Anda di halaman 1dari 8

A.

Konsep Utama Peplau


Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau ialah
keperawatan psikodinamik (psychodynamic Nursing).
Model hubungan interpersonal yang bersifat terapeutik
(significant therapeutic interpersonal process
mempengaruhi teori ini. Dia mendefenisikan teori
keperawatan psikodinamiknya sebagai;” Perawat
psikodinamik ialah kemampuan untuk memahami perilaku
seseorang untuk membantu mengidentifikasi keluhan-
keluhan yang dirasakan dan untuk menerapkan prinsip-
prinsip kemanusiaan yang berkaitan dengan masalah-
masalah yang muncul dari semua hal atau kejadian yang
telah di alami” (Manuntung, 2018).
Menurut peplau tahun 1952, keperawatan merupakan
suatu usaha pendewasaan yang disadari saat kepribadian
berkembang melalui proses pendidikan, terapeutik,
interpersonal (Abdul haris, 2016). Walaupun Peplau
bersentuhan langsung dengan masyarakat atau lingkungan,
beliau tidak mengajurkan perawat untuk melakukan
pertimbangan pada aspek budaya dan adat istiadat ketika
pasien melakukan adaptasi dengan lingkungan rumah sakit.
B. Model Teori Peplau
Model Peplau sudah teruji bermanfaat pada teori
perawat dalam pengembangan intervensi keperawatan.
Untuk menggambarkan peran karakter dinamis khas dalam
melakukan perawatan klinis maka terdapat tujuh Peran
Keperawatan Menurut Peplau, yakni:
1) Peran Asing
Menyambut pasien sama seperti bertemu dengan
orang asing dalam situasi kehidupan yang lainnya,
memberikan kesan kepercayaan kepada pasien hingga
pasien merasa diperhatikan
2) Peran Sumber
Jawaban pertanyaan, menjelaskan proses pengobatan
klinis yang dijalani pasien klinis, ketepatan pemberian
informasi.
3) Peran Pengajaran
Mengistruksikan dengan benar dan mengajarkan
kembali, yang melibatkan analisis serta sintesis dari seluruh
pengalaman peserta didik.
4) Peran Konseling
Memfasilitasi klien dalam memahami dan
mengkoneksikan makna dari keadaan hidup pada saat ini,
memfasilitasi motivasi dan dorongan menuju ke arah
perubahan.
5) Peran Pengganti
Membantu pasien dalam memperjelas domain
ketergantungan, saling ketergantungan, dan kemandirian
serta melakukan tindakan sebagai advokat atas nama pasien.
6) Kepemimpinan Aktif
Membantu pasien dalam memikul tanggung jawab
secara maksimal sebagai upaya memenuhi tujuan terapi
dengan cara yang saling memuaskan
7) Teknis Peran Ahli
Melakukan perawatan dalam aspek fisik dan
memperlihatkan skill atau keterampilan klinis atau
mengoperasikan peralatan (Potter, patricia, 2011).
C. Tahap Perkembangan Peplau dengan Hubungan antar
Perawat dan Pasien
Model konsep dan juga teori keperawatan yang telah
dijabarkan oleh Peplau menjelaskan mengenai kemampuan
untuk menguasai diri sendiri dan orang lain yang
memanfaatkan dasar hubungan antar manusia yang terdiri
dari 4 item penting yakni pasien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit dan proses
interpersonal.
1) Klien
Klien merupakan subjek yang bisa dipengaruhi dengan
keberadaan proses interpersonal. Sistem dari
perkembangan terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berusaha
memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar dari
pengalaman.
2) Perawat
Sementara pasien mengendalikan isi yang menjadi
sebuah tujuan dan perawat yang berfungsi mengelola tujuan
dan perjalanan interaksi interpersonal dengan pasien yang
memiliki sifat partisipatif. Hal ini sama halnya dengan
hubungan pada pasien.
Perawat yang disesuaikan dengan fase proses
interpersonal berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
pengasuh pengganti narasumber, pemimpin dan konselor.
Pendidikan atau pematangan fungsi yang dijelaskan untuk
mengoptimalkan gerakan yang progresif dan kepribadian
seseorang dalam berkreasi, membangun serta menghasilkan
pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
3). Sumber Kesulitan
Kesulitan dalam mengintegrasikan pengalaman
interpersonal masa lalu dengan menggunakan hal yang ada
saat ini mengakibatkan kondisi ansietas berat. Jika
komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologi dan biologi individu, maka ansietas dapat terjadi.
Pada model Peplau, karena ansietas berkaitan
langsung dengan penggunaan kondisi sakit sehingga konsep
ini mempunyai peran penting. Kondisi sakit biasanya
meningkatkan taraf ansietas. Oleh karenanya perawat harus
memiliki kemampuan mengkaji taraf ansietas pasien. Syarat
kondisi pasien yang semakin membaik ditunjukkan dengan
berkurangnya ansietas.
4). Proses Interpersonal
Sebuah proses interaksi secara simultan dengan orang
lain yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya
merupakan arti proses interpersonal di bidang ilmu
komunikasi. Yang bertujuan membina suatu hubungan.
Sehingga proses interpersonal yang dimaksudkan antara
perawat dan pasien menunjukkan metode transformasi
energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri atas
empat fase, yakni;
a) Fase orientasi
