Nama kelompok : 1
Cristian Kevin Aditya .P (30140118001)
Dengan ini kami belajar lebih memahami terkait judul yang telah ditugaskan
untuk kelomok kami.Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran , penulisan makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah kami selanjutnya, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya pada pembaca.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan keperawatan gerontik?
b. Apa saja model konseptual keperawatan gerontic menurut Calista Roy?
c. Apa saja model konseptual keperawatan gerontic menurut Human Being Rogers?
d. Apa saja model konseptual keperawatan gerontic menurut Neuman?
e. Apa saja model konseptual keperawatan gerontic menurut Henderson?
f. Apa saja model keperawatan gerontic budaya menurut Leininger?
g. Apa saja model konseptual perilaku menurut Johnson?
h. Apa saja model konseptual self care menurut orem?
a. Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang keperawatan gerontic.
b. Untuk mengetahui model konseptual tentang keperawatan gerontic menurut para ahli.
b. Manfaat
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang modelmodel
keperawatan
2. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar tidak pantang
menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan nasib perawat.
3. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan
4. Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dan memerikan asuhan keperawatan .
5. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain-lain, makalah ini sangatlah
bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam
perawatan pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Gerontik
Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama
kalinya sebagai keperawatan geriatric (Ebersole et al, 2005). Namun, pada tahun 1976,
nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontologi berasal dari kata geros yang
berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang lanjut usia dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi aspek
biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah
(scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan
(Tamher&Noorkasiani, 2009). Menurut Miller (2004), gerontologi merupakan cabang
ilmu yg mempelajari proses manuan dan masalah yg mungkin terjadi pada lansia.
Geriatrik adalah salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus
aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit
cacat (Tamher&Noorkasiani, 2009).
Sedangkan keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh Laurie
Gunter dan Carmen Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan bidang ini. Namun
istilah keperawatan gerontik sudah jarang ditemukan di literature (Ebersole et al, 2005).
Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat, dan menghibur. Istilah
ini belum diterima secara luas, tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik.
Menurut Nugroho (2006), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
lanjut usia dengan segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Menurut para ahli, istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah
gerontological nursing karena lebih menekankan kepeada kesehatan ketimbang
penyakit. Menurut Kozier (1987), keperawatan gerontik adalah praktek perawatan yang
berkaitan dengan penyakit pada proses menua. Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan
gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus
pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta
evaluasi.
B. Model Konseptual Adaptasi Callista Roy
Model adaptasi Roy merupakan salah satu teori keperawatan yang berfokus pada
kemampuan adaptasi klien terhadap stressor yang dihadapinya. Dalam penerapannya Roy
menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh
yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy
mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada di sekeliling kita dan berpengaruh
pada perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga
integritas diri, respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan
adanya suatu kebutuhan dan menyebabkan individu berespon terhadap kebutuhan
tersebut melalui upaya atau prilaku tertentu. Menurutnya peran perawat adalah membantu
pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema
yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy dengan
fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu keperawatan, manusia,
kesehatan dan lingkungan. Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen
esensial menurut Roy :
1. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada suatu
fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif dalam
memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan
prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia atau cara
memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang
menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
2. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan hal
penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip
hemodinamika.
3. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak
tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger
konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam
pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka
yang sangat kompleks.
4. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
5. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu
melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
6. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
7. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi
harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.
Teori Konseptual
1. Medan energy
2. Keterbukaan
3. Pola
4. Dimensi
D. BETTY NEUMAN
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap
manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi
aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang
berhubungan dengan adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari
lingkungan internal maupun eksternal (Tomey and Alligod, 2006).
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress.
Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses output
dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan
perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga,
komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin
keilmuan (Fawcett, 2005).
Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal.
Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka
maka klien akan selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan
mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar
sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebutkan gangguan-
gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi
terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat
diidentifikasi (Tomey and Alligod, 2006).
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh
dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan semua variabel
yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model
keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan keperawatan adalah
berhubungan dengan integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari
keperawatan . Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu
yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin
berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan
dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan
untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
3) Tingkat pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari :
1) Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi :
promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencagahan primer
mengutamakan pada penguatan flexible lines of desese dengan cara mencegah
stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau
masalah sudah diidentifikasikan tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup :
imunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder : meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan
memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
3) Pencegahan Tersier. Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder, pencagahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali
kearah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat resistensi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau
regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung
untuk kembali pada pencegahan primer.
4) Sistem Klien
Model sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus
definisi keperawatan dan pemahamam terbaik dari interaksi klien dengan lingkungan.
Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami pertukaran energi
informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stress merupakan
komponen dasar dari sistem terbuka.
Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau sosial
issue (Tomey & Alligood, 2006). Klien sebagai suatu sustem memberikan arti bahwa
adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien
akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan
sosialnya.
Neuman menyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima
variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
merupakan cerminan secara holistik dan multidimensional (Fawcett,2005). Dimana
secara holistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada
dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang
itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan menanggapi
suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga
sakit atau kematian atau stabilitas system. Perubahan dapat mempertahankan
kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan
integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis, maka
akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi
ketidakharmonisan diantara bagian-bagian system, hal ini disebabkan karena adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
5) Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variabel untuk mempertahankan dasar yang biasa terdapat
pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik.. variabel-variabel tersebut yaitu
variabel system, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagain sistem.
6) Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan
memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.
7) Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi
berkaitan sebelum sakit. Yang dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi
dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor. Rekonstitusi adalah suatu
adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa
memperluas normal line of defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem klien
pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikan pada tingkat semula sebelum
sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Model sistem Neuman ini sangat sesuai
untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena pendekatan yang
dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien.
Asuhan keperawatan komunitas pada agregat usia lanjut dengan hipertensi dilakukan
melalui pendekatan proses keperawatan dengan mengunakan framework atau model
konseptual keperawatan self care. Model konseptual self care tersebut berfokus terhadap
analisis kemandirian untuk usia lanjut dengan hipertensi. Model konseptual keperawatan self
care mempunyai pandangan bahwa keperawatan diperlukan untuk mempertahankan
kebutuhan perawatan diri bagi individu, keluarga dan masyarakat yang tidak mampu
melakukannya (Orem, 2001).
Model Self Care Hubungan self care dan tingkat keperawatan self care pada usia
lanjut dengan hipertensi berdasarkan model konseptual keperawatan menurut Orem (2001).
Model ini terdiri dari tiga bentuk hubungan yaitu self care, self care defisit dan nursing
system.
1. Self care
Self care adalah kegiatan praktik yang diprakarsai oleh usia lanjut dan dilakukan
untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Orang sakit dan orang yang
mengalami ketidakmampuan memerlukan bantuan keperawatan secara penuh atau
sebagian dalam melakukan aktivitas self care. Self care berhubungan dengan self care
agency dan therapeutic self care demand. Self care agency adalah kemampuan seseorang
untuk merawat diri sendiri selama proses kehidupan, mempertahankan atau meningkatkan
integritas struktur, fungsi dan perkembangan tubuh serta meningkatkan kesejahteraan. Self
care agency pada usia lanjut dengan hipertensi adalah kemampuan untuk merawat diri
sendiri sesuai kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan sehari – harinya. Self care
agency berkaitan dengan kekuatan individu untuk melakukan perawatan mandiri.
Therapeutic self care demand adalah keseluruhan tindakan self care yang harus
dilakukan oleh usia lanjut dengan hipertensi untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Terdapat tiga kategori dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada usia lanjut dengan
hipertensi meliputi:
a. Universal self care requisites. Terdapat delapan kebutuhan self care pada manusia
yaitu : pemeliharaan keseimbangan pemasukan udara, pemeliharaan keseimbangan
pemasukan air, pemeliharaan keseimbangan dalam pemasukan nutrisi, pengeluaran
melalui proses eliminasi, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, pemenuhan
interaksi dengan keluarga dan interaksi sosial, pencegahan pencemaran dari
kehidupan manusia, fungsi manusia dan kesejahteraan manusia, serta peningkatan
fungsi dan perkembangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi,
keterbatasan dan keinginan manusia agar tetap normal. Kebutuhan self care dapat
dijabarkan bahwa secara umum kebutuhan pada usia lanjut dengan hipertensi
adalah menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dalam pemeliharaan
keseimbangan dalam pemasukan nutrisi yaitu berkaitan dengan diet makanan yang
harus dilakukan oleh usia lanjut.
b. Developmental self care requisites Perkembangan manusia terdiri dari dimensi
psikis termasuk kognitif dan afektif serta dimensi personal yang ditunjukkan
dengan karakter pribadi dan kesehatan mental. Kebutuhan dalam perawatan diri
sesuai dengan proses perkembangan dan kematangan seseorang untuk menuju
fungsi yang optimal dan mencegah kondisi yang dapat menghambat perkembangan
dan kematangan serta penyesuaian diri. Setiap individu selama siklus hidupnya
mengalami berbagai tahap perkembangan. Melalui tahapan perkembangan ini
menjadikan individu berkembang kearah kematangan. Hipertensi pada usia lanjut
dapat disebabkan karena menurunnya fungsi tubuh akibat dari proses degeneratif.
Selain itu juga dapat disebabkan oleh peningkatan stres serta pola makan yang
tidak sehat.
c. Health deviation self care requisites Kebutuhan ini berkaitan dengan
penyimpangan status kesehatan yang terjadi pada usia lanjut dengan hipertensi
yang dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan tindakan
pencegahan dan pengobatan secara mandiri. Pemenuhan kebutuhan perawatan diri
pada usia lanjut dengan hipertensi diakibatkan karena adanya berbagai masalah
yang meliputi risiko ketidakadekuatan perfusi jaringan serebral (Smeltzer & Bare,
2004; Hudak & Gallo, 1994). Dari permasalahan tersebut, maka terdapat enam
kategori kebutuhan untuk membantu usia lanjut dengan hipertensi agar mampu
mengatasi penyimpangan kesehatan yang dialami yaitu :
1) Mencari pengobatan yang tepat dan aman Usia lanjut dengan hipertensi
dan keluarga berupaya mencari pengobatan yang tepat dan aman ke
tempat pelayanan kesehatan baik rumah sakit, Puskesmas, klinik atau
Posbindu sehingga usia lanjut dan keluarga dapat memperoleh
pengetahuan tentang pengelolaan penyakit hipertensi.
2) Menyadari efek dari patologi penyakit Usia lanjut dan keluarga perlu
menyadari dampak yang terjadi pada penyakit hipertensi, sehingga dapat
mengambil suatu keputusan yang positif dalam melakukan perawatan.
3) Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitatif secara efektif. Usia
lanjut dan keluarga mempunyai kesempatan untuk menentukan hal yang
terbaik bagi kesembuhan penyakitnya. Berbagai upaya dapat dilakukan
mulai dari pengobatan dari dokter maupun pengobatan yang tradisional
atau alamiah untuk mengendalikan tekanan darah usia lanjut.
4) Menyadari dan memahami efek dari pengobatan dan ketidaknyamanan
Pengobatan untuk usia lanjut dengan hipertensi merupakan pengobatan
seumur hidup dan membutuhkan kepatuhan dalam melaksanakan terapi,
sehingga perlu kesadaran dari dan keluarga bahwa pengobatan yang
dilakukan dapat menimbulkan berbagai efek dan akan merasakan
ketidaknyamanan.
5) Memodifikasi konsep diri dalam menerima status kesehatan Perubahan
yang terjadi pada usia lanjut dengan hipertensi dapat mengakibatkan suatu
krisis konsep diri, oleh karena itu usia lanjut memerlukan sumber
pendukung untuk membantu mempelajari cara baru agar dapat mengatasi
dan berespon terhadap situasi yang dihadapi, sehingga dapat
mempertahankan konsep diri yang positif (Potter & Pery, 1997)
6) Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi patologis
Adanya situasi yang baru, akan mengalami proses belajar secara self
directed, yaitu akan berusaha beradaptasi dengan keterbatasannya.
Bantuan yang dapat diberikan oleh perawat berupa pengarahan dan
bimbingan (Suliha, Herawani, Sumiati, & Resnayati, 2002).
2. Self care defisit
Self care defisit merujuk pada hubungan antara self care agency dan therapeutic
self care demand dari individu mengenai kemampuan self care akibat dari adanya
keterbatasan, ketidakmampuan dalam memenuhi beberapa atau semua komponen
therapeutic self care demand. Teori ini merupakan inti dari teori Orem dalam keperawatan
sebab menggambarkan kapan perawatan dibutuhkan oleh seseorang. Keperawatan
dibutuhkan ketika seseorang mengalami ketidakmampuan atau keterbatasan dalam
memenuhi perawatan diri yang berkaitan dengan pengelolaan hipertensi.
Nursing System Nursing System yang didesain oleh perawat berdasarkan pada
kebutuhan pengelolaan terhadap penyakit hipertensi pada usia lanjut. Apabila terdapat
ketidakmampuan atau kekurangan dalam melakukan perawatan terhadap pengelolaan
penyakit hipertensi maka akan terjadi self care deficit berarti ada kesenjangan antara
kemampuan individu dalam, melakukan perawatan diri (self care agency) dengan apa yang
dibutuhkan agar dapat berfungsi secara optimal (self care demand), sehingga perawatan
diperlukan. Pada kondisi ini perawat melakukan pengkajian mengapa tidak mampu
memenuhi kebutuhan, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan tersebut dan menilai seberapa jauh mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri. Asuhan keperawatan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis,
perkembangan, dan sosial usia lanjut. Tingkat kemampuan perawatan pada usia lanjut
dengan hipertensi, terdapat tiga klasifikasi yang meliputi: 1) Wholly compensatory nursing
system. Sistem keperawatan ini diperlukan oleh usia lanjut dengan hipertensi yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Wholly compensatory nursing
system diberikan kepada usia lanjut dengan tingkat ketergantungan yang tinggi, yaitu pada
usia lanjut yang tidak mampu melakukan berbagai aktivitas akibat adanya komplikasi dari
penyakit hipertensi, misalnya stroke; 2) Partly compensatory nursing system. Sistem ini
adalah untuk situasi dimana perawat dan usia lanjut serta keluarga bersama – sama
melakukan tindakan keperawatan agar usia lanjut mampu melakukan pengelolaan terhadap
penyakit hipertensi. Perawat dapat mengambil alih beberapa aktivitas yang tidak dapat
dilakukan oleh usia lanjut, misalnya memberikan dukungan untuk melakukan olah raga.
Pada situasi ini mulai belajar beberapa tindakan perawatan yang baru; 3) Supportive
educative nursing system. Pada situasi ini usia lanjut telah mampu dan dapat belajar untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri (therapeutic self care) tetapi masih memerlukan
bantuan. Usia lanjut membutuhkan bantuan untuk pembuatan keputusan, mengendalikan
perilaku dan mendapatkan pengetahuan serta ketrampilan. Usia lanjut dengan hipertensi
pada kondisi ini mempunyai ketergantungan yang minimal, sehingga peran perawat adalah
meningkatkan kemampuan diri usia lanjut dalam melakukan peningkatan kesehatan.
Perawat dapat berperan sebagai konsultan bagi usia lanjut dan keluarganya. Berdasarkan
teori keperawatan mandiri (self care) di atas, maka Orem (2001) menjelaskan proses
keperawatan sebagai berikut:
Hlm130,137 Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah, Brunner & suddarth. Jakarta: EGC.
R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep, 2008.
Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm
https://id.scribd.com/document/397311803/Teori-Model-Konsep-Keperawatan-Betty-Neuman
http://fik.old.unipdu.ac.id/download/konseptual-model-konseptual-keperawatan-komunitas-
betty-neumanartikel-4-2015-03-16.doc
http://noviasindi.mahasiswa.unimus.ac.id/wp-content/uploads/sites/256/2016/01/Konsep-Dasar-
Keperawatan-Gerontik_Dinny-Anggraini_D3Keperawatan_G0A015080.docx#:~:text=Model
%20Konseptual%20Keperawatan%20Neuman,mempengaruhi%20respon%20klien%20terhadap
%20stressor