Anda di halaman 1dari 7

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

KELAS KHUSUS S1 KEPERAWATAN B


MATA KULIAH KDK
DOSEN Ns.ELIZA,s.Pd,S.Kep,M.Kep

NAMA : RESTI MELIYANTARI


NIM : 221014201146

Soal
1. Jelaskan tentang paradigma keperawatan dan bagimana pandangan saudara terhadap
keperawatan di masa akan datang
2. Bagaimana menurut saudara tentang teori teori keperawatan yang sudah kita
aplikasikan
3. Jelaskan pedoman pemecahan masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
yang telah di pertimbangkan secara mendalam dalam asuhan keperawatan
4. Jelaskan mengapa kita harus berubah
5. Jelaskan Prinsip melakukan perubahan dan bagaimana bisa kita sebagai pembaharu
dan Change agent

Jawaban
1. Paradigma Keperawatan Menurut Ahli
a. Masterman (1970)
Berpendapat bahwa paradigma keperawatan merupakan pandangan fundamental
tentang persoalan di dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
b. Gaffar (1997),
Menurut Gaffar (1997), paradigma keperawatan adalah cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada di dalam keperawatan.
c. Kozier (2000),
Menurut Kozier (2000), paradigma keperawatan sebagai suatu interaksi antara
manusia yang menerima perawatan, lingkungan tempat manusia berada, kesehatan
yang selalu menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan, serta tindakan
keperawatan.
d. Betty Neuman
Betty Neuman memandang manusia di dalam paradigma keperawatan sebagai
makhluk yang multidimensi. Oleh sebab itu, keperawatan harus berkonsentrasi
terhadap seluruh aspek dari manusia, termasuk lingkungan internal, eksternal, dan
lingkungan yang tercipta dari interaksi manusia dengan lingkungan itu sendiri.
Kesehatan merupakan suatu keseimbangan antara seluruh aspek yang terdapat di
dalam diri manusia.
e. Dorothea Orem
Dorothea Orem berpendapat bahwa manusia sebagai makhluk yang universal
yang membutuhkan perawatan sendiri sepanjang kehidupannya. Karenanya, fokus
utama keperawatan adalah membuat manusia mampu melakukan perawatan
sendiri.
f. Sister Calista Roy
Sister Calista Roy memandang manusia sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu
berinteraksi dengan lingkungannya. Tujuan utama dalam keperawatan adalah
meningkatkan respons adaptif manusia yang nantinya akan berkontribusi dalam
kehidupannya.
g. Dorothy E. Johnson
Dorothy E. Johnson mengungkapkan paradigma keperawatan yakni memandang
manusia sebagai makhluk yang memiliki dua aspek dasar, yaitu aspek biologis
dan aspek perilaku. Fokus utama dari keperawatan adalah mempertahankan
keseimbangan sistem perilaku manusia.
h. Imogene King
Imogene King memandang manusia di dalam paradigma keperawatan sebagai
makhluk yang selalu ingin tahu dan memiliki potensi untuk membuat keputusan
sendiri. Fokus utama dari keperawatannya adalah pada berbagi informasi antara
perawat dengan pasien.

“Pandangan saya terhadap keperawatan di masa akan datang”


Menurut saya keperawatan di masa depan harus dapat menyesuaikan dengan keadaan
dan trend-trend yang berkembang dengan meningkatkan jenjang pendidikan dan
mengikuti perkembangan teknologi
 Keperawatan dimasa mendatang mempunyai 3 nilai utama yaitu
 Keperawatan sebagai suatu seni yang menggabungkan antara perkembangan
ilmu keperawatan dan IPTEK dalam keperawatan dengan kreativitas seni
keperawatan.
 Keperawatan sebagai suatu ilmu merupakan unsure utama dalam
mengembangakan pendidikan keperawatan,
 Keperawatan sebagai suatu profesi berbasis keahlian memberikan pelayanan
pada masyarakat dan praktik sesuai bidang profesi yaitu keprofesian yang
memberlakukan kode etik keprofesian dan motivasi bersifat altruistic.
 Penerapan professionalitas perawat dengan cara penerapan praktik
keperawatan yang ditata secara professional dg penerapan model tim atau
primer

2. Menurut saya teori keperawatan memberikan cara untuk mendefinisikan keperawatan


sebagai suatu disiplin ilmu unik yang terpisah dari disiplin lain sehingga dapat
dijadikan kerangka konsep dan tujuan untuk memandu pelaksanaan praktik
keperawatan pada tingkat yang lebih, Keperawatan didasarkan pada seni dan ilmu
yang membentuk sikap, kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis perawat
individu menjadi keinginan dan kemampuan untuk membantu orang, sakit atau sehat,
mengatasi kebutuhan kesehatan mereka, konkret dan spesifik.
Mengaplikasikan teori keperawatan sangat lah penting bagi seorang perawat
karena akan meningkatkan kemampuan perawat melalui teori metode dapat
dikembangkan teoritis dan sisitematis sehingga proses keperawatan lebih mudah
dilakukan dan asuhan keperwatan bias terjalankan dirumah sakit

3. Pedoman pemecahan masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam


asuhan keperawatan adalah sesuai dengan Model Kebutuhan Dasar Manusia menurut
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Tindakan Keperawatan yang mengacu langsung pada pemahaman hubungan
antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan
dan mengembalikan kesehatan, serta pencegahan terjadinya penyakit.

Model Watson dibentuk melingkupi Proses Asuhan Keperawatan, Pemberian bantuan


kepada Klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dan atau mencapai
kematian yang damai.
Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia. Proses
perawatan manusia membutuhkan Perawat yang mampu memahami perilaku dan
respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial,
kebutuhan manusia, dan bagaimana manusia merespon terhadap orang lain, dan
kekurangan serta kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya
sendiri. Selain itu, perawat juga memberikan kenyamanan dan perhatian, serta empati
pada klien dan keluarganya.
Asuhan perawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien dan keluarganya. Seperti
pada teori human caring yaitu fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar
pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi
humanistik dan sistem nilai serta seni yang kuat. Pengembangan keterampilan
berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

Beberapa pedoman dasar tentang teori Watson dalam pemnuhan kebutuhan dasar
manusia adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkinterjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

Yang dimaksud dengan faktor carative yaitu:


a. Membentuk sistem nilai humanistik-alturistik.
b. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
c. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
d. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
e. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
f. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
g. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
h. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memperbaiki mental,
sosiokultural, dan spiritual.
i. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
j. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

4. Menurut pendapat saya mengapa kita harus berubah ada beberapa faktor dan alasan
bahwa kita harus berubah jika itu menyangkut dengan masa depan pribadi kita
sendiri :
Dalam beberapa momen, perubahan memang sangat diperlukan demi kebaikan
diri sendiri. Meski perubahannya tidak sesuai dengan keinginanmu, bukan berarti
harus menolaknya secara mentah-mentah.
Berhubungan dengan dunia keperawatan perubahan di perlukan di karenakan
1. Dunia terus berubah dan begitu pula dengan dunia keperawatan akan terus
mengalami perubahan yang menuntut perawat untuk terus memperbaharui
pengetahuannya dalam ilmu keperawatan dan terus bertumbuh
2. Perawat harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama dalam
penyelesaian masalah pasien.
3. Perawat harus selalu siap dengan perubahan karna sering kali perawat menemui
kasus yang berbeda setiap pasien sehingga perawat harus siap beradaptasi dengan
perubahan dalam melayani pasien tentu dengan berorientasi kepada etik
keperawatan
4. perawat juga perlu mengevaluasi tindakan keperawatan yang di lakukannya dan
menemukan strategi yang dapat menguntung kan pasien dan mengeliminasi
strategi keperawatan yang beresiko merugikan pasien
5. Delapan Prinsip dalam menciptakan perubahan.
1) Menciptakan urgensi menurut Kotter sangat penting karena pada kenyataannya
banyak organisasi yang telah merasa puas dengan kondisinya saat ini.
Tujuan menciptakan urgensi untuk berubah adalah: mengkaji kondisi  dan
kenyataan-kenyaan yang dijumpai di persaingan; identifikasi krisis atau
kemungkinan krisis yang dihadapi dan peluang-peluang yang ada.Dengan
menciptakan urgensi setiap saat maka diharapkan karyawan akan tergerak
melakukan perubahan. 

2) Membangun Koalisi Yang Kokoh


Tentu yang dimaksud koalisi ini dalam konteks semangat positif untuk
bersama-sama menuju perubahan yang diinginkan, bukan untuk memenangkan
suatu golongan tertentu.
Mengapa koalisi diperlukan?

Alasannya sederana, suatu perubahan butuh adana keterlibatan dari


individu-individu yang mengalami perubahan. Kata kuncinya hanya satu:
keterlibatan. Individu yang merasa dilibatkan akan terpanggil untuk berkomitmen
tinggi menindak-lanjuti rencana perubahan yang disepakati. Orang yang
memiliki komitmen tinggi akan serta merta menindak-lanjuti dengan tindakan-
tindakan nyata menuju perubahan. Sedangkan yang namanya perubahan perlu
adanya tindakan-tindakan nyata sehingga sesuatu bisa dikatakan berubah bila
sudah ada tindakan
3) Mengembangkan Visi dan Strategi Perubahan
Menurut Kotter kejelasan terhadap visi yang akan dicapai dalam
menggawangi perubahan merupakan hal yang tak boleh disepelekan. Meski
banyak yang mengatakan bahwa visi seringkali menjadi sejenis mimpi yang tak
kan pernah tercapai, namun dengan artikulasi yang baik mealui suatu metafora
yang tepat maka akan dapat dicapai pemahaman terhadap gambaran masa depan
suatu organisasi
4) Mengkomunikasikan visi perubahan
Begitu pentingnya visi perubahan sehingga kegiatan
mengkomunikasikannya menjadi prinsip ke empat yang harus diperhatikan untuk
memastikan bahwa semua karyawan memahaminya dengan baik.
Tujuan mengkomunikasikan visi ini bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang sama bagi semua karyawan dan memotivasi mereka untuk
bekerjasama. Derajat kepentingan masalah komunikasi ini sangat tinggi
mengingat keberhasilan sebuah perubahan adalah bila semakin banyak orang
yang terlibat. Dengan semakin banyaknya yang terlibat maka tumbuh rasa
memiliki dari perubahan tersebut.
Inti komunikasi yang dilakukan harus memenuhi syarat pokok: sederhana
sehingga mudah dimengerti, menggunakan bahasa operasional / teknis sehingga
bisa menggalang keterlibatan dan yang tak kalah pentingnya adalah adanya
manfaat yang jelas dengan adanya perubahan yang akan dilakukan. Alasan
tersebut harus berorientasi kepada hasil, misalnya dengan mengungkapkan data
kompetitif tentang semakin ketatnya persaingan sehingga dicapai pemahaman
yang menyeluruh dari semua karyawan.
5) Memberdayakan langkah tindak-lanjut yang pokok (utama)
Prinsip ke lima ini peting karena justru di sinilah biasanya banyak
perusahaan atau organisasi gagal melakukan perubahan. Ini merupakan hal yang
umum ditemui karena, umumnya di Indonesia, kita lebih sering dan rajin
menyusun perencanaan namun sangat lemah dalam implementasi. Sebabnya bisa
beraneka ragam, misalnya rencana yang tadinya dibuat ternyata terlalu besar dan
sulit diimplementasi sedangkan untuk mengulang lagi prosesnya akan
memerlukan waktu yang lama dan bisa jadi membosankan karena mengulang lagi
proses perencanaan.
6) Menciptakan quick wins
Yang disebut dengan quick wins adalah hal-hal yang bisa segera dilakukan,
menggunakan sumber daya yang ada, dan memberikan dampak cukup signifikan
terhadap perubahan. Definisi “segera” adalah tenggat waktu sebelum mencapai
90 (sembilan puluh) hari.
7) Konsolidasi manfaat perubahan
Manfaat perubahan sedapat mungkin harus bisa dikuantifisir agar bisa diukur dan
kemudian dievaluasi.
tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa strategi yang telah
dipilih ternyata efektif (atau tidak efektif) yang funsingnya adalah
untuk pembelajaran. 
8) Memantapkan perubahan sebagai bagian dari budaya
Prinsip ke delapan ini tentunya baru bisa dijalankan bila perubahan yang
dilakukan membuahkan hasil positif dan kemudian perlu dilestarikan menjadi
budaya baru di organisasi atau perusahaan yang bersangkutan
Perawat sebagai pembaharu dan Change agent

Dalam dunia keperawatan tentu saja peran kita sebagai perawat sebagai
pembaharu dan Change agent/Agen perubahan amat di perlukan untuk meningkat kan
kemajuan dua keperawatan baik dari sumber daya alam maupun sumber daya
manusianya sendiri.

Sesuai dengan prinsip Perubahan di atas perawat sebagai pembaharu /Change


agent dapat meningkat kan kemampuan nya dalam dunia keperawatan diataranya
adalah dapat membangun koalisi yang kokoh antar perawat dan tenaga kesehatan lain
dalam menyelesaikan masalah klien seperti menentukan urgensi klien yang harus di
tangani,terus berupaya mencari arlternatif baru dengan berupaya mempelajari
kebutuhan klien,berusaha memecahkan setiap permasalahan klien dengan ide-ide dan
cara yang terus di perbaharui ,tentu saja tidak lepas dari etik keperawatan dengan
harapan perubahan dalam dunia keperawatan ke arah yang lebih baik dan maju dapat
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai