Anda di halaman 1dari 33

PARADIGMA & TEORI KEPERAWATAN

Di susun oleh :
KDK II kelas A

1. Pengertian paradigma dan teori keperawatan


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari konsep berpikir yang
menciptakan berbagai pemikiran-pemikiran baru. Dibutuhkan suatu adanya paradigma
dalam konsep berpikir tersebut. Untuk lebih memahami mengenai paradigma dan teori,
berikut akan dijelaskan mengenai pengertian paradigma dan teori, beserta komponen
yang menyusun. Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara manusia
untuk melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas
fenomena yang ada (Asmadi, 2008). Dapat dikatakan paradigma berupa kerangka-
kerangka berpikir yang menjelaskan suatu fenomena. Paradigma tidak serta merta berdiri
sendiri, di dalamnya terdapat fokus keilmuan. Dapat disimpulkan bahwa paradigma
merupakan cara melihat suatu fenomena dalam disiplin yang megarahkan metodologi
dan proses perkembangan. Dalam disiplin ilmu keperawatan pun memiliki paradigma
masing-masing. Dalam dunia keperawatan, ada yang dinamakan paradigma keperawatan.
Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global (umum) yang dianut oleh
mayoritas dalam disiplin ilmu kesehatan yaitu keperawatan. Paradigma keperawatan
merupakan gabungan-gabungan dari berbagai teori yang membentuk suatu korelasi yang
berguna untuk mengatur hubungan diantara teori keperawatan. Hal tersebut
dikembangkan untuk mengembangkan model konseptual dan teori keperawatan sebagai
kerangka kerja keperawatan. Paradigma keperawatan meliputi empat unsur yaitu :
1. Manusia
Dalam hal paradigma keperawatan, manusia merupakan penerima asuhan
keperawatan. Manusia tidak hanya seorang individu, namun juga keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Perawat bertugas untuk membimbing, membantu, dan memfasilitasi
manusia untuk mencapai keadaan sehat dan sejahtera. Manusia juga melakukan
interaksi yang menimbulkan persepsi. Manusia dapat membuat keputusan, bertindak

Page 1 of 33

FIK UI 2013
secara aktif dan mandiri, menggali, dan menggerakkan sumber daya yang ada,
memperbaiki pola pikir, keyakinan yang dianut, serta perilaku manusia.
2. Sehat-sakit
Sehat merupakan suatu keadaan sehat yang sempurna secara fisik, mental, sosial,
spiritual dan merupakan fungsi manusia secara utuh, terintegrasi, dan bersifat dinamis
sehingga mampu hidup produktif secara ekonomis dan sosial (Gusty, 2010).
Keterkaitan fungsi fisik, mental, sosial, dan spiritual sangatlah erat. Mental dapat
berpengaruh pada fisik dan unsur-unsur lainnya juga dapat saling berpengaruh.
Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka individu tersebut dapat
dikatakan berada pada kondisi kurang sehat atau tidak sehat. Sehat pada intinya bukan
hanya kondisi fisik semata.
3. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan mencakup benda hidup dan benda mati.
Lingkungan dapat berpengaruh besar kepada manusia. Namun, ada beberapa bahkan
sedikit manusia yang dapat bertahan hidup dalam prinsipnya tanpa dipengaruhi oleh
lingkungan. Jika seseorang berada di lingkungan yang baik dan kondusif, hal tersebut
juga dapat menunjang kondisi dan keadaan sehat manusia. Manusia sebagai subjek
dalam lingkungan, harus memiliki prinsip dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan (adaptasi). Manusia harus dapat memfilter mana hal yang baik untuk
dicontoh dan diterapkan, serta hal-hal yang tidak baik untuk dihindari dan tidak
dicontoh.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan. Keperawatan mencakup bio, psiko, sosio, kultur,
dan spiritual yang komprehensif. Keperawatan tersebut ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, ataupun komunitas dengan keadaan sehat maupun sakit dan
mencakup siklus atau keberlangsungan hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang
dari dua karakteristik yaitu keperawatan sebagai disiplin ilmu dan keperawtaan
sebagai profesi. Keperawatan sebagai disiplin ilmu memiliki paradigma yang
memandang manusia sebagai objeknya dan interaksi dengan lingkungan untuk
mencapai keadaan sehat. Sedangkan keperawatan sebagai profesi, memiliki
pengetahuan yang sistematis dan khusus melaksanakan pendidikan melalui lembaga

Page 2 of 33

FIK UI 2013
pendidikan tinggi, memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat di atas
kepentingan pribadi dan berpegang pada standar operasional dan etika profesi.
Keempat unsur tersebut yang membedakan paradigma keperawatan dengan
paradigma lainnya. Konsep keperawatan menjadi dominan atau inti dari paradigma
keperawatan. Berikut merupakan bagan unsur paradigma keperawatan yang antarunsur
saling berkaitan.

Pada disiplin ilmu keperawatan terdapat model konseptual dan teori keperawatan.
Penggunaan dari model konseptual dan teori keperawatan diantaranya untuk memberi
pengetahuan pada perawat, meningkatkan praktik keperawatan, penuntun penelitian dan
kurikulum, serta mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktik keperawatan.
Selanjutnya mengenai teori dan teori keperawatan. Menurut Stevens, teori
adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan beberapa
fenomena. Sedangkan Fawcett mendefinisikan teori sebagai suatu deskripsi fenomena
tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar fenomena, atau ramalan tentang akibat-
akibat suatu fenomena terhadap fenomena lainnya. Teori merupakan suatu abstraksi
proses, interaksi, dan pengamatan. Teori keperawatan berlandaskan pada kerangka
konsep yang merupakan pandangan keyakinan keperawatan. Pandangan tersebut berisi
bahwa keperawatan sebagai suatu proses kegiatan manusia sebagai klien, kesehatan,
serta lingkungan dari klien dan perawat. Hal tersebut selanjutnya disebut dengan
paradigma keperawatan. Adanya perbedaan diantara berbagai konsep keperawatan
Page 3 of 33

FIK UI 2013
terjadi karena perbedaan penekanan dalam suatu komponen paradigma. Cara pandang
tersebut meliputi hubungan antarkomponen, yaitu komponen manusia, sehat dan
kesehatan, masyarakat, dan lingkungan serta keperawatan sebagai bentuk pelayanan dan
asuhan. Teori keperawatan juga dapat berfungsi untuk memprediksi dan sekaligus
mengontrol terkait dengan variable-variabel dari disiplin ilmu keperawatan. Model
konsepsual keperawatan merupakan suatu kerangka kerja yang menjadi panduan dengan
tampilan deskriptif untuk menjelaskan suatu kejadian dalam disiplin ilmu keperawatan
sehingga kerangka kerja dapat bermakna. Menurut Riehl dan Roy (1980) hubungan
antara model dan teori adalah :
a. Model mempresentasikan realita, menggambarkan keadaan yang sebenarnya serta
menggambarkan sebuah struktur.
b. Teori menggunakan konsep bersifat abstrak untuk menjelaskan realita dan
menjelaskan fungsi (Thibodeau, 1983).
Komponen sebuah teori meliputi :
1. Teori Konsep
Teori Konsep merupakan kumpulan dari konsep-konsep yang saling berhubungan.
Konsep juga memiliki arti formulasi tentang objek atau kejadian yang dapat
diamati atau dirasakan. Konsep tersebut bersifat abstrak, sehingga untuk
mempermudah dalam pemahaman harus dijabarkan dalam bentuk variabel. Konsep
juga membantu untuk memberi nama atau menjelaskan suatu fenomena. Konsep
juga merupakan kemampuan berpikir untuk membedakan hal satu dengan hal
lainnya. Misalnya, mahasiswa sepatutnya menggunakan pakaian yang rapi dan
sopan saat mengikuti kegiatan perkuliahan. Hal tersebut berarti bahwa pakaian
yang kurang sopan dan tidak rapi tidak seharusnya dipakai oleh mahasiswa.
2. Definisi
Definisi dalam teori memiliki hubungan dengan arti dari konsep. Definisi
menggambakan aktivitas penting untuk mengukur konsep, hubungan, atau variabel
dalam sebuah teori (Chinn dan Kramer 2004, Tommey dan Alligood, 2006).
Definisi menggambarkan dan menjelaskan teori, konsep, atau komponen-
komponen yang menghasilkan suatu teori. Contoh definisi Transcultural oleh
Leininger, culture adalah suatu proses pembelajaran dan transmisi nilai-nilai,
keyakinan, norma, dan cara hidup pada kelompok tertentu yang mencerminkan
pikiran, pola, cara mengambil keputusan, serta menentukan tindakan.
Page 4 of 33

FIK UI 2013
3. Asumsi
Asumsi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan konsep-konsep
secara rinci atau menjelaskan hubungan dan keterkaitan antara konsep yang satu
dengan konsep lainnya. Asumsi dapat diterima sebagai suatu kenyataan dan
kebenaran. Contoh dari asumsi yaitu: asumsi bahwa manusia sebagai makhluk
sosial terbukti kebenarannya karena manusia hidup tidak dapat seorang diri.
Manusia bersosialisasi dengan orang lain, berkomunikasi, dan saling berinteraksi
agar tercapai semua tujuan hidup.
4. Fenomena
Fenomena merupakan kejadian-kejadian yang ada di alam praktik atau berbagai
aspek yang dirasakan atau dialami. Kejadian yang dapat disaksikan atau dilihat
dengan panca indera, kenyataan yang ada, tanda-tanda gejala, sesuatu yang luar
biasa, keajaiban, dan fakta (KBBI, 2008).

Perkembangan konsep dan teori keperawatan dimulai dari zaman Nightingale


(1860). Nightingale mengemukakan bahwa lingkungan sebagai asuhan keperawatan
dimana penyembuhan tubuh klien dengan memanipulasi lingkungan untuk mendapatkan
ketenangan, nutrisi, kebersihan, cahaya, keamanan, sosialisasi, dan harapan yang sesuai.
Kemudian sekitar tahun 1952, muncul teori Peplau. Teori Peplau menekankan bahwa
perawat bertugas sebagai konselor, narasumber, dan wali. Selanjutnya pada tahun 1955,
Handerson mengeluarkan teori bahwa membantu individu yang sakit dan sehat dalam
melaksanakan aktivitas, memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhan
dimana individu dibantu secara cepat untuk mendapatkan kembali kemandiriannya untuk
memenuhi empat belas kebutuhan menurut Handerson. Sister Callista Roy pada tahun
1964 juga mengemukakan teorinya yaitu Teori Adaptasi.

2. Teori Nightingale
Pada tanggal 28 Maret 1854 meletus sebuah perang yang cukup dahsyat di
Crimean. Sesuai nama daerahnya, perang tersebut dinamakan perang Crimean. Perang
Crimean merupakan perang antara kekaisaran Rusia melawan sekutu yang terdiri
dari Perancis, Britania Raya, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Perang

Page 5 of 33

FIK UI 2013
Crimean menjatuhkan banyak korban. Banyak korban yang meninggal di medan perang
dan di rumah sakit.
Florence Nightingale, seorang yang kala itu menjadi pengawas bagian
keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil
yang terletak di Upper Harley Street, London merasa tergugah hatinya untuk menolong
para prajurit. Banyaknya prajurit yang meninggal pada saat itu bukan akibat dari peluru
atau bom. Akan tetapi, karena tidak adanya perawatan pada prajurit yang terluka.
Lingkungan yang tak layak membuat proses pemulihan berjalan lambat. Selain itu, bibit
penyakit juga mewabah dengan ganas di rumah sakit tersebut. Tipus dan kolera
menyerang pasien-pasien rumah sakit yang kebanyakan akhirnya meninggal dunia.
Kondisi lingkungan yang begitu parah ini yang akhirnya membuat Nightingale
berkeinginan untuk memperbaiki kondisi di rumah sakit. Menurutnya, lingkungan untuk
pasien haruslah menunjang kesembuhan pasien. Lingkungan haruslah memiliki udara
segar, air bersih, saluran pembuangan yang efisien, kebersihan, dan cahaya. Dengan
bantuan perawat-perawat lain di rumah sakit tersebut akhirnya Nightingale berhasil
memperbaiki kondisi lingkungan rumah sakit dengan fokus pada lima hal yang ia
sampaikan dalam teorinya. Tindakan ini terbukti efektif. Cook (1913) dalam Danim
(2003) menyampaikan bahwa angka kematian di rumah sakit perang yang ditangani
Nightingale menurun drastis dari 47% menjadi 2%.
Teori Nightingale memberi arahan dan gambaran kondisi lingkungan yang harus
tercipta untuk menunjang proses pemulihan kesehatan pasien. Teori Nightingale
memberi gambaran kondisi lingkungan yang lebih detail dari teori lainnya. Oleh karena
itu, teori ini sangat baik untuk menjadi rujukan dalam mempelajari dan mengaplikasikan
peningkatan kondisi pasien melalui pengaruh lingkungan.
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, komponen paradigma
keperawatan terdiri dari manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ruang lingkup ilmu keperawatan tak hanya sekedar memperhatikan
faktor lingkungan saja. Manusia, kesehatan, dan lingkungan juga perlu diperhatikan
dalam pelayanan kesehatan untuk pasien. Contohnya seorang pasien yang dirawat oleh
perawat X adalah seorang yang menderita penyakit diabetes mellitus. Setiap pagi
perawat memeriksa kebersihan ruangan serta membuka jendela agar udara segar dan
sinar matahari dapat masuk sehingga sirkulasi udara di ruangan pasien lancar dan baik
untuk proses penyembuhan pasien. Tapi, selain memperhatikan hal tersebut, perawat
Page 6 of 33

FIK UI 2013
juga harus menjaga pola makan pasien agar gula darah paisen tidak meningkat. Perawat
mengatur pola makan pasien dan setiap pagi menyapa pasien dengan ramah. Hal ini
membuktikan bahwa selain memperhatikan lingkungan pasien, perawat juga harus
memperhatikan aspek lain seperti makanan. Sikap seorang perawat terhadap pasien yaitu
caring, guna memberikan perawatan pada pasien sehingga pasien merasa nyaman.

a. Sejarah singkat Florence Nightingale


Florence Nightingale adalah seorang bangsawan yang merupakan pioneer
teori keperawatan modern (modern nursing). Nightingale lahir pada tanggal 12 Mei
1820 di Florence, Italia. Dia dijuluki oleh kaum laki-laki dengan sebutan "lady of the
lamp" dikarenakan dia selalu membawa lentera lilin buatan turki setiap kali
memeriksa keadaan prajurit yang terluka disepanjang koridor. Kemudian setelah
perang usai Nightingale pindah ke Inggris untuk mendirikan sekolah
perawatdirumah sakit St. Thomas and King's Collage di London.

b. Paradigma Keperawatan Nightinale


Teori keperawatan Nightingale berfokus pada pelayanan kesehatan
memperhatikan faktor lingkungan. Oleh karena itu, setiap komponen paradigma
keperawatan memiliki hubungan erat dengan kondisi lingkungan. Model teori
Nightingale digambarkan sebagai berikut.

neilK

tlwiriP nltiPiKnl

niKnukKniK

1. Manusia
Dalam teori Nightingale, manusia ditinjau sebagai seseorang dengan proses
perbaikan vital untuk menghadapi penyakit. Manusia sebenarnya terdiri dari
komponen fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual. Fokus Nightingale

Page 7 of 33

FIK UI 2013
adalah aspek fisik. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi pada masa Nightingale,
yaitu masa perang.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan keadaan eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu. Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang
sehat sangat penting dalam pemberian perawatan yang layak. Komponen
lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan antara lain:
Udara segar
Air bersih
Saluran pembuangan yang efisien
Kebersihan
Cahaya
3. Kesehatan
Kesehatan berfokus pada proses perbaikan untuk sembuh. Dalam Asmadi (2008),
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu
memanfaatkan setiap daya yang dimilikinya hingga batas maksimal, sedangkan
penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan
diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Teori ini
juga memandang kondisi kesehatan pasien sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
4. Keperawatan
Keperawatan bertujuan untuk menempatkan seseorang dalam keadaan terbaik
untuk kesehatan yang baik. Keadaan terbaik yang dimaksudkan adalah lingkungan
yang baik dan higienis untuk perawatan pasien.

c. Konsep teori Nightingale


Dalam buku Fundamental Keperawatan, Maleis (2006) menyebutkan bahwa
konsep teori Nightingale tentang lingkungan berfokus pada pelayanan keperawatan
dan sarannya bahwa perawat tidak perlu mengetahui semua tentang proses penyakit
yang merupakan awal usaha untuk membedakan keperawatan dan kedokteran. Inti
dari konsep teori Nightingale adalah perawatan yang memperhatikan lingkungan
sekitar klien. Florence berkeyakinan jika lingkungan sekitar diperbaiki maka masa
perawatan dapat dipersingkat atau proses pemulihan klien dapat lebih cepat.

Page 8 of 33

FIK UI 2013
d. Definisi teori Nightingale
Dalam teori Nightingale ada tiga jenis lingkungan yang mempengaruhi proses
pemulihan klien yaitu :
1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik merupakan lingkungan dasar atau alami yang berhubungan
dengan ventilasi dan udara. Nightingle berkeyakinan bahwa ketersediaan
udara secara terus menerus dan cahaya memberikan manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Seorang perawat harus menjaga kebersihan udara yang
dihirup oleh klien.
2. Lingkungan psikologi
Lingkungan psikologi secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan
fisik. Nightingale memiliki pandangan bahwa kondisi lingkungan yang tidak
mendukung (negatif) dapat berpengaruh buruk pada emosi klien yaitu
menyebabkan stress.
3. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
peningkatan kesehatan klien. Observasi dari lingkungan sosial terutama dalam
hubungan yang spesifik kumpulan data-data untuk dihubungkan dengan
penyakit sangat penting untuk pencegahan penyakit yang diderita oleh klien.
Aspek lingkungan yang dititik beratkan oleh teori Nightingale adalah
lingkungan fisik yang komponennya terdiri dari :
Udara segar
Pencahayaan
Kebersihan
Suhu hangat
Ventilasi
Saluran pembuangan yang efisien
Suara gaduh

e. Asumsi teori Nightingale


Dalam buku Fundamental Keperawatan menjelaskan bahwa Nightingale
tidak melihat keperawatan sebagai batasan administrasi medikasi dan pengobatan,
tetapi lebih sebagai penyediaan udara segar, pencahayaan, kehangatan, sanitasi,
Page 9 of 33

FIK UI 2013
ketenangan, dan nutrisi yang kuat (Nightingale, 1860). Asumsi teori Nightingale
yaitu menghubungkan status kesehatan klien dengan faktor lingkungan, yang diawali
dengan perbaikan higine dan sanitasi selama perang Crimean. Selain itu, dalam buku
Konsep Dasar Keperawatan menurut Nightingale bahwa selama perawatan klien
dalam kondisi pasif yaitu tidak mempengaruhi perawatan maupun lingkungan.

f. Fenomena teori Nightingale


Teori Nightingale mengamati fenomena bahwa klien yang dirawat dengan
keadaan lingkungan yang bersih, proses pemulihannya lebih cepat sehingga
perawatan yang diberikan dapat dipersingkat daripada klien yang dirawat dengan
lingkungan yang kotor (kurang bersih).

3. Teori Peplau
Menurut Asmadi (2008) Hidegard E. Peplau lahir pada tanggal 1 september 1909
di Reading, Pennsylvania. Peplau lulus dari Hospital School of Nursing di Pottstown,
Pennsylvania pada tahun 1991. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal
diperolehnya dari Bennington University, Vermont pada tahun 2943. Peplau meraih gelar
M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teachers College, Colombia, New York
pada tahun 1947dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum pada tahun
1953.
Era modern keperawatan adalah era perkembangan sistematik dari keperawatan
menuju keperawatan sebagai profesi bermula dari pandangan dan pernyataan dari
Florence Nightingale yang memiliki visi yang maju tentang keperawatan. Dalam
perkembangan teori keperawatan selanjutnya, muncul nama-nama besar ilmuwan
keperawatann yang memberikan sumbangan yang sangat bermakna dalam perkembangan
keperawatan. Salah satunya adalah teori keperawatan peplau.
Peplau mengenalkan empat fase dalam hubungan interpersonal antara perawat
dan klien yang meliputi fase orientasi, fase identifikasi, fase eksploitasi, dan fase
resolusi.
a. Fase orientasi adalah fase yang berfokus untuk menemukan masalah. Pada
fase ini, perawat dan pasien bertemu untuk pertama kalinya dan masih sebagai
orang yang asing antar satu dengan yang lainnya. Dalam fase ini, dibutuhkan

Page 10 of 33

FIK UI 2013
kolaborasi dan kerja sama antara perawat, pasien, dan juga keluarga pasien
dalam menganalisis situasi dan kemudian sama-sama menganalisis serta
menentukan jalan keluarnya. Dalam fase ini perawat berperan sebagai
fasilitator yang dapat merujuk pasien ke ahli yang lain sesuai kebutuhan.
b. Fase identifikasi adalah fase yang berfokus pada pemilihan bantuan
profesional yang sesuai. Pada fase ini, pasien mulai merespeon dengan
selektif terhadap orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya untuk
mencapai kesehatannya. Respon pasien terhadap perawat berbeda-beda pada
fase ini. Ada pasien yang berpartisipasi dan interdependen dengan perawat,
otonomi dan independen dari perawat, pasif dan dependen dari perawat.
c. Fase eksploitasi adalah fase yang berfokus pada pengambilan keputusan
penggunaan bantuan profesional untuk alternatif pemecahan masalah.
Pelayanan yang diberikan pada fase ini berdasarkan minat dan kebutuhan dari
pasien. Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan
pelayanan. Pada fase ini, pasien mulai menerima informasi-informasi tentang
penyembuhan, baik melalui diskusi, bertanya dengan perawat, atau dengan
mendengarkan penjelasan perawat. Fase resolusi adalah fase yang berfokus
pada berakhirnya hubungan antara pasien dan perawat (Kusnanto, 2004).
Menurut Peplau, perawat memiliki enam peran dalam suatu hubungan antara
perawat dan klien. Keenam peran dari perawat tersebut, yaitu stranger yang berarti
menerima pasien secara baik-baik untuk dapat beradaptasi dengan situasi kehidupan
yang berbeda, sehingga tercipta hubungan saling percaya. Perawat juga berperan sebagai
teacher atau sebagai guru dalam memberi pengetahuan sesuai kebutuhan kepada klien.
Resource Person perawat berperan sebagai narasumber atau pemberi informasi yang
spesifik dalam memahami masalah atau situasi yang baru. Counselors atau membantu
individu untuk memahami dan mengintegrasikan makna kehidupan saat ini sambil
memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan. Surrogate, perawat
bertindak sebagai advokasi, yaitu atas nama pasien untuk membantu memperjelas
domain saling ketergantungan dan kemandirian.Lalu perawat juga berperan sebagai
Leader atau memimpin pertemuan dengan cara yang saling memuaskan (Masters,
Kathleens., 2005.

Page 11 of 33

FIK UI 2013
Didalam teori keperawatn peplau, Teori Hildergard Peplau (1952) tidak terlalu
berfokus pada lingkungan klien, tetapi hanya berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif sehingga dihasilkan hubungan perawat-klien. Klien sebagai individu
dengan kebutuhannya sedangkan perawat sebagai interpersonal dengan proses terapis.
Menurut Chinn dan Kramer (2004) dalam potter dan perry, Tujuan keperawatan adalah
untuk mendidik klien dan keluarganya serta membantu klien mencapai kematangan
perkembangan personal. Dalam mengembangkan hubungan perawat-klien, perawat dapat
berlaku sebagai sumber daya manusia, konsultan, dan wakil bagi klien, kemudian
perawat dan klien mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Dari hubungan ini,
klien mendapatakan kebutuhannya dengan menggunakan fasilitas yang ada, sedangkan
perawat membantu klien mengurangi kecemasan yang berkaitan dengna masalah
kesehatan klien.

Jadi, menurut potter dan perry (2009) Teori peplau adalah kolaborasi hubungan
perawat-klien dalam menghaslikan sebuah dorongan pertumbuhan melalui keefektivan
hubungan interpersonal untuk mendapatkan kebutuhan klien. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa lingkungan tidak menjadi bahan fokus dalam teori peplau, tetapi
yang menjadi fokus utama adalah keperawatan yaitu hubungan klien dengan perawat
dalam menangani suatu masalah kesehatan

4. Teori Handerson
Virginia Henderson lah yang mengemukakan definition of nursing, dimana
definisi ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Menurutnya, the unique
function of the nurse is to assist the individual sick or well, in the performance of those
activities contributing to health or its recovery (or to peaceful death) that he would
perform unaided if he had the necessary strength, will, or knowledge. And to do this in
such a away as to help him gain independence as rapidly as possible. Dalam bahasa
Indonesia, definisi keperawatan menurut Henderson adalah penolong individu saat sakit
atau sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan
dan penyembuhannya, dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa
bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemuan, dan pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal

Page 12 of 33

FIK UI 2013
ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat
mungkin.
Menurut Virginia Hnderson, definisi keperawatan harus mencakup prinsip
kesetimbangan fisiologis. Selain itu, konsep dari teorinya mencakup kebutuhan dasar
manusia; biofisiologi; kebudayaan; dan interaksi maupun komunikasi, dimana konsep-
konsep tersebut dipinjam dari disiplin lain, misalnya teori Maslow. Dari cakupan
kebutuhan dasar yang dirumuskan oleh Henderson, dapat kita lihat fenomena dari teori
keperawatan Henderson yang mengatakan bahwa dengan terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia maka akan semakin mandiri lah seorang klien, hal tersebut yang akhirnya
menolong klien untuk berangsur-angsur mengalami pemulihan.
Selanjutnya, didalam teori Henderson terdapat beberapa konsep utama dari
paradigma yang perlu untuk diperhatikan, salah satu konsep utama dari paradigma
keperawatan yang ada dalam teori Henderson adalah manusia. Konsep tersebut
memandang manusia sebagai individu yang membutuhkan pertolongan untuk mencapai
kesehatan, kemandirian, atau kematian yang damai; jiwa dan raga manusia tidak dapat
dipisahkan; bio-psiko-sosio-kultural individu harus dipertimbangkan; pasien dan
keluarganya dilihat sebagai sebuah kesatuan.
Henderson melihat, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen dasar,
dengan kategori sembilan komponen pertama adalah komponen fisik, ke sepuluh dan ke
empat belas merupakan aspek kejiwaan mengenai komunikasi, ke sebelas adalah
spiritual dan moral, ke dua belas dan ke tiga belas adalah komponen sosiologi yang
berorientasi pada kegiatan dan rekreasi. Adapun keempat belas komponen dasar manusia
tersebut antara lain: bernafas secara normal; makan dan minum yang mencukupi;
eliminasi; gerak dan ketahanan tubuh; tidur dan istirahat; memilih pakaian yang tepat;
suhu tubuh; kebersihan tubuh dan kerapihan; menjaga lingkungan; komunikasi;
beribadah sesuai dengan kepercayaan; prestasi pekerjaan; rekreasi; dan belajar,
mengetahui, dan memenuhi rasa ingin tahu. Henderson menjelaskan faktor umur, latar
belakang budaya, kapasitas fisik dan intelektual, serta keseimbangan emosi dapat
memengaruhi kesehatan seseorang. Henderson meyakini bahwa perawat membutuhkan
pendidikkan liberal termasuk ilmu pengetahuan, ilmu sosial dan kemanusiaan yang
diharapkan mampu melakukan rencana terapi fisik, meningkatkan kinerja terhadap
pasiennya dengan menggunakan hasil penelitian keperawatan yang telah ada. Menurut
Henderson perawat harus memiliki pengetahuan, memiliki dasar-dasar untuk melakukan
Page 13 of 33

FIK UI 2013
perawatan terhadap individu atau manusia, dan mampu memecahkan permasalahan
ilmiah. Sebagai contohnya adalah perawat bersama dengan pasien dan keluarga pasien
bersama-sama dan bekerjasama di dalam setiap pengkajian aktifitas hidup sehari-hari
guna pemenuhan empat belas kebutuhan dasar manusia sehingga dapat menolong dan
membantu tercapainya kemandirian pasien sehingga menopang proses pemulihan pasien,
karena salah satu konsep dasar dari paradigma keperawatan teori Henderson adalah
memandang suatu status sehat-sakit dapat ditentukan oleh kemandirian klien akan ke-14
kebutuhan dasarnya yang ditolong pemenuhannya oleh perawat.
Adapun asumsi Henderson mengenai manusia serupa dengan konsep manusia
yang ia paparkan, hanya saja sebagai tambahan, Henderson membuat asumsi bahwa
manusia harus mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional, dan kebutuhan
pasien mencakup empat belas kebutuhan dasar manusia yang telah ia sebutkan.
Dalam menjaga kesesuaian antara definisi keperawatan dari Henderson dan
praktek keperawatan di Rumah Sakit, kebijakan utama bidang keperawatan harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat sesuai dengan kaidah profesi keperawatan Henderson
tersebut. Apabila kita melihat kenyataan di lapangan, misalnya saja di RSUP Fatmawati,
kebijakan tentang pelayanan dan asuhan keperawatan yang ada, telah berkaca pada
definisi keperawatan tersebut, namun kebijakan tersebut belum dimanfaatkan
sepenuhnya sebagai refrensi utama dalam menjalankan praktek dan mengevaluasi hasil
praktek. Sehingga praktek yang tidak sesuai dengan prinsip keperawatan riskan terjadi.
Selain memberikan deskripsi keperawatan yang jelas, Henderson pun
memberikan perhatian dan komitmennya dalam proses pengaturan praktek keperawatan
melalui surat ijin pada tiap negara bagian. Menurut Henderson,definisi perawat di
peraturan perundang-undangan tentang praktek keperawatan harus diterangkan dengan
jelas dan tersurat. Sehingga, peraturan perundang-undangan ini dapat menjadi
standar/indikator yang legal untuk menilai fungsi perawat dalam merawat klien dan
mencegah adanya intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat yang tidak siap
dan tidak cakap. Apabila kita melihat kenyataan di lapangan mengenai penerapan Surat
Izin Perawat (SIP), ada beberapa Rumah Sakit di Indonesia yang telah membuat Surat
Izin Perawat (SIP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tetapi edukasi mengenai lisensi
tersebut ternyata belum berjalan dengan gencar, sehingga banyak perawat yang belum
menyadari pentingnya lisensi tersebut. Masalah lainnya adalah tidak adanya uji
kompetensi dalam pemberian SIP.
Page 14 of 33

FIK UI 2013
Analisis selanjutnya adalah mengenai fungsi perawat yang dijelaskan dalam
definisi keperawatan dari Henderson, dimana perawat bertugas melayani individu baik
sakit maupun sehat, dengan berbagai aktifitas yang memberikan sumbangan terhadap
kesehatan dan upaya penyembuhan. Kenyataannya saat ini, perawat masih memusatkan
perhatian pada pelayanan pasien yang sakit saja, sedangkan pelayanan terhadap pasien
yang sehat hanya sebatas edukasi/penyuluhan.
Dalam definisi keperawatan yang dikemukakan oleh Henderson, disebutkan
bahwa output yang didapatkan dari pelayanan perawat adalah kemampuan pasien untuk
beraktifitas secara mandiri dengan menggunakan kekuatan, kemauan dan pengetahuan
yang dimilikinya. Kenyataan yang dapat kita lihat saat ini adalah banyak klien yang
belum mempunyai pengetahuan yang mumpuni mengenai penyakit yang baru saja
dideritanya, hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya informed consent dari tenaga
kesehatan, sehingga tidak jarang ditemukan pasien yang kambuh atau menderita penyakit
yang sama dengan sebelumnya.
Analisis selanjutnya adalah mengenai teori 14 komponen dasar perawatan yang
selalu mengacu kepada kebutuhan dasar manusia, dengan sembilan komponen pertama
adalah komponen fisik, kesepuluh dan keempatbelas merupakan aspek kejiwaan
mengenai komunikasi, kesebelas adalah spiritual dan moral, keduabelas dan ketigabelas
adalah komponen sosiologi yang berorientasi pada kegiatan dan rekreasi. Rumah Sakit
yang memiliki misi untuk menjadi Rumah Sakit yang profesional dan berkualitas perlu
mengimplementasikan teori praktis keperawatan, termasuk teori Henderson mengenai 14
komponen dasar perawatan ini. Penelitian dan analisa potensi perawat dalam memahami
dan menerapkan secara konkrit 14 komponen dasar perawatan tersebut, perlu dilakukan
terlebih dahulu apabila pihak RS ingin menerapkan teori tersebut secara praktis.Sehingga
pada akhirnya perawat tidak hanya mampu melakukan intervensi sesuai dengan 14
komponen tersebut tetapi juga mampu melakukan rencana terapi fisik, dan meningkatkan
kinerja terhadap pasiennya dengan menggunakan hasil penelitian keperawatan yang telah
ada.
Selain potensi, perawat juga perlu membenahi pola pikirnya mengenai konsep
manusia mengacu pada sudut pandang Henderson yang tidak melewatkan unsur fisik,
biologi, sosiologi, dan spiritual dari manusia. Sehingga, penting artinya bagi perawat
untuk fokus pada keseluruhan unsur yang terdapat pada 14 komponen dasar perawatan
yang meliputi unsur psikologis (yang utama), unsur komunikasi dan belajar, unsur
Page 15 of 33

FIK UI 2013
spiritual dan moral, serta unsur sosial. Cara perawat untuk fokus terhadap unsur-unsur
tersebut dapat dilakukan dengan bekerjasamadengan pasien maupun keluarganyadi
dalam setiap pengkajian aktivitas sehari-hari.
Selain pembenahan kerangka berpikir perawat, manajemen perubahan pola
perilaku perlu dilakukan olehpimpinan keperawatan dalam rangka tercapainya penerapan
teori Henderson ini.
Lalu, apabila ditinjau dari aspek paradigma keperawatan berupa lingkungan,teori
Henderson dapat dikatakan sesuai dengan paradigma keperawatan tersebut. Seperti yang
kita ketahui, Henderson menjelaskan bahwa perawat harus mengetahui kebiasaan sosial
dan keagamaan klien untuk perkiraan adanya bahaya. Dari penjelasan tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa kebiasaan sosial dan keagamaan klien yang merupakan lingkungan
eksternal dari klien, dapat memengaruhi keselamatan kehidupan klien. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa teori Henderson dilihat dari aspek paradigma keperawatan berupa
lingkungan benar-benar sesuai, karena paradigma keperawatan mengenai lingkungan
pun menjelaskan bahwa lingkungan merupakan faktor yang memengaruhi kesehatan
manusia.
Teori Henderson dalam aspek lingkungan juga menyebutkan bahwa individu
yang sehat mungkin mampu mengendalikan lingkungannya, tetapi dalam keadaan yang
tidak sehat justru sebaliknya. Penjelasan ini sesuai dengan paradigma keperawatan
mengenai lingkungan yang menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang
tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan.
Sintesis
Teori Henderson sesuai dengan paradigma keperawatan secara umum yang
hingga kini digunakan sebagai pedoman dalam praktik keperawatan
Kelebihan dan Kekurangan Teori Henderson
1. Henderson tidak berniat untuk mengembangkan sebuah teori keperawatan yang pasti.
2. Henderson mengembangkan konsep pribadi atau definisi yang bertujuan untuk
mengklarifikasi pertimbangan atau persyaratan untuk menjadi perawat yang
memiliki fungsi khusus/unik.
3. Interpretasi Henderson mengenai fungsi perawat yang dia kemukakan dalam teorinya
merupakan sintesis dari banyak pengaruh/faktor, dimana pengaruh/faktor tersebut
ada yang positif dan ada pula yang negatif.

Page 16 of 33

FIK UI 2013
4. Konsepnya deskriptif dan mudah dibaca, dimana definisi dari keperawatan yang ia
kemukakan menggunakan bahasa atau istilah yang umum digunakan.
5. Definisi keperawatan yang ia sebutkan, menunjukkan sebuah perspektif atau sudut
pandang yang menjelaskan kebiasaan perawat secara keseluruhan atau universal.
Definisi tersebut diupayakan mencakup seluruh fungsi perawat dan pasien dalam
berbagai keterkaitan dan rasa ketergantungan diantara keduanya.
6. Konsep keperawatan Hendersonbersifatlebih kompleks, dimana konsep tersebut
terdiri atas banyak variabel, dan beberapa keterkaitan yang jelas, deskriptif, dan
berbeda.
7. 14 kebutuhan dasar yang dikemukakan terlihat sederhana, tetapi ketika sebuah
perubahan dari salah satu kebutuhan terjadi, dan seluruh parameter atau indikator
yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut dipertimbangkan, maka kebutuhan
dasar tesrebut bisa saja menjadi kompleks atau rumit.
8. Perspektif Henderson berguna dalam mempromosikan gagasan baru dan melanjutkan
perkembangan konsep dari teori yang muncul.
9. Dalam banyak publikasinya, dia mendiskusikan pentingnya kemandirian dari- dan
kemandirian dengan-, cabang-cabang yang lain dari ranah perawatan kesehatan.
10. Teori Henderson juga memberikan kontribusi besar dalam mempromosikan
pentingnya riset dalam praktik klinis keperawatan.
11. Definisi keperawatan dari Henderson mampu menjadi batu loncatan dalam
munculnya keperawatan sebagai sebuah disiplin ilmu profesional.
Tinjauan Masyarakat Indonesia Terhadap Teori Henderson
Dari segi paradigma keperawatan, terutama konsep utama keperawatan yang
berdasarkan teori Henderson adalah Henderson di dalam memandang konsep manusia
atau individu selalu mempertimbangkan komponen biologi, mental/ kejiwaan, sosiologi
dan spiritual. Ada empat belas komponen dasar yang selalu mengacu kepada kebutuhan
dasar manusia, dengan kategori sembilan komponen pertama adalah komponen fisik, ke
sepuluh dan ke empat belas merupakan aspek kejiwaan mengenai komunikasi, ke sebelas
adalah spiritual dan moral, ke dua belas dan ke tiga belas adalah komponen sosiologi
yang berorientasi pada kegiatan dan rekreasi. Adapun keempat belas komponen dasar
manusia tersebut antara lain: bernafas secara normal; makan dan minum yang
mencukupi; eliminasi; gerak dan ketahanan tubuh; tidur dan istirahat; memilih pakaian
yang tepat; suhu tubuh; kebersihan tubuh dan kerapihan; menjaga lingkungan;
Page 17 of 33

FIK UI 2013
komunikasi; beribadah sesuai dengan kepercayaan; prestasi pekerjaan; rekreasi; dan
belajar, mengetahui, dan memenuhi rasa ingin tahu. Henderson menjelaskan faktor umur,
latar belakang budaya, kapasitas fisik dan intelektual, serta keseimbangan emosi dapat
memengaruhi kesehatan seseorang.
Seperti yang telah disebutkan oleh Henderson di dalam teorinya mengenai 14
dasar kebutuhan manusia, tentu saja asuhan keperawatan tersebut juga berlaku di
Indonesia. Perawat yang menganut teori Henderson telah menyadari pentingnya
kebutuhan dasar tersebut di dalam proses penyembuhan pasien. Teori yang dikemukakan
Henderson tersebut di sesuaikan dengan perilaku pasien yang menolong dan mendorong
mereka dengan melatih kemandirian, memberikan pengetahuan, keyakinan, kekuatan
emosional, dan keberanian untuk dapat melawan penyakit dan keinginan yang tinggi
untuk sembuh.
Pada dasarnya masyarakat Indonesia yang saat ini masih tergolong sebagai negara
yang berkembang, mulai melakukan pembangunan-pembangunan fasilitas kesehatan
yang didukung dengan peningkatan keahlian para tenaga kesehatan di dalam konteks ini
adalah seorang perawat. Pada masa ini perawat dituntut untuk lebih memahami ilmu
pengetahuan, ilmu sosial dan kemanusiaan untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan
yang mungkin terjadi di dalam proses menangani pasien.
Masyarakat Indonesia pun mulai melek dengan adanya ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga masyarakat dapat mengontrol secara langsung apakan petugas
kesehatan yang ada sudah dapat memberikan perawatan sesuai dengan yang telah
dicetuskan oleh Henderson yaitu pemenuhan 14 kebutuhan dasar manusia. Masyarakat
semakin kritis dengan apa saja tindakan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan
terhadap pasien. Adanya komunikasi antara pasien, keluarga, pasien, keluarga pasien,
dan petugas kesehatan selain memudaghkan di dalam perawatan namun juga
memberikan pengajaran atau membagikan pengetahuan secara tidak langsung kepada
klien, maka dengan pengetahuan-pengetahuan tersebut keinginan pasien untuk sembuh
pun akan meningkat seiring dengan pertumbuhan kemandirian dan keinginan kuat untuk
sembuh tanpa harus terjadi konflik dan hambatan di dalam pemberian asuhan
keperawatan.

5. Teori Self Care Orem

Page 18 of 33

FIK UI 2013
Dorothea E. Orem lahir di Baltimore, Maryland, Amerika dan mendapatkan gelar
Bachelor of Science dalam bidang pendidikan keperawatan setelah menempuh
pendidikan tingginya. Setelah itu, Orem melanjutkan studinya dengan bidang yang sama
dan meraih gelar Master of Science. Orem berusaha mencari dasar untuk menunjang
pengetahuan tentang keperawatan, hasilnya ia berfokus pada apa yang dimaksud dengan
keperawatan dan kapan klien membutuhkan pelayanan keperawatan dari perawat.
Pelayanan keperawatan penting saat klien tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, perkembangan atau sosial (Potter&Perry, 2005).

Komponen Teori Orem


a. Konsep Utama Teori Keperawatan Orem
Konsep dari teori Orem dikenal sebagai self-care deficit theory yang umumnya
terdiri atas 3 teori yaitu teori self-care, teori self-care deficit, dan teori nursing
system.
1. Teori Self Care
Perilaku dan tindakan berupa perawatan yang dilakukan oleh orang dewasa
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau sering disebut dengan
perawatan diri. Jika self-care dilakukan secara efektif, maka dapat memberikan
kontribusi dalam upaya perawatan untuk perkembangan manusia.. Self-care berarti
aktifitas merawat dirinya sendiri sehingga tergantung dari kemampuan masing-
masing individu.
Adapun tiga prinsip dalam keperawatan diri terdiri dari:
a. Perawatan diri yang bersifat holistik seperti kebutuhan oksigen, air, nutrisi,
eliminasi, aktifitas, dan istirahat.
b. Perawatan sendiri yang harus dilakukan sesuai dengan tumbuh kembang
manusia.
c. Perawatan sendiri yang dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau
penyakit dengan tujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
Di dalam teori self-care Orem ada tiga hal yang menjadi fokus yaitu self-care
agency, self-care requisities, dan therapeutic self-care demand.
a. Self-care agency yaitu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri
atau kemampuan individu untuk terlibat dalam perawatan diri. Self-care agency
dipengaruhi oleh usia, status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi sosial
Page 19 of 33

FIK UI 2013
dan budaya, kesehatan, dan sumber daya yang tersedia (Asmadi, 2005). Dalam
self-care agency terdapat dua agen yaitu self-care agent yang merupakan orang
yang menyediakan perawatan diri yang memiliki kemampuan untuk melakukan
self-care dan dependent care agent yang merupakan pihak lain selain diri sendiri
utnuk melakukan perawatan diri, misalnya adalah orang tua.

b. Self-care requisities merupakan syarat dalam melakukan perawatan diri. Self-


care requisities juga dapat berarti tindakan yang dilakukan oleh individu untuk
mengendalikan diri dan lingkungannya yang dapat berpengaruh untuk fungsi
manusia dan perkembangan manusia. Di dalam self-care requisities terdapat tiga
tipe yang merupakan therapeutic self-care demand.

c. Therapeutic self-care demand yaitu totalitas aktifitas perawatan diri yang


dilakukan untuk jangka waktu tertentu, guna memenuhi kebutuhan perawatan
diri dengan menggunakan metode yang valid.
Tiga tipe dalam therapeutic self-care demand, yaitu:

2. Teori self care deficit


Teori self care deficit menggambarkan bagaimana perawatan oleh perawat
diperlukan ketika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan oleh
dirinya sendiri. Hubungan antara perawat dan klien hanya terjadi secara langsung
ketika defisit perawatan diri ini terjadi. Bantuan yang diberikan perawat dapat
dilakukan melalui 5 metode diantaranya:
a. Memberikan bantuan berupa melakukan tindakan untuk klien dengan
merespon keinginan dan kebutuhannya terkait dengan keterbatasannya.
b. Membimbing klien.
c. Mengedukasi klien.
d. Memberi dukungan fisik maupun psikis.
e. Menuansakan lingkungan yang mendukung untuk perkembangan diri
hingga dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan datang.

3. Teori Nursing System

Page 20 of 33

FIK UI 2013
Secara umum, teori keperawatan Orem merangkum apa yang dimaksud
dengan keperawatan dan kapan klien membutuhkan perawatan dari perawat. Pada
teori sistem keperawatan ini, Orem berfokus pada apa yang akan perawat lakukan
setelah mengetahui kapan klien membutuhkan dirinya. Dimana sistem keperawatan
dibentuk ketika perawat menggunakan kemampuan mereka untuk menetapkan,
merancang, dan memberi perawatan pada klien melalui tindakan. Terdapat tiga tipe
dari sistem keperawatan yakni: wholly compensatory, partly compensatory, dan
supportive-educative.
a. Wholly Compensatory
Sistem keperawatan wholly compensatory memberi kesempatan bagi
perawat untuk mendukung dan melindungi kliennya secara penuh, memberi
bantuan kepada klien yang sudah tidak mampu merawat dirinya sendiri.
b. Partly Compensatory
Sistem keperawatan partly compensatory melibatkan peran dari
perawat dan juga klien. Klien telah dapat melakukan beberapa aktivitas
pemenuhan kebutuhan perawatan diri tetapi tidak sepenuhnya. Oleh karena
itu, pada sistem keperawatan ini, peran perawat masih ada untuk mengawasi
dan membantu kebutuhan perawatan diri yang belum bisa dipenuhi oleh
klien.
c. Supportive-Educative
Sistem keperawatan Supportive-Educative lebih menitikberatkan pada
peran perawat dalam mengedukasi klien agar dapat mengembangkan
kemampuan memenuhi kebutuhan perawatan dirinya melalui dukungan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh perawat.

b. Definisi Keperawatan Orem


Dorothea Orem, mendefinisikan bahwa asuhan keperawatan dilakukan atas dasar
keyakinan bahwa setiap individu dapat merawat dirinya sendiri sehingga dapat
tercapai kebutuhan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan hidupnya (Asmadi, 2005).

c. Asumsi Teori Orem


Asumsi-asumsi pada teori Orem yaitu: (Tomey&Alligood, 2010; Meleis, 2006)

Page 21 of 33

FIK UI 2013
a. Human being, Manusia memiliki kebutuhan umum yang berupa kebutuhan
dasar yang berkelanjutan dan dipengaruhi oleh diri manusia itu sendiri dan
lingkungan mereka untuk mempertahankan kehidupan yang fungsional.
b. Human agency, dilaksanakan dalam bentuk perawatan untuk diri sendiri dan
orang lain dalam mengidentifikasi kebutuhan dan dipengaruhi oleh umur,
pengalaman, dan lingkungan sosial.
c. Manusia telah terlatih untuk merawat diri dan orang lain dalam
mengidentifikasi dan memberi kebutuhan yg dikehendaki.
d. Komponen dari therapeutic self-care adalah Wholly Compensatory, Partially
Compensatory System, Supportive-educative.
e. Perawatan diri terapeutik meliputi tindakan perawat, pasien, yang diatur oleh
kemampuan perawatan diri dan pemenuhan kebutuhan perawatan diri.

d. Fenomena Teori Orem


Ada beberapa fenomena dari teori Orem sebagai berikut:
1. Perawat yang merawat bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir tidak
memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya,
sehingga perawat yang harus memberikan kebutuhan yang dibutuhkannya
tersebut. Maka dari itu perlu menerapkannya Wholly Compensatory System.
2. Perawat memfasilitasi klien dengan membawa makan siang di ruang rawatnya,
tetapi klien masih bisa memakan makanan tersebut sendiri tanpa bantuan
perawat. Sehingga perlunya penerapan partly compensatory. Dimana pada
sistem keperawatan partly compensatory, perawat dan klien sama-sama
memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri dari klien.
3. Perawat yang memberikan arahan bagi Ibu yang baru melahirkan bayinya.
Cara menyusui yang benar adalah contoh bimbingan dan arahan dari perawat
kepada kliennya agar sang ibu dapat memenuhi kebutuhan perawatan dirinya
dan bayinya. Untuk itulah diterapkan Supportive-Educative.

Konsep Utama dari Paradigma Keperawatan Orem


Terdapat empat konsep utama dari teori keperawatan Orem sebagai berikut:
a. Manusia

Page 22 of 33

FIK UI 2013
Dalam dunia keperawatan, manusia dipandang memiliki kekhasan tersendiri.
Pada teori Orem, manusia atau klien menjadi poin penting dalam teori self-carenya.
Manusia juga dianggap sebagai individu atau klien dibawah tanggung jawab
perawat, mampu bertindak sebagai agen perawatan diri, dan agen yang
memberikan layanan perawatan diri. Bagaimana cara klien dapat mengatasi
kebutuhan perawatannya sendiri dan berusaha memenuhinya sebisa mungkin.
Lebih lanjut lagi, teori self care ini memfokuskan pada tercapainya kemandirian
pasien atau klien dalam merawat dirinya. Dengan konsep seperti ini, diharapkan
pasien atau klien dapat pulih lebih cepat karena telah belajar tentang kekurangan
dirinyauntuk lebih bisa mengatasi ketidakmampuannya.
Selain itu manusia juga dianggap sebagai:
1. Penerima asuhan keperawatan
2. Memiliki kemampuan untuk belajar dan berkembang
3. Memiliki kapasitas untuk mengenal diri sendiri
4. Dapat terlibat dalam tindakan yang disengaja
5. Dapat menafsirkan pengalamannya dan dapat melakukan tindakan yang
menguntungkan.
Manusia juga dibedakan dari makhluk lain karena mereka dapat merefleksikan
diri, dapat berkreasi dalam berkomunikasi, cara berfikir, dan dapat saling
berintegerasi dengan lingkungannya.

b. Kesehatan
Pada teori orem, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan seimbang dari
fungsi fisik, mental dan sosial, bukan hanya karena ketiadaan penyakit atau
gangguan kesehatan. Sehat yaitu keseluruhan fungsi dan struktur tubuh saling
bekerjasama dengan baik dan berjalan sesuai dengan fungsinya. Hal ini dapat
membantu manusia untuk menghubungkan mekanisme secara psikologis, fisologis,
serta dapat melakukan interaksi dengan dengan orang lain.

c. Lingkungan
Lingkungan menurut teori Orem mencakup dua dimensi yakni environmental
(cuaca dan suasana) dan developmental (keluarga, komunitas, budaya).
Lingkungan ini dapat berdampak positif maupun negatif bagi perkembangan
Page 23 of 33

FIK UI 2013
kemampuan perawatan diri klien. Selain itu manusia dengan lingkungan adalah
unit fungsional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi, manusia
dipandang ada di dalam lingkungan dan tidak pernah terisolasi di lingkungan.
Dimana lingkungan dapat berupa fisik, kimia, biologi, dan sosial memiliki
dampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia.

d. Keperawatan
Pada teori Orem, keperawatan dibutuhkan hanya pada saat kebutuhan
perawatan diri melebihi kemampuan klien untuk merawat dirinya. Hal ini
menjelaskan bahwa pada teori Orem, klien diharapkan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk merawat diri secara mandiri untuk membantu dalam
mengatur, menyediakan, mengelola perawatan diri agar meningkatkan atau
mempertahankan fungsi manusia sehingga berada pada tahap efektif. Keperawatan
pada teori orem juga melatih perawat agar dapat mengimplementasi tindakan yang
tepat pada situasi yang tepat (wholly compensatory, partly compensatory, atau
supportive educative) sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
membantu klien secara maksimal.

Contoh Kasus Teori Orem


Terdapat seorang pasien yang memiliki diagnosis Diabetes melitus tipe 2, juga
memiliki riwayat hipertensi dan perokok berat.
Perawatan yang dapat diberikan berdasarkan teori keperawatan Orem:
1. Udara: perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai hubungan penyakit
hipertensi dengan merokok
2. Air: perawat harus mampu meyakinkan hydration-risk yang cukup dan rasa sering
harus yang dapat memicu kadar gula yang tinggi dalam darah
3. Kegiatan dan istirahat: perawat menginformasikan kepada pasien tentang aktifitas
yang cocok untuk pasien DM
4. Eliminasi: pasien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan BAB/BAK
5. Makanan: perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok untuk pasien
dengan hipertensi dan mengalami DM, serta mengontrol gula darah setelah makan
6. Interaksi sosial: interaksi sosial dengan perawat dapat memberikan perubahan
interaksi dengan tingkat sosial yang mengarah pada perilaku yang baik
Page 24 of 33

FIK UI 2013
7. Pencegahan bahaya: perawat memberikan pendidikan pada pasien tentang kelebihan
dan kekurangan pengobatan yang akan dilakukan kepada pasien terhadap penyakit
yang dialaminya
8. Promote normality: perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk
mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien
Berdasarkan kasus tersebut, klien dewasa dengan DM dipandang sebagai individu
yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri. Kondisi klien yang dapat
memengaruhi self care dapat berasal dari faktor internal maupun ekternal. Klien
dengan kondisi itu membutuhkan perawatan diri yang berkelanjutan. Klien
membutuhkan 3 kebutuhan self care berdasarkan teori Orem, yaitu:
1. Universal Self Care Requisites, kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh
(kondisi yang seimbang)
2. Development Self Care Requisites, kebutuhan perawatan diri pengembangan
3. Health Deviation Self Care Requisites, kebutuhan perawatan diri terhadap
penyimpangan kesehatan
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun menta yang dialami oleh klien DM,
menurut Orem disebut dengan Self Care Deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal
ini yaitu mengkaji klien sejauh mana mampu merawat dirinya sendiri dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan kemampuannya
Teori keperawatan Orem mengedepankan konsep self-care, yakni berusaha untuk
memandirikan pasien atau klien. Yang dimaksud dengan memandirikan pasien adalah
sebisa mungkin membantu pasien agar dapat merawat dirinya sendiri. Hal ini bukan
semata-mata karena perawat tidak memiliki keahlian untuk merawat pasien, tetapi justru
karena sikap mandiri yang ditekankan oleh perawat itulah yang akan membantu pasien
untuk dapat merawat dirinya saat ini maupun di saat yang akan datang.
Teori keperawatan Orem sebagai salah satu konsep pembelajaran mahasiswa
keperawatan, mudah dipahami dan memiliki sistematika yang jelas. Teori ini
menggambarkan dengan baik kapan perawat harus bertindak dan tindakan apa yang
harusnya dilakukan kepada pasien. Sehingga calon perawat yakni mahasiswa memahami
pula praktik yang harus dilakukan kemudian.
Terlepas dari itu, teori Orem juga memiliki beberapa kekurangan, yakni: lebih
fokus pada konsep perawatan antara perawat dan pasien saja, tidak memerhatikan
keluarga pasien. Teori Orem hanya sesuai diaplikasikan pada individu dewasa. Teori ini
Page 25 of 33

FIK UI 2013
juga memfokuskan pada perawatan individu hanya pada yang sakit. Padahal perawat
juga perlu merawat individu yang sehat demi dapat menjaga kesehatannya
Berdasarkan paparan teori Orem, dapat disimpulkan bahwa teori ini sangat efektif
untuk diaplikasikan dalam lingkup praktik keperawatan, karena merupakan suatu
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan
klien dalam mencapai kemandirian (merawat dirinya sendiri) dan kesehatan yang
optimal, bukan menempatkan klien pada posisi bergantung, karena self care merupakan
perilaku yang dapat dipelajari. Selain itu, asuhan keperawatan dengan teori keperawatan
yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang
relevan.

6. Teori Adaptasi Roy

Sister Callista Roy atau yang biasa dipanggil Roy lahir di Los Angles pada
tanggal 14 Oktober pada tahun 1939, mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan
suatu analisa proses dan tindakan sehubungan dengan perawatan sakit atau potensial
seseorang untuk sakit. Sister Callista Roy mengembangkan model teori adaptasi dalam
keperawatan pada tahun 1964. Dalam teori ini memandang atau melihat klien sebagai
sistem yang harus beradaptasi. Teori ini digunakan sebagai suatu falsafah dalam
keperawatan dalam bidang pelayanan dan pendidikan.
Tujuan keperawatan dalam teori ini adalah untuk membantu klien mampu
beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, psikologis, konsep diri, aturan-
aturan yang berlaku, fungsi peran masing-masing, dan hubungan interdependensi selama
sehat atau sakit (Tomey dan Alligood : 2006). Kebutuhan terhadap pelayanan
keperawatan timbul karena klien tidak mampu dalam beradaptasi dengan tekanan
lingkungan internal dan ekternal. Setiap individu harus mampu beradaptasi dalam
kondisi sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan dasar secara psikologi.
2. Mengembangkan konsep diri yang adaptif.
3. Melaksanakan peraturan-peraturan sosial.
4. Mencapai keseimbangan antara kebebasan dan keterikatan.

Page 26 of 33

FIK UI 2013
Konsep Teori Roy
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep, berikut beberapa definisi dari konsep
Callista Roy, yaitu:
a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input,
control, proses, output dan umpan balik.
b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,
konsektual dan residual.
c. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
d. Stimulus fokal adalah stimulus yang secara langsung mempengaruhi untuk
mengharuskan manusia berespon adaptif.
e. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang tidak langsung memberikan
kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. Stimulus residual adalah faktor lain yang memberikan kontribusi terhadap perubahan
tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
g. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik
melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
h. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses
yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan belajar.
i. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri.
j. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam
mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana
proses adaptasi dilakukan.
l. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan.
m. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di dalam
hubungannya di lingkungan sosial.
n. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support
sistem. (Roy S.C, 1991).
Roy juga menjelaskan teori adaptasinya melalui sistem efektor/model adaptasi
seseorang dengan empat fungsi, yaitu:

Page 27 of 33

FIK UI 2013
a. Fisiologis, fungsi yang berupa oksigenasi, eliminasi, nutrisi, aktivitas dan istirahat,
sensori, cairan dan elektrolit, fungsi saraf, fungsi endokrin dan reproduksi.
b. Konsep diri, memberikan petunjuk pada nilai, kepercayaan, emosi, cita-cita serta
perhatian yang diberikan untuk menyatakan keadaan fisik seseorang.
c. Fungsi peran, menjelaskan hubungan interaksi seseorang dengan orang lain yang
telah sesuai dengan perannya masing-masing.
d. Interdependen, merupakan saling ketergantungan antara manusia yang satu dengan
yang lain, dengan mengidentifikasi nilai manusia, cinta dan keseriusan. Proses ini
terjadi dalam individu dengan kelompok.
Asumsi Teori Roy
Dalam teori Roy terdapat asumsi-asumsi dasar yang dianut dalam menjelaskan teori
adaptasi, antara lain :
a. Individu merupakan makhluk yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosial dalam
kesatuan yang utuh.
b. Setiap individu selalu menggunakan koping dalam beradaptasi dengan
lingkungannya. Kemampuan adaptasi dapat dipengaruhi oleh penyebab utama
perubahan kondisi dan situasi, keyakinan, dan pengalaman dalam beradaptasi.
c. Setiap individu mampu berespon terhadap kebutuhan fisiologis, konsep diri,
kemampuan hidup diri mandiri dan kemampuan untuk melakukan peran dan
fungsinya secara optimal untuk menjaga pertahanan dirinya.
d. Individu berada dalam rentang sehat/sakit yang berhubungan erat dengan keefektifan
koping yang selalu dilakukan untuk mempertahankan kemampuan adaptasinya.
Roy menambahkan respon yang dapat menyebabkan penurunan integritas tubuh dapat
menimbulkan sejumlah kebutuhan bagi individu. Hal ini dapat memicu respon yang
dapat berupaya memenuhi kebutuhannya tersebut.

Fenomena Teori Roy


Fenomena-fenomena yang ada dalam teori adaptasi Roy adalah :
a. Kemandirian individu menjadi titik fokus pada kebutuhan dan kemampuan
melakukan interaksi sosial termasuk kebutuhan akan dukungan orang lain.
b. Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang menjadi kesatuan utuh yang
mempunyai mekanisme untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Page 28 of 33

FIK UI 2013
c. Dalam proses adaptasi menjadi proses yang mempengaruhi kesehatan secara positif
untuk meningkatkan kesehatan.
d. Proses adaptasi juga menjelaskan proses interaksi manusia dengan manusia dan
lingkungannya.
e. Memandang lingkungan sebagai suatu unsur yang berada di dalam dan di luar
kehidupan manusia.

Paradigma Keperawatan Menurut Roy


Manusia

Dalam teorinya, Roy lebih berfokus pada manusia sebagai penerima asuhan
keperawatan baik individu, keluarga, kelompok maupun komunitas dan memandang
manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial. Menurut Roy (2009) manusia merupakan
suatu sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan 4
fungsi model dalam dirinya yaitu fungsi fisiologis, fungsi peran, konsep diri, dan
interdependensi. Fungsi fisiologis berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya
seperti oksigenasi, nutrisi, neurologis, endokrin, dan indera sensorik. Fungsi peran
merupakan pola-pola interaksi sosial dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai
manusia. Konsep diri meliputi kepribadian, kepercayaan, dan emosi manusia. Sedangkan
interdependensi merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian.
Tingkat adaptasi manusia bergantung pada stimulus yang diterimanya yaitu
stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Stimulus fokal merupakan stimulus yang
langsung beradaptasi dan akan mempunyai pengaruh kuat, contohnya adalah tubuh
mengalami infeksi atau luka setelah terjatuh. Stimulus kontekstual merupakan stimulus
Page 29 of 33

FIK UI 2013
yang muncul secara bersamaan dan dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus
fokal, contohnya seperti anemia. Sedangkan stimulus residual merupakan stimulus lain
yang merupakan ciri tambahan atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian
dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi, contohnya adalah pengalaman nyeri
pada pinggang dimana ada individu yang toleransi atau dapat menerimanya tetapi ada
juga yang tidak dapat menerimanya.
Apabila manusia telah menerima stimulus, maka tubuh manusia akan
menjalankan sistem koping dengan mekanisme regulator dan kognator. Mekanisme
regulator merupakan proses pengolahan stimulus secara sistematis melalui jalur saraf,
endokrin, dan kimia. Contoh dari mekanisme koping regulator adalah ketika sedang
dikejar oleh anjing selain melakukan refleks berlari biasanya juga detak jantung semakin
cepat. Sedangkan kognator merupakan proses pengolahan stimulus melalui cara kognitif
seperti persepsi, proses informasi, belajar, keputusan, dan emosi. Contoh dari mekanisme
koping kognator adalah reaksi terhadap jarum suntik berbeda-beda, terdapat manusia
yang biasa saja melihat jarum suntik dan disuntik namun juga terdapat manusia yang
merasa takut ketika melihat jarum suntik atau disuntik, hal tersebut dipengaruhi oleh
persepsi masing-masing. Setelah dilakukan mekanisme koping maka nantinya akan
berdampak pada 4 model fungsi yang kemudian akan menentukan kondisi adaptif atau
kondisi maladaptif. Kondisi adaptif adalah keadaan dimana manusia dapat beradaptasi
dengan perubahan yang ada sehingga akan tetap sehat, sedangkan kondisi maladptif
adalah keadaan dimana manusia tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
sehingga dapat menyebabkan sakit.
Lingkungan
Lingkungan merupakan semua kondisi, keadaan, dan pengaruh-pengaruh di
sekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian seseorang
(Roy, 2009). Perubahan-perubahan yang ada di lingkungan nantinya akan memicu
individu untuk dapat melakukan respon adaptif.
Kesehatan
Sehat menurut Roy (2009) adalah keadaan dimana manusia dapat beradaptasi
dengan perubahan lingkungan yang ada. Sedangkan sakit merupakan keadaan dimana
manusia tidak dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Contoh dari sehat
secara biologi manusia adalah dalam suhu yang dingin manusia cenderung lebih
intensif untuk buang air kecil dikarenakan air di dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan
Page 30 of 33

FIK UI 2013
melalui keringat, contoh sehat secara sosial adalah manusia ketika berada di lingkungan
yang baru dan dapat cepat berbaur. Sedangkan contoh sehat secara psikologi manusia
adalah manusia dapat menangani segala macam gangguan ataupun tekanan sehingga
tidak menyebabkan stres dan menjalankan kehidupan dengan baik.
Contoh sakit secara biologi manusia yaitu apabila setelah hujan-hujanan
mengalami demam atau flu. Sakit secara psikologi adalah apabila manusia tidak dapat
mengatasi tekanan atau stres yang terjadi pada dirinya maka dapat menyebabkan
gangguan jiwa. Sedangkan sakit secara sosial adalah apabila manusia cenderung sulit
untuk berbaur di lingkungan yang baru dan mengucilkan diri.
Keperawatan
Roy (2009) mendefinisikan tujuan dari keperawatan yaitu untuk meningkatkan
respon adaptif manusia terhadap perubahan-perubahan di lingkungan. Sehingga asuhan
keperawatan dibutuhkan, apabila manusia tidak dapat beradaptasi (maladptif) terhadap
perubahan lingkungan yang ada sehingga menyebabkan kondisi sakit atau berpotensi
untuk sakit. Contohnya adalah apabila ada individu yang mengalami demam setelah
hujan-hujanan maka dibutuhkan perawatan agar nantinya demam tersebut tidak
menyebabkan akibat yang lebih lanjut.
Berdasarkan analisa terhadap teori adaptasi Callista Roy, maka kelompok kami
menganalisa bahwa model keperawatan Roy lebih menekankan pada manusia secara
holistik yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Konsep ini juga menekankan pentingnya individu untuk menyesuaikan dan
mempertahankan perilaku secara adaptif dan mampu merubah perilaku yang maladaptif
agar dapat meningkatkan kesehatannya.
Model konseptual Roy berisi empat elemen, yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Manusia dipandang sebagai sistem adaptasi kehidupan yang
perilakunya dapat diklasifikasikan menjadi respon yang adaptif atau respon yng infektif.
Sedangkan lingkungan terdiri dari stimulus internal dan eksternal. Kesehatan adalah
proses menjadi terintegrasi dan dapat mencapai tujuan untuk hidup, pertumbuhan,
reproduksi, dan penguasaan. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi
yang berhubungan dengan adaptasi model, menggunakan informasi tentang tingkat
adaptasi manusia dan stimulus fokal, kontekstual, serta residual.
Stimulus fokal, kontekstual, dan residual dinilai sulit untuk dipahami karena
kerancuan pengertian dan penjelasan antara stimulus fokal dan kontekstual. Tidak
Page 31 of 33

FIK UI 2013
dipungkiri ketika membaca tentang stimulus tersebut ditemukan kesulitan untuk
memberikan contoh dari stimulus-stimulus tersebut dan mengaitkan hubungannya dalam
teori Roy. Dalam teori tentu mempunyai kelebihan dan kelemahan menurut perspektif
masing-masing. Dari pembahasan tersebut sudah dapat diketahui menurut penulis bahwa
kekurangan yang didapat dari teori Roy adalah kesulitan dalam memahami stimulus-
stimulus tersebut.
Kelebihan dari teori Callita Roy dapat disebutkan beberapa seperti kekhasan teori
adaptasinya yang berbeda dengan teori keperawatan lain. Selain itu, model adaptasi Roy
memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses asuhan
keperawatannya. Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian
pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut
sama dengan proses keperawatan secara umum (Teori Adaptasi Callista Roy, 2010).
Pengkajian keperawatan dimulai dengan perawat mengkaji respon perilaku klien
terhadap stimulus yaitu fisiologis adaptasi mode, konsep diri adaptasi mode, peran
adaptasi mode dan ketergantungan adaptasi mode. Lalu pada tahap kedua, perawat
mengkaji stressor yang dihadapi klien yaitu stimulus fokal, kontekstual, dan residual.
Sehingga pengkajian yang dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat
melakukan diagnosa keperawatan yang lebih akurat dari pengkajian tersebut.
Teori Roy juga menjelaskan bagaimana kita harus bisa menjaga klien agar
mampu beradaptasi terhadap kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal tersebut
adalah kondisi yang ada dalam diri kita masing-masing. Jika tubuh kita mampu
menyesuaikan diri dengan stimulus yang diberikan dengan cepat dan memberikan respon
yang sangat baik, maka kondisi kesehatan kita akan tetap terjaga. Berbeda dengan tubuh
kita hanya bisa menerima stimulus saja namun tidak mampu menyesuaikan, maka tubuh
kita akan mengalami gangguan kesehatan, yaitu sakit. Sedangkan kondisi eksternal
merupakan kondisi yang mempengaruhi tubuh dari luar, yaitu adanya stimulus dari luar.
Jika tubuh kita mempu menyesuaikan diri dengan baik terhadap stimulus-stimulus yang
ada, maka tubuh kita tidak akan mengalami masalah kesehatan. Teori Roy ini membantu
kita untuk cara melayani klien dengan baik, dengan pelayanan asuhan kita yang telah
diberikan.
Menurut setiap anggota kelompok kami teori keperawatan menurut Roy ini
sangat memberikan motivasi untuk saling menjaga diri terhadap lingkungan internal dan
eksternal. Teori ini memang mudah untuk dijelaskan dan dipahami, namun adanya
Page 32 of 33

FIK UI 2013
beberapa istilah yang menurut kami kurang dijelaskan dalam pembahasan teori Roy,
sehingga kami belum tentu dapat memberikan contoh secara mendalam dengan adanya
teori Roy pada masalah kesehatan sekarang ini. Sehingga adanya beberapa istilah
tersebut membuat kami kurang memahami dengan jelas maksud teori Roy yang
menggunakan istilah-istilah tersebut.

Dari berbagai online dan offline

Page 33 of 33

FIK UI 2013

Anda mungkin juga menyukai