Anda di halaman 1dari 9

Resume Teori Hubungan Interpersonal Oleh Peplau

& Teori Defisit Perawatan Diri (Self Care Deficit Theory) Oleh
Dorothea Elizabeth Orem

OLEH:
PUTU AUSTINIASIH (35 )
P07120122118
1.3/ D-III KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKTIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN
KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2022/2023
Teori Hubungan Interpersonal Oleh Peplau

Dalam ilmu keperawatan pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang berdasarkan pada ilmu keperawatan pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan aplikasi
dari konsep, teori dan model keperawatan yang diambil, digabungkan dan dikembangkan serta di
laksanakan.

Strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan dengan
mengaplikasikan teori keperawatan. Salah satunya adalah teori dan model asuhan keperawatan
yang dikemukakan oleh Hildegard E. Peplau dikenal dengan teori hubungan interpersonal
dimana teori ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri (perawat) dan
orang lain (pasien) dalam artian bahwa perawat perlu memahami perilakunya sendiri baru dapat
memahami orang lain hal ini sangat membantu dalam mengidentifikasi kesulitan yang dirasakan
oleh orang lain.

Model keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard E. Peplau ini mencakup segala sesuatu
tentang diri individu itu sendiri tepatnya didalam dirinya, yaitu interpersonal, dan hal ini
mengarah pada kejiwaan seseorang. Inilah model teori yang dijadikan acuan perawat dalam
melakukan tindakan keperawatan. Model keperawatan menurut Peplau ini juga menggunakan
dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu pasien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan) dan proses interpersonal.

Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan spikodinamik. Teori ini
dipengaruhi oleh model hubungan interpesonal yang bersifat terapeutik. Hildegard E. Peplau
mendefenisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai berikut: “Perawatan psikodinamik
adalah kemampuan untuk memahami perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasikan
kesulitan-kesulitan yang dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul dari semua hal atau kejadian yang telah
dialami.”
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien
mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor, dan wali.
Paradigma Keperawatan Hildegard E. Peplau:
1. Keperawatan Keperawatan adalah suatu istrumen pendidikan yang memfasilitasi kedisiplinan.
Tujuan keperawatan adalah untuk memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan prinsip-prinsip
keilmuan. Dan keperawatan diapliasikan agar dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan
dirinya dan memulihkan penyakitnya.

2. Manusia Manusia memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal, dan kebutuhan


dasar hidup yang selalu berkembang. Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan
orang lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan membagi pengalamannya

3. Lingkungan Lingkungan adalah factor eksternal yang mempengaruhi perkembangan manusia


dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan. Terapi lingkungan
dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahan tubuh terhadap penyakit dan
meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.

4. Kesehatan Sehat merupakan simbol perkembangan kepribadian dan proses kehidupan manusia
yang berlangsung secara terus menerus menuju kehidupan yang kreatif dan konstruktif.
Sedangkan perilaku sehat adalah perilaku yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan, kepuasan,
kesadaran diri, dan intergrasi pengalaman yang berarti, misalnya pengalaman sakit.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau mencakup 4 komponen sentral:

 Pasien Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Pasien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal.
 Perawat Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra
kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan
fase proses interpersonal.

 Masalah Kecemasan yang terjadi akibat sakit Ansietas berat yang disebabkan oleh
kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang
ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi
dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan
penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.

 Proses Interpersonal Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini
menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh perawat yang
terdiri dari 4 fase. Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang
saling berkaitan yaitu: orientasi, identifikasi, eksplorasi, resolusi. Setiap tahap saling
melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian masalah.

Aplikasi Dalam Proses Keperawatan:


 Fase Orientasi Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing.
Pertemuan diawali oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien
malakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan
data. Pada fase ini yang paling penting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi
dengan pasien dan keluarganya dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama
mengenali, memperjelas dan menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui,
diambil keputusan bersama untuk menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat
sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan.

 Fase Identifikasi Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini
pasien merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Setiap pasien mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Respons pasien terhadap perawat:
a. Berpartisipasi dan interpendent dengan perawat
b. Anatomy dan independent
c. Pasif dan dependent

 Fase Eksplorasi Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk
alternatif pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan
kebutuhan dari pasien. Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan
pelayanan. Pada fase ini pasien mulai menerima informasi-informasi yang diberikan
padanya tentang penyembuhannya, mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada perawat, mendengarkan penjelasan-penjelasan dari perawat dan
sebagainya.

 Fase Resolusi Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus
pada fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu
untuk mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk
melepaskan rasa ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang
dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.
Teori Defisit Perawatan Diri (Self Care Deficit Theory) Oleh
Dorothea Elizabeth Orem

Model konseptual yang diterapkan oleh perawat adalah teori Self Care Deficit oleh Dorothea
Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat
dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan
dan kesejahteraanya. Teori ini memberikan landasan bagi perawat pentingnya memandirikan
klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi dependen. Orem
menyatakan bahwa self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat
dipelajari.

Teori defisit perawatan diri (Deficit Self Care) Orem dibentuk menjadi 3 teori yang saling
berhubungan :

1. Teori perawatan diri (self care theory) berdasarkan Orem terdiri dari :
 Perawatan diri adalah tindakan yang diprakarsai oleh individu dan diselenggarakan
berdasarkan adanya kepentingan untuk mempertahankan hidup, fungsi tubuh yang sehat,
perkembangan dan kesejahteraan.
 Agen perawatan diri (self care agency) adalah kemampuan yang kompleks dari individu
atau orang-orang dewasa (matur) untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhannya yang
ditujukan untuk melakukan fungsi dan perkembangan tubuh. Self Care Agency ini
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman hidup, orientasi sosial kultural
tentang kesehatan dan sumber-sumber lain yang ada pada dirinya.
 Kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands) adalah tindakan
perawatan diri secara total yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi
seluruh kebutuhan perawatan diri individu melalui cara-cara tertentu seperti, pengaturan
nilai-nilai terkait dengan keadekuatan pemenuhan udara, cairan serta pemenuhan
elemenelemen aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (upaya
promodi, pencegahan, pemeliharaan dan penyediaan kebutuhan).
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite yang terdiri dari
tiga kategori yakni:
 Universal : Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
kesendirian dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi manusia.
 Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan seperti
pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh, perawatan diri sendiri mandiri kepada anak
tentang kebersihan diri, latihan buang air besar dan kecil yang benar dan cara makan
yang sehat.
 Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas individu
untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury. Dibutuhkan sebagai akibat
terjadinya penyimpangan kesehatan seperti, cacat, penyakit, atau cedera sehingga
mengalami ketidakmampuan memenuhi tuntutan perawatan diri.

2. Teori Defisit Perawatan Diri (Deficit Self Care Theory) Setiap orang memiliki kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri, tetapi ketika seseorang tersebut
mengalami ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, disebut sebagai
Self Care Deficit. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang
dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntunan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga ketika
tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka seseorang akan mengalami penurunan/defisit
perawatan diri. Orem memiliki metode untuk proses penyelesaian masalah tersebut, yaitu
bertindak atau berbuat sesuatu untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, sebagai
pendidik, memberikan support fisik, memberikan support psikologis dan meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik orang
lain.

Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat digunakan dalam membantu
self care, yakni:
 Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain
 Memberikan petunjuk dan pengarahan
 Memberikan dukungan fisik dan psikologis
 Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal
 Pendidikan
3. Teori Sistem Keperawatan (Theory of Nusing System) Menggambarkan kebutuhan
klien/individu yang di dasari pada teori Orem tentang pemenuhan kebutuhan sendiri dan
kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.

Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi dari nursing system yaitu:


 Wholly Compensatory system: Situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan
self care. Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan
dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan.
 Partly compensatory nursing system: Perawat dan klien memiliki peran yang sama dalam
melakukan tindakan self care. Sistem dalam memberikan perawatan diri secara sebagian
saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien post op abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan,
gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan
perawatan luka.
 Supportive educative system: Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar
membentuk internal atau eksternal self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa
bantuan. Perawat di sini lebih bertujuan untuk memberikan pendidikan, informasi dan
dukungankepada klien mengenai apa yang dibutuhkannya dalam pemenuhan perawatan
diri sehingga klien mampu melaksanakan perawatan mandiri.

Anda mungkin juga menyukai