Anda di halaman 1dari 10

Makalah Konsep Dasar Keperawatan

TOKOH-TOKOH KEPERAWATAN

FAYZA DWI LESATARI/22007


AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU
TINGKAT I TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,
keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Berdasarkan ilmu, artinya
perawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu perawatan dan kiat keperawatan yang
mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia suatu upaya
keperawatan dan penyembuhan. Berdasarkan kiat artinya perawat lebih difokuskan pada
kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komperehensip dengan
sentuhan seni.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit mencakup hidup manusia untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Keperawatan bersifat kompherensip artinya
pelayanan keperawatan bersifat menyeluruh, meliputi aspek “ Manusia biopsiko sosial dan
spiritual ”.
Secara umum keperawatan adalah merupakan suatau indentifikasi seni. Istilah seni
berarti ketrampilan praktik yang diperoleh melalui pengamatan / pengalaman.     Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan
untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil usaha atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan. Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-
usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Berikut ini
adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat
profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada
keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tujuan teori keperawatan menurut Sister Callista Roy
2. Mengetahui tugas dan wewenang keperawatan
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dari teori model praktek Sister Callista
Roy

C. Ruang Lingkup Penulisan


Ruang Lingkup Penulisan makalah ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Biografi Tokoh Keperawatan yaitu Sister Callista Roy
2. Teori Sister Callista Roy dalam ilmu keperawatan
3. Konsep dan teori model Sister Callista Roy

D. Metode Penulisan
Studi pustaka dengan mencari buku-buku yang berhubungan dengan teori keperawatan
menurut Sister Callista Roy :
1. Pencarian data melalui internet dan translate
2. Proses penulisan makalah
3. Penyuntingan dan pengetikan

E. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II TINJAUAN TEORI
3. BAB III PEMBAHASAN
4. BAB IV PENUTUP
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Keperawatan
a. Pengertian Keperawatan
Menurut Sister Callista Roy (1984), bahwa teori keperawatan adalah sebagai
berikut:
a) Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan
menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-
orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan
kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut
keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan
adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan
adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal
berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan
energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk
merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan.
b) Tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari respon
adaptasi ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh
tingkat adaptasinya, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap
rangsang internal atau eksternal.
b. Tugas Dan Wewenang Perawat
a) Menurut AIPNI pada draft kurikulum inti pendidikan ners (2015), profil
merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan pada lulusan program studi ners.
Adapun profil lulusan program studi ners antara lain :
(1) Care provider (pemberi asuhan keperawatan).
(2) Communicator(interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan).
(3) Educator dan health promotor (pendidik dan promosi kesehatan bagi klien,
keluarga, dan masyarakat).
(4) Manager dan leader (manajer praktik/ruangan pada tatanan rumah saki maupun
masyarakat).
(5) Researcher (peneliti).

b) Berdasarkan UU Keperawatan pasal 29 nomor 38 tahun 2014 perawat memiliki


tugas-tugas keperawatan seperti :
(1) Pemberian asuhan keperawatan.
(2) Penyuluh dan konselor.
(3) Pengelola Pelayanan Keperawatan.
(4) Peneliti keperawatan.
(5) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang atau
(6) Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
Tugas-tugas perawat tersebut dapat dilakukan secara bersama ataupun secara
individu. Dalam menjalankan tugasnya perawat harus bertanggung jawab dan
akuntabel. Perawat juga memiliki wewenang keperawatan.

c) Menurut UU RI pasal 30 nomor 38 tahun 2014 perawat memiliki wewenang


keperawatan antara lain:
(1) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan dibidang upaya
kesehatan perorangan, perawat memiliki wewenang
(2) Melakukan pengkajian keperawatan.
(3) Menetapkan diagnosa.
(4) Merencanakan tindakan keperawatan (Intervensi keperawatan).
(5) Melaksanakan tindakan keperawatan (Implementasi keperawatan).
(6) Mengevaluasi hasil tindakan.
(7) Melakukan rujukan.
(8) Melakukan tindakan pada kondisi darurat.
(9) Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter.

d) Menurut UU RI pasal 31 nomor 38 (2014) dalam menjalankan tugas sebagai


penyuluh dan konselor bagi klien, perawat berwenang:
(1) Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik ditingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
(2) Melakukan pemberdayaan masyarakat;
(3) Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
(4) Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;dan
(5) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

e) Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola pelayanan keperawatan, perawat


berwenang:
(1) Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;
(2) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pelayanan keperawatan; dan
(3) Mengelola kasus.

f) Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat berwenang:


(1) Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;
(2) Menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin pimpinan
dan
(3) Menggunakan pasien sebagai objek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Biografi Sister Callista Roy


Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy menyelesaikan
pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint Mary’s College, Los
Angeles dan menyelesaikan Master Keperawatan di California University pada tahun 1966.
Roy menyelesaikan PhD Sosiologi pada tahun 1977 di Universitas yang sama. Roy bersama
Dorothy E. Johnson mengembangkan teori model konseptual keperawatan. Ketika bekerja
sebagai perawat anak, Roy melihat suatu perubahan besar pada anak dan mereka
berkemampuan untuk beradaptasi dalam respon yang lebih besar terhadap perubahan fisik
dan psikologis. Roy mengembangkan dasar konsep keperawatannya pada tahun 1964- 1966
dan baru dioperasionalkan pada tahun 1968. Pada saat itu Mount Saint Mary’s College
mengadopsi teori adaptasi sebagai dasar filosofi kurukulum keperawatannya. Roy menjabat
sebagai asisten Professor pada Departemen Nursing di Mount Saint Mary’s College pada
tahun 1982.
B. Sumber-sumber Sister Callista Roy
Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak digunakan sebagai
falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. Roy menjelaskan bahwa
manusia adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi
kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga
dituntut untuk melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri,
adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri
dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan lingkungan sekitarnya. Jadi ada 4 faktor penting
dari Roy adalah manusia, sehat-sakit, lingkungan dan keperawatan yang saling terkait

C. Asumsi Dasar Teori


Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970 dengan asumsi dasar
model teori ini adalah :
1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif.
Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ; penyebab
utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman beradaptasi.
2. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan adaptasi.

Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh akan
menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon melalui upaya
atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi perubahan status
kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia beradaptasi terhadap
perubahan ini.

Terdapat 3 tingkatan stimuli adaptasi pada manusia, diantaranya;


a. Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan
mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.
b. Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik internal maupun
eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur
secara subyektif.
c. Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau
sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar
dilakukan observasi.

Proses adaptasi yang dikemukakan Roy:


a. Mekanisme koping. Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu pertama
mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut,
yang ditentukan secara genetik atau secara umum dipandang sebagai proses yang
otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme koping yang didapat dimana coping
tersebut diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya
b. Regulator subsistem. Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh
yaitu saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.
c. Cognator subsistem. Proses koping seseorang yang menyertakan empat sistem
pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran,
pertimbangan, dan emosi.

Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan berdampak terhadap respon
adaptasi diantaranya, sbb:
b. Fungsi Fisiologis : Sistem adaptasi fisiologis diataranya adalah oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi
neurologis dan endokrin.
c. Konsep diri : Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain.
d. Fungsi peran : Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran
seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan
orang lain.
e. Interdependen : Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang,
cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok.

Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu:


a. Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat mencapai tujuan
atau keseimbangan sistem tubuh manusia.
b. Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol dari terminologi
keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai tujuan yang akan
diraih. Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan juga
menjadi umpan balik terhadap stimuli adaptasi.

Proses keperawatan menggambarkan pandangan Roy tentang manusia sebagai sistem


adaptif. Menurut Roy ada 6 (enam) tahap identifikasi dalam proses keperawatan yaitu:
pengkajian perilaku, pengkajian stimulus, penentuan diagnosa keperawatan, penentuan
tujuan, intervensi, dan evaluasi.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal balik dan
out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out come ditegaskan
oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari seseorang sebagai pasien
dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “ roy dalam mengaplikasikan
konsep-konsepnya yang berasal dari system dan disesuaikan kepada pasien yang telah
mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam menggunakan peralatan untuk
praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsepkonsepnya tentang person (Roy
menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person
secara menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara
konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi
pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan
lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam
menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu
beradaptasi) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni
merawat.
B. Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap
konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu membandingkan
teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan itu sendiri sehingga
tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya. Secara khusus, perawat harus
mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit . Perawat
dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun
residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah
adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien
mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme
koping yang lain

Anda mungkin juga menyukai