Perawat melaksanakan sebuah kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data
menandai tahap ini. Lebih berfokus untuk membantu pasien
menyadari ketersediaan pada bantuan dan rasa percaya
pada kemampuan perawat untuk mempunyai peran serta
secara efektif dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien.
b) Fase identifikasi
Terjadi jika perawat melakukan fasilitasi ekspresi
perilaku pasien dan memberikan sebuah asuhan
keperawatan yang tanpa disertai penolakan dari perawat
sehingga memungkinkan pengalaman menderita rasa sakit
sebagai sebuah kesempatan untuk melakukan orientasi
kembali pada perasaan dan menguatkan bagian positif dan
kepribadian pasien.
Berbagai respon pasien pada fase ini yang dapat
berupa:
(1) Partisipan mandiri dalam melaksanakan
hubungannya dengan perawat.
(2) Individu secara mandiri dapat terpisah dari
perawat.
(3) Individu yang tidak berdaya dan pada perawat
sangat memiliki ketergantungan
c) Fase eksplorasi
Fase ini merupakan inti dari hubungan proses
interpersonal. Di fase ini perawat membantu pasien dalam
memberikan deskripsi akan kondisi pasien dan semua aspek
yang terlibat didalamnya. Memungkinkan sebuah situasi
pasien mampu merasakan nilai hubungan yang sesuai
pandangan atau persepsinya terhadap situasi.
d) Fase resolusi
Pasien sudah mulai melepaskan dirinya dari perawat
secara bertahap. Hal ini memungkinkan adanya penyaluran
energi yang mengarah pada realisasi potensi yang dimilik
dan penguatan akan kemampuan dalam pemenuhan
kebutuhannya sendiri.
Perawat akan berusaha untuk mendorong kemandirian
dari pasiennya. Keempat fase ini merupakan serangkaian
suatu proses pengembangan perawat membimbing pasien
dari kondisi ketergantungan tinggi menjadi interaksi yang
saling tergantung dalam sebuah lingkungan sosial. Dipercaya
oleh Peplau jika perawat dapat mengambil peran yang
banyak, termasuk diantaranya sebagai mediator, peneliti,
administrator, pengamat, konsultan, guru dan agen
keamanan. Hal ini tidak dapat dijelaskan artinya secara
detail tetapi "diserahkan kepada imajinasi dan kecerdasan
pembaca" (Peplau, 1952).
D. Hubungan antara Tahapan Peplau dan Proses
Keperawatan
Proses keperawatan diartikan sebagai "aktivitas’’, yang
disengaja secara intelektual, pendekatan praktek
keperawatan yang tertib dan sistematis jika didasarkan pada
empat fase proses interpersonal. Terdapat persamaan yang
mendasar antara fase antar pribadi Peplau dan proses
keperawatan, yakni berurutan secara sistematik dan
berfokus pada interaksi terapeutik serta mempergunakan
kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien
untuk melakukan kolaborasi pada akhir tujuan. Keduanya
beralih dari kondisi umum ke khusus contohnya, perasaan
yang tersamar antara pasien pada fakta spesifik tentang
perasaan yang tersamar itu. Keduanya meliputi observasi,
komunikasi, dan rekaman sebagai sebuah alat dasar yang
dipergunakan oleh perawat.
Tetapi juga terdapat perbedaan, antara proses
keperawatan dan fase interpersonal Peplau. Ketika
membandingkan perbedaan yang harus merujuk pada buku
Peplau ‘’Interpersonal dalam Hubungan Keperawatan’’ yang
diterbitkan ditahun 1952. Keperawatan profesional
berfungsi pada tujuan yang lebih jelas. Hal ini jauh dari
anggapan bahwa perawat sebagai pembantu dokter dan
perawat sebagai advokat konsumen (Potter, patricia, 2011).
E. Blending dari Hubungan Perawat Pasien
Merupakan seni dalam penyembuhan yang dapat
membantu individu yang sakit atau yang membutuhkan
suatu perawatan kesehatan maka keperawatan dianggap
sebagai suatu terapi menurut Peplau (1952/1988), karena
melibatkan interaksi antar dua atau lebih individu yang
mempunyai tujuan bersama maka perawatan ini dapat
dilihat sebagai sebuah proses antar pribadi.
Tujuan bersama ini memberikan insentif dalam proses
terapi dimana perawat menghormati pasien satu sama lain
sebagai sosok individu dalam proses keperawatan. Seorang
individu dapat belajar saat dia memilih stimulus dalam
lingkungannya dan kemudian melakukan reaksi terhadap
stimulus tersebut. Kedua pihak akan belajar dan
berkembang sebagai suatu respon dari interaksi (Mundakir,
2006).
F. Tujuan Teori Peplau
Adapun tujuan dari teori Peplau ialah agar dapat
mendidik pasien dan keluarganya serta membantu pasien
untuk mencapai tingkat kepribadian yang matang (potter,
patricia 2011). Perawat mempunyai peran mendidik
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat yang
berada dibawah tanggung jawabnya dan peran ini dapat
diimplementasikan berupa kegiatan penyuluhan kesehatan
kepada pasien.
G. Kelebihan dan Kekurangan dari Teori Peplau Kelebihan:
1) Meningkatkan kondisi kejiwaan pasien yang lebih baik.
2) Menurunkan kecemasan pada pasien dalam teori keperawatan.
3) Memberikan proses asuhan keperawatan yang lebih baik.
4) Mendorong kemandirian pasien. Kekurangan:
Hanya difokuskan pada aspek kejiwaan pasien saat melakukan
upaya penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai