Anda di halaman 1dari 8

Tugas Sains Dalam Keperawatan

TEORI KEPERAWATAN
MODEL PEPLAU

Oleh Kelompok 3 :
Dijanigrum Triastuti
Sri Redjeki Julianingsih
Leny Widjaja
Fendy Yesayas
Balsy C. A pangkey

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SINT CAROLUS
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Perawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari


pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,berbentuk pelayanan
biospikososialspiritual yang enyeluruh menyeluruh ditunjukkan kepada individu, kelompok
dan masyarakat baiksehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupanmanusia.
Pelayanan keperawatan diberikan akibat adanya kelemahan fisik dan mental keterbatasan
pengetahuan, sertakurangnya kemauan untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.
Kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihanserta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanankesehatan utama (sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dankode etik
keperawatan) (lokakarya PPNI 1983).
Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional harus didasari pada ilmu dan
pengetahuan. Model Pemberian Asuhan Keperawatan dapat dipelajari dari tokoh-tokoh
Kepraawatan Dunia,seperti Florence Nightgel,Calisstra Roy,Betty Newmen,Peplau dll.Semua
Model memberikan gambaran yang sama yaitu orang yang menerima asuhan,lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.Makalah ini akan mencoba menguraikan Teori Peplau yang
dapat digunakan dalam praktek keperawatan professional di Indonesia
Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan perawat - pasien : orientasi,
identifikasi, eksplotasi, dan resolusi. Peplau juga membuat diagram tentang aspek – aspek
yang berubah dalam hubungan perawat pasien dan menjelaskan enam peran perawat :
sebagai orang asing, nara sumber, guru, pemimpin, pengganti peran orang lain dan konselor.
Ini yang mendasari kelompok memilih Teori Keperawatan Hildegard E Peplau sesuai dengan
visi dan misi Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi . Visi Rumah Sakirt Dr H Marzoeki Mahdi
yaitu menjadikan rumah sakit jiwa rujukan nasional dengan unggulan layanan rehabilitasi
psikososial pada tahun 2019.
Seiring dengan perkembangan dan menghadapi era globalisasi dalam bidang
penyediaan jasa kesehatan maka fenomena yang terjadi Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi,
mengembangkan pelayanannya tidak hanya perawatan jiwa murni tetapi membuka pelayanan
spesialis seperti kebidanan, medikal bedah dan anak sehingga Teori keperawatan model
Peplau masih terus berproses untuk dapat diterapkan pada layanan umum.
BAB II
LANDASAR TEORI

A. Model Teori Peplau


Menurut Peplau tujuan dari asuhan keprawatan adalah kepribadian yang
berkembang melalui hubungan interpersonal yang mendidik dalam pemenuhan
kebutuhan Mien. Adapun klien sendiri adalah sistem yang berkembang yang terdiri dari
karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya
memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan berbagai pengalaman. Peran perawat
adalah mengatur tujuan proses interaksi interpersonal dengan klien yang bersifat
partisipatif, Dalam hal ini peran perawat sebagai orang asing asing, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai fase
prosesinterpersonal.
Kesulitan yang ditemui dalam intervensi adalah kecemasan yang disebabkan oleh
keslulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang.
Kecemasan yang terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologik dan biologic individu.
Fokus tindakannya adalah kecemasan yang disebabkan oleh hubungan interpersonal
yang mempengaruhi kepribadian. Dalam melakukan proses interpersonal mengenal
beberapa fase yaitu:
a. Fase orientasi. Dalam hal ini lebih memfokuskan untuk membantu klien menyadari
ketersedian bantuan dan rasa percaya tehadap kemampuan perawat untuk berperan
serta secara efektif dalam pemberian asuhan keperawatan.
b. Fase Identifikasi. Fase ini terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perasaan
klien dan mempu memberikan asuhan keparawatan kepada klien. Ekspresi perasaan
dari klien dengan perawat mendengarkan secara aktif tanfa penolakan akan
membantu mengorientasi perasaan dan menguatkan bagian yang positif dari
kepribadian klien.
c. Fase Eksploitasi. Pada fase ini memungkinkan suatu situasi dimana klien dapat
merasakan manfaat dari hubungan sesuai pandangan atau persepsinya terhadap
situasi yang dihadapi.
d. Fase Resolusi. Fase yang terakhir dari keempat fase merupakan fase dimana klien
secara bertahap melepaskan diri dari perawat. Fase ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memnuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energinya ke
arah potensi yang dimiliki.
Keempat fase tersebut adalah suatu rangkaian proses pengembangan dimana
perawat membimbing dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadiinteraksi yang saling
tergantung. Evaluasi dari sistem ini adalah kerpibadian yang berkembang yang ditandai
dengan penururnan kecemasan karena kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas yang
cukup.
B. Jurnal Penelitian Yang Medukung
Teori keperawatan merupakan suatu acuan atau landasan dalam melaksanakan
suatu asuhan keperawatan, sehingga penerapan asuhan keperawatan bisa berjalan sesuai
teori serta konsep Peplau masih relevan diaplikasikan pada era saat ini, khususnya pada
rumah sakit yang melayani pasien jiwa. Konseptual Model Peplau masih sangat relevan
diterapkan di setingan pelayanan kesehatan jiwa, dimana focus dari model keperawatan
adalah membangun hubungan interpersonal perawat-klien, dengan tujuan untuk
mencapai kemantapan dan kemandirian pasien dalam membangun kepribadiannya.
Pendekatan model hubungan interpersonal Peplau dirasakan tepat diterapkan pada
klien dengan masalah isolasi sosial dan harga diri rendah karena tahapan-tahapan
pemberian asuhan keperawatan dalam model hubungan interpersonal Peplau yang terdiri
dari tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi dapat diterapkan sesuai dengan
karakteristik klien (Wakhid, Hamid, & CD, 2013).
BAB III
ANALISIS DAN APLIKASI KONSEPTUAL PEPLAU

