keterbukaan
c)Pola-pola perilaku
d)                 Ukuran-ukuran 4 dimensi
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil
energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk
lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan
membatasi asumsi-asumsi utama Martha E. Roger.
Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan menghadirkan lima
asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia
dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan
seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan
waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu
berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia
mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan
ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak
dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan :
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat
mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada
tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada
konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers :
1)           Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2)           Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3)           Penyesuaian terhadap pola
4)           Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan.
5)           Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6)           Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7)           Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.
2.      TEORI UMUM FLORENCE NIGHTINGALE
Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820- 13 Agustus1910) adalah pelopor  perawat
modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang
berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Florence Nightingale mencetuskan sebuah teori
keperawatan yang dikenal dengan teori perawatan modern (modern nursing) yang dikenal
dengan teori lingkungan (environmental theory). Teorinya difokuskan pada lingkungan
keperawatan. Florence meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat berperan penting
untuk penanganan perawatan yang layak bagi proses penyembuhan.
a)     Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual,emosional,sosial dan spiritual. Walaupun
memang lebih berfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan
Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih
besar daripada mereka yang sehat, hal ini berkaitan dengan dimensi psikologik dari
manusia
b)     Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen dalam
mempertahankan kesehatan individu.
c)     Kesehatan
Florence mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal
mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil
kombinasi dari lingkungan, fisik dan psikologis.
d)     Keperawatan
Florence memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan
sebagai usaha mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik
sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu kegiatan keperawatan
termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan
untuk membantu wanita menciptakan lingkungan yang sehat bagi keluarga dan
komunitasnya, yang pada dasarnya hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit.
Inti konsep Florence Nightingale adalah pasien dipandang dalam konteks lingkungan
secara keseluruhan yang terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan
lingkungan sosial.
a)      Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
memepengaruhi pasien dimanapun dia berada. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
harus bebas debu, asap , bau dan tidak lembab. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas,tinggi penempatan tempat tidur harus memeberikan keleluasaan pasien untuk
beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien di tempat tidur harus diatur sedemikian rupa
supaya mendapat ventilasi yang cukup.
b)      Lingkungan psikologi (psychology environment)
Florence melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik
dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien
untuk menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan beraktivitas yang dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.
c)      Lingkungan sosial (social environment)
Florence memandang bahwa lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan seseorang
bukan hanya lingkungan di rumah sakit saja tetapi juga kondisi lingkungan secara
menyeluruh yakni lingkungan komunitas pasien.
3.      Friedmann
Menurut friedman struktur keluarga :
a.       Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi
seperti : pengirim, media, pesan, lingkungandan penerima.
b.      Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
1)      Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2)      Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
3)      Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
c.       Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
1)      Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)
2)      Referent power (seseorang yang ditiru)
3)      Resource or expert power (pendapat ahli)
4)      Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang akan diterima)
5)      Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6)      Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7)      Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual).
d.      Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Menurut friedman fungsi keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan
keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan
tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal
maupun eksternal.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi
yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan
konflik dan pemecahan masalah. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
a.       Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b.      Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
c.       Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
d.      Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
e.       Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Presentasi berjudul: "Model Konseptual Keperawatan
Keluarga"— Transcript presentasi:
1 Model Konseptual Keperawatan Keluarga
Ns. I Gede Yudiana Putra, S.Kep, M.Kes

2 Konsep Teori Dan Model Keperawatan


Teori Hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep yang memberikan suatu
pandangan sistematis thd suatu fenomena Model Contoh, menyerupai, merupakan pernyataan
simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melelui penggunaan
symbol.

3 Konsep Teori Dan Model Keperawatan


3. Model Konsep Rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan
secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. 4. Teori
keperawatan sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam
keperawatan. 5. Model konsep keperwatan Suatu cara untuk memendang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya.

4 Tujuan Teori Keperawatan


Identifikasi ruang lingkup dan tujuan keperawatan Menyediakan pengetahuan untuk
memperbaiki administrasi keperawatan, praktek , edukasi, dan penelitian Membantu penelitian
dan mengembangkan pengetahuan dasar keperawatan Mengembangkan rencana kurikulum 
pendidikan keperawatan Menetukan kriteria untuk mengukur kualitas pelayanan keperawatan,
pendidikan, dan penelitian Menyediakan struktur yang sistematik dan rasional untuk aktivitas
keperawatan

5 Tujuan Model Keperawatan


Menjaga konsisten ASKEP Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan Menjelaskan dengan
tegas ruang lingkup dan tujuan askep bagi setiap anggota tim keperawatan

6 Karakteristik Teori Keperawatan


Teori keperawatan mengidentifikasi dan mendefenisikan sebagai hubungan yang spesifik dari
konsep-konsep keperwatan. Teori keperawatan bersifat ilmiah Teori keperawatan bersifat
sederhana dan umum Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knoledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian

8 Teori Dorothea Orem Model konsep keperawatan menurut Dorothea Orem yang di kenal
dengan Model Self Care. Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk
teori self care, diantaranya :
9 Teori Dorothea Orem 1. Perawatan diri sendiri (self care) a. Self care
b. Self care agency 2. Self Care Defisit a. System bantuan secara penuh (wholly Compensatory
System) b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System) c. System suportif dan
edukatif 3. Teori Nursing Sistem

10 1. Perawatan diri sendiri (self care)


a. Self care merupakan aktifitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu
sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, serta kesejahteraan. b. Self care
agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang
dapat dipengaruhi oleh usia, perembangan, sosiokultural, kesehatan, dll.

11 2. Self Care Defisit a. System bantuan secara penuh (wholly Compensatory System) Suatu
system keperawatan dengan memberikan bantuan secara total kepada pasien dikarenakan
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan
bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya menipulasi gerakan, serta
dala pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

12 2. Self Care Defisit b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System) Bantuan
pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujuakan kepada pasien yang memerlukan
bantuan secara minimal seperti pada pasien yang pasca operasi laparatomi dimana pasien
mempunyai kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh
pertolongan dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka yang dilakukan oleh perawat. c.
System suportif dan edukatif System bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien akan mampu memerlukan perawatan secara
mandiri.

13 3. Teori Nursing Sistem Dibentuk ketika perawat menggunakan kemampuan mereka untuk
menetapkan, merancang dan memberi perawatan pada klien, baik individu, maupun kelompok
melalui berbagai aksi. Teori ini membahas bagaimana kebutuhanperawatan diri klien dapat
dipenuhi oleh perawat, klien, atau keduanya.

14 Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s


Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik Menolong
klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri Membantu anggota keluarga untuk
merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.

15 Penerapan Model Orem’s Pada Praktek Keperawatan Keluarga/Komunitas


Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga Aspek sosial : hubungan keluarga dengan
masyarakat disekitarnya Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang
tehnik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar

17 Teori Sister Calista Roy


Model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan
kesehatannya dengan cara perilaku adaptif serta mampu merubah perilaku yang maladaptive.
Calista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa
pandangan dan keyakinan serta nilai yang dimilikinya.

18 Pandangan/Keyakinan Model Adaptasi Roy


a. Manusia sebagai makhluk biologis, psikologis dan social yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. b. Untuk mencapai suatu homeostatis atau integrasi, seseorang harus beradaptsi
sesuai dengan perubahan yang terjadi. c. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang
dikemukakan oleh Roy,

19 Tingkatan Adaptasi Pada Manusia Yang Dikemukakan Oleh Roy


1. Focal stimulasi yaitu stimulus yangn langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan
mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu. 2. Kontekstual stimulus, merupakan
stimulus lain yang dialami seseorang dan baik stimulus internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi kemudian dapat dilakukan secara observasi, diukur secara subjectif. 3. Residual
stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan
situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

20 System Adaptasi Memiliki Empat Metode Adaptasi


1. Fungsi fisiologis, komponen sitem adaptasi ini diantaranya akosigenasi, nutrisi, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi
endokrin. 2. Konsep diri bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social dalam
berhubungan dengan orang lain. 3. Fungsi peran proses penyesuaian yang berhubungan dengan
bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan
dengan orang lain. 4. Interdependent kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih
saying, cinta yang dilakukan melalui hubungan interpersonal pada tingkat individu maupun
kelompok.

22 TEORI IMOGENE M. KING   King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.

23 TEORI IMOGENE M. KING 1. System Personal (individu) : Persepsi, Diri, Pertumbuhan


dan Perkembangan, Citra Tubuh, Ruang, Waktu 2. Sistem Interpersonal : Interaksi, Komunikasi,
Transaksi, Peran, Stress 3. Sistem Social : Organisasi, Otoritas, Kekuasaan,
Pembuatan Keputusan, Status

24 8 Prediksi Proporsi King


Jika persepsi yang akurat ada dalam interaksi perawat-klien transaksi akan terjadi Jika perawat
dan klien melakukan transaksi, tujuan akan tercapai Jika tujuan tercapai, kepuasan akan terjadi
Jika tujuan tercapai, keefektifan asuhan keperawatan akan terjadi Jika transaksi dilakukan di
dalam interaksi perawat-klien, pertumbuhan dan perkembangan akan baik Jika perawat dan klien
merasakan kesesuian antara peran yang diharapkan dan peran yang ditampilkan, transaksi akan
terjadi Jika perawat memiliki pengetahuan dan keterampilan komunikasi informasi yang sesuai
dengan klien, penetapan dan pencapaian tujuan bersama akan terjadi. Jika konflik peran dialami
oleh perawat atau klien atau keduanya, stress dalam interaksi perawat-klien akan terjadi.
25 Proses Interaksi Manusia Menurut King
Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku,dalam memahami atau
mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatn dan
klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang
terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu. Interaksi adalah suatu bentuk
kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam
komunikasi. Transaksi kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

26 Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan


Pengkajian  Diagnosa Keperawatan  Perencanaan Implementasi Evaluasi

27 Kelebihan Teori King Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat
dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam keperawatan.
Teori ini merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat
diamati dalam praktek keperawatan. Mengedepankan partisipasi aktif  klien dalam penyusunan
tujuan bersama,mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien. Teori ini dapat
dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan. Teori ini dapat dikembangkan dan diuji
melalui riset. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan.

28 Kekurangan Teori King Beberapa konsep dasar kurang  jelas,contohnya teori ini menyatakan
bahwa stress memiliki konsekuensi positif dan menyarankan perawat harus menghilangkan
pembuat stress dari lingkungan RS. Teori ini berfokus pada system interpersonal sehingga tujuan
yang akan dicapai sangat tergantung pada presepsi perawat  dan klien yang terlibat dalam
hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja. Teori ini belum menjelaskan metode yang
aplikatif dalam penerapan konsep interaksi,komunikasi,transaksi dan persepsi,misalnya pasien-
pasien yang tidak dapat berinteraksi dengan perawat misalnya klien dengan koma, BBL ,dan
pasien psikiatrik.

30 Teori Betty Neuman Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan
pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah perawat di University
of California, Los Angeles. Sistem yang digunakan adalah sistem terbuka sehingga
menghasilkan interaksi yang dinamis. Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis,
psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman terbentuk dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan dengan stressor di
lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan
(adaptasi).

31 Ada Empat Faktor Yang Merupakan Konsep Mental Klien Yaitu :


1. Individu atau pasien itu sendiri 2. Lingkungan sekitarnya 3. Kesehatan 4. Pelayanan Ada
Empat Faktor Yang Merupakan Konsep Mental Klien Yaitu :

32 Sumber-sumber Teori Betty Neuman


Teori Betty Neuman mempunyai kesamaan dengan teori Gestalt. Teori Gestalt adalah suatu cara
yang mana tubuh mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat dari kesehatan mengubah
kondisi sehat atau sakit. Neuman juga memilih G. Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan.
33 Betty Neuman Melakukan Pendekatan Yang Termasuk Dalam Konsep Mayor
Menurutnya Adalah:
1. Tekanan Rangsangan yang timbul yang diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman
tentang tekanan yaitu : a. Intra personal : secara individu atau perorangan, misalnya emosi dan
perasaan b. Inter personal : antara individu satu dengan individu yang lain lebih dari satu c.
Ekstra personal :diluar individu, misalnya pekerjaan atau tekanan keuangan 2. Struktur pokok
sumber energi penggerak untuk melakukan aktifitas 3. Tingkat ketahanan faktor internal untuk
menghadapi tekanan 4. Garis pertahanan Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk
menghadapi tekanan di batas normal.

34 Next… 5. Gangguan pertahanan Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari
tekanan. 6. Tingkat reaksi Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan. 7. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul. 8. Tingkat-tingkat pencegahan a.
Pencegahan primer (sebelum terjadi tindakan) b. Pencegahan sekunder (ketika terjadi tindakan)
c. Pencegahan tersier (adaptasi pada tindakan) 9. Penyesuaian kembali Adaptasi dari tindakan
yang beasal dari sekitar baik secara inter personal, intra personal dan ektra personal.

35 Neuman Membayangkan Sebuah 3 tahap Proses Keperawatan


Diagnosis Keperawatan, berdasarkan kebutuhan dalam penilaian menyeluruh, dan dengan
pertimbangan yang diberikan kepada lima variabel. Tujuan Keperawatan, ini harus dirundingkan
dengan pasien, dan memperhatikan pasien dan persepsi perawat varian dari penyakit. Hasil
Keperawatan, mempertimbangkan hubungannya dengan lima variabel, dan dicapainya tujuan
keperawatan melalui primer, sekunder dan tersier intervensi.

36 Kekuatan Teori Neuman Kekuatan utama dari model ini adalah fleksibilitas untuk digunakan
dalam semua bidang keperawatan – administrasi , pendidikan , dan praktek . Neuman telah
disajikan pandangan klien yang sama berlaku untuk individu , keluarga , kelompok , komunitas ,
atau agregat lainnya . Neuman Sistem Model , terutama disajikan dalam model diagram , secara
logis konsisten. Penekanan pada pencegahan primer , termasuk promosi kesehatan khusus untuk
model ini. Sistem Model Neuman relatif sederhana , dan memiliki definisi mudah diterima
komponennya.

37 Kelemahan Teori Neuman


Kelemahan utama dari model ini adalah kebutuhan untuk klarifikasi lebih lanjut dari istilah yang
digunakan . Stres interpersonal dan ekstra-personal perlu lebih jelas dibedakan .

39 Teori Martha E. Roger Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (
kesatuan manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada
dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995 Keempat dimensi yang di
gunakan oleh Martha E. Rogers sebagai manusia utuh : sumber energi, keterbukaan, keteraturan
dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip
mengenai bagaimana berkembang.

40 Dasar teori Rogers Ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti Anropologi,
Sosiologi, Agama, Pilosofi, perkebangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada
proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari
Manusia, Alam dan Perkembagan Manusia secara langsung.

41 Teori Roger Tentang Keperawatan


Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubangan langsung dengan proses
kehidupan manusia bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan
hubungannya dengan perkmbangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian
dikemukakannya.

42 PRINSIP – PRINSIP HEMODINAMIKA


Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan  dipergunakan prinsip hemodinamika untuk
melayani manusia, yaitu : Integritas, adalah proses berhubungan dengan yang menguntungkan
antar manusia dan ingkungannya secara berkesinambngan. Resonansi, prinsip ini membicarakan
tentang alam dan perubahan yang terjadi antar manusia dan lingkungannya. Helicy, Prinsip yang
menyatakan bahwa keadaan alami berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan
jenis pola – pola perilaku manusia dan lingkugan

43 “SELAMAT MENGERJAKAN”
TUGAS Bentuklah 5 kelompok untuk membahas teori keperawatan dan model konseptual dari
para ahli diatas Tugas dibuat dalam bentuk makalah dan power point untuk dipresentasikan
minggu depan oleh masing – masih kelompok Semua anggota kelompok wajib membuat tugas,
apabila ybs tidak bersedia membuat tugas tebalkan nama ybs di cover tugas “SELAMAT
MENGERJAKAN”

Anda mungkin juga menyukai