Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional, yang pada
praktikya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan atau
megatasi fenomena yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komuitas. Terdapat
berbagai macam model konseptual keperawatan yang dikembangkan oleh para ahli,
diantaranya sebagai berikut (Marriner-Tomey, 1994).
1. Teori dan Model Koseptual Hildegard Peplau
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952)
berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan
hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu
dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia
lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan
keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat
berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang
diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa
keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal.
Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan
untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain
yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen
sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
(sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
a. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya
dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang
langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.

b. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal
dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan
isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien,
perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh
pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan
gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi,
membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Perawat mempunyai 7 peran sebagai berikut :
1.) Orang asing (Stanger), menerima klien dengan cara yang sama ketika
bertemu orang lain dalam situasi kehidupan lain yang menyebabkan
adanya suasana penerimaan yang membangun kepercayaan.
2.) Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien.
Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi
baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang
memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga
perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
3.) Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik
terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya
mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat
mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada
klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
4.) Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain.
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan
bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah
kesehatan.
5.) Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang
demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat
harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah
kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.
6.) Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang
keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal.
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan
sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya.
7.) Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju
keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien
sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

c. Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan
pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi
apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan
biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam
keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat
pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.

d. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-
mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk
membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri
dari 4 fase yaitu :
1.) Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan
bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan
serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini
ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
2.) Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan
memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan
untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi
dapat berupa :
a.) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
b.) Individu mandiri terpisah dari perawat.
c.) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
3.) Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai
hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini
merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini
perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien
dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4.) Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini
memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan
dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang
tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan
sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian
pasien.

 Implementasi Teori Peplau


Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk
keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai
perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai
hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan
keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari
bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan
yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-
sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari
hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal
menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal
yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar
telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat
klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini
orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument
perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau.

 Teori Interpersonal dan Proses Keperawatan


1. Keduanya berfokus pada hubungan terapeutic.
2. Keduanya menggunakan teknik pemecahan masalah kolaborasi perawat dan
pasien, dengan tujuan akhir pemenuhan kebutuhan pasien.
3. Keduanya observasi komunikasi dan recoding sebagai peralatan dasar.

Assessment (Pengkajian) Orientation (Orientasi)

 Pengumpulan data dan analisa  Pengumpulan data tidak


(continuous/berkelanjutan) berkelanjutan
 May not be a felt need  Felt need
 Menentukan kebutuhan

Nursing diagnosis (Diagnosa Identification (Identifikasi)


Keperawatam)
 Tujuan yang saling berhubungan
Planning (Intervensi)
 Tujuan akhir yang umum

Implementation Exploitation (Eksplorasi)


(Implementasi)
 Pasien dengan aktif mencari dan
 Memulai perencanaan menuju menggambarkan pertolongan
tujuan akhir  Dimulai oleh pasien
 Mungkin dicapai oleh pasien,
perawat atau keluarga

Evaluation (Evaluasi) Resolution (Resolusi)

 Berdasarkan kelakuan umum  Terjadi setelah fase lain berhasil


yang diharapkan dengan sempurna
 Bisa membawa ke terminasi dan  Menuju ke terminasi
memulai rencana baru

2. Teori dan Model Konseptual Lydia E. Hall

Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masing-


masing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya. Yang pertama menunjukkan
tentang kepedulian (care), kedua inti (core), dan yang ketiga keperawatan (cure).
1. Lingkaran Kepedulian (care)
Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan
kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care)
berfungsi perawat menerapkan pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan
biologi yang menjadi dasar ilmu keperawatan yang kuat. Perawat harus
menciptakan suasana yang nyaman pada diri pasien, sehingga pasien itu
menganggap perawat sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan.
2. Lingkaran inti (core)
Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu
pasien untuk menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya
perawatharus mempedulikan pasien untuk kesembuhannya.Perawat yang
professional dengan menggunakan tehnik berhadapan/berhubungan langsung
dengan pasien guna untuk melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang.

3. Lingkaran keperawatan (cure)


Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan
cara pengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang
bisa membantu si pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban
keluarga.

4. Interaksi ketiga aspek (care,core,cure) dalam proses keperawatan


Sejak Lydia E. Hall menekankan petingnya pendekatan terhadap seseorang
atau pasien , guna untuk proses penyembuhan pasien.
Selama langkah penyembuhan ini kepedulian dan aspek inti adalah yang
terkemuka. Ukuran lingkaran menunjukkan derajat tingkat pada ketiga aspek
tersebut (care,core,dan cure).

 Teori Hall dan 4 konsep utama


Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara
manusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan. Uraiannya
dapat dijelaskan seperti dibawah ini.
1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu
penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih. Individu ini
membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.
2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri
3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu akan
menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.
4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian, inti, dan keperawatan).
Tujuan utama adalah untuk mencapai suatu hubungan antara individu dengan
individu lain/antara perawat dengan pasien.

 TEORI LYDIA E. HALL DAN PROSES KEPERAWATAN


Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini meliputi
5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
1. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut
teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien
dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah
pada peningkatan kesehatan individu.
2. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat mengamati
penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga
proses penyembuhannya akan lebih muda.
3. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah
membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi
kehidupannya. Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih
mengerti dengan kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan
pasien untuk mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis.
4. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah
merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan
pasien yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan
kebutuhan kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan
keluarga untuk memahami dan menerapkan rencana yang medis.
5. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada
pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien
dalam mencapai suatu kesehatan.

Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam


menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, di
mana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah
klien.
 Implementasi Teori Lydia E. Hall Dalam Keperawatan Komunitas
1. Sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Hall, yaitu 3 teori lingkaran
menunjukkan pentingnya peran perawat dalam keperawatan komunitas, terutama
dalam membantu proses penyembuhan masyarakat.
2. Lingkaran kepedulian (care), menunjukkan kepedulian perawat kepada
masyarakat, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berkembang
dalam masyarakat, dan memberikan informasi dan bimbingan kepada masyarakat
dalam mencari solusi dari permasalahan yang di hadapi masyarakat.
3. Lingkaran inti (core), perawat sebagai inti dari lingkaran masyarakat (komunitas),
perawat sebagai tempat yang menampung seluruh aspirasi masyarakat dan
keluhan-keluhan masyarakat terumata tentang masalah kesehatan.
4. Lingkaran keperawatan (cure), pentingnya peran perawat dalam proses
kesembuhan klien dan membantu perawatan klien yang dilakukan diluar
lingkungan rumah sakit, yaitu perawatan dalam masyarakat (perewatan rumah).

3. Teori dan Model Konseptual Ernestine Weidenbach


Wiedenbach mendefinisikan kunci umum yang digunakan dalam praktik
keperawatan.
a. The patient (Pasien)
a.) Semua individu yang menerima beberapa jenis pertolongan mungkin
perawatan, instruksi atau nasehat dari anggota profesi kesehatan atau dari
pekerja di bidang kesehatan.
b.) Pasien adalan semua orang yang sudah masuk sistem perawatan kesehatan
dan sedang menerima beberapa jenis pertolongan seperti perawatan,
pendidikan, atau nasehat.
c.) Pasien tidak akan menjadi sakit sejak seseoran menerima pendidikan yang
berhungan dengan kesehatan yang akan mengqualify sebagai seorang
pasien.

b. A need-for-help ( Kebutuhan akan Pertolongan)


a.) A need-for-help didefinisikan sebagai sebuah ukuran keinginan bagi
pasien yang mempunyai potensi untuk mengembalikan atau menambah
kemampuan untuk mempertahankan diri dari berbagai macam situasi
kehidupan yang mengakibatkan efek kesehatan dan kesejahteraan.
b.) Sangat penting bagi profesi keperawatan bahwa kebutuhan akan
pertolongan bisa berdasarkan persepsi individu dari situasinya sendiri.

c. Nurse (Perawat)
a.) Perawat adalah fungsi kemanusiaan
b.) Perawat tidak hanya bertindak, tetapi memikirkan dan merasakannya juga

d. Knowledge (Pengetahuan)
a.) Knowledge meliputi semua yang berhubungan dan dipahami oleh pemikiran
manusia.
b.) Knowledge dapat berupa:

1) Fakta
2) Spekulasi
3) Praktik

e. Judgment (Penilaian)
a.) Clinical Judgment(penilaian klinik) mewakili persamaan perawat untuk
membuat keputusan.
b.) Keputusan dibuat berdasarkan perbedaan fakta dari asumsi dan hubungan
sebab akibatnya.
c.) Judgment adalah hasil dari fungsi kedisiplinan pemikiran dan emosi, dan
meningkatkan dengan menambah ilmu pengetahuan dan menambah
kejelasan dari tujuan.

f. Nursing Skills (Keterampilan Perawat)


a.) Nursing Skills membawa kepada pencapaian spersifik pasien-tujuan pusat
lebih baik dari melengkapi keterampilan skill itu sendiri menjadi tujuan
akhir.
b.) Skill dibuat dari variasi tindakan dan karakteristik dari harmoni pergerakan,
presisi, dan efektivitas penggunaan diri perawat.
g. Person (Orang)
a.) Masing-masing orang (perawat atau pasien), dilengkapi dengan potensi yang
unik untuk mengengembangkan sumber dasar diri.
b.) Orang biasanya tunduk kepada kebebasan dan pemenuhan tanggung jawab
c.) aktualisasi diri dan penerimaan diri adalah inti dari integritas personal dan
penghargaan diri.
d.) Apapun yang dilakukan oleh individu pada setiap kesempatan yang
diberikan mewakili penilaian terbaik yang tersedia untuk orang tersebut
pada saat itu.

h. KEY ELEMENTS (Elemen Kunci)


a.) Wiedenbach mengemukakan 4 elemen keperawatan klinik
1) Filosofi
2) Tujuan
3) Praktik
4) seni.

i. The Philosophy (Filosofi)


a.) Filosofi perawat adalah tingkah laku dan kepercayaan mereka tentang hidup
dan bagaimana efeknya bagi mereka.
b.) Wiedenbach percaya bahwa ada 3 komponen inti yang berhubungan dengan
filosofi perawat:

1) Referensi kehidupan
2) Penghargaan pada martabat, nilai, otonomi dan induviality yang
dimiliki masing-masing orang
3) Resolusi untuk bertindak secara personal dan dengan profesional
membangun kepercayaan.

j. The Purpose (Tujuan)


a.) Tujuan perawat adalah yang diinginkan perawat untuk menyelesaikan apa
yang ia lakukan.
b.) Itu adalah semua kegiatan langsung untuk semua kebaikan pasien.

k. The Practice (Praktik)


a.) Practice adalah tindakan observasi perawat yang menimbulkan kepercayaan
dan perasaan tentang kebutuhan pasien akan pertolongan.

l. The Art (Seni)


a.) Seni keperawatan meliputi of nursing includes
1) Mengerti kebutuhan dan kepentingan pasien
2) Pengembangan tujuan dan tindakan penghargan untuk menambah
kemampuan pasien.
3) Aktivitas langsung yang berhubung dengan rencana kesehatan untuk
meningkatkan kondisi pasien.
b.) Keperawatan juga fokus pada pencegahan komplikasi yang berhubungan
pada kekambuhan atau pengembangan dari kepentingan yang baru.

 Imlementasi Teori Ernestine Weidenbach Dalam Keperawatan Komunitas


a. Menurut Weidenbach yang menerima perawatan adalah masyarakat (komunitas)
b. Perawat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya.
c. Perawat membantu masyarakat untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
d. Perawat memberikan pendidikan pada masyarakat agar tidak menjadi sakit.
e. Philosofi sangat dibutuhkan oleh perawat dalam menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat.
f. Perawat harus mempunyai tujuan (purpose) dalam menjalankan tugasnya yaitu
membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang dihadapi.
4. Model Konseptual Dari Martha Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, serta memiliki sifat dan karakter yang
berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia di ciptakan
dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan kata lain setiap
individu berbeda dengan lainnya. Konsep martha E rogers ini dikenal dengan
konsep manusia sebagai unit. Degan demikian, teori ini dapat di pergunakan untuk
mengindentifikasikan prilaku yang ada di masyarakat, dimana jika prilaku mereka
baik, maka dapat menurukan derajat kesehatan dalam komunitas.
5. Model Konseptual Dari Doretha Orem
Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya. Menurut orem,
keperawatan mandiri ( self care) adalah suatu pelaksaan kegiatan yang di praktisi
dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan guna
mempertahankan kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,kesehatan,dan
kesejahteraan rakyat dalam keadaan sehat maupun sakit
Model konseptual keprawatan mandiri di dasari oleh enam pasal berikut ini :
1. Keperawatan mandiri di dasarkan pada tindakan dimana manusia mampu
melaksanakannya
2. Keperawatan mandiri di dasarkan pada kesengajaan dan pengambilan keputusan
sebgai pedoman tindakan
3. Setiap orang menghendaki keperawatan mandiri dan menjadi kebutuhan dasar
manusia
4. Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri sendiri
dan orang lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup sehat
5. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan terus
menerus didukung dari pengalaman sosial sebagai hubungan innterpersonal
6. Keperawatan model akan meningkatkan harga diri seseorang sehingga
mempengaruhi konsep diri
Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam keperawatan mandiri
( self care) yang dapat di jadikan dasar untuk melakukan pengkajian dan
menentukan masalah/diagnosis keperawatan di antaranya yaitu
1. Pemeliharaan dengan cukup pengambila udara
2. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan air
3. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan makanan
4. Pemeliharaan proses eliminasi
5. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktifitas dan istirahat
6. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko pada kehidupan keadaan sehar manusia
8. Perkembangan dalam kelompok sosial dengan potensi, pengetahuan, dan
keinginan manusia
Pandangan orem terkait dengan paradigma keperawawtan antara lain sebagai
berikut :
1. Individu
Individu merupakan integrasi kebutuhan aspek baik fisik, internal,
psikologis maupun sosial dengan berbagai variasi tingkat kemampuan
keperawatan mandiri. Self care merupakan refleks untuk mengkaji kebutuhan
dan pilihan yang teliti bagaimana untuk memenuhi kebutuhan. Individu dalam
konsep keluarga di pandang sebagai anggota keluarga yang harus mencapai
kemandirian keluarga
2. Keperawatan
Pelayanan terhadap manusia proses interpersonal dan teknikal merukan
tindakan khusus. Tindakan keperawatan dapat meningkatkan kemampuan
perawatan mandiri yang terapeutik . asuhan keperawatan mandiri dapat
digunakan dalam praktik keperawatan dengan sasaran :
a) Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara
teraputik
b) Menolong klien bergerak ke arah tindakan asuhan keperawtan
mandiri
c) Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan sehingga kompetan

3. Fokus asuhan keperawatan

a) Aspek Interpersonal aspek ini meningkatkan hubungan di dalam keluarga

b) Aspek sosial yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya

c) Aspek Teknis mengajarkan keluarga teknik-teknik keprawatan dasar yang


mampu dilakukan keluarga di dalam rumah seperti cara mengompres secara
benar

6. Model Konseptual Dari Kings

Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadap situasi,orang dan
objek tertentu. Sebagai makluk yang berorientasi pada waktu,manusia tidak terlepas dari
kejadian masa lalu dan masa sekarang yang mempengaruhi masa depannya, sedangkan
sebagai makhluk sosial , manusia hidup bersama orang lain dan saling berinteraksi satu sama
lain. Berdasarkan hal tersebut, manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan dan
informasi kesehatan,kebutuhan akan pencegahan penyakit, serta kebutuhan akan perawatan
ketika sakit.

Menurut King, komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem
keluarga dan suprasistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas. Subsitem yang terdapat
pada komunitas saling melakukan interaksi,interaksi dan interpedensi antara satu dengan
yang lain. Adanya gangguan atau stresor pada salah satu subsistem pendidikan , maka
masyarakat akan kehilangan informasi atau mengalami ketidaktahuan sehingga menimbulkan
masalah kesehatan dan memerlukan intervensi keperawatan. Keluarga sebagai subsistem
komunitas merupakan sistem terbuka dimana terjadi hubungan timbal balik antara keluarga
dan komunitas yang sekaligus umpan balik sesuai sistem model untuk mengetahui
permasalahan dalam komunitas maka perlu dilakukan pengkajian pada keluarga yang
menjadi subsistem dari komunitas. Intervensi keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran
yaitu keluarga dan komunitas dengan demikian keluarga merupakan unit pelayanan dasar di
masyarakat komunitas.

7. Model Konseptual Dari Betty Neuman

Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan aktifitas


keperawatan yang di tujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat
garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal maupun resistan dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas

Model ini menganalisis interaksi antara empat variable yang menunjang keperawatan
komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial, dan cultural serta
aspek spritual. Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut.

1. Manusia, merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh yaitu fisiologis,psikologis,
sosiokultural, perkembangan, dan spritual

2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar atau sistem lain

3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi
stressor untuk lebih jelas mengenai hal ini dapat di lihat gambar bawah ini
Optimal Health Incipient illness Over Ilness Very Serious Illnes

Sehat menurut Nueman adalah suatu keseimbangan bio,psiko,sosio, cultural dan spritual pada
tiga garis pertahanan klien yaitu garis pertahanan fleksibel,normal, dan resisten . Sehat dapat
di Klasifikasikan dalam delapan tahapan :

1. Normally well yaitu sehat secara psikologis,medis, dan sosial

2. Pessimistic yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan bai ( Misalnya
khawatir sakit, ragu, akan kesehatanya dan lain-lain)

3. Socially ill yaitu secara psikoligis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara sosial, baik
ekonomi maupu interaksi sosial dengan masyarakat

4. Hypochondrial yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan

5. Medically ill yaitu sakit secara medis yang dapat di periksa dan di ukur

6. Martyr yaitu orang yang rela menderita atau meninggal daripada menyerah karena
mempertahankan agama / kepercayaan. Dalam hal kesehatan seseorang tidak mempedulikan
kesehatannya dia tetap berjuang untuk kesehatannya

7. Optimistic yaitu meskipun secara medias dan sosial sakit , tetapi mempunyai harapan baik
keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan penyakit

8. Seriosly ill yaitu benar benar sakit baik secara psikologis medis dan sosial

Anda mungkin juga menyukai