Konseptual Model Keperawatan yang dikembangkan oleh Peplau menitikberatkan pada


hubungan interpersonal perawat klien dalam pencapaian kesembuhan klien.Perawat memiliki
seni untuk membantu individu yang sakit dengan bersama sama menetapkan tujuan dari
proses penyembuhan individu yang sakit.
RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang bergerak
dalam bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa menerapkan konseptual Keperawatan Model
Peplau dalam mengelola pasien-pasien gangguan jiwa di unit perawatan. Konsep ini
diimplementasikan dalam menyelasaikan masalah-masalah keperawatan berdasarkan
manifestasi klinis dari gangguan jiwa berat yang dialami pasien. Model Asuhan
keperawatan ya g diberikan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MPKP).
Dalam membangun hubungan interpersonal perawat-klien menurut Peplau terdiri 4 fase,hal
ini yang sudah menjadi prosedur tetap bagi perawat dalam memberikan asuhan kepada
pasien.
Peran Perawat sebagai Mitra Kerja, Narasumber, Pendidik, Leadership,
Pengasuh Pengganti, Konselor, terlihat saat perawat menerima pasien baru datang sampai
pasien direncanakan pulang. Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan peran-peran ini
diimplementasikan menggunakan pendekatan Proses Keperawatan,dimana pada tahap
implementasi seorang perawat harus mampu menggunakan Startegi Komunikasi dalam
membangun hubungan terapeutik, terbagi dalam 3 tahapan yaitu : Fase orientasi,Fase Kerja
dan Fase Trminasi.
Peran Perawat sebagai Mitra Kerja terlihat pada awal Perawat menerima pasien untuk
menjalani perawatan.dimana perawat memulai dengan membangun hubungan saling percaya
perawat klien dengan mengucapkan salam,dan bersama klien menetakan tujuan dari asuhan
keperawatan terhadap klien. Peran sebagai nara sumber,pendidik,dan leadership, terlihat
saat perawat masuk pada fase kerja dan Fase Terminasi dari interaksi perawat – klien
yang bertujuan menggali masalah,mendiskusikan aspek-aspek yang dimiliki pasien,
dan menetapkan latihan-latihan yang dapat diberikan pada pasien.
Peran Perawat sebagai Konselor saat pasien menjalani proses konseling untuk
menggali permasalah pasien dan meenginvestarisir kebutuhan yang ingin dicapai untuk
proses kesembuhan pasien.
Peran Pengasuh Pengganti,Nampak pada pemberian asuhan pada pasien anak yang
mengalami gangguan jiwa.Perawat harus mengetahui tahapan-tahapan pertumbuhan dan
perkembangan pasein anak,untuk dapat memberikan asuhan secara tepat dan adekuat.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dikaitkan dengan visi misi di RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor teori Peplau punya kelebihan
dan kekurangan,
Kelebihan pada teori Peplau adalah:
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik lagi
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik
d. Dapat mendorong pasien untuk lebih mandiri
Kekurangannya dari teori Peplau adalah:
a Kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan: dinamika
intra keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan sumber daya social
komunitas/ masyarakat juga kurang diperhatikan.
b Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat mengekspresikan
kebutuhannya.
Teori Peplau masih sangat relevan di RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor. Namun seiring
perkembangan zaman dan kebutuhan rumah sakit yang meningkat, rumah sakit yang semula
hanya merawat pasien jiwa saat ini mengembangkan pelayananya yaitu pelayanan umum.
pelayanan umum spesialistik seperti penanganan kasus kebidanan, medical bedah dan
perawatan anak. Adanya tambahan layanan ini yang menimbulkan kesenjangan terhadap teori
Peplau, teori Peplau terasa kurang optimal secara umum di rumah sakit ini. Untuk pelayanan
jiwanya teori Peplau masih relevan, namun untuk layanan umumnya di rumah sakit ini lebih
cocok dengan teori Imogene M. King.
Kedepannya mungkin visi misi RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi bias mencakup tentang pelayanan
jiwa dan pelayanan umum. Sehingga kebijakan rumah sakit dapat ditambah selain dengan
teori Peplau juga dengan Teori King.
Dalam promosi kesehatan rumah sakit ini tidak hanya melulu tentang kesehatan jiwa saja
tetapi juga tentang kesehatan fisik terkait dengan penambahan jenis layanan.sehingga antara
visi misi, konsep teori dan promosi kesehatan satu tujuan dan satu arah.
BAB V

KESIMPULAN

Konseptual Model Peplau masih sangat relevan diterapkan di setingan pelayanan


kesehatan jiwa, dimana focus dari model keperawatan adalah membangun hubungan
interpersonal perawat-klien, dengan tujuan untuk mencapai kemantapan dan kemandirian
pasien dalam membangun kepribadiannya.
Seiring perjalanan pemberian pelayanan kesehatan jiwa di RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi,
kebijakan yang ditempuh saat ini adalah mengembangkan pelayanan fisik dengan tujuan awal
sebagai penunjang dari pelayanan kesehatan jiwa. Namun banyaknya permintaan masyarakat
akan pelayanan fisik maka saat ini terkesan pelayanan jiwa dikesampingkan.
Penerapan prinsip-prinsip konseptual Model Peplau telah dicoba diterapkana dilayanan
fisik,namun realitanya masih dijumpai banyak kekurangan dan belum optimal dilaksanakan.
Rumah Sakit dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor melalui Komite keperawatan berharap akan
mengadakan kegiatan dengan focus menetapkan konseptual model keperawatan yang dapat
diaplikasikan di layanan kesehatan fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood R. Martha, 2014,. Pakar teori Keperawatan Dan Karya Mereka. Elsevier. Singapore.

Wakhid, A., Hamid, A. Y. S., & CD, N. H. (2013). Penerapan Terapi Latihan Ketrampilan
Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah Dengan Pendekatan Model
Hubungan Interpersonal Peplau Di Rs Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan
Jiwa, 1(1), 34–48. https://doi.org/10.1111/evo.12175

Anda mungkin juga menyukai