Anda di halaman 1dari 9

Tugas Konsep Dasar Keperawatan

PARADIGMA KEPERAWATAN

OLEH :
NI KADEK SETYAWATI
NIM : P07120220022
Absen : 22
Sarjana Terapan Keperawatan 1.A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
PARADIGMA KEPERAWATAN
A. Pengertian Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut
atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan
berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara
teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai
kerangka kerja keperawatan.
B. Komponen Paradigma Keperawatan
1. Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat).
2. Lingkungan yakni keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien.
Hal ini meliputi lingkungan fisik.
3. Kesehatan meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang
memberikan asuhan bersama-sama dengan klien.
C. Hubungan Ke Empat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila
lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia
perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan
dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang
rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.
D. Perbedaan Mendasar Paradigma Keperawatan Menurut Para Ahli

1. Menurut Neuman
Neuman memandang manusia sebagai makhluk yang multidimensi, karena itu
keperawatan harus berkonsentrasi terhadap seluruh aspek dari manusia.
Keperawatan harus memperhatikan lingkungan internal maupun eksternal
manusia, termasuk lingkungan yang tercipta dari interaksi manusia dengan
lingkungan itu sendiri. Neuman memandang bahwa kesehatan adalah suatu
keseimbangan antara seluruh aspek yang terdapat dalam diri manusia.
2. Menurut Johnson
Johnson memandang manusia memiliki 2 aspek dasar yaitu aspek biologis dan
aspek perilaku, dan kosentrasi/fokus utama keperawatan adalah
mempertahankan keseimbangan sistem perilaku manusia.

3. Menurut Orem
Orem juga memandang manusia sebagai makhluk universal yang
membutuhakan perawatan sendiri sepanjnag kehidupannya, karena itu fokus
utama keperawatan menurutorem adalah membuat manusia (individu,
keluarga, masyarakat) mampu melakukan perawatan sendiri.

4. Menurut Roy
Manusia dipandang sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu berinterkasi
dengan lingkungannya. Untuk itu tujuan utama keperawatan meningkatkan
respon adaptif manusia yang nantinya akan berkontribusi dalam kehidupannya.

5. Menurut King
Manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan memiliki
potensi untuk membuat keputusan sendiri. Fokus utama keperawatan adalah
pada sharing informasi antara perawatan dan klien
E. Hubungan Konsep Teori Paradigma Dengan Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan adalah filosofi atau dasar yang masih bersifat abstrak dalam
menjelaskan suatu konsep dalam keilmuan termasuk dalam keperawatan.
Sedangkan paradigma sudah mulai merupakan suatu penjabaran terhadap apa
yang terkandung didalam filosofi keperawatan, sehingga paradigma keperawatan
dapat dijadikan suatu cara perawat memandang permasalahan yang ada dalam
disiplin keperawatan.
F. Penerapan Paradigma Keperawatan Dalam Layanan Kesehatan Yang
Diberikan Pada Klien
Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah
memiliki suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan
yang ada dalam profesinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang
merupakan bentuk pelayanan profesional keperawatan, hendaknya perawat harus
memperhatikan seluruh aspek yang termasuk dam paradigma keperawatan, yaitu
manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya,
lingkungan internal mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor
yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga
keperawatan harus berperan untuk memingkatkan derajat kesehatan dan
membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Selatan : Pusdik SDM
Kesehatan
Antok. 2016. Paradigma Keperawatan. http://rumah-
perawat.blogspot.com/2016/12/paradigma-keperawatan.html [Diakses : 19
Agustus 2020]
Rosmaharani, Shanti. 2013.
https://shantirosmaharani.wordpress.com/2013/12/06/paradigma-
keperawatan/ [Diakses : 19 Agustus 2020]
KUIS
1. Mengapa anda sebagai calon perawat atau nurse harus memahami tentang
falsafah keperawatan ?
Jawaban :
Kita harus memahami falsafah keperawatan karena falsafah keperawatan adalah
tanda identitas kita sebagai seorang perawat dimana falsafah keperawatan sudah
harus tertanam dalam diri setiap perawat dan menjadi pedoman berprilaku baik
ditempat kerja maupun di lingkungan sekitar. Dengan kita memahami falsafah
keperawatan kita bisa memberikan asuhan keperawatan baik kepada individu,
keluarga dan kelompok dengan baik dan tetap menjaga kenyamanan dan
keamanannya.
2. Sebutkan dan jelaskan masing-masing komponen paradigma keperawatan !
Jawaban :
Komponen paradigma keperawatan, yaitu :
1) Konsep Manusia
Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai
individu yang utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang terdiri dari bio-
psiko-sosio-spiritual. Manusia merupakan unsur kedua dalam paradigma
keperawatan. Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal,
kadang-kadang dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya
membutuhkan pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka tidak
dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat
profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong
dirinya dalam memenuhi kebutuhannya, dan manusia harus dipandang sebagai
individu yang utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang tidak bisa dipisah-
pisahkan. Kebutuhan manusia pada dasarnya meliputi dua kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan akan materi dan non materi. Abraham Maslow (1908 – 1970),
merumuskan suatu teori tentang kebutuhan dasar manusia yang dapat
digunakan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Hirarki kebutuhan dasar
manusia menurut teori ini dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan
prioritas (five hierarchy og needs), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Menurutnya bahwa kebutuhan ini
akan senatiasa muncul, meskipun mungkin tidak secara berurutan. Artinya, ada
sebagian orang karena suatu keyakinan tertentu memiliki hirarki kebutuhan
yang berbeda dibandingkan dengan yang lain. Semakin tinggi hierarki
kebutuhan yang terpuaskan, semakin mudah mencapai derajat kemandirian
yang optimal.
2) Konsep Keperawatan
Suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga
atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini
memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien
dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak
mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
3) Konsep Sehat Sakit
Secara umum sehat didefinisikan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
internal (psikologis, spritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik,
sosial dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Menurut WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi sehat ini mempunyai tiga karakter yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994), yaitu:
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan pengertian sehat menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai sutu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur
fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan (Depkes RI, 1992).
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi
impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu
hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Seseorang
dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi
bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia dianggap
tidak sakit.
Rentang sehat-sakit sebagai suatu skala ukur secara relatif dalam
mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang, kedudukannya pada tingkat
skala ukur dinamis dan bersifat individual. Jarak dalam skala ukur yakni
keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada titik yang lain
karena dipengaruhi oleh faktor pribadi dan lingkungan.
Pada skala ini, sewaktu-waktu seseorang bisa berada dalam keadaan
sehat, namun di lain waktu bisa bergeser keadaan sakit. Menurut Neuman
(1990),adalah sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejateraan klien
pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentan dan kondisi sejahtera yang
optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang
menandakan habisnya energi total.

Sejahtera Sehat Sehat Setengah Sakit Sakit Kronis Mati


sekali normal sakit

Gambar : Skala Sehat-Sakit


Dengan model ini diharapkan perawat dapat menentukan pada tingkat
mana kesehatan klien berada sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Hanya saja
dengan model ini perawat biasanya sulit menentukan tingkat kesehatan klien
sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang ini.

4) Lingkungan
Lingkungan adalah unsur keempat dalam paradigma, lingkungan
diartikan agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Secara umum, lingkungan
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Lingkungan fisik yaitu lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar
manusia. Lingkungan fisik ini meliputi banyak hal seperti cuaca, musim,
keadaan geografis, struktur geologis, dan lain-lain.
b. Lingkungan non-fisik, yaitu lingkungan yang muncul akibat adanya
interaksi antarmanusia. Lingkungan non-fisik ini meliputi sosial-budaya,
norma, nilai, adat istiadat, dan lain-lain.
Untuk memahami hubungan lingkungan dngan kesehatan, dapat
digunakan model segitiga yang menjelaskan hubungan antara agens, hospes,
dan lingkungan Seperti terlihat pada Gambar berikut.

HospesAgens Menderita penyakit karena daya


Lingkungan tahan hospes berkurang

HospesAgens Menderita penyakit karena


kemampuan bibit penyakit
Lingkungan meningkat

HospesAgens Menderita penyakit karena


lingkungan berubah lebih
Lingkungan mendukung agens

HospesAgens Sehat jika tuas hospes berada


dalam keseimbangan dengan
Lingkungan tuas agens

Gambar :Hubungan Agens, Hospes, dan Lingkungan


Agens merupakan faktor yang dapat menyebabkan penyakit, seperti
faktor biologis, kimiawi, mekanis, dan psikologis. Penjamu (hospes) adalah
semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya penyakit serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain,
status perkawinan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin,
keturunan, pekerjaan, kebiasaan hidup dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai