Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin maju dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada bidang kesehatan
terutama keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah
sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi
dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan,
kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah
kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu
apa tidak.
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan intelektual, teknikal, dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan mengetahui
bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara
totalitas terhadap kliennya.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian caring secara umum dan menurut para ahli.
2. Memahami kategori, konsep dan karakteristik caring.
3. Menjelaskan kode etik keperawatan dalam caring.
4. Memahami perbedaan Peran Dan Fungsi Caring Dalam Praktik Keperawatan.

Page | 1

BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CARING
Pengertian caring Menurut Para ahli :
1. Leininger, 1979
Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan atau perilaku kepada
atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
manusia atau kehidupan.
2. Watson, 1988
Caring adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara
perawat-klien, dimana perawat membantu partisipasi klien, membantu klien memperoleh
pengetahuan, dan meningkatkan kesehatan.
3. Benner & Wrubel, 1989
Caring adalah tujuan sentral dari keperawatan atau sebagai dasar dari etik keperawatan. Teori
caring menekankan kepada keteguhan hati, kemurahan hati, komitmen dan tanggungjawab.
Caring menekankan kepada upaya perlindungan dan meningkatkan martabat klien.

4. Potter & Perry, 1997


Caring adalah memberikan perhatian penuh pada klien saat memberikan asuhan keperawatan.
5. Carruth, 1999
Caring juga didefenisikan sebagi tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
perhatian emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.
6. Shoffner, 2003
Caring didefenisikan sebagai sikap peduli yang memudahkan diperolehnya kesehatan dan
pemulihan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku caring perawat
adalah sifat dasar dari perawat sebagai manusia untuk membantu, memperhatikan,
mengurus, dan menyediakan bantuan, serta memberi dukungan untuk kemandirian klien
melalui hubungan perawat klien yang terapeutik, dan merupakan intervensi keperawatan
dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi dengan penuh perasaan
berdasarkan kemanusian dan aspek moral.
B. Katagori caring:

a. Caring merupakan Human Trait, artinya


1) Caring pembawaan lahir manusia.
2) Potensi merawat dan mengasuh tidak sama dengan yang bukan perawat
3) Pengalaman mendapat perawatan mempengaruhi seseorang dalam merawat,
selain pengetahuan dan keterampilan.
Page | 2

4) Caring adalah dimensi rasa kasihan, kemampuan rasa percaya diri,


kepercayaan, kata hati dan komitmen di sebut juga Human Trait memotifasi
tindakan caring.
b. Caring merupakan moral imperatif
1) Caring sebagai nilai fundamental atau moral ideal dalam keperawatan.
2) Menghargai martabat dan integritas pasien.
3) Dasar untuk semua tindakan keperawatan.
4) Lingkungan tempat bekerja harus memfasilitasi dan mendukung terjadinya
caring.
c. Caring merupakan Affect
1) Perluasan keterlibatan emosi dengan pasien atau perasaan empati pada
pengalaman pasien.
2) Caring merupakan tanda perasaan peduli tidak melakukan kekeliruan dalam
melakukan caring.
3) Caring sebagai suatu dedikasi yang mendorong tindakan keperawatan.
d. Caring merupakan interaksi interpersonal
Pendekatan antara perawat pasien melalui 4 tahap perkembangan
1) Kasih sayang
2) Sikap penuh perhatian
3) Keakraban
4) Penegasan
e. Caring merupakan interpensi teurapetik
1) Mendengarkan penuh perhatian
2) Penyuluhan pada pasien
3) Membela pasien
4) Memberikan sentuhan
5) Berada di samping pasien
6) Terampil secara teknik

Hasil yang diharapkan dari Caring


Dilihat dari hasil fisik/fisiologis maupun psikologi
a. Kualitas asuhan: angka kesakitan angka kematian, lama rawat inap,banyaknyakeluhan
dari pasien
b. Dilihat dari kondisi: kulit tonus otot berkurang, status kebersihan diri pasien, respon
subjektif pasien
Proses Caring
a. Perawat tidak boleh pilih kasih pada pasien sehingga berlebihan
b. Caring dapat dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan
c. Memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang diperaktikan, didemontrasika dan
diajarkan
d. Pelaksanaan Caring tidak sama bagi semua pasien
Page | 3

C. Konsep Caring

Beberapa ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori. Menurut Watson, ada
tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah
1. caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal,
2. caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi
kebutuhan manusia atau klien,
3. caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga,
4. caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun
juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,
5. lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan
seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya sendiri,
6. caring lebih kompleks dari pada curing, praktik caring memadukan antara pengetahuan
biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan
derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit,
7. caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995).

Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan
secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk
klien. Lydia Hall mengemukakan perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya. Care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan
dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari
ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total
kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
Menurut Boykin dan Schoenhofer, pandangan seseorang terhadap caring
dipengaruhi oleh dua hal yaitu persepsi tentang caring dan konsep perawat sebagai
disiplin ilmu dan profesi. Kemampuan caring tumbuh di sepanjang hidup individu,
namun tidak semua perilaku manusia mencerminkan caring (Julia, 1995).
Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan
signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan
perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif
antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi
Page | 4

klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi
kesehatannya.
D. Karakteristik Caring
1. Karakteristik Caring Menurut Wolf dan Barnum (1998) :

1. Mendengar dengan perhatian


2. Memberi rasa nyaman
3. Berkata Jujur
4. Memiliki kesabaran
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitifitas
9. Menunjukan rasa hormat pada klien
10. Memanggil klien dengan namanya

2. Sedangkan menurut Meyer (1971) komponen utama Caring adalah :

1.

Pengetahuan

2.

Kesabaran

3.

Kejujuran

4.

Kepercayaan

5.

Kerendahan Hati

6.

Harapan

7.

Keberanian

E. KODE ETIK KEPERAWATAN DALAM CARING

Kode etik keperawatan Indonesia (Priharjo, 1995); tanggung jawab perawat


terhadap individu, keluarga dan masyarakat, perawatan dalam melaksanakan pengabdian
senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang pangkal tolaknya bersumber pada
adanya kebutuhan perawatan untuk individu, keluarga dan masyarakat.
Kode etik keperawatan yang harus diaplikasikan oleh perawat yaitu ;
Page | 5

1. Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan diberbagai tempat adalah sama.


2. Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan yang
bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
3. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan atau keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Perawat mengikutsertakan kelompok dan instansi terkait.

F. KOMUNIKASI DALAM CARING

Kemampuan komunikasi adalah yang penting dalam berhubungan dengan klien,


dan merupakan salah satu kunci sukses serta mengambarkan profil seorang perawat yang
wajib digunakan dalam pelayanan keperawatan.
Dengan komunikasi, perawat tentu akan memahami masalah klien sehingga perawat akan
mampu berprilaku caring.

Adapun unsur-unsur komunikasi dalam caring


a. Jelas dan Ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, padat, langsung. Kejelasan dapat dicapai dengan
berbicara secara lambat dan mengucapkan dengan jelas
b. Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan
ucapan. Perawat harus menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh pasien.
c. Arti Denotatif dan Konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan
arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat pada suatu kata.
d. Selaan dan Kecepatan berbicara
Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi.
e. Waktu dan Relevansi
Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap perasaan. Bila pasien sedang menangis
f.

kesakitan, tidak atau belum waktunya untuk menjelaskan resiko operasi.


Humor
Tertawa dapat mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan
keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.

G. TIPE KEKUATAN CARING


Menurut Benner (1994), mendeskripsikan enam kekuatan yang dapat digunakan oleh perawat
saat berinteraksi dengan klien dan lingkungannya.
1. Kekuatan Transformatif
Ditampilkan dalam kemampuan perawat membantu klien untuk merubah pandangan klien
tentang realitas atau image diri mereka sendiri dari yang tidak berharga menjadi berharga.
2. Kekuatan Intergratife
Kemampuan perawat untuk membantu klien kembali kepada kehidupan normal.
3. Kekuatan Advokasi

Page | 6

Kemampuan perawat membantu klien dan orang lain berhubungan dengan tim kesehatan lain.
4. Kekuatan Healing
Perawat dapat membangun suatu hubungan penyembuhan dan iklim penyembuhan dengan
klien.
5. Kekuatan Partisipatif
Perawat mengkaji atau mengenal kekuatan dirinya sendiri dengan mengkaji kekuatan orang
lain.
6. Problem Solving
Orang yang mempunyai komitmen lebih sensitif terhadap sesuatu hal daripada orang yang
tidak mempunyai komitmen.

H. MENGEMBANGKAN & MENGIMPLEMENTASIKAN KETERAMPILAN PELAYANAN


CARING

Dalam memberikan pelayanan (Watson, 1995). Perawat memberikan asuhan


keperawatan kepada klien melalui 10 Faktor Karaktif yang berhubungan dengan sifat
dan

karakter

seorang

perawat

yang

menjelaskan

bagaimana

perilaku

caring

dimanifestasikan atau diimplementasikan. Meliputi;


1. MEMBENTUK & MENGHARGAI SISTEM NILAI HUMANISTIK DAN ALTURISTIK
Humanistik dan alturistik adalah sikap yang didasari pada nilai-nilai kemanusiaann, yaitu
menghargai otonomi dan kebebasan klien terhadap pilihan yang terbaik menurutnya, serta
mementingkan orang lain dari pada diri sendiri.

Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :


1. Memanggil nama klien sesuai permintaan klien
2. Mendahulukan kepentingan klien daripada pribadi jika klien memanggil atau membutuhkan
sesuatu
3. Menghormati pendapat klien (menghindari respon negatif terhadap pendapat klien)
4. Menghargai keputusan klien bila menolak suatu tindakan misalnya kemoterapi dengan
menjelaskan terlebih dahulu keuntungan dan kerugiannya
5. Mengenali klien dengan identitas yang lengkap bukan kamar, penyakit atau bagian tubuh yang
cacat
2. MENANAMKAN SIKAP PENUH PENGHARAPAN
Faktor ini menggabungkan nilai humanistik-alturistik dalam memfasilitasi peningkatan asuhan
keperawatan yang holistic dan kesehatan yang positif terhadap kelompok klien.
Faktor ini juga menjelaskan tentang peran perawat dalam mengembangkan hubungan timbal
balik perawat-klien yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan dengan membantu klien
mengadopsi perilaku hidup sehat.

Page | 7

Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :


1. Merawat klien terminal dengan wajar (bersikap empati)
2. Memberikan pengharapan yang realistik baik atau buruk
3. Mendorong klien mencari alternatif terapi secara rasional
4. Memfasilitasi kunjungan pemuka agama sesuai kepercayaan yang dianut klien
5. Memotivasi klien untuk menerima pengobatan yang dianjurkan
3. MENANAMKAN SENSITIFITAS ATAU KEPEKAAN TERHADAP DIRI SENDIRI DAN
ORANG LAIN
Penerimaan terhadap perasaan diri sendiri merupakan kualitas personal yang harus dimiliki
perawat sebagai orang yang akan memberi bantuan kepada klien. Sehubungan dengan hal ini
maka perawat harus mampu menilai perasaannya sendiri, melakukan aksi dan reaksi sesuai yang
dirasakan. Hal ini mengarah pada aktualisasi diri melalui penerimaan diri perawat klien.

Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :


1. Bersikap empati
2. Melayani klien tanpa pamrih
3. Mampu menerima respons klien yang positif atau negatif
4. Tanggap terhadap kebutuhan klien
5. Menyiapkan atau memfasilitasi kebutuhan klien
4. MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SALING PERCAYA DAN SALING MEMBANTU
Hubungan saling percaya dan saling membantu ini penting bagi terbentuknya transcultural
caring atau saling bersikap caring antara perawat-klien yang dapat meningkatkan penerimaan
perwujudan perasaan positif maupun negatif.

Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :


1. Memperkenalkan diri kepada klien
2. Membuat kontrak dengan klien
3. Bersikap hangat dan bersahabat
4. Selalu menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
5. Mengenali keluarga klien

Page | 8

5. MENINGKATKAN DAN MENERIMA EKSPRESI PERASAAN POSITIF DAN NEGATIF


Merupakan sikap untuk menciptakan hubungan perawat-klien yang terbuka, saling membagi
perasaan dan pengalaman antar perawat, klien dan keluarga.
Perawat harus memahami dan menerima pikiran dan perasaan baik postif maupun negatif yang
berbeda pada situasi yang berbeda.

Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :


1. Menjadi pendengar aktif
2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan
3. Menerima kelebihan dan kekurangan klien
4. Tidak memotong pembicaraan klien
5. Mendengarkan keluhan dan harapan klien
6. MENGGUNAKAN METODE SISTEMATIS DALAM PENYELESAIAN MASALAH
CARING

UNTUK

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

SECARA

KREATIF

DAN

INDIVIDUALISTIK

Metode sistematis dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan dalam


keperawatan merupakan bentuk proses keperawatan.
Proses keperawatan ini merupakan pendekatan dalam melakukan praktek keperawatan
profesional.
Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :
1. Menyiapkan diri sebelum berhadapan dengan klien
2. Mengkaji keluhan utama klien segera saat masuk ke rumah sakit
3. Menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang akurat
4. Membuat perencanaan keperawatan bersama dengan klien
5. Selalu mengevaluasi dan memonitoring keadaan klien
7. MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR INTERPERSONAL

Perawat memfasilitasi proses dengan teknik pembelajaran yang telah dibuat untuk
memberi kesempatan klien melakukan perawatan mandiri, menentukan kebutuhan diri dan
memberikan peluang untuk pertumbuhan diri mereka.
Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :
1. Memberikan leaflet sebagai panduan perawatan diri di rumah
2. Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Memberdayakan kemampuan klien atau keluarga

Page | 9

4. Mengkaji kebutuhan pengetahuan yang dibutuhkan klien dan menyiapkan waktu untuk
mengkaji pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan klien
5. Meyakinkan klien bahwa perawat bersedia untuk menjelaskan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan klien
8. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN FISIK, MENTAL, SOSIAL DAN SPIRITUAL YANG
SUPORTIF, PROTEKTIF DAN KOREKTIF
Perawat harus mengenal pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap sehat-sakit
individu.

Konsep yang relevan dengan lingkungan internal adalah kesehatan mental dan spiritual
serta kepercayaan yang terkait dengan sosiokultural.
Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :
1. Memperhatikan privasi klien ketika tindakan
2. Memfasilitasi lingkungan untuk berdoa atau tidur
3. Menganjurkan keluarga untuk mengunjungi klien
4. Mencegah terjadinya injury
5. Memfasilitasi kunjungan pemuka agama
9. MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN PENUH PENGHARAPAN
DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN DAN MARTABAT MANUSIA

Perawat harus mengenal kebutuhan biofisikal, psikofisikal, psikososial dan


interpersonal dirinya dan klien. Kebutuhan klien pada tingkat rendah adalah biofisikal
misalnya makan, minum, eliminasi, ventilasi.
Kebutuhan yang lebih tinggi adalah kemampuan aktifitas dan seksual serta kebutuhan
psikososial yaitu keberhasilan dan afiliasi sedangkan aktualisasi diri adalah kebutuhan
yang lebih tinggi.
Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :
1. Mengenal kebiasaan makan klien dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi klien
2. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur dengan menjaga lingkungan untuk tetap
tenang
3. Memberikan penyuluhan kesehatan untuk pemenuhan kebutuhan
4. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menstimulasi pengeluaran urine
5. Membantu klien untuk bertemu dengan keluarganya

Page | 10

10. MENGIJINKAN UNTUK TERBUKA PADA EKSISTENSIAL-FENOMENOLOGIKAL


DAN DIMENSI SPIRITUAL CARING SERTA PENYEMBUHAN YANG TIDAK DAPAT
DIJELASKAN SECARA UTUH DAN ILMIAH MELALUI PEMIKIRAN MASYARAKAT
MODERN
Fenomenologi menguraikan tentang data suatu situasi yang membantu pemahaman klien
terhadap fenomena. Psikologi eksistensial adalah keberadaan ilmu tentang manusia yang
digunakan untuk menganalisis fenomenologikal.

Aplikasi dari faktor karaktif ini adalah :


1. Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk melakukan adat spiritual yang
dianut
2. Memfasilitasi klien dan keluarga untuk mencari pengobatan alternatif
3. Memotivasi klien untuk bersikap pasrah dan berserah diri
4. Mempersiapkan klien dalam menghadapi hari-hari terakhirnya
5. Memfasilitasi klien untuk tetap melakukan aktifitas self carenya
I.

PERAN DAN FUNGSI CARING DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


Caring adalah bagian yang terpenting dalam praktik keperawatan. Bantuan termasuk
menciptakan suasana penyembuhan, memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan
pasien melalui asuhan keperawatan.
Peran membantu seharusnya menjamin partisipasi penuh dari pasien dalam perencanaan
asuhan, pencegahan danasuhan yang diberikan.
Perawat memberikan informasi penting mengenai proses penyakit, gejala gejalanya, dan
efek samping pengobatan (bukan meresepkan obat, tapi memastikan obat yang di terima pasien
tepat waktu, dosis, cara dengan tepat). Penyuluhan penyuluhan pada individu, kelarga maupun
masyarakat (klien) mengenai masalah masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam
keperawatan.

Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinu atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera,
klian membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori Orem yaitu:

a. Universal self care requisiter (kebutuhan perawatan diri universal).


Page | 11

Kebutuhan yang umumnya di butuhkan oleh klien selama siklus hidupnya dalam
mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostatis yang meliputi kebutuhan udara, air,
makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi resiko yang
mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang
dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga,
diet yang sesuai, dan pemantauan kadar glukosa darah.
b. Development selfcare requisiter (kebutuhan perawatan diri pengembangan).
Klien dengan DM mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan
fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien DM antara lain, menimbulkan peningkatan
dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama
penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosa tinggi).
c. Healt devition self care requisiter (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan).
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya
sindrom hiperglinetik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit
(dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang kejang takikardi, dan hemiparesis. Pada
klien dengan DM terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus di penuhi
dengan kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami penurunan pola makan dan
adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan pasangan (misal infeksi vagina
dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan
DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem peran perawat dalam
hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien klien mampu untuk merawat dirinya sendiri
dan mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami
sebutkan sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai bekerja
untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual
klien yang berhubungan dengan DM (diabetes melitus) yang diderita oleh klien.

Ada beberapa jenis sistem bantuan, yaitu:


a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly copensatory system).
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada
pasien di karenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta
adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
Page | 12

b. Sistem bantuan sebagian (Partially compensatory system).


Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan
pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan perawatan luka.
c. Sistem supportif dan edukatif.
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem
ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat di lakukan pada pasien yang
memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu
memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
Page | 13

perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik,
melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih
dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu pembentukan sistem
humanistic dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan
sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik
keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara
perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat ditunjukan oleh
perawat melalui tindakan sebagai berikut:
Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
Menyebut klien dengan namanya
Menggunakan sentuhan
Meyakinkan klien, perawat akan membantu
Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
Dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id/ Diakses pada 09 Oktoberber
2014 pukul 13.00 pm.
R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.Diakses pada
09 Oktober 2014 pukul 13.15 pm.

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai