Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui bidang
keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat layanannya.
Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada
perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik keperawatan
yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut oleh mayoritas
kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur
hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan model konseptual dan
teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian layanan keperawatan
secara komprehensif.
Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip,
teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari keperawatan dan
disiplin terkait (Parker, 2005).
Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka
berfikir perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan. Pengembangan teori di keperawatan adalah bagian yang perlu
dikerjakan untuk memajukan disiplin ilmu pengetahuan keperawatan.
Teori keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang di
kemukakan, mengikuti banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan
disesuaikan dengan penemuan empiris dan didefinisikan secara operasional.
Pengembangan teori bukan kegiatan yang misterius, tetapi merupakan
usaha ilmiah yang dilakukan secara sistematis. Ketepatan pengembangan teori
keperawatan, merupakan prioritas untuk masa yang akan datang dari disiplin dan
praktik profesi keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini ditujukan untuk merumuskan
permasalahann yang akan dibahas dalam pembahasan makalah, adapun rumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian paradigm keperawatan?
b. Apa pengertian teori dan model keperawatan?
c. Karakteristik teori keperawatan?
d. Faktor yang mempengaruhi teori keperawatan?
e. Pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui paradigm, teori dan model konseptual
keperawatan

2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui pengertian paradigma keperawatan
b. Agar mahasiswa mengetahui tentang teori dan model keperawatan
c. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik teori keperawatan
d. Agar mahasiswa mengetahui faktor yang mempengaruhi teori
keperawatan
e. Agar mahasiswa menegetahui pandangan beberapa ahli tentang teori
dan model konsep keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Paradigma Keperawatan
Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memaknai, menyikapi serta memilih tindakan atas fenomena yang
ada. Paradigma merupakan suatu diagram atau kerangka berpikir yang
menjelaskan suatu fenomena. Paradigma mengandung berbagai konsep yang
terkait dengan fokus keilmuannya.
Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut
oleh mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori
yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut
guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai
kerangka kerja keperawatan. Paradigma keperawatan terdiri atas 4 unsur, yaitu
keperawatan, manusia, sehat-sakit dan lingkungan. Keempat unsur inilah yang
membedakan paradigma keperawatan dengan teori lain. Teori keperawatan
didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni konsep manusia, konsep sehat-
sakit, konsep lingkungan dan konsep keperawatan sebagai intinya. Hubungan
keempat komponen tersebut dapat dilihat pada gambar.

klien/manusia

keperawatan sehat- sakit

lingkungan
Konsep keperawatan dikembangkan berdasarkan filosofi dan paradigma
keperawatan. Pada filosofi keperawatan terdapat tiga unsur utama yang menjadi
keyakinan dan proses berpikir kritis dalam mengembangkan ilmu keperawatan,
yaitu humanism, holism dan care. Dari ketiga unsur utama, diyakini bahwa
manusia merupakan pusat/sentral asuhan keperawatan dan care sebagai landasan
utama dalam praktik/asuhan keperawatan. Berdasarkan filosofi keperawatan,
maka dikembangkan empat konsep utama paradigma keperawatan, yaitu:
1. Manusia 3. Kesehatan (Sehat-sakit)
2. Lingkungan 4. Keperawatan

Manusia dipandang sebagai individu yang bersifat holistik dan


humanistik yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan lingkungan,
baik internal maupun eksternal yang akan berpengaruh terhadap status
kesehatannya, asuhan/pelayanan keperawatan. Asuhan/pelayanan keperawatan
merupakan praktik/tindakan keperawatan mandiri yang diberikan karena adanya
ketidakmampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

1. Manusia
Merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang unik dan utuh
dalam arti merupakan satu kesatuan utuhdari aspek jasmani dan rohani dan
unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkatan
perkembangannya. (Konsorsium Ilmu Kesehatan 1992).
Kebutuhan dasar berupa biologi, psikologi, sosial, budaya dan
spiritual. Manusia memiliki siklus hidup dan mempunyai kapasitas untuk
berpikir, belajar, bernalar, berkomunikasi dan mengembangkan budaya serta
nilai. Manusia berperan sebagai sasaran pelayanan keperawtaan, berpotensi
secara aktif terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Manusia adalah
klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Individu sebagai klien
adalah anggota keluarga yang unik sebagai satu kesatuan yang utuh dari
aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Kebutuhan individu
berdasarkan hierarki maslow:
a. Aktualisasi diri
b. Harga diri
c. Mencintai dan dicintai
d. Keamanan dan kenyamanan
e. Fisiologi

Keluarga sebagai klien merupakan sekelompok individu yang


berhubungan erat secara terus-menerus dan terjadi interaksi satu sama lain
baik secara perorangan maupun bersama-sama di dalam lingkungan sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.

Masyarakat sebagia klien adalah pranata yang terbentuk karena


interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungannya, bersifat dinamis
yang terdiri dari individu, keluarga dan masyarakat.

Sedangkan menurut Hildegard E.Peplau dalam konsep utama


paradigma keperawatan pada point pertama yaitu manusia bahwa manusia
adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil yang
berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik,
mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan
penting untuk interpersonal.

2. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
manusia, mencangkup lingkungan interna dan lingkungan eksterna.
Lingkungan interna adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu
sendiri, mencangkup faktor genetik, mutasi biologi, jenis kelamin,
psikologis, faktor prediposisi terhadap penyakit dan faktor lingkungan.
Sedangkan lingkungan eksterna adalah lingkungan disekitar manusia yang
mencangkup lingkungan fisik dan biologis, lingkungan sosial, cultural dan
spiritual. Untuk memahami lingkungan, dapat digunakan model segitiga oleh
Leavel, 1965.

Agen

Lingkungan Hospes/manusia

Agen adalah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit,


contoh faktor biologi, mekanik dan kimiawi. Hospes adalah makhluk hidup
yang dapat tertular oleh penyakit. lingkungan adalah faktor yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan manusia dan agen.
Menurut Peplau, lingkungan didefinisikan sebagai bentuk diluar
organisme dalam konteks kebudayaan, dari sini kebudayaan dan
kepercayaan diaktualisasikan sehingga menjadi faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi individu.

3. Kesehatan (Sehat-sakit)
Sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan (WHO). Sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi (UU no.23/92). Sedangkan sakit
merupakan keadaan terganggunyafungsi tubuh yang normal, baik fungsi
fisiologis maupun fungsi sosialnya. Faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap kesehatan, yaitu:
 Perawatan diri yang baik
 Pencegahan terhadap penyakit/cedera
 Menggunakan potensial intelektual
 Manajemen stress dan mengekspresikan emosi secara baik
 Hubungan interpersonal yang baik
 Peduli terhadap lingkungan dan kondisi sekitar
Peplau sendiri mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif
individu dan proses makluk hidup secara terus menerus dalam kelangsungan
kreativitas, produktivitas dan sikap individual dari kehidupan masyarakat.

4. Keperawatan
Lokakarya Keperawatan Nasional (1983) menyebutkan bahwa
keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencangkup bio psikososio-
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan diberikan secara humanistik, menghargai dan
menghormati martabat manusia, memberi perhatian pada klien serta
menjunjung tinggi keadilan bagi setiap manusia. Pelayanan keperawatan
ditunjukan untuk,
 Mempertahankan kesehatan
 Meningkatkan kesehatan
 Menolong klien untuk mengatasi secara tepat masalah yang dihadapinya

Tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk mencapai kemandirian


klien dalam meningkatkan status kesehatan secara optimal dengan
pencegahan sakit dan peningkatan keadaan sehat. Pelayanan keperawatan
juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan keseahatan utama dalam usaha
mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan
setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif. Keperawatan mempelajari
bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta
mempelajari berbagai upaya untuk mencaapi kebutuhan dasara tersebut.
Keperawatan menurut Hildegard E.Pelau yaitu proses interpersoal
yang bermakna, bersifat tarapeutik. Keperawatan menurut Peplau yaitu alat
pendidikan yang kekuatannya bertujuan untuk mendukung kekuatan
seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas dan sikap individual dari
kehidupan masyarakat.

2.2 Teori dan Model Keperawatan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-
konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan
dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau
digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori
keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Menurut Newman (1979),
ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori
keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan
dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep
yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan
teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan
dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.
Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai, diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan
tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan,
baik untuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga
berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

2.3 Karakteristik Teori Keperawatan


Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik
dasar teori dan konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep
manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan
digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori
keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun
masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek
keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Teori Kepearawatan


1. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia
pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang
yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga
membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan
asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan praktek
keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang
sakit dengan yang sehat
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam
memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita
karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan
tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan
perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga
yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan
berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak
dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter
bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang
sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan
teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai
sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang
keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga
berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu
keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang
terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang
akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-
teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau
lingkup bidang ilmu keperawatan.

2.5 Pandangan Beberapa Ahli tentang Teori dan Model Konsep Keperawatan
1. Teori Nightingale (1860)
Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan atau tindakan
keperawatan lebihketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai
dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,
upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktek
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi
pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersiahn,
ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale, 1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik
keperawatan.
2. Teori Peplau
Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif ( Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres,1986;Marriner-Tomey,1994).Berdasarkan teori ini
klein adalah individu dengan kebutuhan prasaan,dan keperawatan dalam
proses interpersonal dan terapeutik.Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat
bertugas sebagai narasumber,konselor,dan wali.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi
perawat dan klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui
hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan
klien (Beeber, Anderson dan Sills,1990). Hubungan interpersonal perawat-
klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti
berikut ini :Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi( Chinn dan Jacobs,
1995)
3. Teori Henderson
Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955)
mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964)
mendefinisikan keperawatan sebagai:
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan
aktivitas yang memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya... dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya
tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan
kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar
Henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan
keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang mengacu
pada perkembangan dan kesehatan normal

4. Teori Abdellah
Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et
al.(1960) meliputi pemberihan asuhan keperawatan bagi seluruh manusia
untuk memenuhi kebutuhan fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik
klien maupun keluarga. Dalam teori Abdellah mengidentifikasi kebutuhan
klien secara spesifik,yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan
abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2. Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan
mencegah meluasnya infeksi
5. Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan
memberbaiki defermitas
6. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
7. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
8. Mempertahankan eliminasi
9. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
10. Mengenali respons – respons fisiologos tubuh terhadap kondisi
penyakit-patologis,fisiologis dan kompensasi
11. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
12. Mempertahankan fungsi sensorik
13. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi potif dan
negatif
14. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara
emosi dan penyakit organik
15. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
16. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
17. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
18. Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
19. Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang
memiliki kebutuhan fisik,emosi dan perkembangan yang berbeda
20. Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan
keterbatasan fisik dan emosional
21. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan
dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit
22. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhui dalam munculnya suatu penyakit
5. Teori Orlando
Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu
kebutuhan,dimana bila kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan
berkurang,meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan
optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando mengandung konsep
kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen
yaitu: perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan, mengubah situasi
perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien, perawat
mengetahui penyebab yang mempengaruhi derajat kesehatan, lalu bertindak
secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.

6. Teori Levina
Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide
dan nilai-nilai, dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan
suatu rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau kumpulan yang
dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia sekitarnya. Intisari dari
keperawatan adalah manusia. Asumsinya bahwa definisi teori tersebut
adalah sebagai berikut: kondisi Klien memasuki system pelayanan kesehatan
dalam bagian penyakit atau perubahan kesehatan. Responsibilitas tanggung
jawab Perawat bertanggung jawab dalam mengenal respon (perubahan
tingkah laku atau tingkat fungsi tubuh) sebagai adaptasi klien atau usaha
untuk rasa, Stress, Inflamasi beradaptasi terhadap lingkungan. 4 Sensorio
respon antara lain: Fungsi perawat memasukkan intervensi takut untuk
meningkatkan adaptasi terhadap penyakit dan evaluasi intervensi sebagai
support (dorongan) atau terapeutik koping. Intervensi membantu
mempertahankan status kesehatan dan mencegah penyakit lebih lanjut.
Intervensi terapeutik meningkatkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
4 prinsip perlindungan yang mendorong tujuan perawatan untuk seseorang
ke status mempertahankan atau memulihkan perlindungan terhadap energi
keseimbangan intake dan output energi untuk mencegah kesehatan:
kelelahan. Perlindungan terhadap integritas struktural mempertahankan atau
struktur tubuh (penyembuhan) pemulihan perlindungan terhadap integritas
personal. Mempertahankan atau pemulihan rasa identitas dan harga diri
perlindungan (mengenali kualitas diri) terhadap integritas sosial
memperkenalkan klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan
orang lain. Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai
implikasi utama dalam pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat
bersifat mendorong atau terapeutik.
7. Teori Johnson
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai mana stres
aktual atau torensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi.
Tujuannya adalah menurunkan stres sehingga klien dapat bergerak lebih
mudah melewati masa penyembuhannya ( Johnson,1968). Teori Johnson
berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan perilaku
berikut:
1. Perilaku mencari keamanan
2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar
internalisasi prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan
kultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan
kultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri

8. Teori Rogers
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan
penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya
kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia
dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori
rogers tentang manusia, Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah
sesuatu yang unik, tidak ada dua hal didalam kehidupan ini yang dapat
diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan yang sama, jalan hidup
seseorang berbeda dengan yang lain. Perkembangan manusia dapat dinilai
dari tingkah lakunya. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan
tersendiri misalnya dalam hal sifat dan emosi. Pada intinya Rogers
memandang keperawatan sebagai ilmu dan m,endukung adanya penelitian
keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan menggembangkan pengetahuan
dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu
sendiri:
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia
dan analisis logis dan kemampuan menerapkanya dalam praktik
keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil
penemuan terbaru keperawatan . . . keperawatan merupakan ilmu tentang
humanispik.

9. Teori Orem
Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas
pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika
mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak
mampu memberikan perawatan kepada mereka. Keperawatan merupakan
salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia lain dengan
melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan
untuk membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi antara
manusia dengan bentuk pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya
yang tidak terlepas dari lingkungannya. Menurut OREM asuhan
keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang memperlajari
kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori
ini dikenal dengan Perawatan Diri Orang dewasa dapat merawat diri mereka
sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk
memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan self care
dalam 3 syarat : Syarat universal : fisiologi dan psikososial termasuk
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial,
pencegahan bahaya. Syarat pengembangan : untuk meningkatkan proses
perkembangan sepanjang siklus hidup. Penyimpangan kesehatan
berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara, struktur norma dan
integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan
self care. Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan
tingkat ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh
karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri. Perawat
memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan
dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (system
pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam
tindakan keperawatan (system pengganti sebagian) Pasien merawat diri
sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan).

10. Teori King


Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987)
berfokus pad interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem interpersonal, dan
sistem sosial. Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan
klien. Hubungan perawat dan klien merupakan sarana dalam pemberian
asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan
oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain,
demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku (king, 1971,
1981). Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu
klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.

11. Teori Neuman


Betty Neuman (1972), Keperawatan adalah suatu profesi yang unik
dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi respon
individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra personal.
Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam melindungi
klien untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang paling
baik. Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary
dan tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan
factor lingkungan dan meningkatkan system pertahanan pasien. Menurut
Newman, asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
reaksi tubuh akibat adanya stressor. Penyakit yang terdiri dari pencegahan-
peran ini disebut pencegahan primer, sekunder dan tertier. Primer = meliputi
tindakan keperawatan stressor, mencegah terjadinya reaksi untuk
mengidentifikasi adanya tubuh karena adanya stressor. Sekunder = tindakan
keperawatan untuk gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya mengurangi
atau menghilangkan karena adanya stressor. Tersier = meliputi pengobatan
rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi
dari suatu penyakit.

12. Teori Roy


Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa
dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang
kurang sehat.Sebagai ilmu pengetahuan keperawatan Metode yang
digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam memberikan
pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat
kesehatan. Roy menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan.
Individu adalah makhluk biospikososial sebagai satu kesatuan yang utuh.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.seluruh individu harus beradaptasi
terhadap kebutuhan berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
13. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan
teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean
Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai
macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memaknai, menyikapi serta memilih tindakan atas fenomena yang
ada. Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut
oleh mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori
yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut
guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai
kerangka kerja keperawatan. Paradigma keperawatan terdiri atas 4 unsur, yaitu
keperawatan, manusia, sehat-sakit dan lingkungan.
Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi
Florence Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu
keperawatan

3.2 Saran
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Daftar Pustaka

Parker, Marilyn E.(2005). Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia ;


Davis Company,USA.

Rachman,M. “Paradigma Keperawatan.” Slide share.

Anda mungkin juga menyukai