PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin maju dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada bidang kesehatan
terutama keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah
sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi
dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan,
kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah
kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu
apa tidak.
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan intelektual, teknikal, dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan mengetahui
bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara
totalitas terhadap kliennya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian caring secara umum dan menurut para ahli.
2. Memahami kategori, konsep dan karakteristik caring.
3. Menjelaskan kode etik keperawatan dalam caring.
4. Memahami perbedaan Peran Dan Fungsi Caring Dalam Praktik Keperawatan.
Page | 1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CARING
Pengertian caring Menurut Para ahli :
1. Leininger, 1979
Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan atau perilaku kepada
atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
manusia atau kehidupan.
2. Watson, 1988
Caring adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara
perawat-klien, dimana perawat membantu partisipasi klien, membantu klien memperoleh
pengetahuan, dan meningkatkan kesehatan.
3. Benner & Wrubel, 1989
Caring adalah tujuan sentral dari keperawatan atau sebagai dasar dari etik keperawatan. Teori
caring menekankan kepada keteguhan hati, kemurahan hati, komitmen dan tanggungjawab.
Caring menekankan kepada upaya perlindungan dan meningkatkan martabat klien.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku caring perawat
adalah sifat dasar dari perawat sebagai manusia untuk membantu, memperhatikan,
mengurus, dan menyediakan bantuan, serta memberi dukungan untuk kemandirian klien
melalui hubungan perawat klien yang terapeutik, dan merupakan intervensi keperawatan
dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi dengan penuh perasaan
berdasarkan kemanusian dan aspek moral.
B. Katagori caring:
C. Konsep Caring
Beberapa ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori. Menurut Watson, ada
tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah
1. caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal,
2. caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi
kebutuhan manusia atau klien,
3. caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga,
4. caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun
juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,
5. lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan
seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya sendiri,
6. caring lebih kompleks dari pada curing, praktik caring memadukan antara pengetahuan
biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan
derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit,
7. caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995).
Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan
secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk
klien. Lydia Hall mengemukakan perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya. Care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan
dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari
ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total
kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
Menurut Boykin dan Schoenhofer, pandangan seseorang terhadap caring
dipengaruhi oleh dua hal yaitu persepsi tentang caring dan konsep perawat sebagai
disiplin ilmu dan profesi. Kemampuan caring tumbuh di sepanjang hidup individu,
namun tidak semua perilaku manusia mencerminkan caring (Julia, 1995).
Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan
signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan
perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif
antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi
Page | 4
klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi
kesehatannya.
D. Karakteristik Caring
1. Karakteristik Caring Menurut Wolf dan Barnum (1998) :
1.
Pengetahuan
2.
Kesabaran
3.
Kejujuran
4.
Kepercayaan
5.
Kerendahan Hati
6.
Harapan
7.
Keberanian
Page | 6
Kemampuan perawat membantu klien dan orang lain berhubungan dengan tim kesehatan lain.
4. Kekuatan Healing
Perawat dapat membangun suatu hubungan penyembuhan dan iklim penyembuhan dengan
klien.
5. Kekuatan Partisipatif
Perawat mengkaji atau mengenal kekuatan dirinya sendiri dengan mengkaji kekuatan orang
lain.
6. Problem Solving
Orang yang mempunyai komitmen lebih sensitif terhadap sesuatu hal daripada orang yang
tidak mempunyai komitmen.
karakter
seorang
perawat
yang
menjelaskan
bagaimana
perilaku
caring
Page | 7
Page | 8
UNTUK
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
SECARA
KREATIF
DAN
INDIVIDUALISTIK
Perawat memfasilitasi proses dengan teknik pembelajaran yang telah dibuat untuk
memberi kesempatan klien melakukan perawatan mandiri, menentukan kebutuhan diri dan
memberikan peluang untuk pertumbuhan diri mereka.
Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :
1. Memberikan leaflet sebagai panduan perawatan diri di rumah
2. Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Memberdayakan kemampuan klien atau keluarga
Page | 9
4. Mengkaji kebutuhan pengetahuan yang dibutuhkan klien dan menyiapkan waktu untuk
mengkaji pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan klien
5. Meyakinkan klien bahwa perawat bersedia untuk menjelaskan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan klien
8. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN FISIK, MENTAL, SOSIAL DAN SPIRITUAL YANG
SUPORTIF, PROTEKTIF DAN KOREKTIF
Perawat harus mengenal pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap sehat-sakit
individu.
Konsep yang relevan dengan lingkungan internal adalah kesehatan mental dan spiritual
serta kepercayaan yang terkait dengan sosiokultural.
Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :
1. Memperhatikan privasi klien ketika tindakan
2. Memfasilitasi lingkungan untuk berdoa atau tidur
3. Menganjurkan keluarga untuk mengunjungi klien
4. Mencegah terjadinya injury
5. Memfasilitasi kunjungan pemuka agama
9. MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN PENUH PENGHARAPAN
DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN DAN MARTABAT MANUSIA
Page | 10
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinu atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera,
klian membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori Orem yaitu:
Kebutuhan yang umumnya di butuhkan oleh klien selama siklus hidupnya dalam
mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostatis yang meliputi kebutuhan udara, air,
makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi resiko yang
mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang
dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga,
diet yang sesuai, dan pemantauan kadar glukosa darah.
b. Development selfcare requisiter (kebutuhan perawatan diri pengembangan).
Klien dengan DM mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan
fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien DM antara lain, menimbulkan peningkatan
dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama
penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosa tinggi).
c. Healt devition self care requisiter (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan).
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya
sindrom hiperglinetik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit
(dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang kejang takikardi, dan hemiparesis. Pada
klien dengan DM terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus di penuhi
dengan kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami penurunan pola makan dan
adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan pasangan (misal infeksi vagina
dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan
DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem peran perawat dalam
hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien klien mampu untuk merawat dirinya sendiri
dan mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami
sebutkan sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai bekerja
untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual
klien yang berhubungan dengan DM (diabetes melitus) yang diderita oleh klien.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu
memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
Page | 13
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik,
melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih
dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu pembentukan sistem
humanistic dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan
sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik
keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara
perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat ditunjukan oleh
perawat melalui tindakan sebagai berikut:
Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
Menyebut klien dengan namanya
Menggunakan sentuhan
Meyakinkan klien, perawat akan membantu
Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
Dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id/ Diakses pada 09 Oktoberber
2014 pukul 13.00 pm.
R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.Diakses pada
09 Oktober 2014 pukul 13.15 pm.
Page | 14