Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

KONSEP FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Oleh:
Ulfian Dwi Priaangga
Nim 2011029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA 2020
A. LATAR BELAKANG FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah keperawatan merupakan keyakinan tentang keperawatan yang mengkaji tentang
penyebab-penyebab dan hukum-hukum yang mendasari suatu fenomena-fenomena
keperawatan yang terjadi dan adanya keingintahuan tentang fenomena-fenomena tersebut.
Dari falsafah tersebut, berbagai cara pandang atau paradigma pun bermunculan dimana
manusia, lingkungan dan kesehatan serta keperawatan menjadi fokus kajian yang dipandang
dari berbagai konsep. Konsep-konsep tersebut kemudian diuraikan dan dijelaskan secara
lebih rinci dan dituangkan dalam suatu model konseptual. Sehingga, dari model tersebut
dapat didefenisikan secara operasional tiap-tiap konsep terhadap fenomena-fenomena.
Konsep-konsep tersebut dijelaskan melalui hubungan sebab akibat. Hubungan antara
beberapa konsep akan akan menghasilkan suatu teori yang merupakan kesimpulan dari
hubungan hubungan beberapa konsep-konsep tadi.
Filosofi keperawatan dimulai oleh Florence Nightigale yang mengemukakan 4
komponen, yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Dari filosofi tersebut
muncullah beberapa tokoh-tokoh yang memiliki cara pandang tentang keperawatan. Berbagai
cara pandang ini melahirkan konsep dan teori tentang keperawatan. Kemudian dari berbagai
konsep dan teori ini mulai diderivasi oleh beberapa peneliti di bidang keperawatan, sehingga
melahirkan sudut pandang baru tentang keperawatan.
Marchuk, A (2014) mengemukakan bahwa falsafah keperawatan menekankan pada seni
dalam menyampaikan ilmu keperawatan dengan kasih sayang dan mendahulukan martabat
manusia. Menurut Marchuk, Filosofi ini didasarkan pada konsep paradigma keperawatan
yang menyoroti pentingnya memberikan asuhan keperawatan holistik untuk pasien dan
keluarga mereka. Kemudian Marchuk menghubungkan filosofinya dengan teori Kenyamanan
menurut Kolcaba, karena menurut Marchuk teori –teori diluar keperawatan bisa digunkan,
tetapi harus mampu menunjukkan hubungan yang kuat dengan praktik keperawatan. Seperti
yang dikemukakan oleh Fawcett (1985) bahwa setiap teori yang dipinjam dari disiplin lain
harus ditempatkan dalam konteks keperawatan yang menghubungkan dengan model
konseptual keperawatan yang logis, dan kemudian disebut dengan teori Synactive. Teori
Synactive adalah kumpulan teori berasal dari berbagai bidang dan merupakan dasar untuk
model konseptual perkembangan keperawatan (Marchuk, A, 2014).
King’s (1981 dalam Shanta, L & Connolly, M, 2013) menetapkan bahwa profesi
keperawatan sebagai suatu konsep tentang perawatan diri mereka sendiri, pasien, dan kolega
serta kemampuan untuk bernegosiasi dalam lingkungan perawatan kesehatan. Setiap tingkat
dalam sistem menuntut yang berbeda dari keterampilan yang saling terkait dan membangun
satu sama lain. interaksi yang rumit ini, seperti dijelaskan di sini, menunjuk pada perlunya
pengembangan kompetensi untuk berinteraksi dalam sistem. EI (Emotional Intelligence)
menyajikan keterampilan yang tampaknya akan meningkatkan kemampuan perawat untuk
menavigasi sistem ini. Perawat harus terus menemukan cara untuk mengembangkan
keterampilan yang diperlukan untuk menanggapi rekomendasi yang mendalam dari para
pemimpin dalam perawatan kesehatan. Penelitian tentang EI (Emotional Intelligence)
merupakan penelitian yang menyajikan kesempatan bagi keperawatan untuk mengeksplorasi
nilai dalam meningkatkan berbagai praktik keperawatan, dari interaksi dan efektivitas
perawat dengan memenuhi kebutuhan pasien untuk membangun posisi dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan. Melalui landasan EI (Emotional Intelligence), perawat di semua
tingkat sistem perawatan kesehatan dapat memimpin dan mengerahkan maksimal dalam
memengaruhi pada desain ulang penting yang merupakan pusat untuk memenuhi
rekomendasi (Shanta, L & Connolly, M, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Risjord mengatakan bahwa perawat sering kebingungan
ketika ditemukannya kesenjangan antara teori dan praktek. Hal ini diakibatkan karena
sulitnya memahami teori-teori yang ada, yang berdampak sulitnya mengaplikasikan dalam
praktik (Blasckwell, W, 2010). Tetapi secara tersirat dalam sebuah penelitian keperawatan
terapan merupakan suatu pedoman dalam praktek (Guest Editorial, 2012).
Theofanidis & Fountouki (2008) mengemukakan bahwa terjadi ambiguitas terhadap
tingkat menganalisa teori keperawatan. Artinya teori yang ada masih harus dievaluasi lebih
lanjut. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam mengevaluasi teori yang ada, yaitu secara
kritik internal dan kritis eksternal. Kritik internal diidentifikasi melalui empat kriteria yang
memeriksa konstruksi internal teori, yaitu: kejelasan, elaborasi logis, konsistensi, dan tingkat
signifikan evolusi teori ini. Kritik eksternal berkaitan dengan aspek eksternal dari teori
berkaitan dengan dunia nyata yang berasal dari manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Kritik eksternal terdiri dari enam kriteria, yaitu: kecukupan, kegunaan,
signifikansi, perbedaan, ruang lingkup dan kesederhanaan dari teori tersebut. Kesenjangan
yang terjadi antara teori dan praktek ini juga menghambat perkembangan pengetahuan
keperawatan, karena untuk menemukan identitas penegtahuan sangat penting untuk
mengidentifikais dan mengatasi apa yang menghambat suatu kemajuan (Anonymous, 2010).
Pada penelitian Reed, Fitzgerald, dan Bish (2016) melihat pencampuran metodologi,
toeri keperawatan, dan desain penelitian untuk menemukan model praktek advokasi
keperawatan di deaerah pedalaman. Dengan menggabungkan unsur-unsur filosofi dan teori
dalam menuntun sebuah desain dalam situasi etis dapat digunakan untuk memandu praktik
keperawatan yang berkualitas. Menggabungkan filosofi dan teori keperawatan dalam metode
desain penelitian akan meningkatkan hasil penelitian yang dapat menghasilkan sebuah model
keperawatan.

B. PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang kita yg mendasar, melihat,
memberi, memikiran, menyikapi dan memilih tindakan terhadap kejadian kita yang ada
dalam keperawatan. Di mana keperawatan selalu berpandangan bahwa manusia dan
kemanusiaan merupakan titik tengah dalam pembangunan untuk menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan dalam UUD 1945.
Perawat sangat perlu untuk mengetahui tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi
serta tanggungjawab. Karena perawat merupakan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama yaitu 1x24 jam dengan klien. Selain itu, perawat harus
mengetahui paradigma keperawatan, agar perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan
secara optimal dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien secara tepat. Perawat
juga harus berperan secara holistik, yaitu mampu memahami bio-psiko-sosial, spiritual, dan
kultural kepada klien.
Paradigma memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1. Menyikapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang melingkupi profesi keperawatan
sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik serta organisasi dalam profesi.
2.  Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan membantu
kita untuk memahami setiap kejadian ataupun fenomena yang terjadi pada sekitar kita.
Dalam keperawatan memiliki 4 komponen dalam paradigma keperawatan, yaitu :
1.  Konsep Manusia
Manusia merupakan makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual. Dimana manusia
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta manusia itu unik.
Manusia juga merupakan manusia homeostasis, dalam arti manusia itu selalu berusaha
mempertahankan keadaannya secara internal dan manusia itu selalu selalu berinteraksi
secara tetap dengan lingkungan sekitarnya
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem
terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh
Manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi fisik, psikologbis, biologis serta sosial
dan spiritualnya. Sehingga terjadinya perubahan pada manusia untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Manusia juga sebagai sistem adaptif, dimana manusia akan merespon terhadap
perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun maladaptif.
Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang
baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang
maladaptif .
Respon adaptif terjadi apabila manusia itu mempunyai mekanisme koping yang baik
menghadapi perubahan lingkungannya, akan tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang
maladaptif .
Baylon Maglaya pada 1974 mengungkapkan bawasannya, keluarga merupakan titik fokus
dalam pelayanan keperawatan karena keluarga adalah suatu kelompok yang dapat
menimbulkan, mencegah dan memperbaiki, mengabaikan masalah dalam kelompoknya
sendiri serta merupakan perantara yang efektif dalam melakukan upaya kesehatan.
Peran perawat terhadap klien adalah perawat harus berperan secara holistik yang
meliputi biologi, sosial, psikologi dan spiritualnya karena adanya keterbatasan pengetahuan,
kelemahan fisik dan mental dan kurangnya kemauan kemandirian pasien. Perawat juga
berperan dalam keluarga dimana perawat sebagai koordinator pelayanan kesehatan keluarga,
fasilitator pendidik dan penasihat keluarga dalam menghadapi masalah-masalah kesehatan.
Akan tetapi perawat juga harus memperhatikan berbagai sifat dan karakter keluarga itu
sendiri, karena keluarga mempunyai cara dan berbagai sikap dalam menghadapi masalah
kesehatan, pengambilan keputusan, cara penyampaian atau komunikasinya, dan gaya hidup
keluarga yang berbeda-beda.
Ada 9 para ahli yang mengungkapkan tentang konsep manusia dalam paradigma
keperawatan, yaitu :
1.  Menurut Betty Neuman (system model)
Menurut Betty Neuman, ada 5 variablen subsystem pada manusia :
a. Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manusi
b. Psikologis merupakan suatu proses mental dan emosional manusia
c. Sosio Kultural merupakan hubungan antara manusia, kultural yang mendasari dan
mempengaruhi aktivitas manusia.
d. Spiritual merupakan kepercayaan dari masing-masing klien
e. Perkembangan merupakan segala sesuatu proses yang berhubungan dengan perkembangan
manusia sepanjang sikllus kehidupannya.
2.   Menurut E Johnson (Behavioral Model)
Bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem biologis dan sistem behavior.
Pengobatan merupakan fokus untuk biologis sistem, sedangkan fokus keperawatan adalah
behavioral system (sistem perilaku).
3.   Menurut Dorothea Orem (Self Care Deficit Theory Of Nursing)
Manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan perkembangan dan
kemampuan perawatan diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan
dari fungsi biologi, simbolik dan sosial.
4.   Menurut Sister Calysta Roy
Roy berpendapat bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif,
manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input,
control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang
dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Manusia di definisikan sabagai sebuah sistem adaptif
dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi. Input pada manusia
sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan
lingkungan dalam diri individu itu sendiri.
5.   Menurut Imogene King
Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin tahu.
Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih dan
menetapkan tujuan, serta membuat keputusan. Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan
dasar, yaitu manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakan, manusia
membutuhkan pencegahan terhadap sakit, dan manusia membutuhkan perawatan saat ia
mengalami sakit
6.       Menurut Imogene King
manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin tahu. Manusia memiliki
kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih dan menetapkan tujuan, serta
membuat keputusan. Manusia mempunyai 3 kebutuhan dasar yaitu, manusia membutuhkan
informasi kesehatan yang dapat digunakannya, manusia membutuhkan pencegahan terhadap
sakit,manusiaa membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit.
7.       Menurut MarthaE Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki pemkiran yang berbeda-beda.
Proses kehidupan manusia yng dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, dimana
keduanya saling di pengaruhi dan mempengaruhi sebagai sistem terbuka.
8.       Menurut Paterson and Zdeard
Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam jarak dan
waktu. Dalam dunia keperawatan, bawasannya manusia memelukan informasi. Manusia juga
memerlukan pilihan individu dan
Konsep Keperawatan
Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperwatanyang disepakati
sebagai bentuk pelayanan professional yang merupakan kajian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan bio-psiko-sosial-
kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kedada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan manusia.
Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangya kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utaa dalam
upaya mengadakan perbaikan system pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap
orang mencapai hidup sehat dan produktif.
3. Kosep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan
kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis,
dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal
adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan
antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah
rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk
mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat
dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit
berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita
bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status
kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area)

C. SISTEM PENELITIAN
Kajian ini dilakukan dengan metode analisis, dimana kajian ini dibuat dengan
manganalisis berbagai kajian bebas, pendapat para ahli, teori, dan berbagai sumber jurnal
yang berhubungan dengan proses keperawatan. Kajian ini dilakukan dengan kajian bebas
yang bersifat ilmiah berdasarkan perbandingan antara satu artikel dengan artikel lainnya yang
kemudian perbandingannya itu ditulis secara beraturan dalam hasil dari kajian.

D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui falsafah paradigma keperawatan

E. PEMBAHASAN
Falsafah adalah pengetahuan yang menguraikan logika, etika, estetika, metafisika, dan
epistemologi Falsafah juga merupakan kajian tentang penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih bedasarkan
pada alasan logis daripada metoda empiris. Tujuan dari adanya falsafah adalah untuk
menyajikan suatu gambaran pengetahuan ilmiah yang diformalisasikan, termasuk didalamnya
adalah suatu aplikasi prinsip logis untuk mempertanyakan tentang gambaran ilmiah . Dengan
memeriksa hubungan-hubungan ini, landasan pengetahuan ditujukan untuk menghasilkan
kebutuhan logis yang sestemik untuk semua pengetahuan ilmiah. Falsafah keilmuan harus
menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian
menghasilkan pengetahuan tentang alam semesta
F. KELEBIHAN
akan sangat membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia
kepada kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian
kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya
atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
G. KEKURANGAN
Terjadi ambiguitas terhadap tingkat menganalisa teori keperawatan. Artinya teori
yang ada masih harus dievaluasi lebih lanjut. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam
mengevaluasi teori yang ada, yaitu secara kritik internal dan kritis eksternal. Kritik internal
diidentifikasi melalui empat kriteria yang memeriksa konstruksi internal teori, yaitu:
kejelasan, elaborasi logis, konsistensi, dan tingkat signifikan evolusi teori ini. Kritik eksternal
berkaitan dengan aspek eksternal dari teori berkaitan dengan dunia nyata yang berasal dari
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

H. KESIMPULAN
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan
berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan
klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan
memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai
perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam
memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan
secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti.Apriyani Puji.2015.Falsafah Paradigma Keperawataan.Malang


Marchuk, A. (2014). A personal nursing philosophy in practice. Journal of Neonatal Nursing.
20, 266-273.

Shanta, L & Connolly, M. (2013). Using King’s interacting systems theory to link emotional
intelligence and nursing practice. J Prof Nurs, 29, 174-180.

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2018/02/analisis-hubungan-falsafah-dan.html

http://wahyunur20.blogspot.com/2016/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai