Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENERAPAN PRINSIP CARING DI GAWAT DARURAT

ATAU BENCANA DAN CARING DI RUANG RAWAT INAP

KEPERAWATAN BENCANA

oleh
Annisah Dwi Intan Firdausi Nuzula
NIM. 162310101166

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
A. Latar Belakang
Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan memiliki banyak
peran, salah satunya sebagai penolong dalam berbagai keadaan. Perawat
dalam profesi menjunjung tinggi nilai caring, yang artinya perawat harus
peduli pada kondisi pasien. Perawat harus menjadi seorang yang tanggap
dalam mengatasi masalah kesehatan pasien, termasuk dalam kondisi gawat
darurat. Perawat mungkin ditantang untuk mengidentifikasi agen infeksi
yang tidak dikenal, bekerja berjam-jam, bahkan bekerja di lingkungan
yang tidak dikenal Untuk itu perawat adalah sebagai kelompok penyedia
layanan kesehatan terbesar yang merupakan peran penting dalam
menanggapi bencana (Jainurakhma, dkk., 2017).
Pada zaman saat ini telah banyak memberikan kemajuan dan
dampak bagi tehnologi di berbagai bidang, juga memberikan banyak
kemajuan di kehidupan sosial manusia, sebagai salah satu contoh
peningkatan kemajuan pada zaman saat ini adalah peningkatan status
kesehatan masyarakat. Peningkatan yang terjadi pada kebutuhan kesehatan
masyarakat, mendorong pula peningkatan akan kebutuhan masyarakat
dibidang layanan kesehatan dan pelayanan keperawatan. Bagian pelayanan
keperawatan merupakan bagian yang dari sistem pelayanan kesehatan
yang berhubungan langsung dengan orang dalam memberikan pelayanan
yang komprehensif, yang diantaranya ada aspek-aspek bio-psiko-sosial
dan spiritual (Firmansyah dkk., 2019).
Caring secara umum diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak
keperawatan (Potter & Perry, 2005). Caring adalah sentral untuk praktik
keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada pasien. Dalam keperawatan caring merupakan peran penting
terutama dalam praktik keperawatan. Perilaku caring perawat merupakan
suatu sikap rasa peduli dan menghargai perasaan pasien dengan
mencurahkan perhatian yang lebih kepada pasien tersebut. Caring
merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam
praktek keperawatan, guna meningkatkan derajat kesehatan dan membantu
kesembuhan pasien (Putinah, 2012).

Caring memberikan dapat memberikan kemampuan bagi tenaga


kesehatan terutama perawat untuk mampu memahami dan menolong klien.
Bagi seorang perawat, jiwa yang dimiliki harus memiliki kesadaran
tentang asuhan keperawatan, dalam memberikan bantuan kepada klien
dalam mencapai dan untuk mempertahankan kesehatan atau sampai
dengan mencapai kematian dengan damai (Nursalam, 2014). Penerapan
perilaku perawat tentang caring dalam lingkup bencana, seorang perawat
yang ditugaskan menjadi tenaga kesehatan tidak memungkin untuk bisa di
tempatkan dimana saja, dalam keadaan apapun. Dalam hal ini
memungkinkan perawat juga akan di tempatkan dalam kondisi dan
keadaan bencana alam. Seorang perawat yang sedang bertugas dalam
lingkup kebencanaan harus tetap menerapkan sikap caring, karena dalam
melakukan tindakan apapun caring harus tetap dilakukan. Melakukan
asuhan keperawatan di dalam lingkup bencana alam membuat perawat
terkadang lupa akan sikap caring yang harus di lakukan sebagaimana
mestinya, karena pada saat terjadi benacana alam juga semua orang pasti
membutuhkan pertolongan pada waktu yang sama.
B. Materi Seminar Nasional
1. Caring Perawat Berwawasan Agronursing
Sebagai seorang perawat harus caring karena perawat adalah kunci
utama tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit. Caring tidak
diturunkan dari orang tua, tetapi caring bisa dibentuk dalam
pendidikan yang diaplikasikan dalam teori maupun praktik. Tantangan
dalam caring salah satunya adalah robot keperawatan. Robot
keperawatan sekarang sudah banyak di populerkan oleh beberapa
negara dalam melakukan sebuah tindakan keperawatan diantaranya
adalah Jepang, Bangkok, dan China.
Perilaku caring berdasarkan 10 faktor kreatif Jean watson
diantaranya : pembentukan sistem humanistik, menamkan
kepercayaan, pengembangan kepekaan terhadap diri dan orang lain,
pengembangan hubungan saling percaya dan membantu, dukungan dan
penerimaan ungkapan perasaan yang positif dan negatif, penggunaan
metode yang sistematis dalam hubungan interpersonal, pembelajaran
dan pengajaran dalam hubungan interpersonal, lingkungan yang
supportif, protektif, perbaikan mental, fisik, sosial budaya dan
spiritual, bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, dan penghargaan
kekuatan eksistensial-phenomenologikal.Sedangkan menurut Mary
Simone Roach (1985/1922) terdapat 5 aspek dari caring yaitu: kasih
sayang, kepercayaan diri, kompeten, hati nurani, komitmen dan
Perilaku : kesadaran diri yang diperlukan dan tanggung jawab dalam
pelayanan kesehatan.
Caring sebagai pertanggungjawaban hubungan antara perawat-
klien dimana perawat membantu klien dalam memperoleh
pengetahuan, dan meningkatkan kesehatan. Perawat harus kompeten,
yang artinya paham ilmu pengetahuan, bepreilaku afektif yang baik
dengan menerapkan caring dan etik, serta psikomotor yang baik.
Empat pilar utama etik yaitu respect to others, comperassion, advocacy
dan intimacy
Keperawatan agronursing menerapkan manajemen keperawatan
pada lingkup agricultural yang berfokus pada klien yang holistik dan
komprehensif. Caring dalam bidang agronursing dapat diterapkan oleh
perawat biasanya dalam bidang agronursing, perawat mengambil klien
dari sebuah komunitas petani. Di indonesia sendiri merupakan negara
yang yang memiliki banyak lahan pertanian, disinilah peran perawat
sebagai agronrusing cukup di butuhkan.

2. Perilaku Caring Perawat Meningkatkan Kualitas Pelayanan /


Asuhan Keperawatan
Sebagai seorang perawat sudah sewajibnya caring kepada klien dan
harus menerapkan sikap caring dengan baik dan profesional. Teori
Jean Watson merupakan teori caring yang paling tepat dalam
perawatan caring karena dalam komponen teori tersebut merupakan
persyarakat utama yang harus dimiliki perawat. Peran perawat
merupakan kunci dalam perawatan caring. Caring sendiri merupakan
komunikasi dan implementasi terapeutik. Perawat sendiri harus
mengembangkan kepekaan saat melakukan caring kepada klien.
Asuhan yang berkualitas menurut (ICN,2003) ialah : meningkatnya
kesehatan dalam waktu sesingkat mungkin; menekankan kepada
pencegahan, penemuan dini dan tritmen; diberikan pada waktunya tak
tertunda; dengan landasan pemahaman terjadi kerjasama & partisipasi
klien dalam membuat keputusan tentang proses asuhan ; berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah dan cakap dalam penggunaan teknologi &
sumber-sumber keprofesian; menunjukan kesadaran akan stres &
kecemasan klien (dan keluarga) dengan concern akan kesejahteraan
klien secara menyeluruh; memanfaatkan dengan efisien teknologi yang
tepat dan sumber-sumber asuhan kesehatan lain; secara memadai
didokumentasikan untuk memungkinkan kontinuitas asuhan & telaah
sejawat.
3. Caring Sebagai Esensi dari Patient Center di Era 4.0
Patient-centered care merupakan asuhan keperawatan dimana
asuhan tersebut menghormati dan responsif terhadap pilihan,
kebutuhan pasien dan nilai-nilai pribadi yang dimiliki oleh pasien,
yang mana nilai tersebut menjadi panduan bagi semua keputusan klinis
yang akan dilakukan oleh tenaga medis.
Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson, ada 14
kebutuhan dasar yang hak nya bisa di penuhi oleh perawat. Dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia tersebut dibutuhkan perawat yang
mempunyai kompetensi yaitu caring. Caring sendiri adalah hubungan
antara perawat dengan klien untuk membantu klien memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Asuhan pasien 4.0
merupakan asuhan pasien terkini, modern dan distandarkan dalam
SNARS edisi 1. Asuhan pasien 4,0 sendiri berbasis patient center care
dan asuhan pasien yang terintegrasi. Asuhan pasien 4.0 sendiri
dilaksanakan oleh PPA sebagai tim dan berkolaborasi interpersonal
dengan kompetensi.

4. Tantangan Pelaksanaan Caring Bagi Perawat Rumah Sakit di Era


Industri 4.0
Tantangan caring perawat yang berada di Rumah Sakit dalam
melakukan caring pada pasien salah satunya adalah perawat sering
memainkan hp dalam bertugas sehingga perawat lalai akan asuhan
keperawatan yang harus dijalankan sehingga pasien tidak diperhatikan.
Revolusi industri 4.0 adalah revolusi industri ditandai dengan
kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi,
cloud computing, sistem big data, rekayasa genetika dan
perkembangan neurologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak. Revolusi ini membutuhkan fase periode
yang semakin singkat dari waktu ke waktu. Hasil inovasi revolusi
industri 4.0 yaitu pergantian peran manusia oleh mesin, karena mesin
lebih memiliki tenaga 10 kali lipat dari pada manusia.
Tantangan industri 4.0 menurut Heckeu et.al (2016) antara lain :
globalisasi yang terus berlanjut; permintaan untuk orientasi yang lebih
tinggi; tumbuh kebutuhan untuk kerja sama meliputi mampu
berkompromi, bekerja dalam tim, berkomunikasi dan ketrampilan
berjejaring, peningkatan kerja virtual : meliputi fleksibilitas waktu dan
tempat, ketrampilan teknologi, ketrampilan media, pemahaman
keaamanan TI.

C. Telaah Kritis
Terjadinya bencana dan menimbulkan korban bencana maka tugas
sebagai seorang perawat dalam hal lingkup bencana sangat dibutuhkan,
karena seorang perawat harus memiliki sikap care dan caring kepada klien.
Ketika bencana terjadi maka peran perawat dalam hal care dan caring
masih harus tetap dilaksanakan, seperti hal nya yang dikatakan pendapat
pakar keperawatan bahwa care dan caring merupakan hal wajib yang
dilakukan seorang perawat dalam melakukan tindakan keperawatan dalam
hal apapun dan dalam keadaan apapun. Pada saat bencana terjadi tentu saja
banyak korban yang akan berjatuhan disinilah peran perawat sangat
dibutuhkan sebagai pemberi perawatan dan asuhan keperawatan. Setelah
bencana alam terjadipun peran perawat dalam mengembalikan psikologis
korban-korban bencana alam sangat dibutuhkan, agar korban-korban
bencana alam dapat melakukan aktivitasnya.

Dukungan dari orang-orang pemerintahan dalam negeri juga sangat


dibutuhkan ketika terjadi bencana alam seperti itu karena, bantuan
pemerintah juga sangat berarti dalam pemulihan pasca bencana. Dampak
yang akan terjadi pasca terjadinya bencana alam adalah kerugian yang
bukan cuma ekomoni tetapi juga materil. Trauma psikologis pada para
korban juga akan menjadi salah satu dampak yang akan terjadi, strategi
yang dilakukan pada pemerintah adalah dengan melakukan mekanisme
koping pada individu berdasarkan agama masing-masing, dengan seperti
itu maka individu akan lebih percaya bahwa ia masih diberikan
kesempatan hidup lagi oleh Tuhan.

Peran perawat dalam hal ini adalah membimbing dan menemani


setiap individu untuk menjalankan koping masing-masing, bagaimana
telah disebutkan bahwa peran perawat dalam hal ini bukanlah hanya
sebagai pemberi asuhan keperawatan, tetapi perawat juga harus
menerapkan sikap care dan caring juga berperan dalam pemenuhan
kebutuhan psikologis, dan religius pada setiap klien.

D. Kesimpulan
Sebagai seorang perawat diharapkan dapat mampu dan berperan
dalam kegiatan tanggap bencana. Pada era saat ini, seorang perawat tidak
hanya di tuntut mampu memiliki kemampuan intelektual namun juga
harus memiliki jiwa kemanusiaan, dengan mempraktikannya dalam aksi
siap siaga bencana. Seorang perawat dalam melakukan tindakan asuhan
keperawatan pada kebencanaan harus tetap menerapkan sikap caring, sikap
caring yang dapat di lakukan adalah dengan cara sentuhan, dan kepedulian
terhadap korban bencana alam. Caring merupakan sikap yang perlu
menjadi hal ditanamkan oleh perawat dalam kondisi apapun, baik dalam
kondisi rawat inap maupun kegawat daruratan.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, C. S., R. Noprianty, dan I. Karana. 2019. Perilaku caring perawat


berdasarkan teori jean watson di ruang rawat inap. Jurnal Kesehatan
Vokasional. 4(1):33.

Jainurakhma, J., Winarni, I., & Setyoadi, S. 2017. Fenomenologi : Caring Perawat
Terhadap Klien Dengan Kondisi Kritis Di Instalasi Gawat Darurat – Rumah
Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 17.
https://doi.org/10.32831/jik.v2i1.26

Nursalam. 2014. Caring sebagai dasar peningkatan mutu pelayanan keperawatan


dan keselamatan pasien. Faculty of nursing airlangga university. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai