Anda di halaman 1dari 8

PAPER

PARADIGMA KEPERAWATAN

DAN KKNI

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sains Keperawatan

Di Susun Oleh

Andi Maulana

NIM S22143002

STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2022/ 2023


A. Pengertian

Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau

menerangkan  suatu proses. Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu

pengetahuan (Kuhn, 1962)  dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar permasalahan yang

rasional dilakukan  berdasarkan asumsi metodologis dan metafisik untuk memahami

bagaimana hagian-bagian dari alam semesta melakukan kegiatan dan bagaimana cara

mempelajari hal tersebut. Paradigma memiliki arti pengetahuan umum dimana didalamnya

terdapat proses ilmiah umum yang secara historis mencerminkan berbagai keberhasilan

dalam suatu disiplin.

Para ilmuwan di bidang sosial menganggap pendapat Kuhn terlalu sempit untuk

diaplikasikan kedalam  pengetahuan sosial. Para ilmuwan ini berpendapat bahwa paradigma

menyajikan kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu disiplin tentang konsep atau

beberapa konsep yang akan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin

tersebut. Paradigma memiliki dimensi penting dan memperlihatkan citra keilmuan mereka

sebagai agen scientifik.

B. Paradigma Keperawatan Menurut Ahli

Tak hanya pengertian secara umum dan secara bahasa, paradigma keperawatan ini juga

memiliki pengertian menurut para ahli. Di bawah ini adalah pendapat atau gagasan dari para

ahli mengenai pengertian dari paradigma keperawatan.

1. Masterman (1970)

Masterman (1970), berpendapat bahwa paradigma keperawatan merupakan pandangan

fundamental tentang persoalan di dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.

2. Gaffar (1997)
Menurut Gaffar (1997), paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau

cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih tindakan

terhadap berbagai fenomena yang ada di dalam keperawatan.

3. Kozier (2000)

Menurut Kozier (2000), paradigma keperawatan sebagai suatu interaksi antara manusia

yang menerima perawatan, lingkungan tempat manusia berada, kesehatan yang selalu

menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan, serta tindakan keperawatan.

4. Betty Neuman

Betty Neuman memandang manusia di dalam paradigma keperawatan sebagai makhluk

yang multidimensi. Oleh sebab itu, keperawatan harus berkonsentrasi terhadap seluruh

aspek dari manusia, termasuk lingkungan internal, eksternal, dan lingkungan yang tercipta

dari interaksi manusia dengan lingkungan itu sendiri.

Kesehatan merupakan suatu keseimbangan antara seluruh aspek yang terdapat di dalam

diri manusia.

5. Dorothea Orem

Dorothea Orem berpendapat bahwa manusia sebagai makhluk yang universal yang

membutuhkan perawatan sendiri sepanjang kehidupannya. Karenanya, fokus utama

keperawatan adalah membuat manusia mampu melakukan perawatan sendiri.

6. Sister Calista Roy

Sister Calista Roy memandang manusia sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu

berinteraksi dengan lingkungannya. Tujuan utama dalam keperawatan adalah

meningkatkan respons adaptif manusia yang nantinya akan berkontribusi dalam

kehidupannya.

7. Dorothy E. Johnson
Dorothy E. Johnson mengungkapkan paradigma keperawatan yakni memandang manusia

sebagai makhluk yang memiliki dua aspek dasar, yaitu aspek biologis dan aspek perilaku.

Fokus utama dari keperawatan adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku

manusia.

8. Imogene King

Imogene King memandang manusia di dalam paradigma keperawatan sebagai makhluk

yang selalu ingin tahu dan memiliki potensi untuk membuat keputusan sendiri. Fokus

utama dari keperawatannya adalah pada berbagi informasi antara perawat dengan pasien.

C. Komponen Paradigma Keperewatan

Komponen paradigma keperawatan dibagi menjadi empat, yaitu manusia, kesehatan,

lingkungan, dan juga keperawatan. Berikut adalah penjelasan dari komponen paradigma

keperawatan tersebut.

1. Manusia

Di dalam paradigma keperawatan, manusia dipandang sebagai individu yang utuh dan juga

kompleks atau disebut sebagai makhluk holistik. Komponen ini terdiri dari bio-psiko-sosio-

spiritual. Manusia dapat bertindak dan juga berperilaku baik secara verbal maupun

nonverbal.

Bahkan di dalam suatu kondisi terkadang dalam memenuhi kebutuhannya mereka

membutuhkan pertolongan. Jika mereka tidak dapat melakukannya, bisa jadi mereka akan

mengalami stres. Hal ini kemudian dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat yang

profesional  harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya

dalam memenuhi kebutuhannya dan dalam hal ini, manusia dipandang sebagai individu

yang utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
Perspektif di dalam keperawatan yang menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-

pribadi dan bukan objek merupakan konseptualisasi keperawatan mengenai manusia yang

dapat dibuktikan melalui berbagai model keperawatan mengenai manusia, penghargaan

terhadap manusia, dan juga perasaan sebagai manusia yang sudah berlaku sejak lama.

2. Kesehatan

Komponen paradigma keperawatan yang kedua adalah kesehatan. Untuk dapat dengan

mudah memahami mengenai konsep sehat, harus dimulai dengan bagaimana seseorang

dapat melihat dan mengartikan apa itu sehat secara luas. Sehat secara luas diartikan sebagai

paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan cara pandang dan juga pola pikir yang

dimiliki seseorang mengenai kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan

melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang

secara dinamis dan lintas sektoral. Hal tersebut dapat berorientasi terhadap peningkatan

pemeliharaan dan perlindungan terhadap penyakit agar tetap sehat dan bukan hanya

memperhatikan aspek penyembuhan yang sakit saja. Perlu diketahui bahwa pada

umumnya, masyarakat beranggapan bahwa sehat adalah tidak sakit. Artinya apabila tidak

ada gejala penyakit yang terasa, maka tubuh kita sehat. Padahal pendapat tersebut kurang

tepat, karena ada beberapa penyakit yang tidak menimbulkan gejala, dan setelah cukup

parah, baru menimbulkan gejala, misalnya kanker dan lain sebagainya.

Komponen paradigma tentang sehat dan kesehatan dapat berkembang menjadi suatu

pemahaman yakni “terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang bebas

dari tanda dan juga keluhan akibat terjadinya masalah kesehatan di mana orang tersebut

dapat memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, efektif, dan kemampuan menyesuaikan diri

terhadap tantangan dan ancaman yang datang dan memiliki kemampuan untuk

mempertahankan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual secara seimbang”.


3. Lingkungan

Komponen lingkungan ini diartikan sebagai seluruh kondisi dan pengaruh luar yang

mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme yang secara umum

dibedakan menjadi dua:

a. Lingkungan fisik, yakni lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia.

Lingkungan fisik ini misalnya cuaca, musim, letak geografis, dan lain sebagainya.

b. Lingkungan non-fisik, lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antarmanusia

yang meliputi sosial budaya, nilai, norma, adat istiadat, dan lainnya.

4. Keperawatan

Komponen keperawatan merupakan suatu komponen yang berarti bentuk layanan

kesehatan profesional yang saat ini disebut sebagai seni dan ilmu yang mencakup berbagai

aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.

Keperawatan memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu individu, baik sehat maupun

sakit. Fungsi ini ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan,

penyembuhan penyakit, dan membantu klien mendapatkan kematian yang damai. Hal ini

dilakukan untuk membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat

mungkin.

Sesuai dengan kesepakatan lokakarya keperawatan nasional tentang konsep keperawatan

yaitu keperawatan  bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan.

Maka layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan

untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup

seluruh proses kehidupan masyarakat (Lokakarya Keperawatan Nasional, 1983).


Layanan keperawatan adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari profesi kesehatan dalam

memberi layanan kesehatan kepada pasien. Sebagai bagian dari layanan kesehatan,

kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lain misalnya dokter adalah sama yaitu sebagai

mitra. Sehingga harus diiringi dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi

tersebut.

5. Contoh Paradigma Keperawatan

Sebuah insiden yang terjadi di IGD rumah sakit jiwa dengan masalah pasien mencederai diri

sendiri dengan melukai nadinya. Pasien dalam kondisi tidak mau ditinggalkan keluarganya

dan saat dilakukan pelayanan kesehatan, keluarga meminta perawat agar dapat menemani

pasien karena khawatir pasien tidak bisa tenang.

Sementara itu, dokter di IGD meminta perawat membawa keluarga ke luar ruangan sehingga

perawat dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu pilihan mengikuti dokter atau keinginan pasien

dan keluarga.

Di ruang IGD, orang terdekat pasien adalah keluarga, yang bisa memberi ketenangan dan

mengurangi rasa kecemasan di IGD RSJ. Sesuatu dengan konsep teori adaptasi Calista Roy,

suatu sistem manusia dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol, dan umpan

balik, sehingga pasien diberi waktu untuk proses adaptasi kedekatan dengan keluarga untuk

mengurangi kegelisahan.

Akhirnya yang terjadi, pasien dan keluarganya yang meminta menunggu bersikap bahwa

keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan sesuai teori keperawatan humanistik oleh

Paterson dan Zderat, bahwa manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui

berbagai pilihan dan manusia dalam hal ini pasien boleh memilih apa yang akan dilakukan

untuk dirinya demi kenyamanan, meskipun tidak sesuai dengan standar operating prosedur di

rumah sakit jiwa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai