Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian
intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan
kesehatan.
Ilmu Keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan
kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, social dan spiritual.
Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
dalam praktik keperawatan profesional. Untuk tercapainya suatu keperawatan
professional diperlukan suatu pendekatan, yang disebut “Proses Keperawatan”
dan “Dokumentasi” keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi (komunikasi), penerapansesuaistandart praktik, dan
pelaksanaan proses keperawatan.
Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang
digunakan, antara lain adalah Dorothea Orem, Betty Neuman, Calista Roy,
Hildegard E. Peplau, Florence Nightingale, Leinenger dan jean watson.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun problem yang perlu dibahas dalam makalah ini adalah mengenai
bagaimanakah model keperawatan menurut beberapa Teori, yakni:

1. Bagaimanakah teori keperawatan ?


2. Bagaimanakah tahapan model-model keperawatan tersebut?

3. Bagaimanakah konsep dari teori tersebut?

4. Bagaimanakah hubungan antara teori dan proses keperawatan?


1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan yang ada
2. Mengetahuibagaimanakah tahapan model-model keperawatan tersebut
3. Mengetahui bagaimanakah konsep teori tersebut
4. Mengetahui bagaimanakahhubungan antara teori dan proses keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori

Teori merupakan Seperangkat konsep, definisi, hubungan & asumsi yang


menghasilkan suatu cara pandang yang sistematik pada suatu fenomena (chin &
jacobs 1983). Dalam bukunya edisi terakhir Chinn dan Kramer (1991)
mendefinisikan teori sebagai penyusunan ide-ide kreatif dan teliti yang
menunjukkan pandangan yang bersifat sementara, bertujuan, dan sistematis
terhadap suatu fenomena. Teori keperawatan merupakan artikulasi terorganisir dan
sistematis dari serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan pertanyaan dalam disiplin
keperawatan (Delmar Learning, 2004). Tujuan teori keperawatan sendiri antara lain:

 Membantu perawat untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi


pengalaman sehari-hari.

 Berfungsi untuk memandu penilaian, intervensi, dan evaluasi asuhan


keperawatan.

 Memberikan alasan untuk mengumpulkan data yang dapat dipercaya dan valid
tentang status kesehatan klien, yang penting untuk pengambilan keputusan yang
efektif dan implementasi.

 Membantu untuk menetapkan kriteria untuk mengukur kualitas pelayanan


keperawatan

 Membantu membentuk terminologi umum

 Meningkatkan otonomi (kemandirian dan self-governance) keperawatan dengan


menentukan fungsi sendiri

B. Teori dan Model Keperawatan

1. Dorothea Orem
Orem mengembangakan metode keperawatan bertajuk Self-care. Self care
sendiri adalah penampilan atau aktivitas praktek berdasarkan keinginan
individu dan dilaksanakan untuk mempertahankan hidup, sehat dan
kesejahteraan. Unsur self-care adalah kemampuan yang dimiliki oleh
manusia atau kekuatan untuk terlibat di dalam self-care.
3 klasifikasi sistem keperawatan untuk memenuhi persyaratan self-care
klien. Sistem ini adalah sistem kompensatori penuh (wholly compensatory
system), sistem kompensatori sebagian (partly compensatory system) dan
sistem dukungan-pendidikan (supportive-educative system).
Kebutuhan universal dari perawatan diri sendiri atau bisa disebut
Universal Self Care Requisites (SCRs) antara lain adalah udara, air,
makananan, aktifitas dan istirahat, kesendirian dan interaksi sosial.
Perawat didorong untuk menetapkan modalitas dukungan untuk masing-
masing syarat perawatan diri.

2. Betty Newman

Newman mengemukakan sistem model dalam pendidikan dan praktik


keperawatan. newman menggunakan pendekatan total person approach.
Dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan sisitem terbuka, dan
konsep “stressor”.

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan


berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut:

 Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan


berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmun
 Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih
yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran

 Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau


individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor
interpersonal. Misalnya : sosial politik.
3. Calista Roy

Menurut Roy, adaptasi merupakan suatu proses dari seseorang dalam


berperilaku pengeluaran hasil pemikiran dan merasakan sebagai individu atau
kelompok guna menciptakan lingkungan yang terintegrasi. Adaptasi ini ada
karena adanya suatu stimulus.

 Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan


seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu

 Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik


internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat
dilakukan observasi, diukur secara subyektif.

 Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang
ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan
lingkungan yang sukar dialakukan observasi
Pada sistem ini terdapat dua mecanisme yaitu pertama mekanisme koping
bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut, yang
ditentukan secara genetik atau secara umum dipandang sebagai proses yang
otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mecanisme koping yang didapat dimana
coping tersebut di peroleh melalui pengembangan atau pengalaman yang
dipelajarinya

 Regulator subsystem. Merupakan proses coping yang menyertakan


subsistem tubuh yaitu saraf, proses kimiawi dan sistem endokrin.

 Cognator subsystem. Proses coping seseorang yang menyertakan empat


sistem pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan informasi,
pembelajaran, pertimbangan, dan emosi.

Dari sana terdapat 2 respon manusia sendiri yakni:

 Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat


mencapai tujuan atau keseimbangan sistem tubuh manusia.
 Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol dari
terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat
mencapai tujuan yang akan di raih.

4. Peplau

Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk


keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai
perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya
mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam
memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat
terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari
bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis
pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan
klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan
perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan
dengan masalah kesehatannya. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral
yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber
kesulitan), dan proses interpersonal.
a. Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi
kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
b. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal
dengan pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang
menjadi tujuan.
Peran Perawat:
 Mitra kerja,. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada
situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang
memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina
rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.
 Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik
terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah
pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan
informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat
dan akrab.
 Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain.
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan , pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
 Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi.
 Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang
keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat
merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
 Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan
sehat yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.

c. Sumber Kesulitan/Masalah
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologi
individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting
karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji
tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien
semakin membaik.
d. Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi
satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu
hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan
menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:
 Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang
berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang
unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk
dan penting untuk proses interpersonal.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini
memiliki empat tahap diantaranya:
 Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien
menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap
kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien
melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi proses pengumpulan data.
 Fase identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi
perilku pasien dan memberikan asuhan keperawatan. Respon
pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
o Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
o Individu mandiri terpisah dari perwat.
o Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
o Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan
atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi
perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
 Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat
merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap
situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang
terlibat didalamnya.
 Fase resolusi, dimana perawat berusaha untuk secara perlahan
kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada
tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya
agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini
dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien
melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan
menyalurkan energi kearah realisasi potensi.
 Masyarakat/lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi
kehidupan.
 Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan
proses kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan
yang kreatif, konstruktif dan produktif.
 Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang
bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan
alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan
diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang
penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah.

5. Florence nightingale
Florence Nightingale lahir pada 12 Mei 1820 di Florence, Italia.
Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah
satu pendiri yang meletakan dasar-dasar teoti keperawatan yang melalui
model konsep dan teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal
dengan teori lingkunganya.

Selain itu Florence Nightingale juga membuat standar pada


pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan
yang efesien. Florence nightingale mencetuskan teori lingkungan
( environment).

Konsep Model Florence Nightingale :

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek


lingkungan secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan social.

a. Lingkungan fisik (physical enviroment)


o Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan
o udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik
yang bersih
o yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada
didalam ruangan
o harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa
o sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri.
o Tempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
b. Lingkungan psikologyi (psychologi enviroment)

Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat


menyebabkan srtres fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.
Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati
yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
c. Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkunngan sosial terutama hubungan yang spesifik


dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit. Lingkungan sosial selalu dibicarakan dalam hubungannya
dengan pasien yaitu lingkungan pasien yang secara menyeluruh.
Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan
praktek keperawatan, sehingga dikembangkan secara luas dengan tindakan
yang hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien sehingga
perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit
yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi
lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan,kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale,
1860; Torres 1986).

6. Leinenger
Madeleine Leininger Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli
1925. Madeline Leininger mencetuskan teori transkultural dan teori caring.
Madeline leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang
pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan
yang berfokus pada manusia. Ia adalah perawat professional pertama yang
meraih pendidikan doctor dalam ilmu antropologi social dan budaya.
Theory of Culture Care saat ini digunakan secara luas dan tumbuh secara
relevan serta penting untuk memperoleh data kebudayaan yang mendasar
dari kebudayaan yang berbeda.

Paradigma Keperawatan menurut Leininger

1.Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta
melakukan tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia berada.

2.Kesehatan
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara
kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan
individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka
sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.

3.Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau
pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia,
interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial
politik, dan atau susunan kebudayaan.

4.Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena
perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan
dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun kelompok
untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan
yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar
mampu menghadapi rintangan dan kematian.

Teori Keperawatan Leininger

Teori ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan


mempertimbangkan aspek budaya, nilai – nilai, norma dan agama.Teori ini
dapat digunakan untuk melengkapi teori konseptual yang lain dalam
praktik asuhan keperawatan.

Konsep Utama dan definisi teori Leininger

a. Care mengacu kepeada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang


berhubungan dengan pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan
pemberian pengalaman maupun perilaku kepada orang lain sesuai dengan
kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi maupun cara
hidup manusia.

b.”Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan


secara langsung dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan
individu lain dan kelompok didalam memenuhi kebutuhannya untuk
memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam menghadapi
kematian.

c. Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis


nilai, keyakinan, norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok
tertentu yang memberikan arahan kepada cara berfikir mereka,
pengambilan keputusan, dan tindakkan dalam pola hidup.

d. Perawatan kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif


dan transmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung,
memfasilitasi atau memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk
mempertahankan kesjahteraan mereka, kesehatan, serta untuk
memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk memampukan
manusia dalam menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.

e. Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada


variabel-variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun
simbol perawatan di dalam maupun diantara suatu perkumpulan yang
dihubungkan terhadap pemberian bantuan, dukungan atau memampukan
manusia dalam melakukan suatu perawatan.

f. Cultural care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu


kepada suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun
pemahaman ang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau
simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta
mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh
suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy
universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu
temuan statistik yang signifikan.

g. Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan


profesi keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan
fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu,
memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun
kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara yang
menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong
orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.

h. Pandangan dunia mengacu kepada cara pandang manusia dalam


memelihara dunia atau alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran
atau nilai yang ditegakkan tentang hidup mereka atau lingkungan di
sekitarnya.

i. Dimensi struktur sosial dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis
dan gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari suatu
bentuk kebudayaan yang meliputi keagamaan, kebudayaan, politik,
ekonomi, pendidikan, teknologi , nilai budaya dan faktor-faktor
etnohistory serta bagaimana faktor-faktor ini dihubungkan dan berfungsi
untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda.

j. Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau


pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia,
interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial
politik, dan atau susunan kebudayaan.

k. ”Etnohistory ” mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta pada waktu


yang lampau, kejadian-kejadian, dan pengalaman individu, kelompok,
kebudayaan serta suatu institusi yang difokuskan kepada
manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan
menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan
tertentu dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek.

l. Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada


pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam)
dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan tradisonal untuk
memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan untuk
individu lain, kelompok maupun suatu institusi dengan kebutuhan yang
lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup manusia atau kondisi kesehatan
ataupun untuk menghadapi rintangan dan situasi kematian.

m. Sistem perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal,


pembelajaran, transmisi perawatan profesional, kesehatan, penyakit,
kesejahteraan dan dihubungkan dalam pengetahuan dan keterampilan
praktek yang berlaku dalam institusi profesional biasanya personil multi
disiplin untuk melayani konsumen.

n. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan


secara kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan
individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka
sehari-hari, keuntungan dan pola hidup

o. Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan,


dukungan, fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan profesional
yang memungkinkan yang dapat menolong orang lain dalam suatu
kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai perawatan sehingga
mereka dapat memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau
menghadapi rintangan mapun kematian.

p. Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural mengacu pada semua


bantuan, dukungan, fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan
kreatifitas profesional yang memungkinkan yang menolong masyarakat
sesuai dengan adaptasi kebudayaan mereka atau untuk bernegosiasi
dengan fihak lain untuk mencapai hasil kesehatan yang menguntungkan
dan memuaskan melalui petugas perawatan yang profesional

q. Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan,


dukungan, fasilitas atau keputusan dan tindakan profesional yang dapat
menolong klien untuk mengubah atau memodifikasi cara hidup mereka
agar lebih baik dan memperoleh pola perawatan yang lebih
menguntungkan dengan menghargai keyakinan dan nilai yang dimiliki
klien sesuai dengan budayanya.

r. Perawatan kultural yang konggruen mengacu kepada kemampuan


kognitif untuk membantu, mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu
keputusan dan tindakan yang dapat memperbaiki kondisi individu, atau
kelompok dengan nilai budaya, keyakinan dan cara hidup yang berbeda,
yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan.

7. Jean Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan
teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean
Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan di antaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami
bahwa manusia adalah mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai
macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolok ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4
bagian kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan
yang satu dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan
tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental, sosial, serta spiritual.

Selain itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan
dipraktekkan hanya secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang
hasilnya dapat memuaskan kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan
berkembang ke arah perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di
rawat saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk
memilih apa yang terbaik untuk dirinya saat itu.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan.
Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan dan untuk memberikan bantuan / pertolongan kepada mereka yang
sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Beeing)


Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam
pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang
terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena
bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik
psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya.
Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.

2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial,
dan lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana
seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat
biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson
menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh
setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli
dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi,
melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang
unik terhadap lingkungan.

4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit.
Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah
penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya
perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari
praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial,
moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan
manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap
pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset
keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
a. Membentuk sistem nilai humanistic altruistic.
b. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
d. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
e. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,
maupun negative.
f. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
g. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
h. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
i. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang


lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan
keb utuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan
metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses
keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah.
Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang
dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian
dalam proses keperawatan).
1. Pengkajian
a. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.
b. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai
kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam
pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan factor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari
variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.

2. Perencanaan
a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana
asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan & sesuai.

3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan

4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang
mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum
didasarkan pada studi pemecahan masalah

.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan makalah di atas adalah:

1. Teori keperawatan merupakan artikulasi terorganisir dan sistematis dari


serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan pertanyaan dalam disiplin
keperawatan.

2. Teori keperawatan ini di cetuskan oleh tokoh- tokoh penting seperti dorothea
orem, betty neuman, calista roy, peplau, florence nightingale, laineger, Jean
Watson

3. Seluruh teori dan metode dari teori-teori ini merupakan konsep dasar
keperawatan yang di akai hingga saat ini
DAFTAR PUSTAKA

George J. B. (1990). Nursing Theories. New Jersey: Apleton and Lange.

Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Soemantri I. (2006). Konsep Dasar Keperawatan. Bandung: Stikes A. Yani Press.

Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing


practice in Canada. 1st Canadian Ed. Prentice Hall Health, Toronto.

Leahy, Julia M & Kizilay, Patricia E. (1998). Foundations of Nursing Practice : A


Nursing Process Approach. 1st Ed, WB Saunders Company, Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai